EFEKTIFITAS
EKSTRAK DAUN KIRINYUH(EUPATARIUM ODORATUM)
SEBAGAI ANTI RAYAP
Oleh:
Nasrullah
ABSTRAK
Rayap adalah suatu hama yang merupakan serangga pemakan bahan-bahan
yang mengandung selulosa dan banyak terdapat didaerah istimewa aceh sepertu
juga di daerah yang beriklim sama. Dari segi ekonomi mendapat perhatian yang
sangat serius, karena kerusakan-kerusakan yang ditimbulkan oleh rayap
mengakibatkan kerugian besar, diberbagai tempat menjadi masalah bagi penduduk,
karna dapat merusak kayu dan kertas-kertas dan bahkan merusak alat-alat
pertanian, dan bahkan juga menjadi hama untuk beberapa jenis tumbuhan tertentu
seperti karet, debu dan kelapa sawit, dan juga dapat menimbulkan infeksi kulit
yang ringan seperti gatal-gatal. Penelitian ini menggunakan rancangan
eksperimen ekstrak daun kirinyuh (Eupotarium odoratum) sebagai anti rayap kayu
kering (crytotemes sp.) dengan dosis 10 mg, 20 mg, 30 mg dan control. Dengan
waktu uji selama 72 jam dan tiap-tiap 6 jam sekali dilakukan perhitungan dengan
jumlah sampel untuk tiap-tiap dosis 10 mg rayap kayu kering. Penelitian ini
dilakukan pada tanggal 3-11 juli 2014 di desa Lheu Blang Kecamatan Darul Imarah
Aceh Besar. Cara pengolahan data di analisir varian (anova) satu arah,
dilanjutkan dengan uji SPSS. Hasil penelitian ini menunjukkan untuk dosis 10 mg
rata-rata 2 rayap kayu kering yang mati untuk dosis 20 mg rata-rata 4 rayap
kayu kering yang mati, untuk dosis 30 mg rata-rata 8 rayap yang mati. Jadi
hasil penelitian ini menunjukkan semakin tinggi dosis daun kirinyuh, semakin
banyak terjadi kematian pada rayap kayu kering, berdasarkan uji LSD dosis yang
paling efektif dalam membunuh rayap adalah 30 mg ekstrak daun kirinyuh. Dengan
demikian penggunaan efektifitas ekstrak daun kirinyuh (Eupatorium odoratum)
sebagai anti rayap dengan berbagai dosis, dapat mempengaruhi tingkat kematian
rayap. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan informasi untuk
memanfaatkan ekstrak daun kirinyuh atau sebagai insektisida nabati.
Kata kunci: Ekstrak Daun Kirinyuh, Anti Rayap
PENDAHULUAN
Kesehatan lingkungan diselenggarakan untuk mewujudkan kesehatan
masyarakat yang optimal dengan upaya antara lain adalah melalui peningkatan
sanitasi lingkungan baik pada lingkungan maupun terhadap bentuk subtantif
berupa fisik, kimia, biologi, kualitas lingkungan yang sehat yaitu keadaan lingkungan yang bebas
resiko-resiko yang dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan hidup manusia.
Agar tujuan pembangunan khususnya bidang kesehatan dapat tercapai maka harus
selalu menjaga keseimbangan antara kemajuan bidang teknologi dengan kondisi
kesehatan lingkungan pada tingkat yang tidak akan memberikan pengaruh yang
tidak merugikan bagi kesehatan.[1] (
Azwar, 1996 ).
Pada saat ini khususnya di Indonesia tidak pernah luput dari
permasalahan vektor karena vektor itu adalah anthropoda yang dapat menimbulkan
dan menularkan suatu Infectious agent dari sumber Infeksi kepada induk semang
yang rentan. Bagi dunia kesehatan masyarakat, binatang yang termasuk kelompok
vektor yang dapat merugikan kehidupan manusia karena disamping mengganggu
secara langsung juga sebagai perantara penularan penyakit.Salah satu
pengendalain vektor yang harus di perhatikan adalah binatang rayap, Karena
rayap itu merupakan serangga yang sudah akrab dengan kehidupan manusia. Namun,
rayap selalu diindentikkan dengan hama perusak bangunan, perumahan, arsip,
buku, tanaman, dan sebagainya. Padahal, pada awalnya rayap merupakan serangga
yang berperan sebagai pembersih sampah alam. Namun, setelah terganggunya
habitat rayap, untuk menjaga kelangsungan hidupnya mereka mulai masuk
kepemukiman manusia guna mencari sumber makanan. Kerugian akibat serangga rayap
perusak di Indonesia bisa mencapai 224-238 miliyar rupiah pertahun.
Keadaan tersebut menimbulkan ide peneliti untuk mencari dan
menemukan jenis insektisida alternatif yang aman bagi organisme bukan sasaran
dan tidak merusak lingkungan. Salah satu yang dianggap mempunyai potensi untuk
dikembangkan sebagai insektisida adalah tumbuhan kirinyuh (Eupatorium
odoratum). Tumbuhan Kirinyuh (Eupatorium
odoratum) mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, tannin, dan seskuiterpen
yang bersifat insektisidal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efektifitas insektisidal ekstrak etanol
daun kirinyuh terhadap rayap dan nilai LC50-24 jam. E. odoratum berasal dari
Amerika Selatan, di Indonesia tumbuh dengan baik pada ketinggian 200- 1800 m.
Secara ekologi, kirinyuh dianggap sebagai tumbuhan pengganggu. Di tanah yang
tidak subur sering tumbuh banyak sekali [2](Grainge
& Ahmed, 1988). Tumbuhan ini merupakan perdu yang tumbuh tegak dan
bercabang banyak. Tinggi tumbuhan E. odoratum 2-6m. Diameter batang E.odoratum
sekitar 2 cm (Heyne, 1987). Daun tunggal, berhadapan, bulat telur, tepi
bergerigi,ujung dan pangkal runcing, permukaan berbulu halus pertulangan
menyirip, berwarna hijau muda dengan panjang 4-5cm dan lebar 1-1,5cm, serta
bertangkai pendek. Bunga majemuk, malai,tumbuh di ujung batang, kelopak bentuk
lonceng dan mahkota bunga berbentuk jarum. Buah kecil, berbulu coklat kehitaman
dengan biji berbentuk jarum, kecil dan berwarna hitam (Departemen Kesehatan,
2006). Selama ini, tanaman kirinyuh, belum dimanfaatkan secara optimal sebagai
bahan pengendali biologi.
METODELOGI
PENELITIAN
JenisPenelitianinimerupakanrancanganeksperimenyaituekstrakdaunkirinyuh( eupatoriumodoratum ) sebagai anti rayap.Populasi yang
diambiladalahrayapkayukering(Crytotemessp)
denganciri-ciridansumber yang sama denganSampelpenelitiansebanyak 120 ekor
rayap. Dengan prosedur penelitiannya adalah sebagai berikut :
a.
Alat
-
Blender
penghancur : 1
Buah
-
Saringan :
1 Buah
-
Pisau :
1 Buah
-
Sprayer :
1 Buah
-
Kontrap :
1Buah
-
Stop wacth :
1 Buah
-
Kurunganrayap :
4 Buah
-
Piring :
4 Buah
-
Alat tulis :
1 Buah
-
Timbangan :
1 Buah
-
Formulir : 1 Eks
-
Counter :
1 Buah
b.
Bahan
-
Daunkirinyuh (Eupatorium odoratum)
-
Rayapkayukering
(crytotemes sp.)120 ekor
-
Kayu keringsebanyak 3 kg
c.
Kurunganrayap
yang digunakanadalahtoplesyang bulat dengan ukuran 2,5 kg.
d.
Cara PembuatanEkstrakDaunKirinyuh
(Eupatorium odoratum)
·
Daunkirinyuh (Eupatorium odoratum)
dibersihkandarikotoran yang ikutanataumelekatdandipisahkandaribatang.
·
Kemudiandikeringkan
agar
senyawametabolitsekundernyatidakrusakkarenaterdedaholehsinarmataharilangsungselama
7 hari.
·
Tumbuhan yang
sudahkeringkemudiandihaluskandengan air memakai blender penghalus
·
Ambil sprayer
lalumasukanekstrakdaunkirinyuhdandilakukanpengujian. Padatiap ml
tersebutmasing-masingdilakukan 3 kali pengujian.
e.
TahapEksperimen
1)
Persiapkanalatdanbahanseperti
yang telahdiuraikandiatas :
-
Alat : Blender
pengancur, saringan, pisau, sprayer, kontrap, kurunganrayap, stop watch,
counter, formulir, timbangan, alattulis, piring, beaker glass ukuran 500.
-
Bahan :
Daunkirinyuh (Eupatorium odoratum),
rayapkayumerantikering, air
2)
Masukkanekstrakdaunkirinyuh
(Eupatorium odoratum) kedalam sprayer
dengandosis yang telahditentukan.
-
Untuk sprayer
(1) dosisnya 10 mg
-
Untuk sprayer
(2) dosisnya 20 mg
-
Untuk sprayer
(3) dosisnya 30 mg
3)
Tangkaprayapdenganmenggunakankontrap,
kemudianmasukkankedalamkurunganrayap yang sudahdibuat, masing- masingkurungan
10 ekorrayap.
4)
Semprotekstradaunkirinyuh
(Eupatorium odoratum)
padakayukeringpercobaan 1, 2, 3.
5)
Kurungan 4
sebagai control disemprotdengan air biasa.
6)
Diamatidancatathasilnya
6 jam sekalisampai 72 jam dandihitungberapabanyakrayap yang
menghindarterhadappengujiantersebut.
7)
Dilakukanpengulangansebanyak
3 kali dengan proses dancarakerja yang
samadandicatathasilnyadenganmenghitunganjumlahrayap yang menghindarisampeltersebut.
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil
penelitian untuk mengetahui Efektifitas ekstrak Daun Kirinyuh (Eupotarium odoratum) Sebagai Anti Rayap
dengan sampel 120 ekor rayap kayu kering (Crytotemes
sp) pada pemberian dosis ekstrak daun kirinyuh dengan dosis 10 mg, 20 mg dan 30 mgdiperoleh
hasil sebagai berikut :
TABEL
1
JUMLAH
RATA-RATA RAYAP KAYU KERING (CRYTOTEMES
SP) YANG MENGHINDAR PADA DOSIS 10 MG, 20 MG, 30 MG EKSTRAK DAUN KIRINYUH (EUPATORIUM ODORATUM) DARI KETIGA PENGULANGAN
Percobaan
|
Kontrol
|
EkstrakDaunKirinyuh
|
Jumlah
|
||
|
10 mg
|
20 mg
|
30 mg
|
||
Pertama
|
0
|
1
|
4
|
6
|
11
|
Kedua
|
0
|
2
|
4
|
7
|
13
|
Ketiga
|
0
|
3
|
5
|
9
|
17
|
Jumlah
|
0
|
6
|
13
|
22
|
41
|
Rata-rata
|
0
|
2
|
4
|
7
|
14
|
Selisih
|
0
|
4
|
8
|
19
|
27
|
Pada pengulangan pertama, kedua, ketiga dosis 10 mg di dapatkan
jumlah rayap yang menghindar sebanyak 1,2 dan 3 rayap kayu kering yang anti
dengan total jumlah 6 rayap kayu kering (Crytotemes
sp). Kemudian jumlah di bagi tiga ( 6 : 3 ) untuk mendapatkan hasil
rata-rata. Dan setelah didapatkan hasil rata-rata yang berjumlah 2, kemudian
nilai jumlah dikurangi nilai rata-rata ( 6-2 ) untuk mendapatkan nilai selisih
yaitu 4.
Pada pengulangan pertama, kedua, ketiga dosis 20 mg didapatkan
jumlah rayap kayu kering (Crytotemes sp)
yang anti sebanyak 4,4 dan 5 rayap kayu kering yang mati dengan total jumlah 13
rayap kayu kering. Kemudian jumlah dibagi tiga (13:3) untuk mendapatkan hasil
rata-rata yang berjumlah 4,3, kemudian nilai jumlah dikurangi nilai rata-rata
(13,4-3), untuk mendapatkan hasil nilai selisih yaitu 10,4
Pada pengulangan pertama, kedua, ketiga pada dosis 30 mg didapatkan
jumlah rayap kayu kering (Crytotemes sp)
yang anti sebanyak 6,7 dan 9 rayap tanah yang anti dengan total jumlah 22 rayap
kayu kering, kemudian jumlah dibagi tiga (22:3) untuk mendapatkan hasil
rata-rata. Dan setelah didapatkan hasil rata-rata yang berjumlah 7,3, kemudian
nilai jumlah dikurangi nilai rata-rata (22-7,3) untuk mendapatkan nilai selisih
yaitu 14,7.
Oleh sebab itu dilakukan uji LSD untuk membuktikan ada atau
tidaknya hubungan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2 yaitu untuk
melihat hasil uji LSD.
TABEL
2
JUMLAH RAYAP
KAYU KERING (CRYTOTEMES SP) YANG
MENGHINDAR PADA DOSIS 10 MG, 20 MG, 30 MG EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN KIRINYUH
SEBAGAI ANTI RAYAP BERDASARKAN TABEL LSD
Perlakuan
|
Mean
|
Kontrol
|
EkstrakDaunKirinyuh
(Eupatorium odoratum)
|
|||
0 mg
|
10 mg
|
20 mg
|
30 mg
|
|||
Mean
|
0
|
0
|
2
|
4,3
|
7,3
|
|
Kontrol
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
|
EkstrakDaunKirinyuh
(Eupatorium odoratum)
|
10 mg
|
2
|
0
|
0
|
2,3
|
5,3
|
20 mg
|
4,3
|
0
|
2,3
|
0
|
3
|
|
30 mg
|
7,3
|
0
|
5,3
|
3
|
0
|
Apabila didapatkan nilai mean lebih dari pada nilai LSD maka ada
pengaruh Efektifitas Ekstrak Daun Kirinyuh Sebagai Anti Rayap. Jumlah
rata-rata rayap kayu kering (Crytotemes sp) yang menghindar pada
dosis 10 mg rata-rata 2, dosis 20 mg rata-rata 4,3 dan dosis 30 mg rata-rata
7,3.
Dari hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
efektifitas ekstrak daun kirinyuh(Eupotarium
odoratum) sebagai anti rayap memberi
pengaruh pengusiran rayap kayu kering (Crytotemes
sp) dengan dosis 10 mg yaitu rata-rata rayap yang anti terhadap
penyemprotan sebanyak 2 ekor rayap dilakukan 3 kali pengulangan.Sedangkan
efektifitas ekstrak daun kirinyuh (Eupotarium
odoratum)sebagai anti rayap dengan dosis 20 mg memberikan pengaruh yang lebih
banyak lagi terhadap pengusiran rayap kayu kering (Crytotemes sp). Kemudian dilakukan lagi penelitian dengan
menggunakan dosis 30 mg untuk membuktikan keefektifan ekstrak daun kirinyuh
sebagai anti rayap tersebut dan mendapat hasil yang efektif dari dosis 10 mg
dan 20 mg, dengan rata rayap yang anti terhadap penyemprotan ekstrak daun
kirinyuh sebanyak 7 ekor rayap.
Dari hasil uji anova didapatkan hasil yang berbeda secara
keseluruhan pada masing-masing perlakuan ini menunjukkan bahwa ada pengaruh
dosis ekstrak daun kirinyuh (Eupatorium
odoratum) sebagai anti rayap. Adapun jumlah yang paling banyak terjadi
rayap kayu kering (Crytotemes sp)
yaitu pada dosis 30 mg ekstrak daun kirinyuh (Eupatorium odoratum), tetapi yang paling efektif terjadi kepergian
rayap kayu kering pada dosis 30 mg ekstrak daun kirinyuh (Eupatorium odoratum). Berarti ada pengaruh ekstrak daun kirinyuh (Eupatorium odoratum) sebagai anti
rayap.
Sedangkan jumlah yang paling banyak atau yang paling efektif
terjadi kepergian rayap kayu kering atau yang paling efektif yaitu dengan
menggunakan ekstrak daun kirinyuh (Eupatorium
odoratum) terjadi pada dosis 30 mg yang berjumlah 22 ekor rayap dengan
waktu 6 jam pada tiga kali pengulangan. Pada dosis 30 mg sudah efektif untuk
mengusir rayap kayu kering (Crytotemes sp)
apabila kalau dosisnnya lebih tinggi tentu akan jauh lebih efektif rayap
menghindar
Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis
ekstrak daun kirinyuh (Eupatorium
odoratum) maka semakin banyak rayap kayu kering (Crytotemes sp) menghindar dari umpan. Anti rayap ini membuktikan
bahwa zat yang terkandung dalam daun kirinyuh (Eupatorium odoratum)sangat efektif terhadap anti rayap kayu kering
(Crytotemes sp) karena dau kirinyuh
mengandung senyawa kandungan dari daun kirinyuh terutama Fenol, Alkoloid, Triterpenoid, Tanin, Flavonoid, (eupatorium), Limonen,
dan sesquiterpen. Semua zat ini
sangat berpengaruh sebagai anti rayap.
TABEL 3
TABEL UJI ANOVA
SATU ARAH
Sumber
|
JK
|
Db
|
M.K
|
FO
|
Ftabel
|
|
Kelompok
(K)
|
89
|
(4-1) = 3
|
29,6
|
29
|
P. value
0,01
|
P. Value 0,05
|
Dalam (d)
|
8
|
(12-4) = 8
|
1
|
|
7,59
|
3,86
|
Total
|
97
|
(12-1)=11
|
-
|
|
|
|
Berdasarkan pembahasan 3 lawan 8 digunakan untuk melihat Ft
yaitu kolom ke 3 baris ke 8 ternyata Ft 1 % = 7,59 dan Fo = 29
dengan demikian Fo lebih besar dari pada Ho tidak ditolak berarti ada hubungan
efektifitas ekstrak daun kirinyuh sebagai anti rayap.
Dari hasil uji anova didapatkan hasil berbeda secara keseluruhan,
antara control dengan perlakuan ini menunjukkan bahwa ada pengaruh dosis
efektifitas ekstrak daun kirinyuh sebagai anti rayap.Adapun dosis yang paling
besar menimbulkan kematian rayap kayu kering (Crytotemes sp) yaitu pada dosis 30 mg ekstrak daun kirinyuh. Dari
hasil penelitian ini menunjukan bahwa semakin banyak terjadinya kepergian rayap
kayu kering (Crytotemes sp). Walaupun
dalam kenyataan zat tersebut tersebut tidak dapat langsung mengusir. Namun
setelah dilakukan penaburan ekstrak daun kirinyuh (Eupatorium odoratum) dan ekstrak ini menjadikan rayap kayu kering
(Crytotemes sp) menjadi lemah dan
menghindar.
Penelitian ini juga terinspirasi dari ilmuan Heyne, 1987 yang
menemukan ataupun membuat penelitian tentang Efektifitas serbuk tumbuhan kirinyuh (Eupatorium
odoratum) sebagai anti rayap. Sedangkan penelitian yang saya lakukan yaitu
membedakan dosis untuk ekstrak daun kirinyuh ( Eupatorium odoratum) sebagai anti rayap.
Penelitian ini bisa menjadi bacaan yang berguna serta dapat
mengembangkan botani sehingga pencemaran lingkungan dapat dikurangi dan
menambah wawasan dan pengetahuan tentang bahan-bahan alami yang dapat digunakan
untuk membunuh rayap kayu kering (Crytotemes
sp) dari pada menggunakan insektisida buatan yang bisa mengganggu kesehatan
manusia.
Masyarakat juga bisa mengurangi rayap kayu kering (Crytotemes sp) dengan cara menjaga
lingkungan rumah tetap bersih dan juga menghindari tumpukan kayu agar rayap
kayu kering (Crytotemes sp) tidak
berkembangbiak. Dan juga masyarakat dapat memanfaatkan botani alami seperti
daun kirinyuh ini, sehingga sangat membantu masyarakat dalam menjaga pertanian
maupun perumahan.
KESIMPULAN
1.
Ada
pengaruhDaunKirinyuh (Eupatorium odoratum)
dengancarapenyemprotansebagai anti rayapkayukering (crytotemes sp.) dengan dosis 10 mg rata-ratanya yang mati sebanyak
2 ekor rayap kayu kering (crytotemes sp.).
2.
Ada
pengaruhDaunKirinyuh (Eupatorium odoratum)
dengancarapenyemprotansebagai anti rayapkayukering (crytotemes sp.) dengan dosis 20 mg rata-ratanya yang mati sebanyak
4,3 ekor rayap kayu kering (crytotemes
sp.).
3.
Ada
pengaruhDaunKirinyuh (Eupatorium odoratum)
dengancarapenyemprotansebagai anti rayapkayukering (crytotemes sp.) dengan dosis 30 mg rata-ratanya yang mati sebanyak
7,3 ekor rayap kayu kering (crytotemes
sp.). Maka Ekstrak daun kirinyuh (Eupatorium
odoratum) yang efektif untuk kematian rap kayu kering (crytotemes sp.) adalah pada dosis 30 mg ini. Dan dari hasil penelitian yang telah saya
lakukan ternyata Ekstrak Daun Kirinyuh (Eupatorium odoratum) lebih identik atau dominan terhadap kematian rayap bukan anti rayap.
SARAN
1.
Diharapkan
kepada masyarakat agar mau memanfaatkan insektisida alami ( ekstrak daun
kirinyuh ) sebagai pembunuh rayap kayu kering (crytotemessp), karena insektidida ini ramah bagi lingkungan dan
tidak berefek bagi kesehatan manusia.
2.
Himbauankepadamasyarakatuntuklebih
memilih insektisida alami dari pada insektisida buatan, seperti ekstrak daun
kirinyuh ini.
3.
Untukpenelitianselanjutnya
agar sipenelitidapatmenelitikembalimengenaiumurpadarayapkayukering (crytotemes sp.) yang
akandijadikansebagaibahaneksperimenselanjutnya.
UCAPAN
TERIMAKASIH
Disampaikan kepada semua pihak yang
telah membantu penulis sehingga terselesaikannya penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar,azrul,(1996); Ilmu
Kesehatan Masyarakat, Jakarta, Rineka Cipta Chandra, Budiman. (2007); Pengantar Kesehatan Lingkungan, Jakarta
Depkes RI, (2006); Eupatorium
Odoratum EG. (diakses
tanggal 12 Desember 2013)
Febriani, Novi, Rahayu Dwi, (2004); Efektifitas Insektisidal Ekstrak Etanol Daun Kirinyuh (Eupatorium
odoratum L.) Terhadap Wereng Coklat (Nilaparvata Lugens stal).http://www.scribd.com.pdf. (Diakses pada tanggal 16 Desember 2013)
Grainge, Ahmad, (2001); Tumbuhan
Bermaanfaat Daun Kirinyuh, Gramedia, Jakarta
Hadi, M. (2000); Uji Potensi
Ekstra Daun Eupatorium odoratum sebagai bahan
insektisida alternative : Toksisitas dan Efek Anti akan Terhadap larva
Heliothis Armigera Hubner. Jurnal sains dan matematika. Fakultas MIPA
UNDIP, Semarang
Hadi, M.(2008); Pembuatan Kertas Anti Rayap Ramah Lingkungan
dengan Pemanfaatkan Ekstrak Daun Kirinyuh (Eupatorium odoratum). Bioma,
UNIVERSITAS DIPONEGORO, Semarang.
Heyni, K, (1987); Tumbuhan Berguna Indonesia,
Jilid III Badan Penelitian dan Pengembangan, Dep.Hut, Jakarta
Kurniawan, (2005); PengertianKefektifitasan, http://www.efektifitas.com(Diaksespadatanggal 10 Januari 2014)
Nandika, (2003), Klasifikasirayap,>http://www.rayap.com.pdf< (Diaksespadatanggal
10 Januari 2014).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar