Rabu, 30 Desember 2015

Kartini, Sofia, Rosmani: Jurnal Al-Mumtaz, Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2015, hal. 61-66

EVALUASI TINGKAT PARTISIPASI DAN  PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI DESA ENDEMIS DBD  KECAMATAN SUKAMAKMUR KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013

Oleh:
Kartini, Sofia, Rosmani

ABSTRAK
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti, untuk memberantas penyakit ini diperlukan pembinaan peran serta masyarakat yang terus menerus dalam memberantas nyamuk penularnya. Partisipasi masyarakat dalam tingkat individu dapat dilakukan dengan mendorong atau menganjurkan dalam kegiatan PSN dan perlindungan diri secara memadai. Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan tingkat partisipasi dan pengetahuan masyarakat terhadap pencegahan Demam Berdarah Dengue di Desa Endemis DBD. Jenis penelitian bersifat deskriptif analitik, teknik pengambilan sampel dengan menggunakan proporsional random sampling (pengambilan sampel secara acak). Analisa data dengan uji Chi-Square. Hasil penelitian diketahui tidak ada hubungan tingkat pengetahuan dengan pencegahan DBD di Desa Endemis DBD nilai p = 0.135. Ada  hubungan tingkat partisipasi masyarakat dengan pencegahan DBD di Desa Endemis DBD nilai p = 0,01. Perlu adanya kegiatan berkelanjutan penyuluhan dan pemberantasan di desa endemis DBD  oleh Petugas Puskesmas terutama tentang pemberantasan sarang nayamuk (PSN).

Kata Kunci: Pengetahuan, Partisipasi, DBD

A.       Latar Belakang
Penyakit berbasis lingkungan masih merupakan masalah kesehatan masyarakat sampai saat ini. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh kondisi sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan adalah penyakit demam berdarah dengue (DBD). DBD masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dan menimbulkan dampak sosial maupun ekonomi. Jumlah kasus yang dilaporkan cenderung meningkat dan daerah penyebarannya bertambah luas. Kerugian sosial yang terjadi antara lain karena menimbulkan kepanikan dalam keluarga, kematian anggota keluarga, dan berkurangnya usia harapan hidup penduduk.[1]
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti, untuk memberantas penyakit ini diperlukan pembinaan peran serta masyarakat yang terus menerus dalam memberantas nyamuk penularnya dengan cara 3 M yaitu : menguras tempat penampungan air , menutup tempat penampungan air dan mengubur/menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan. Cara pencegahan tersebut juga dikenal dengan istilah PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk)1
Upaya memotivasi masyarakat untuk melaksanakan 3M  secara terus menerus telah dan akan dilakukan Pemerintah melalui kerjasama lintas program dan lintas sektoral termasuk tokoh masyarakat dan swasta. Namun demikian penyakit ini masih terus endemis dan angka kesakitan cenderung meningkat di berbagai daerah. Oleh karena itu upaya untuk membatasi angka kematian penyakit ini sangat penting.[2]
Partisipasi masyarakat dalam tingkat individu dapat dilakukan dengan mendorong atau menganjurkan dalam kegiatan PSN dan perlindungan diri secara memadai. Pelaksanaan kampanye kebersihan yang intensif dengan berbagai cara merupakan upaya di tingkat masyarakat. Memperkenalkan program pemberantasan DBD pada anak sekolah dan orang tua, mengajak sektor swasta dalam program pemberantasan virus dengue, menggabungkan kegiatan pemberantasan berbagai jenis penyakit yang disebabkan serangga dengan program pemberantasan DBD agar memperoleh hasil yang maksimal. Selain itu peran partisipasi masyarakat dapat ditingkatkan dengan pemberian insentif seperti pemberian kelambu atau bubuk abate secara gratis bagi yang berperan aktif.[3]
Upaya masyarakat dalam pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD yang paling penting adalah dengan mengendalikan nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor utama. Oleh karena nyamuk tersebut di dalam dan sekitar rumah penduduk, maka partisipasi masyarakat dalam upaya pengendalian vektor Aedes aegypti sangat menentukan keberhasilannya. 2
Data laporan rekapitulasi kasus penyakit demam berdarah dengue Kabupaten Aceh Besar bulan Januari sampai dengan Desember 2012 sebanyak 376 kasus, Angka Bebas Jentik (ABJ) yaitu 73,3 % masih dibawah target ABJ lebih 95% yang diharapkan. Meskipun jumlahnya cenderung menurun 1% dari tahun lalu yakni 525 kasus, namun cukup mengkhawatirkan, mengingat 1 diantaranya meninggal dunia pada tahun yang lalu (Dinkes Aceh Besar, 2012).[4]
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik membuat penelitian tentang “Evaluasi Tingkat Partisipasi Dan  Pengetahuan Masyarakat Terhadap Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Desa Endemis DBD  Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar tahun 2013”. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan tingkat partisipasi dan  pengetahuan masyarakat terhadap pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Desa Endemis DBD  Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar

B.     METODE PENELITIAN
Jenis penelitian bersifat deskriptif analitik yaitu untuk mengetahui evaluasi tingkat partisipasi dan pengetahuan masyarakat terhadap pencegahan demam berdarah dengue ( DBD ) di desa endemis DBD  Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan proporsional random sampling ( pengambilan sampel secara acak ) yaitu dengan mempertimbangkan proporsi. Sampel dalam penelitian ini adalah kepala keluarga di yang tinggal di Desa Niron sebanyak 29  KK, Desa Baet Mesjid 27 KK dan Desa Baet Lampuot  17  KK. Selanjutnya besarnya sample ditentukan dengan persamaaan Slovin. Penelitian dilaksanakan  pada pada tanggal 6 s/d 13 Juli 2013. Analisa data dengan uji Chi-Square.

C.     HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Hubungan Pengetahuan dengan Pencegahan DBD (n = 73)

No

Pengetahuan
Pencegahan DBD

Jumlah

%

P. Value
Kurang baik
Baik
f
%
f
%
1
Kurang baik
7
87.5
1
12.5
8
100


0.135
2
Baik
37
56,9
28
43.1
65
100

Total
44
60.3
29
39,7
73
100
Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0.135, dimana nilai p > 0.05 maka Ho diterima, artinya  tidak ada hubungan tingkat pengetahuan dengan pencegahan DBD di Desa Endemis DBD Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar.
Pengetahuan responden yang tinggi dengan pencegahan DBD terkait erat dengan perubahan perilaku masyarakat terhadap pencegahan DBD, dimana masyarakat yang berpengetahuan baik terhadap pencegahan DBD di desa endemis DBD menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan DBD masih belum dikatakan baik. Pengetahuan baik dan kurang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti sumber informasi dan faktor pendidikan serta sektor lingkungan mau pun media cetak akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang.
Berhubungan dengan dengan layanan kesehatan khusunya mengenai PSN atau pemberantasan jentik DBD pengetahuan responden terhadap upaya pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) khususnya pelaksanaan 3 M (Menguras tempat penampungan air, Menutup dan Menguburkan) untuk mengetahui bagaimana cara memberantasnya sehingga kejadian penyakit atau kasus DBD dapat berkurang dan angka bebas jentik (ABJ) mencapai target lebih 95% yang diharapkan.
Tabel 2. Hubungan Partisipasi Masyarakat dengan pencegahan DBD (n=73)

No

Partisipasi
Pencegahan DBD

Jumlah

%

P. Value
Kurang baik
Baik
f
%
f
%
1
Kurang baik
24
92.3
2
7.7
26
100


 0.001
2
Baik
20
42,6
27
57.4
47
100

Total
44
60.3
29
39,7
73
100

Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0.001, dimana nilai p < 0.05  maka  Ho ditolak, artinya ada hubungan tingkat partisipasi masyarakat dengan pencegahan DBD di Desa Endemis DBD Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar.
           Menurut teori Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Peningkatan partisipasi masyarakat dapat dilakukan dengan menunjukkan perhatian dan kepedulian kepada masyarakat, memprakarsai dialog lintas sektoral secara berkelanjutan, menciptakan rasa memiliki terhadap program yang sedang berjalan, penyuluhan kesehatan dan memobilisasi serta membuat suatu mekanisme yang mendukung kegiatan masyarakat.[5]
Partisipasi masyarakat dalam tingkat individu dapat dilakukan dengan mendorong atau menganjurkan dalam kegiatan PSN dan perlindungan diri secara memadai. Selain itu peran partisipasi masyarakat dapat ditingkatkan dengan pemberian insentif seperti pemberian kelambu atau bubuk abate secara gratis bagi yang berperan aktif.
Menurut peneliti semakin baik partisipasi masyarakat terhadap pencegahan DBD semakin baik pula perilaku masyarakat terhadap pengendalian vektor karena dengan lingkungan yang sehat akan mencerminkan masyarakat sehat dan terhindar dari sumber vektor  yaitu nyamuk Aedes aegypti, dan terwujudnya perubahan perilaku baik individu dan masyarakat umum di bidang kesehatan. Dengan demikian kegiatan penyuluhan tentang pencegahan DBD sangat bermakna maka angka bebas jentik meningkat dan angka kesakitan menurun. Apabila partisipasi masyarakat kurang peduli terhadap pencegahan DBD maka kasus DBD akan meningkat lagi dan juga desa endemis DBD bisa bertambah di Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar, sehingga perlu dukungan dari pihak-pihak terkait.
Upaya untuk melakukan pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD yang paling penting adalah dengan mengendalikan nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor utama. Oleh karena nyamuk tersebut hidup di dalam dan sekitar rumah penduduk, maka partisipasi masyarakat dalam upaya pengendalian vektor Aedes aegypti sangat menentukan keberhasilannya.
Cara pencegahan yang disarankan kepada masyarakat adalah program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan cara fisik maupun kimia sehingga menurunya angka bebas jentik di desa endemis DBD. Langkah pencegahan DBD dapat dilakukan dengan tindakan yang paling efektif untuk menekan epidemic demam berdarah adalah dengan mengontrol keberadaan dan sedapat mungkin menghindari vektor nyamuk pembawa virus dengue.

D.     KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian diketahui Tingkat Partisipasi dan Pengetahuan Masyarakat terhadap Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Desa Endemis DBD Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar tahun 2013. Hal ini diketahui bahwa:
1.        Adanya  hubungan tingkat partisipasi masyarakat terhadap pencegahan  DBD di Desa Endemis DBD Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar
2.        Tidak ada hubungan tingkat pengetahuan masyarakat terhadap pencegahan DBD di Desa Endemis DBD Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar
Saran
1.        Perlu adanya kegiatan berkelanjutan penyuluhan di desa endemis DBD  oleh Petugas Puskesmas terutama tentang pemberantasan sarang nayamuk (PSN)
2.        Perlu adanya dukungan dari lintas program dan lintas sektor terhadap pencegahan DBD dan dapat menggerakkan masyarakat dalam kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara berkesinambungan.


DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, 2005. Pencegahan & Pemberantasan Penyekit Demam Berdarah Dengue di Indonesia, Depkes RI Jakarta
________, 2006. Kebijakan Statistik Pemberantasan Penyakit DBD. Jakarta
________, 2001. DBD Penyebaran & Pencegahan. Rhineka Cipta. Jakarta
Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar 2012, Data Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tahun 2012, Seksi  P2P
Soegijanto, 2006. Demam Berdarah Dengue, Medika 2008; XXI ( 10 ): 798-800

Tidak ada komentar:

Posting Komentar