Rabu, 30 Desember 2015

Nasrullah: Jurnal Al-Mumtaz, Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2015, hal. 75-82

EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN KIRINYUH(EUPATARIUM ODORATUM) SEBAGAI ANTI RAYAP

Oleh:
Nasrullah

ABSTRAK
Rayap adalah suatu hama yang merupakan serangga pemakan bahan-bahan yang mengandung selulosa dan banyak terdapat didaerah istimewa aceh sepertu juga di daerah yang beriklim sama. Dari segi ekonomi mendapat perhatian yang sangat serius, karena kerusakan-kerusakan yang ditimbulkan oleh rayap mengakibatkan kerugian besar, diberbagai tempat menjadi masalah bagi penduduk, karna dapat merusak kayu dan kertas-kertas dan bahkan merusak alat-alat pertanian, dan bahkan juga menjadi hama untuk beberapa jenis tumbuhan tertentu seperti karet, debu dan kelapa sawit, dan juga dapat menimbulkan infeksi kulit yang ringan seperti gatal-gatal. Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen ekstrak daun kirinyuh (Eupotarium odoratum) sebagai anti rayap kayu kering (crytotemes sp.) dengan dosis 10 mg, 20 mg, 30 mg dan control. Dengan waktu uji selama 72 jam dan tiap-tiap 6 jam sekali dilakukan perhitungan dengan jumlah sampel untuk tiap-tiap dosis 10 mg rayap kayu kering. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 3-11 juli 2014 di desa Lheu Blang Kecamatan Darul Imarah Aceh Besar. Cara pengolahan data di analisir varian (anova) satu arah, dilanjutkan dengan uji SPSS. Hasil penelitian ini menunjukkan untuk dosis 10 mg rata-rata 2 rayap kayu kering yang mati untuk dosis 20 mg rata-rata 4 rayap kayu kering yang mati, untuk dosis 30 mg rata-rata 8 rayap yang mati. Jadi hasil penelitian ini menunjukkan semakin tinggi dosis daun kirinyuh, semakin banyak terjadi kematian pada rayap kayu kering, berdasarkan uji LSD dosis yang paling efektif dalam membunuh rayap adalah 30 mg ekstrak daun kirinyuh. Dengan demikian penggunaan efektifitas ekstrak daun kirinyuh (Eupatorium odoratum) sebagai anti rayap dengan berbagai dosis, dapat mempengaruhi tingkat kematian rayap. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan informasi untuk memanfaatkan ekstrak daun kirinyuh atau sebagai insektisida nabati.

Kata kunci: Ekstrak Daun Kirinyuh, Anti Rayap

PENDAHULUAN
Kesehatan lingkungan diselenggarakan untuk mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal dengan upaya antara lain adalah melalui peningkatan sanitasi lingkungan baik pada lingkungan maupun terhadap bentuk subtantif berupa fisik, kimia, biologi, kualitas lingkungan yang sehat  yaitu keadaan lingkungan yang bebas resiko-resiko yang dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan hidup manusia. Agar tujuan pembangunan khususnya bidang kesehatan dapat tercapai maka harus selalu menjaga keseimbangan antara kemajuan bidang teknologi dengan kondisi kesehatan lingkungan pada tingkat yang tidak akan memberikan pengaruh yang tidak merugikan bagi kesehatan.[1] ( Azwar, 1996 ).
Pada saat ini khususnya di Indonesia tidak pernah luput dari permasalahan vektor karena vektor itu adalah anthropoda yang dapat menimbulkan dan menularkan suatu Infectious agent dari sumber Infeksi kepada induk semang yang rentan. Bagi dunia kesehatan masyarakat, binatang yang termasuk kelompok vektor yang dapat merugikan kehidupan manusia karena disamping mengganggu secara langsung juga sebagai perantara penularan penyakit.Salah satu pengendalain vektor yang harus di perhatikan adalah binatang rayap, Karena rayap itu merupakan serangga yang sudah akrab dengan kehidupan manusia. Namun, rayap selalu diindentikkan dengan hama perusak bangunan, perumahan, arsip, buku, tanaman, dan sebagainya. Padahal, pada awalnya rayap merupakan serangga yang berperan sebagai pembersih sampah alam. Namun, setelah terganggunya habitat rayap, untuk menjaga kelangsungan hidupnya mereka mulai masuk kepemukiman manusia guna mencari sumber makanan. Kerugian akibat serangga rayap perusak di Indonesia bisa mencapai 224-238 miliyar rupiah pertahun.
Keadaan tersebut menimbulkan ide peneliti untuk mencari dan menemukan jenis insektisida alternatif yang aman bagi organisme bukan sasaran dan tidak merusak lingkungan. Salah satu yang dianggap mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai insektisida adalah tumbuhan kirinyuh (Eupatorium odoratum). Tumbuhan  Kirinyuh (Eupatorium odoratum) mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, tannin, dan seskuiterpen yang bersifat insektisidal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas  insektisidal ekstrak etanol daun kirinyuh terhadap rayap dan nilai LC50-24 jam. E. odoratum berasal dari Amerika Selatan, di Indonesia tumbuh dengan baik pada ketinggian 200- 1800 m. Secara ekologi, kirinyuh dianggap sebagai tumbuhan pengganggu. Di tanah yang tidak subur sering tumbuh banyak sekali [2](Grainge & Ahmed, 1988). Tumbuhan ini merupakan perdu yang tumbuh tegak dan bercabang banyak. Tinggi tumbuhan E. odoratum 2-6m. Diameter batang E.odoratum sekitar 2 cm (Heyne, 1987). Daun tunggal, berhadapan, bulat telur, tepi bergerigi,ujung dan pangkal runcing, permukaan berbulu halus pertulangan menyirip, berwarna hijau muda dengan panjang 4-5cm dan lebar 1-1,5cm, serta bertangkai pendek. Bunga majemuk, malai,tumbuh di ujung batang, kelopak bentuk lonceng dan mahkota bunga berbentuk jarum. Buah kecil, berbulu coklat kehitaman dengan biji berbentuk jarum, kecil dan berwarna hitam (Departemen Kesehatan, 2006). Selama ini, tanaman kirinyuh, belum dimanfaatkan secara optimal sebagai bahan pengendali biologi.

METODELOGI PENELITIAN
JenisPenelitianinimerupakanrancanganeksperimenyaituekstrakdaunkirinyuh( eupatoriumodoratum ) sebagai  anti rayap.Populasi yang diambiladalahrayapkayukering(Crytotemessp) denganciri-ciridansumber yang sama denganSampelpenelitiansebanyak 120 ekor rayap. Dengan prosedur penelitiannya adalah sebagai berikut :
a.         Alat
-     Blender penghancur                             : 1 Buah
-     Saringan                                               : 1 Buah
-     Pisau                                                    : 1 Buah
-     Sprayer                                                            : 1 Buah
-     Kontrap                                               : 1Buah
-     Stop wacth                                                       : 1 Buah
-     Kurunganrayap                                                : 4 Buah
-     Piring                                                               : 4 Buah
-     Alat tulis                                                          : 1 Buah
-     Timbangan                                                       : 1 Buah
-     Formulir                                                           : 1 Eks
-     Counter                                                            : 1 Buah
b.        Bahan
-     Daunkirinyuh (Eupatorium odoratum)
-     Rayapkayukering (crytotemes sp.)120 ekor
-     Kayu keringsebanyak 3 kg
c.         Kurunganrayap yang digunakanadalahtoplesyang bulat dengan ukuran 2,5 kg.
d.        Cara PembuatanEkstrakDaunKirinyuh (Eupatorium odoratum)
·           Daunkirinyuh (Eupatorium odoratum) dibersihkandarikotoran yang ikutanataumelekatdandipisahkandaribatang.
·           Kemudiandikeringkan agar senyawametabolitsekundernyatidakrusakkarenaterdedaholehsinarmataharilangsungselama 7 hari.
·           Tumbuhan yang sudahkeringkemudiandihaluskandengan air memakai blender penghalus
·           Ambil sprayer lalumasukanekstrakdaunkirinyuhdandilakukanpengujian. Padatiap ml tersebutmasing-masingdilakukan 3 kali pengujian.
e.         TahapEksperimen
1)        Persiapkanalatdanbahanseperti yang telahdiuraikandiatas :
-        Alat : Blender pengancur, saringan, pisau, sprayer, kontrap, kurunganrayap, stop watch, counter, formulir, timbangan, alattulis, piring, beaker glass ukuran 500.
-        Bahan : Daunkirinyuh (Eupatorium odoratum), rayapkayumerantikering, air
2)        Masukkanekstrakdaunkirinyuh (Eupatorium odoratum) kedalam sprayer dengandosis yang telahditentukan.
-        Untuk sprayer (1) dosisnya 10 mg
-        Untuk sprayer (2) dosisnya 20 mg
-        Untuk sprayer (3) dosisnya 30 mg
3)        Tangkaprayapdenganmenggunakankontrap, kemudianmasukkankedalamkurunganrayap yang sudahdibuat, masing- masingkurungan 10 ekorrayap.
4)        Semprotekstradaunkirinyuh (Eupatorium odoratum) padakayukeringpercobaan 1,  2, 3.
5)        Kurungan 4 sebagai control disemprotdengan air biasa.
6)        Diamatidancatathasilnya 6 jam sekalisampai 72 jam dandihitungberapabanyakrayap yang menghindarterhadappengujiantersebut.
7)        Dilakukanpengulangansebanyak 3 kali dengan proses dancarakerja yang samadandicatathasilnyadenganmenghitunganjumlahrayap yang menghindarisampeltersebut.

HASIL PENELITIAN
            Berdasarkan hasil penelitian untuk mengetahui Efektifitas ekstrak Daun Kirinyuh (Eupotarium odoratum) Sebagai Anti Rayap dengan sampel 120 ekor rayap kayu kering (Crytotemes sp) pada pemberian dosis ekstrak daun  kirinyuh dengan dosis 10 mg, 20 mg dan 30 mgdiperoleh hasil sebagai berikut :
TABEL 1
JUMLAH RATA-RATA RAYAP KAYU KERING (CRYTOTEMES SP) YANG MENGHINDAR PADA DOSIS 10 MG, 20 MG, 30 MG EKSTRAK DAUN KIRINYUH (EUPATORIUM ODORATUM) DARI KETIGA PENGULANGAN
Percobaan
Kontrol
EkstrakDaunKirinyuh
Jumlah

10 mg
20 mg
30 mg
Pertama
0
1
4
6
11
Kedua
0
2
4
7
13
Ketiga
0
3
5
9
17
Jumlah
0
6
13
22
41
Rata-rata
0
2
4
7
14
Selisih
0
4
8
19
27

Pada pengulangan pertama, kedua, ketiga dosis 10 mg di dapatkan jumlah rayap yang menghindar sebanyak 1,2 dan 3 rayap kayu kering yang anti dengan total jumlah 6 rayap kayu kering (Crytotemes sp). Kemudian jumlah di bagi tiga ( 6 : 3 ) untuk mendapatkan hasil rata-rata. Dan setelah didapatkan hasil rata-rata yang berjumlah 2, kemudian nilai jumlah dikurangi nilai rata-rata ( 6-2 ) untuk mendapatkan nilai selisih yaitu 4.
Pada pengulangan pertama, kedua, ketiga dosis 20 mg didapatkan jumlah rayap kayu kering (Crytotemes sp) yang anti sebanyak 4,4 dan 5 rayap kayu kering yang mati dengan total jumlah 13 rayap kayu kering. Kemudian jumlah dibagi tiga (13:3) untuk mendapatkan hasil rata-rata yang berjumlah 4,3, kemudian nilai jumlah dikurangi nilai rata-rata (13,4-3), untuk mendapatkan hasil nilai selisih yaitu 10,4
Pada pengulangan pertama, kedua, ketiga pada dosis 30 mg didapatkan jumlah rayap kayu kering (Crytotemes sp) yang anti sebanyak 6,7 dan 9 rayap tanah yang anti dengan total jumlah 22 rayap kayu kering, kemudian jumlah dibagi tiga (22:3) untuk mendapatkan hasil rata-rata. Dan setelah didapatkan hasil rata-rata yang berjumlah 7,3, kemudian nilai jumlah dikurangi nilai rata-rata (22-7,3) untuk mendapatkan nilai selisih yaitu 14,7.
Oleh sebab itu dilakukan uji LSD untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2 yaitu untuk melihat hasil uji LSD.

TABEL 2
JUMLAH RAYAP KAYU KERING (CRYTOTEMES SP) YANG MENGHINDAR PADA DOSIS 10 MG, 20 MG, 30 MG EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN KIRINYUH SEBAGAI ANTI RAYAP BERDASARKAN TABEL LSD
Perlakuan
Mean
Kontrol
EkstrakDaunKirinyuh (Eupatorium odoratum)
0 mg
10 mg
20 mg
30 mg
Mean
0
0
2
4,3
7,3
Kontrol
0
0
0
0
0
EkstrakDaunKirinyuh (Eupatorium odoratum)
10 mg
2
0
0
2,3
5,3
20 mg
4,3
0
2,3
0
3
30 mg
7,3
0
5,3
3
0

Apabila didapatkan nilai mean lebih dari pada nilai LSD maka ada pengaruh Efektifitas Ekstrak Daun Kirinyuh Sebagai Anti Rayap. Jumlah rata-rata  rayap kayu kering (Crytotemes sp) yang menghindar pada dosis 10 mg rata-rata 2, dosis 20 mg rata-rata 4,3 dan dosis 30 mg rata-rata 7,3.

PEMBAHASAN
Dari hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa efektifitas ekstrak daun kirinyuh(Eupotarium odoratum)  sebagai anti rayap memberi pengaruh pengusiran rayap kayu kering (Crytotemes sp) dengan dosis 10 mg yaitu rata-rata rayap yang anti terhadap penyemprotan sebanyak 2 ekor rayap dilakukan 3 kali pengulangan.Sedangkan efektifitas ekstrak daun kirinyuh (Eupotarium odoratum)sebagai anti rayap dengan dosis 20 mg memberikan pengaruh yang lebih banyak lagi terhadap pengusiran rayap kayu kering (Crytotemes sp). Kemudian dilakukan lagi penelitian dengan menggunakan dosis 30 mg untuk membuktikan keefektifan ekstrak daun kirinyuh sebagai anti rayap tersebut dan mendapat hasil yang efektif dari dosis 10 mg dan 20 mg, dengan rata rayap yang anti terhadap penyemprotan ekstrak daun kirinyuh sebanyak 7 ekor rayap.
Dari hasil uji anova didapatkan hasil yang berbeda secara keseluruhan pada masing-masing perlakuan ini menunjukkan bahwa ada pengaruh dosis ekstrak daun kirinyuh (Eupatorium odoratum) sebagai anti rayap. Adapun jumlah yang paling banyak terjadi rayap kayu kering (Crytotemes sp) yaitu pada dosis 30 mg ekstrak daun kirinyuh (Eupatorium odoratum), tetapi yang paling efektif terjadi kepergian rayap kayu kering pada dosis 30 mg ekstrak daun kirinyuh (Eupatorium odoratum). Berarti ada pengaruh ekstrak daun kirinyuh (Eupatorium odoratum) sebagai anti rayap.
Sedangkan jumlah yang paling banyak atau yang paling efektif terjadi kepergian rayap kayu kering atau yang paling efektif yaitu dengan menggunakan ekstrak daun kirinyuh (Eupatorium odoratum) terjadi pada dosis 30 mg yang berjumlah 22 ekor rayap dengan waktu 6 jam pada tiga kali pengulangan. Pada dosis 30 mg sudah efektif untuk mengusir rayap kayu kering (Crytotemes sp) apabila kalau dosisnnya lebih tinggi tentu akan jauh lebih efektif rayap menghindar
Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis ekstrak daun kirinyuh (Eupatorium odoratum) maka semakin banyak rayap kayu kering (Crytotemes sp) menghindar dari umpan. Anti rayap ini membuktikan bahwa zat yang terkandung dalam daun kirinyuh (Eupatorium odoratum)sangat efektif terhadap anti rayap kayu kering (Crytotemes sp) karena dau kirinyuh mengandung senyawa kandungan dari daun kirinyuh terutama Fenol, Alkoloid, Triterpenoid, Tanin, Flavonoid, (eupatorium), Limonen, dan sesquiterpen. Semua zat ini sangat berpengaruh sebagai anti rayap.



TABEL 3
TABEL UJI ANOVA SATU ARAH
Sumber
JK
Db
M.K
FO
Ftabel
Kelompok (K)
89
(4-1) = 3
29,6
29
P. value
0,01
P. Value 0,05
Dalam (d)
8
(12-4) = 8
1

7,59
3,86
Total
97
(12-1)=11
-




Berdasarkan pembahasan 3 lawan 8 digunakan untuk melihat Ft yaitu kolom ke 3 baris ke 8 ternyata Ft 1 % = 7,59 dan Fo = 29 dengan demikian Fo lebih besar dari pada Ho tidak ditolak berarti ada hubungan efektifitas ekstrak daun kirinyuh sebagai anti rayap.
Dari hasil uji anova didapatkan hasil berbeda secara keseluruhan, antara control dengan perlakuan ini menunjukkan bahwa ada pengaruh dosis efektifitas ekstrak daun kirinyuh sebagai anti rayap.Adapun dosis yang paling besar menimbulkan kematian rayap kayu kering (Crytotemes sp) yaitu pada dosis 30 mg ekstrak daun kirinyuh. Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa semakin banyak terjadinya kepergian rayap kayu kering (Crytotemes sp). Walaupun dalam kenyataan zat tersebut tersebut tidak dapat langsung mengusir. Namun setelah dilakukan penaburan ekstrak daun kirinyuh (Eupatorium odoratum) dan ekstrak ini menjadikan rayap kayu kering (Crytotemes sp) menjadi lemah dan menghindar.
Penelitian ini juga terinspirasi dari ilmuan Heyne, 1987 yang menemukan ataupun membuat penelitian tentang Efektifitas serbuk tumbuhan  kirinyuh (Eupatorium odoratum) sebagai anti rayap. Sedangkan penelitian yang saya lakukan yaitu membedakan dosis untuk ekstrak daun kirinyuh ( Eupatorium odoratum) sebagai anti rayap.
Penelitian ini bisa menjadi bacaan yang berguna serta dapat mengembangkan botani sehingga pencemaran lingkungan dapat dikurangi dan menambah wawasan dan pengetahuan tentang bahan-bahan alami yang dapat digunakan untuk membunuh rayap kayu kering (Crytotemes sp) dari pada menggunakan insektisida buatan yang bisa mengganggu kesehatan manusia.
Masyarakat juga bisa mengurangi rayap kayu kering (Crytotemes sp) dengan cara menjaga lingkungan rumah tetap bersih dan juga menghindari tumpukan kayu agar rayap kayu kering (Crytotemes sp) tidak berkembangbiak. Dan juga masyarakat dapat memanfaatkan botani alami seperti daun kirinyuh ini, sehingga sangat membantu masyarakat dalam menjaga pertanian maupun perumahan.

KESIMPULAN
1.             Ada pengaruhDaunKirinyuh  (Eupatorium odoratum) dengancarapenyemprotansebagai anti rayapkayukering (crytotemes sp.) dengan dosis 10 mg rata-ratanya yang mati sebanyak 2 ekor rayap kayu kering (crytotemes sp.).
2.             Ada pengaruhDaunKirinyuh  (Eupatorium odoratum) dengancarapenyemprotansebagai anti rayapkayukering (crytotemes sp.) dengan dosis 20 mg rata-ratanya yang mati sebanyak 4,3 ekor rayap kayu kering (crytotemes sp.).
3.             Ada pengaruhDaunKirinyuh  (Eupatorium odoratum) dengancarapenyemprotansebagai anti rayapkayukering (crytotemes sp.) dengan dosis 30 mg rata-ratanya yang mati sebanyak 7,3 ekor rayap kayu kering (crytotemes sp.). Maka Ekstrak daun kirinyuh (Eupatorium odoratum) yang efektif untuk kematian rap kayu kering (crytotemes sp.) adalah pada dosis 30 mg ini. Dan dari hasil penelitian yang telah saya lakukan ternyata Ekstrak Daun Kirinyuh (Eupatorium odoratum) lebih identik atau dominan terhadap kematian rayap bukan anti rayap.

SARAN            
1.         Diharapkan kepada masyarakat agar mau memanfaatkan insektisida alami ( ekstrak daun kirinyuh ) sebagai pembunuh rayap kayu kering (crytotemessp), karena insektidida ini ramah bagi lingkungan dan tidak berefek bagi kesehatan manusia.
2.         Himbauankepadamasyarakatuntuklebih memilih insektisida alami dari pada insektisida buatan, seperti ekstrak daun kirinyuh ini.
3.         Untukpenelitianselanjutnya agar sipenelitidapatmenelitikembalimengenaiumurpadarayapkayukering (crytotemes sp.) yang akandijadikansebagaibahaneksperimenselanjutnya.


UCAPAN TERIMAKASIH
Disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu penulis sehingga terselesaikannya penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Azwar,azrul,(1996); Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta, Rineka Cipta Chandra, Budiman. (2007); Pengantar Kesehatan Lingkungan, Jakarta
Depkes RI, (2006); Eupatorium Odoratum EG. (diakses tanggal 12 Desember 2013)
Febriani, Novi, Rahayu Dwi, (2004); Efektifitas Insektisidal Ekstrak Etanol Daun Kirinyuh (Eupatorium odoratum L.) Terhadap Wereng Coklat (Nilaparvata Lugens stal).http://www.scribd.com.pdf. (Diakses pada tanggal 16 Desember 2013)
Grainge, Ahmad, (2001); Tumbuhan Bermaanfaat Daun Kirinyuh, Gramedia, Jakarta
Hadi, M. (2000); Uji Potensi Ekstra Daun Eupatorium odoratum sebagai bahan    insektisida alternative : Toksisitas dan Efek Anti akan Terhadap larva Heliothis Armigera Hubner. Jurnal sains dan matematika. Fakultas MIPA UNDIP, Semarang
Hadi, M.(2008); Pembuatan Kertas Anti Rayap Ramah Lingkungan dengan Pemanfaatkan Ekstrak Daun Kirinyuh (Eupatorium odoratum). Bioma, UNIVERSITAS DIPONEGORO, Semarang.
Heyni, K, (1987); Tumbuhan Berguna Indonesia, Jilid III Badan Penelitian dan Pengembangan, Dep.Hut, Jakarta
Kurniawan, (2005); PengertianKefektifitasan, http://www.efektifitas.com(Diaksespadatanggal 10 Januari 2014)
Nandika, (2003), Klasifikasirayap,>http://www.rayap.com.pdf< (Diaksespadatanggal 10 Januari 2014).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar