ANALISIS DETERMINAN PERILAKU IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KECAMATAN DARUSSALAM
KABUPATEN ACEH BESAR
Oleh:
Erwandi dan Rosi Novita
ABSTRACT
Based on the Profile
of Aceh Besar District
Health Service, the
coverage of Exclusive
Breastfeeding Administration in
Darussalam Subsdistrict was
7,6% and it is still lower than the national target of 80%. The purpose of this study was to analyze
the determinant of the behaviour of breastfeeding mother in administrating
exclusive breastfeeding in
Darussalam Subdistrict, Aceh
Besar District. The
population of this explanatory survey study was all of the
mothers with
babies of
6-12 months old, and 87 of them were
selected to be the
samples for this study through purposive
sampling technique. The data for this study were obtained through questionnaire-based interviews. The
data obtained were descriptively analyzed through frequency
distribution. The most
influencing variable was analyzed through
multiple logistic regression tests. The result of this study showed that only 29,9% of the mothers practiced Exclusive
Breastfeeding Administration. The result of
multiple logistic regression tests showed that the
predisposing factors such as the variables of myth,
knowledge, attitude, and income had a significant
influence on Exclusive Breastfeeding Administration. The
variables of age, education,
occupation and parity did not have any influence
on Exclusive
Breastfeeding Administration. The enabling factors such as place of delivery birth
attendant did not have any influence on Exclusive
Breastfeeding Administration. Family support such as informational support and
emotional support had a significant influence on Exclusive
Breastfeeding Administration while assessment support and instrumental
support did not have any influence on Exclusive Breastfeeding Administration. Myth was
the most dominant variable influencing Exclusive Breastfeeding Administration. The health workers are suggested
to improve mothers understanding
on the importance of Exclusive
Breastfeeding Administration for the baby until it is 6 months old by providing extension
and health education to the breastfeeding mothers and involving the mothers family members that their family members understand
that family support contributes to the Exclusive Breastfeeding Administration. The health workers can also cooperate
with religious figures in changing
public perception on the wrong myth of breastfeeding through
religion-based activities.
Keywords : Determinant, behavior, Exclusive breastfeeding.
PENDAHULUAN
Angka kematian bayi (AKB) sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup menjadi
salah satu dari delapan target Millenium Development Goals (MDGs). yang mesti dicapai hingga tahun 2015. AKB di Indonesia pada tahun 2000
sebesar 35 per 1.000 kelahiran hidup, angka ini lebih tinggi dibanding dengan
negara-negara di Asia Tenggara, seperti Malaysia, Filipina, dan Thailand.(Ginanjar, 2010).
Tingginya AKB di Indonesia, disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain
disebabkan karena kelahiran prematur, infeksi saat kelahiran, rendahnya gizi
saat kelahiran, kelainan bawaan (kongenital) serta rendahnya pemberian ASI
segera setelah bayi lahir (inisiasi ASI) dan pemberian ASI ekslusif selama 6
bulan pertama kehidupan bayi (Ginanjar, 2010).
Air susu ibu (ASI) merupakan makanan yang alami dan disediakan untuk
bayi. Pemberian Asi secara Ekslusif serta proses menyusui yang benar merupakan
sarana yang dapat diandalkan untuk membangun sumber daya manusia (SDM) yang
berkualitas.(Afifah 2009).
Hasil Survei Demografi kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002 dilaporkan
bahwa bayi di Indonesia rata-rata hanya mendapatkan ASI sampai usia 1,6 bulan,
sedangkan yang diberi ASI eksklusif sampai umur 4-5 bulan hanya 14%. Kondisi
ini masih sangat jauh dari yang direkomendasikan dalam indikator Indonesia 2010
yaitu 80% (Depkes RI, 2007). Meskipun menyusui bayi sudah menjadi budaya
Indonesia.
Menurut data dari Departemen Kesehatan tahun 2002, sebanyak 39,5 persen diantaranya mendapatkan ASI eksklusif
selama 6 bulan, sedangkan 55,I persen bayi mendapatkan ASI eksklusif selama 4 bulan (Almatsier dkk, 2011)
Banyak bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif
disebabkan oleh karakteristik ibu diantaranya umur ibu yang masih terlalu muda,
pendidikan yang tidak memadai, pekerjaan, kurangnya pengetahuan ibu, kurang informasi
dari pihak kesehatan, keluarga dan masyarakat. Faktor lain yang memperkuat ibu
untuk tidak menyusui dan memberikan susu formula adalah pemakaian pil KB,
gengsi supaya kelihatan lebih modern dan tidak kalah pentingnya adalah pengaruh
iklan (Soetjiningsih, 1997).
Kebiasaan di
masyarakat Aceh, terutama orang tua dan mertua akan segera memberikan makanan tambahan seperti bubur, madu, larutan gula, susu formula, pisang dan lain-lain kepada bayi dengan alasan bayi kelaparan bila hanya diberikan ASI
saja.
Menurut Profil
Kesehatan Aceh Besar tahun 2012, persentase bayi yang diberi ASI eksklusif baru
mencapai 32,2 persen, yaitu dari jumlah bayi yang menyusu sebanyak 5263 orang
bayi, hanya 1693 saja yang mendapat ASI eksklusif. Presentase ASI eksklusif
yang paling rendah terdapat di Kecamatan Darussalam, yaitu sebesar 7,6 persen.
Dari jumlah bayi yang menyusui sebanyak 251 orang bayi, hanya 19 saja yang
mendapat ASI eksklusif (Dinkes Aceh Besar, 2012).
Studi
pendahuluan pada ibu menyusui di Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar
menunjukkan bahwa 8 dari 10 bayi usia 6-12 bulan tidak mendapatkan ASI secara
eksklusif. Dari hasil wawancara yang dilakukan menunjukkan bahwa sebagian
ibu-ibu yang memiliki bayi di atas 6 bulan memiliki sikap, perilaku dan mitos
yang salah tentang ASI eksklusif.
Berdasarkan
uraian di atas, penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul
Analisis Determinan Perilaku Ibu Menyusui Dalam Pemberian ASI eksklusif di Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh
Besar
Permasalahan
Berdasarkan latar belakang maka dirumuskan
permasalahan penelitian yaitu bagaimana Determinan Perilaku Ibu Menyusui Dalam Pemberian ASI eksklusif Di Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar
Tujuan Penelitian
Untuk menganalisis determinan perilaku ibu menyusui dalam pemberian ASI eksklusif Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar
Manfaat Penelitian
1. Sebagai masukan untuk meningkatkan pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui di Kecamatan Darussalam Kabupaten
Aceh Besar
2. Sebagai
bahan kepustakaan bagi mahasiswa FKM USU.
3. Sebagai acuan dalam pelayanan ibu menyusui
untuk memberikan ASI eksklusif.
Metode Penelitian
Penelitian ini survey dengan menggunakan pendekatan explanatory research. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan
Darussalam Kabupaten Aceh Besar. Populasi dalam penelitian adalah seluruh ibu
yang memiliki bayi berumur 6 – 12 bulan di Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh
Besar. diambil dengan cara Purposive
sampling sebanyak 87 responden.
Analisis data untuk mengetahui pengaruh variabel independen (faktor pendorong, faktor pendukung dan dukungan
keluarga) terhadap pemberian ASI eksklusif di Kecamatan Darussalam Kabupatena
Aceh Besar dilakukan dengan uji multiple
regresi logistic.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hubungan
Faktor Pendorong (Predisposing)
dengan Pemberian ASI Eksklusif
Tabel Hubungan
Faktor Pendorong (Predisposing)
dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kecamatan
Darussalam
Variabel
|
Pemberian
ASI Eksklusif
|
Total
|
Nilai
p
|
||||
Tidak Eksklusif
|
Eksklusif
|
||||||
n
|
%
|
n
|
%
|
n
|
%
|
||
Umur
|
|
|
|
|
|
|
|
20-35
tahun
|
48
|
69,6
|
21
|
30,4
|
69
|
100,0
|
0,826
|
> 35 tahun
|
13
|
72,2
|
5
|
27,8
|
18
|
100,0
|
|
Pengetahuan
|
|
|
|
|
|
|
|
Kurang
|
32
|
82,1
|
7
|
17,9
|
39
|
100,0
|
0,028
|
Baik
|
29
|
60,4
|
19
|
39,6
|
48
|
100,0
|
|
Pendidikan
|
|
|
|
|
|
|
|
Dasar
|
36
|
81,8
|
8
|
18,2
|
44
|
100,0
|
0,016
|
Lanjutan
|
25
|
58,1
|
18
|
41,9
|
43
|
100,0
|
|
Pekerjaan
|
|
|
|
|
|
|
|
Bekerja
|
37
|
84,1
|
7
|
15,9
|
44
|
100,0
|
0,004
|
Tidak
Bekerja
|
24
|
55,8
|
19
|
44,2
|
43
|
100,0
|
|
Sikap
|
|
|
|
|
|
|
|
Kurang
|
12
|
85,7
|
2
|
14,3
|
14
|
100,0
|
0,164
|
Baik
|
49
|
67,1
|
24
|
32,9
|
73
|
100,0
|
|
Mitos
|
|
|
|
|
|
|
|
Negatif
|
33
|
91,7
|
3
|
8,3
|
36
|
100,0
|
0,001
|
Positif
|
28
|
54,9
|
23
|
45,1
|
51
|
100,0
|
|
Paritas
|
|
|
|
|
|
|
|
1-2 Kali
|
42
|
73,7
|
15
|
26,3
|
57
|
100,0
|
0,316
|
≥3 Kali
|
19
|
63,3
|
11
|
36,7
|
30
|
100,0
|
|
Pendapatan
|
|
|
|
|
|
|
|
Rendah
|
26
|
54,2
|
22
|
45,8
|
48
|
100,0
|
0,001
|
Cukup
|
35
|
89,7
|
4
|
10,3
|
39
|
100,0
|
Umur
Ibu
Hasil uji chi square diperoleh nilai p=0,826 > 0,05, artinya tidak ada
hubungan antara variabel umur dengan pemberian ASI eksklusif.
Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian Kristina (2003) yang menemukan bahwa tidak ada pengaruh antara umur
ibu dengan pemberian ASI eksklusif. Begitu pula penelitian yang dilakukan
Madjid (2003), tidak ada hubungan antara umur ibu melahirkan dengan praktek
pemberian ASI. Makin tinggi umur ibu belum tentu belum tentu ibu memberikan ASI
eksklusif.
Pengetahuan
Ibu
Hasil uji chi square diperoleh nilai p=0,028 < 0,05, artinya ada hubungan
yang signifikan antara variabel
pengetahuan dengan pemberian ASI eksklusif.
Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian Afrina (2004) yang menunjukkan adanya
hubungan bermakna antara pengetahuan ibu dengan praktek pemberian ASI
eksklusif.
Pendidikan
Ibu
Hasil
analisis dengan uji regresi logistik menunjukkan bahwa variabel pendidikan tidak mempunyai pengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif (p>0,05).
Pekerjaan
Ibu
Berdasarkan
hasil analisis uji chi-square menunjukkan
bahwa ada hubungan antara pekerjaan responden dengan pemberian ASI eksklusif.
Hal ini ditunjukkan dari nilai p=0,004 (p<0 analisis="" asi="" bahwa="" dengan="" eksklusif="" hasil="" logistik="" mempunyai="" menunjukkan="" p="" pekerjaan="" pemberian="" pengaruh="" regresi="" terhadap="" tidak="" uji="" variabel="">0,05).0>
Hal ini sesuai
dengan pendapat Roesli (2005) bahwa bekerja bukan alasan untuk menghentikan
pemberian ASI eksklusif. Pemberian ASI eksklusif merupakan hal yang terbaik
bagi bayi. Hal ini didukung oleh bukti secara alamiah bahwa bayi yang diberi
ASI eksklusif akan lebih sehat.
Sikap
Ibu
Berdasarkan
hasil analisis uji chi-square menunjukkan
bahwa tidak ada hubungan antara sikap responden dengan pemberian ASI eksklusif.
Hal ini ditunjukkan dari nilai p=0,164 (p>0,05).
Hasil
penelitian yang sama dibuktikan oleh Abdullah (2012), ada hubungan yang
bermakna antara sikap ibu dengan pemberian ASI eksklusif. Berbeda dengan
penelitian Ida (2010), yang menunjukkan tidak ada hubungan ya ng bermakna
antara sikap ibu dengan pemberian ASI eksklusif.
Mitos
Berdasarkan
hasil analisis uji chi-square menunjukkan
bahwa ada hubungan antara mitos dengan pemberian ASI eksklusif. Hal ini
ditunjukkan dari nilai p=0,000 (p<0 span=""> 0>
Mitos merupakan
modal paradigmatis tentang apa yang terjadi pada awal mula dan memberikan
contoh modal untuk dijadikan dasar acuan dalam bersikap dan berperilaku
(Kemendikbud, 2012)
Dalam
masyarakat Aceh mengenal berbagai upacara pasca kelahiran anak, dimana seorang
bayi pada hari ketujuh kelahirannya diadakan upacara peucicap yang dilakukan
oleh pemuka agama atau bidan, pada sibayi diberi beberapa sari manis dan sari
buah buahan yang diberikan kepada sibayi dengan maksud agar kelak sibayi sudah
besar, tutur kata menjadi manis dan disenangi kawan dalam pergaulannya
(Hermaliza, 2012).
Paritas
Berdasarkan
hasil analisis uji chi-square menunjukkan
bahwa tidak ada hubungan antara paritas
responden dengan pemberian ASI eksklusif. Hal ini ditunjukkan dari nilai
p=0,316 (p>0,05).
Menurut Ida
dalam Abdullah (2012), ibu dengan paritas lebih dari satu sesungguhnya
berpeluang menyusui secara eksklusif 2,3 kali dari pada ibu yang memiliki
paritas satu kali. Hal ini karena jumlah persalinan yang pernah dialami dapat
memberi pengalaman pada ibu dalam memberi ASI eksklusif.
Pendapatan
Keluarga
Berdasarkan
hasil analisis uji chi-square menunjukkan
bahwa ada hubungan antara pendapatan responden dengan pemberian ASI eksklusif.
Hal ini ditunjukkan dari nilai p=0,000 (p<0 o:p="">0>
Berdasarkan penelitian juga menunjukkan bahwa ibu yang
berpenghasilan cukup lebih cenderung memberi makanan lain lebih cepat kepada
bayinya, hal ini dikarenakan tingkat ekonomi yang baik mendorong tingkat
kepercayaan si ibu untuk memberikan makanan lain seperti susu formula kepada
bayinya, sedangkan ibu yang berpenghasilan rendah akan menambah pengeluaran
apabila harus membeli makanan pengganti ASI.
Hubungan
Faktor Pendukung (Enabling) dengan
Pemberian ASI Eksklusif
Tabel Hubungan Faktor Pendukung (Enabling)
dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kecamatan
Darussalam
Variabel
|
Pemberian
ASI Eksklusif
|
Total
|
Nilai
p
|
||||
Tidak
Eksklusif
|
Eksklusif
|
||||||
n
|
%
|
n
|
%
|
N
|
%
|
||
Tempat Melahirkan
|
|
|
|
|
|
|
|
Fasilitas Kesehatan
|
47
|
68,1
|
22
|
31,9
|
69
|
100,0
|
0,425
|
Rumah
|
14
|
77,8
|
4
|
22,2
|
18
|
100,0
|
|
Penolong Persalinan
|
|
|
|
|
|
|
|
Dokter, Bidan
|
60
|
69,8
|
26
|
30,2
|
86
|
100,0
|
0,511
|
Dukun
|
1
|
100,0
|
0
|
0,0
|
1
|
100,0
|
Tempat
Melahirkan
Berdasarkan
hasil analisis uji chi-square menunjukkan
bahwa tidak ada hubungan antara tempat melahirkan responden dengan pemberian ASI eksklusif. Hal
ini ditunjukkan dari nilai p=0,425 (p>0,05).
Asumsi peneliti
dengan hasil penelitian ini responden yang melahirkan di rumah sakit, klinik
bersalin dan puskesmas petugas kesehatan telah memberikan informasi dan
memotivasi ibu dalam memberikan Asi eksklusif. Pelayanan bidan khususnya yang
bekerja di klinik sangat membantu ibu bagaimana caranya mempertahankan menyusui
dan tidak memberikan makanan atau minuman apapun selain ASI kepada bayi baru
lahir.
Penolong
Persalinan
Berdasarkan
hasil analisis uji chi-square menunjukkan
bahwa tidak ada hubungan antara penolong persalinan dengan pemberian ASI
eksklusif. Hal ini ditunjukkan dari nilai p=0,511 (p>0,05).
Hal ini tidak
sejalan dengan penelitian Srimaryanti (2009), yang mengatakan bahwa variabel
penolong persalinan termasuk bidan desa adalah paling berpengaruh secara
signifikan terhadap pemberian ASI eksklusif.
Hubungan
Faktor Dukungan Keluarga dengan Pemberian ASI Eksklusif
Tabel Hubungan Dukungan Keluarga dengan
Pemberian ASI Eksklusif di Kecamatan
Darussalam
Variabel
|
Pemberian
ASI Eksklusif
|
Total
|
Nilai
p
|
||||
Tidak
Eksklusif
|
Eksklusif
|
||||||
n
|
%
|
n
|
%
|
N
|
%
|
||
Dukungan Informasional
|
|
|
|
|
|
|
|
Kurang
|
39
|
86,7
|
6
|
13,3
|
45
|
100,0
|
0,001
|
Baik
|
22
|
52,4
|
20
|
47,6
|
42
|
100,0
|
|
Dukungan Penilaian
|
|
|
|
|
|
|
|
Kurang
|
33
|
73,3
|
12
|
26,7
|
45
|
100,0
|
0,497
|
Baik
|
28
|
66,7
|
14
|
33,3
|
42
|
100,0
|
|
Dukungan Instrumental
|
|
|
|
|
|
|
|
Kurang
|
34
|
73,9
|
12
|
26,1
|
46
|
100,0
|
0,412
|
Baik
|
27
|
65,9
|
14
|
34,1
|
41
|
100,0
|
|
Dukungan Emosional
|
|
|
|
|
|
|
|
Kurang
|
35
|
97,2
|
1
|
2,8
|
36
|
100,0
|
0,001
|
Baik
|
26
|
51,0
|
25
|
49,0
|
51
|
100,0
|
Dukungan
Informasional
Berdasarkan
hasil analisis uji chi-square menunjukkan
bahwa ada hubungan antara informasional dengan pemberian ASI eksklusif. Hal ini
ditunjukkan dari nilai p=0,000 (p<0 o:p="">0>
Menurut
Mardeyanti (2007), dalam penelitiannya tentang pengaruh karakteristik dan
dukungan keluarga terhadap pemberian ASI eksklusif, pemberian informasi tentang
ASI eksklusif oleh keluarga khususnya suami akan mendorong ibu lebih yakin dan
memahami tentang pemberian ASI eksklusif dan manfaatnya bagi ibu dan bayi.
Dukungan
Penilaian
Berdasarkan
hasil analisis uji chi-square menunjukkan
bahwa tidak ada hubungan antara dukungan penilaian dengan pemberian ASI
eksklusif. Hal ini ditunjukkan dari nilai p=0,497 (p>0,05).
Hasil
penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Salfina (2003), bahwa pemberian
dukungan dalam bentuk bimbingan dan penyuluhan akan meningkatkan pengetahuan
dan pemahaman ibu tentang manfaat ASI eksklusif dan tindakan pemberian ASI
secara eksklusif.
Dukungan
Instrumental
Berdasarkan
hasil analisis uji chi-square menunjukkan
bahwa tidak ada hubungan antara dukungan instrumental dengan pemberian ASI
eksklusif. Hal ini ditunjukkan dari nilai p=0,412 (p>0,05).
Penelitian ini
sejalan dengan Zulvira (2010), menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara
dukungan instrumental dengan pemberian ASI eksklusif.
Dukungan
Emosional
Dukungan
emosional berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif. Hal ini ditunjukkan dari nilai
p=0,000 (p<0 o:p="">0>
Mardeyanti (2007), yang menyebutkan bahwa ibu
yang tidak mendapatkan dukungan keluarga akan meningkatkan risiko untuk tidak
memberi ASI eksklusif. Dengan adanya dukungan suami, ibu akan lebih percaya
diri dalam memberika ASI baik denga
menyusui langsung maupun melalui ASI perahan. Dukungan suami juga dapat
membantu motivasi ibu dalam keluarnya ASI karena keluarnya ASI dapat juga dipengaruhi
oleh faktor psikologis ibu.
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya maka kesimpulan peneliti adalah :
1.
Faktor predisposisi yang berpengaruh dalam pemberian ASI eksklusif di
Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar yaitu mitos, pengetahuan, sikap dan
pendapatan.
2.
Dukungan
keluarga yang berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif di
Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar adalah dukungan informasional dan dukungan emosional.
3.
Variabel
yang paling dominan memengaruhi pemberian ASI eksklusif adalah variabel mitos,
karena mitos yang tidak dipercaya oleh ibu sangat mendukung dalam memberikan
ASI eksklusif.
SARAN
Adapun saran
dari penelitian ini adalah :
1.
Diharapkan kepada petugas kesehatan
untuk dapat bekerja sama dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk mengubah
persepsi masyarakat mengenai mitos menyusui yang salah.
2.
Kepada petugas kesehatan perlu
meningkatkan pemahaman ibu tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif pada bayi
sampai usia 6 bulan
3.
Keluarga
ibu menyusui memberikan dukungan informasi dan
dukungan emosional dalam rangka mencapai keberhasilan ASI eksklusif.
4.
Perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut untuk mengetahuai variabel lain.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah
G, 2012, Determinan Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu Bekerja di Kementerian
Kesehatan RI Tahun 2012, Tesis, FKM, UI, Depok.
Afifah N, D. 2009. Faktor yang berperan dalam kegagalan praktik
pemberian ASI eksklusif, Studi
Kualitatif di Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, http//:
asi/83-faktor-yang-berperandalam-kegagalan-praktik-pemberianasi-eksklusif.htm,
diakses tanggal 27 Februari 2013
Afriana N, 2004, Analisis Praktik
Pemberian ASI Eksklusif oleh Ibu Bekerja di Instansi Pemerintah DKI Jakarta Tesis,
FKM, UI, Depok.
Almatsier, S, dkk, 2011, Gizi
Seimbang Dalam Daur Kehidupan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Depkes, 2007. Pelatihan Konseling Menyusui, Dirjen Bina Kesehatan
Masyarakat, Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Jakarta.
Dinkes Aceh, 2011, Profil Kesehatan Aceh tahun 2011, Banda Aceh.
Dinkes Kabupaten Aceh Besar, 2012, Profil Kesehatan Kabupaten Aceh Besar tahun 2012, Kota Jantho.
Ginanjar, 2010, Gaya Hidup Sehat Bermula Dari Sini, http://pestagagasan.
blogspot.com/2008/12/inisiasi-dini-asi-dan-pencapaian-mdgs.html. diakses pada tanggal 3 Februari 2013.
Hermaliza, R, 2012, Mitos Dalam Masyarakat
Aceh Dan Sumut, Buletin Haba, ISSN 1410-3877 Balai
Pelestarian Sejarah Dan Nilai Tradisional Aceh Vol 63.
Kristina,
2003, Hubungan antara Karakteristik dan Pengetahuan dengan Pemberian ASI pada
Ibu di Ruang Obstetri Rumah Sakit Dokter Kariadi Semarang, Tesis, Undip,
Semarang.
Kristiyanasari,W, (2011), Asi Menyusui &Sadari, Nuha Medika,
Yogjakarta.
Mardeyanti, 2007, Pengaruh
Karakteristik dan Dukungan Keluarga terhadap pemberian ASI Ekslusif di
Tangerang, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Volume 1 No. 2 Tahun 2007.
Roesli, U, 2005, Mengenal ASI
Eksklusif, Trubus Agriwidya, Jakarta
Sri Maryati, 2009,
Faktor-faktor yang Memengaruhi Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Umur 0-6 Bulan
di Kota Medan, Tesis, FKM, USU, Medan.
Zulvira, E, 2010, Pengaruh
Dukungan Keluarga Terhadap Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu Bekerja di Wilayah
Kerja Puskesmas Tapaktuan Tahun 2010, Tesis, FKM, USU, Medan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar