EVALUASI TINGKAT PARTISIPASI DAN
PENGETAHUAN MASYARAKAT
TERHADAP PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI DESA ENDEMIS DBD KECAMATAN SUKAMAKMUR KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013
Oleh:
Kartini, Sofia,
Rosmani
ABSTRAK
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah
penyakit menular yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk
Aedes aegypti, untuk memberantas penyakit ini diperlukan pembinaan peran serta
masyarakat yang terus menerus dalam memberantas nyamuk penularnya. Partisipasi
masyarakat dalam tingkat individu dapat dilakukan dengan mendorong atau
menganjurkan dalam kegiatan PSN dan perlindungan diri secara memadai. Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan tingkat partisipasi dan pengetahuan
masyarakat terhadap pencegahan Demam Berdarah Dengue di Desa Endemis DBD. Jenis penelitian bersifat deskriptif analitik, teknik pengambilan sampel dengan menggunakan proporsional random
sampling (pengambilan sampel secara acak). Analisa data dengan
uji Chi-Square. Hasil penelitian diketahui tidak
ada hubungan tingkat pengetahuan dengan pencegahan DBD di Desa Endemis DBD nilai p = 0.135. Ada hubungan tingkat partisipasi masyarakat dengan
pencegahan DBD di Desa Endemis DBD nilai p = 0,01. Perlu adanya
kegiatan berkelanjutan penyuluhan dan pemberantasan di
desa endemis DBD oleh
Petugas Puskesmas terutama tentang pemberantasan sarang nayamuk (PSN).
Kata Kunci: Pengetahuan,
Partisipasi, DBD
A.
Latar Belakang
Penyakit berbasis lingkungan masih merupakan
masalah kesehatan masyarakat sampai saat ini. Salah satu penyakit yang
disebabkan oleh kondisi sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat
kesehatan adalah penyakit demam berdarah dengue
(DBD). DBD masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dan menimbulkan dampak
sosial maupun ekonomi. Jumlah kasus yang dilaporkan cenderung meningkat dan
daerah penyebarannya bertambah luas. Kerugian sosial yang terjadi antara lain
karena menimbulkan kepanikan dalam keluarga, kematian anggota keluarga, dan
berkurangnya usia harapan hidup penduduk.[1]
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah
penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk
Aedes aegypti, untuk
memberantas penyakit ini diperlukan pembinaan peran serta masyarakat yang terus
menerus dalam memberantas nyamuk penularnya dengan cara 3 M yaitu : menguras
tempat penampungan air , menutup tempat penampungan air dan
mengubur/menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan. Cara
pencegahan tersebut juga dikenal dengan istilah PSN (Pemberantasan Sarang
Nyamuk)1
Upaya memotivasi masyarakat untuk melaksanakan
3M secara terus menerus telah dan akan
dilakukan Pemerintah melalui kerjasama lintas program dan lintas sektoral
termasuk tokoh masyarakat dan swasta. Namun demikian penyakit ini masih terus
endemis dan angka kesakitan cenderung meningkat di berbagai daerah. Oleh karena
itu upaya untuk membatasi angka kematian penyakit ini sangat penting.[2]
Partisipasi masyarakat dalam tingkat individu
dapat dilakukan dengan mendorong atau menganjurkan dalam kegiatan PSN dan
perlindungan diri secara memadai. Pelaksanaan kampanye kebersihan yang intensif
dengan berbagai cara merupakan upaya di tingkat masyarakat. Memperkenalkan
program pemberantasan DBD pada anak sekolah dan orang tua, mengajak sektor
swasta dalam program pemberantasan virus dengue, menggabungkan kegiatan pemberantasan
berbagai jenis penyakit yang disebabkan serangga dengan program pemberantasan
DBD agar memperoleh hasil yang maksimal. Selain itu peran partisipasi
masyarakat dapat ditingkatkan dengan pemberian insentif seperti pemberian
kelambu atau bubuk abate secara gratis bagi yang berperan aktif.[3]
Upaya masyarakat dalam pencegahan dan
pemberantasan penyakit DBD yang paling penting adalah dengan mengendalikan
nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor
utama. Oleh karena nyamuk
tersebut di dalam dan sekitar rumah penduduk, maka partisipasi masyarakat dalam
upaya pengendalian vektor Aedes aegypti
sangat menentukan keberhasilannya. 2
Data laporan rekapitulasi kasus penyakit demam
berdarah dengue Kabupaten Aceh Besar
bulan Januari sampai dengan Desember 2012 sebanyak
376 kasus, Angka Bebas Jentik (ABJ) yaitu 73,3 % masih dibawah target ABJ lebih
95% yang diharapkan. Meskipun jumlahnya cenderung menurun 1% dari tahun lalu
yakni 525 kasus, namun cukup mengkhawatirkan, mengingat 1 diantaranya meninggal
dunia pada tahun yang lalu (Dinkes Aceh Besar, 2012).[4]
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis
tertarik membuat
penelitian tentang “Evaluasi Tingkat Partisipasi Dan Pengetahuan Masyarakat Terhadap
Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Desa Endemis DBD Kecamatan
Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar tahun 2013”. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan tingkat partisipasi dan pengetahuan masyarakat terhadap pencegahan
Demam Berdarah Dengue (DBD) di Desa
Endemis DBD Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar
B. METODE PENELITIAN
Jenis
penelitian bersifat deskriptif analitik yaitu untuk mengetahui evaluasi tingkat
partisipasi dan pengetahuan masyarakat terhadap pencegahan demam berdarah
dengue ( DBD ) di desa endemis DBD
Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan proporsional random sampling
( pengambilan sampel secara acak ) yaitu
dengan mempertimbangkan proporsi. Sampel dalam penelitian ini adalah kepala
keluarga di yang tinggal di Desa Niron
sebanyak 29 KK, Desa Baet Mesjid 27 KK dan Desa Baet Lampuot 17 KK.
Selanjutnya besarnya
sample ditentukan dengan persamaaan Slovin. Penelitian
dilaksanakan pada pada tanggal 6 s/d 13 Juli 2013. Analisa data dengan uji Chi-Square.
C.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Hubungan
Pengetahuan dengan Pencegahan DBD (n = 73)
No
|
Pengetahuan
|
Pencegahan
DBD
|
Jumlah
|
%
|
P.
Value
|
|||
Kurang
baik
|
Baik
|
|||||||
f
|
%
|
f
|
%
|
|||||
1
|
Kurang baik
|
7
|
87.5
|
1
|
12.5
|
8
|
100
|
0.135
|
2
|
Baik
|
37
|
56,9
|
28
|
43.1
|
65
|
100
|
|
|
Total
|
44
|
60.3
|
29
|
39,7
|
73
|
100
|
Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0.135, dimana nilai p > 0.05 maka Ho diterima, artinya tidak ada hubungan tingkat pengetahuan dengan
pencegahan DBD di Desa Endemis DBD Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar.
Pengetahuan responden yang tinggi
dengan pencegahan DBD terkait erat dengan perubahan perilaku masyarakat
terhadap pencegahan DBD, dimana masyarakat yang berpengetahuan baik terhadap
pencegahan DBD di desa endemis DBD menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan
responden terhadap pencegahan DBD masih belum dikatakan baik. Pengetahuan
baik dan kurang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti sumber informasi dan
faktor pendidikan serta sektor lingkungan mau pun media cetak akan mempengaruhi
tingkat pengetahuan seseorang.
Berhubungan
dengan dengan layanan kesehatan khusunya mengenai PSN atau pemberantasan jentik
DBD pengetahuan responden terhadap upaya pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD)
khususnya pelaksanaan 3 M (Menguras tempat penampungan air, Menutup dan
Menguburkan) untuk mengetahui bagaimana cara memberantasnya sehingga kejadian
penyakit atau kasus DBD dapat berkurang dan angka bebas jentik (ABJ) mencapai
target lebih 95% yang diharapkan.
Tabel 2. Hubungan
Partisipasi Masyarakat dengan pencegahan DBD (n=73)
No
|
Partisipasi
|
Pencegahan
DBD
|
Jumlah
|
%
|
P.
Value
|
|||
Kurang
baik
|
Baik
|
|||||||
f
|
%
|
f
|
%
|
|||||
1
|
Kurang baik
|
24
|
92.3
|
2
|
7.7
|
26
|
100
|
0.001
|
2
|
Baik
|
20
|
42,6
|
27
|
57.4
|
47
|
100
|
|
|
Total
|
44
|
60.3
|
29
|
39,7
|
73
|
100
|
Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0.001, dimana nilai p
< 0.05 maka Ho ditolak, artinya ada hubungan tingkat
partisipasi masyarakat dengan pencegahan DBD di Desa Endemis DBD Kecamatan
Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar.
Menurut teori Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Peningkatan
partisipasi masyarakat dapat dilakukan dengan menunjukkan perhatian dan
kepedulian kepada masyarakat, memprakarsai dialog lintas sektoral secara
berkelanjutan, menciptakan rasa memiliki terhadap program yang sedang berjalan,
penyuluhan kesehatan dan memobilisasi serta membuat suatu mekanisme yang
mendukung kegiatan masyarakat.[5]
Partisipasi
masyarakat dalam tingkat individu dapat dilakukan dengan mendorong atau
menganjurkan dalam kegiatan PSN dan perlindungan diri secara memadai. Selain
itu peran partisipasi masyarakat dapat ditingkatkan dengan pemberian insentif
seperti pemberian kelambu atau bubuk abate secara gratis bagi yang berperan
aktif.
Menurut peneliti semakin baik
partisipasi masyarakat terhadap pencegahan DBD semakin baik pula perilaku masyarakat
terhadap pengendalian vektor karena dengan lingkungan yang sehat akan mencerminkan
masyarakat sehat dan terhindar dari sumber vektor yaitu nyamuk Aedes aegypti, dan terwujudnya perubahan perilaku baik individu dan
masyarakat umum di bidang kesehatan. Dengan demikian kegiatan penyuluhan
tentang pencegahan DBD sangat bermakna maka angka bebas jentik meningkat dan
angka kesakitan menurun. Apabila partisipasi masyarakat kurang peduli terhadap
pencegahan DBD maka kasus DBD akan meningkat lagi dan juga desa endemis DBD
bisa bertambah di Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar, sehingga perlu dukungan
dari pihak-pihak terkait.
Upaya untuk
melakukan pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD yang paling penting adalah
dengan mengendalikan nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor utama. Oleh
karena nyamuk tersebut hidup di dalam dan sekitar rumah penduduk, maka
partisipasi masyarakat dalam upaya pengendalian vektor Aedes aegypti sangat
menentukan keberhasilannya.
Cara pencegahan
yang disarankan kepada masyarakat adalah program pemberantasan sarang nyamuk
(PSN) dengan cara fisik maupun kimia sehingga menurunya angka bebas jentik di
desa endemis DBD. Langkah pencegahan DBD dapat dilakukan dengan tindakan yang
paling efektif untuk menekan epidemic demam berdarah adalah dengan mengontrol
keberadaan dan sedapat mungkin menghindari vektor nyamuk pembawa virus dengue.
D.
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil penelitian diketahui Tingkat Partisipasi dan Pengetahuan Masyarakat
terhadap Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Desa Endemis DBD Kecamatan
Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar tahun 2013. Hal ini diketahui bahwa:
1.
Adanya hubungan tingkat partisipasi masyarakat
terhadap pencegahan DBD di Desa
Endemis DBD Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar
2.
Tidak ada
hubungan tingkat pengetahuan masyarakat terhadap pencegahan DBD di Desa Endemis
DBD Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar
Saran
1.
Perlu adanya
kegiatan berkelanjutan penyuluhan di desa endemis
DBD oleh
Petugas Puskesmas terutama tentang pemberantasan sarang nayamuk (PSN)
2.
Perlu adanya
dukungan dari lintas program dan lintas sektor terhadap pencegahan DBD dan
dapat menggerakkan masyarakat dalam kegiatan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara berkesinambungan.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes
RI, 2005. Pencegahan & Pemberantasan Penyekit Demam Berdarah Dengue
di Indonesia, Depkes RI Jakarta
________, 2006. Kebijakan Statistik
Pemberantasan Penyakit DBD. Jakarta
________, 2001. DBD Penyebaran &
Pencegahan. Rhineka Cipta. Jakarta
Dinas
Kesehatan Kabupaten Aceh Besar 2012, Data Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tahun 2012, Seksi P2P
Soegijanto,
2006. Demam Berdarah Dengue, Medika
2008; XXI ( 10 ): 798-800
Tidak ada komentar:
Posting Komentar