HUBUNGAN
INFORMASI DAN UMUR DENGAN KECEMASAN
PASIEN KANKER
PAYUDARA PADA TINDAKAN KEMOTERAPI
DI RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH ZAINOEL ABIDIN
Oleh:
Juliastuti1,
vina laiva2
ABSTRAK
Kanker payudara merupakan penyebab kematian kedua
akibat kanker pada wanita setelah kanker
leher rahim dan kanker yang paling banyak ditemui diantara wanita.Pengobatan
kanker dengan kemoterapi bisa menimbulkan ketakutan dan kecemasan, yang ditunjukkan melalui respon fisiologis,
prilaku,dan kognitif.Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui hubungan informasi dan umur
dengan kecemasan ibu kanker payudara pada tindakan kemoterapi di Rumah Sakit
Umum Daerah Zainoel Abidin Banda Aceh.Penelitianbersifat analitik dengan
pendekatan crosssectional.Sampel adalah pasien kanker payudara yang melakukan
kemoterapi berjumlah 36 orang diambil dengan teknik accidental sampling di ruang
Mamplam 3 Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin Banda Aceh. Analisa data
dengan uji statistik Chi-square (x2) dengan α = 0.05.Hasil
penelitian menunjukkan terdapat hubungan
yang signifikan antara informasi dan umur dengan kecemasan pasien kanker
payudara pada tindakan kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin
Banda Aceh. Saran :Kepada rumah sakit diharapkan dapat meningkatkan pemberian
informasitentang perjalanan penyakit dan tindakan yang dilakukan, yang
bertujuan untuk menambah pengetahuan sehinggamengurangi kecemasan dan dapatmeningkatkan
semangat hidup pasien kanker payudara.
Kata Kunci: Umur,
Kecemasan, Kemoterapi
RELATIONS WITH THE INFORMATION
AND AGE OF ANXIETY PATIENT
BREAST CANCER CHEMOTHERAPY IN ACTIONGENERAL HOSPITAL IN THE REGIONAL ZAINEOL ABIDIN
BANDA ACEH YEAR 2014
ABSTRACT
Breast cancer is the second
leading cause of death from cancer in women after cervical cancer and the most
common cancer among women. Cancer treatment with chemotherapy can cause fear
and anxiety, which was shown through physiological responses, behavioral, and
cognitive. Objective: To determine the relationship of age to the information
and maternal anxiety breast cancer in chemotherapy in the General Hospital of
Zainoel Abidin Banda Aceh. Analytical research with cross sectional approach.
Samples are breast cancer patients
chemotherapyof 36 people, were taken by accidental sampling technique in
space Mamplam 3 District General Hospital Zainoel Abidin Banda Aceh. Analysis
of the data by the statistical test Chi-square (x2) with α = 0.05. The results
showed a significant relationship between information and age with the anxiety
of breast cancer patients in chemotherapy in the General Hospital of Zainoel
Abidin Banda Aceh. Suggestion: To the hospital is expected to improve the
provision of information about the course of the disease and the measures taken,
which aims to increase knowledge so as reduce anxiety and can improve the
spirit of life of breast cancer patients.
Keywords: information, age, anxiety
chemotherapy
PENDAHULUAN
Kanker
merupakan masalah kesehatan masyarakat yang besar, yang perlu ditanggulangi
secara menyeluruh, terpadu, efektif, efisien, ekonomis dan manusiawi, Kanker
merupakan juga ancaman serius bagi kesehatan masyarakat karena insiden dan
angka kematiaannya terus merayap naik.Oleh sebab itu penyakit kanker memerlukan
penanganan sendiri dengan cara menghambat pembelahan sel-sel Abnormal.10
Kanker payudara merupakan gangguan payudara
yang paling ditakuti perempuan.Salah satu penyebabnya karena penyakit ini tidak
dapat disembuhkan jika ditemukan pada stadium lanjut.Padahal, jika dideteksi
secara dini, penyakit ini sebetulnya bisa diobati sampai sembuh.Penyebab pasti
penyakit ini belum diketahui. Penyebab yang ada hanya merupakan dugaan-dugaan,
biasa disebut sebagai faktor-faktor resiko terkena kanker payudara.1
Pada
tahun 2010 WHO (World Health
Organization) memperkirakan angka kejadian yang terkena kanker payudara terdapat 11 juta dan tahun 2030 akan
bertambah menjadi 27 juta kematian akibat kanker.18 Berdasarkan
angka diagnosis kanker kemungkinan akan meningkat 1% tiap tahunnya, begitu pula
kematian akibat penyakit ini. China, Rusia, dan India diperkirakan akan memiiki
peningkatan kanker dan kematian akibat kanker.1
Data dari
yayasan kanker Indonesia pada lima tahun terakhir menyebutkan kejadian kanker
payudara menempati urutan pertama 32%, dari total jumlah kasus kanker. Total
penderita kanker payudara 40% berobat pada stadium awal dan 30% dari total
jumlah penderita kanker terdeteksi stadium lanjut lokal, dan 30% dengan
metastasis.7
Di Indonesia, berdasarkan data global burden of cancer (globocan),
kanker payudara merupakan kanker yang terbanyak terjadi pada perempuan (26 per
100.000). hal itu juga sesuai dengan data sistem informasi rumah sakit (SIRS),yang
menyatakan dalam kurun waktu 2004-2007 kanker payudara menempati tempat pertama
dari 10 jenis kanker terbanyak yang tercatat di rumah sakit. Data Departemen
Kesehatan menyebutkan kanker merupakan penyebab kematian ke-5 di Indonesia,
setelah jantung, stroke, saluran pernafasan dan diare.3
Berdasarkan data dari dinas Kesehatan Banda
Aceh Jumlah pasien yang terkena kanker adalah Tahun 2004, 5200 kasus, Tahun
2005, 7900 Kasus, Tahun 2006 dan 2007, 8300 kasus.Dari Hasil data yang di dapat
bahwa inflansi kenaikan kanker payudara yang sangat tajam pada tahun 2004 ke
tahun 2005 dan Kanker payudara juga merupakan jenis kanker tertinggi yang di
derita oleh masyarakat Aceh.
Hasil penjajakan di RSUD Zainoel Abidin
sebanyak 809 orang yang menderita kanker payudara, yaitu : 361 orang rawat inap
dengan jumlah kunjungan triwulan I 129 orang, triwulan II 88 orang, triwulan
III 61 orang, triwulan IV 75 orang dan 448 orang rawat jalan dengan jumlah
kunjungan triwulan I 97 orang, triwulan II 208 orang, triwulan III 72 orang,
triwulan IV 89 orang (Rekam Medis RSUZA, 2012).
Berbagai pilihan terapi dapat dilakukan untuk mengatasi
kanker.Pilihan pengobatan kepada pasien kanker harus berdasarkan pada tujuan
yang realistik dan yang dapat dicapai untuk setiap tipe kanker yang
spesifik.Banyak terapi yang dilakukan terhadap kanker, diantaranya operasi,
radioterapi, kemoteraphubungan iterpersonali dan terapi biologis serta beberapa
metode terapi lainnya.Terapi operasi dan radioterapi dapat menjadi terapi
kuratif kanker yang bersifat lokal, sedangkan kemoterapi digunakan untuk terapi
sistemik terhadap kanker sistemik dan kanker dengan metastasis klinis ataupun
subklinis. Pengobatan kanker stadium lanjut lokal, kemoterapi sering menjadi
satu-satunya metode pilihan yang efektif.15
Kemoterapi
adalah penggunaan preparat antineoplastik sebagai upaya untuk membunuh sel-sel
kanker dengan mengganggu fungsi dan reproduksi selular.Kemoterapi terutama
digunakan untuk mengobati penyakit sistemik dari lesi setempat.Kemoterapi
mungkin dikombinasi dengan pembedahan atau terapi radiasi, atau kedua-duanya.
Tujuan dari kemoterapi (penyembuhan, pengontrolan, paliatif) harus realistik,
karena tujuan tersebut akan menetapkan medikasi yang digunakan dan keagresifan
dari rencana pengobatan.15
Pengobatan
kanker dengan kemoterapi bisa menimbulkan ketakutan dan kecemasan, yang ditunjukkan melalui respon fisiologis,
prilaku,dan kognitif. Reaksi fisiologis seperti tangan berkerinat dan terasa
dingin, detak jantung lebih cepat, wajah pucat, dan tegang,kehilangan nafsu
makan, tidak nyaman pada perut dan dada dan sering BAK. Respon prilaku berupa
gugup, menarik diri dari interpersonal. Respon kognitif takut akan kematian.20
Berdasarkan uraian diatas perumusan masalah dalam penelitian ini adalahapakah ada Hubungan Informasi dan Umur dengan
kecemasan ibu kanker payudara pada tindakan kemoterapi di Rumah Sakit Umum
Daerah zainoel Abidin?.
Tujuan penelitian untuk mengetahuiHubungan
Informasi dan Umur dengan kecemasan ibu kanker payudara pada tindakan
kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin.
Hipotesa penelitian:
Ada hubungan antara
Informasi dan usia
dengan kecemasan ibu terhadap tindakan kemoterapi.
Metode Penelitian
Jenis
penelitian ini merupakan penelitian survey
yang bersifat analitik dengan
pendekatan Crossectional. Penelitian
dilakukan Ruang Mamplam 3 di Rumah Sakit Umum Daerah
dr. Zainoel Abidin Kota Banda Aceh . Populasi dalam penelitian ini adalah ibu penderita kanker
payudara yang melakukan kemoterapi. Sampel diambil dengan cara accidental sampling berjumlah 36 orang.
Pengumpulan data diperoleh dengan
cara menyebarkan kuesioner pada ibu-ibu yang sedang melakukan tindakan
kemoterapi. Penelitian ini dibantu oleh 1 orang enumerator yaitu perawat dengan
latar belakang pendidikan D-III Keperawatan. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang disusun oleh peneliti
yang di sesuaikan berdasarkan variabel yang telah di tetapkan.
HASIL PENELITIAN
a. Hubungan Informasi dengan Kecemasan Tindakan Kemoterapi
pada ibu kanker payudara di Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin Banda Aceh
Hasilpenelitian diketahui responden yang mengalami cemas
terhadap tindakan kemoterapi lebih banyak pada ibu kanker payudara yang mendapatkan informasi cukupmengenai tindakan
kemoterapi yaitu 23 orang (88.5%), dibandingkan dengan ibu kanker payudara yang
tidak cukup mendapatkan informasi mengenai tindakan kemoterapi yaitu 4 orang
(40.0%).
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square menunjukkan perbedaan
presentase tersebut bermakna yaitu dengan nilai p=0.006 artinya terdapat
hubungan antara informasi dengan kecemasan pada tindakan kemoterapi ibu kanker
payudara di Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin Banda Aceh tahun 2014.
Penelitian
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sirait (2009) tentang hubungan
informasi dengan kecemasan menghadapi tindakan kemoterapi pada pasien kanker
payudara, hasil penelitian menunjukkan pasien yang mendapatkan informasi
tentang tindakan kemoterapi lebih banyak mengatakan cemas dan khawatir akan
tindakan kemoterapi. 14
Menurut
Hawari (2006), kecemasan ibu terhadap tindakan kemoterapi disebabkan oleh
informasi yang diperoleh tentang efek samping dari tindakan kemoterapi berupa
rambut yang rontok, lalu kulit menjadi kering dan berubah warna. Efek samping ini yang membuat pasien kanker
payudara merasa cemas akan tindakan kemoterapi. Hasil penelitian menunjukkan
pasien-pasien yang tidak mendapatkan informasi akan efek samping dari tindakan
kemoterapi tidak merasakan cemas, dikarenakan ketidaktahuan tentang kemoterapi.8
Pasien
kanker payudara yang mendapatkan informasi tentang efek samping dari kemoterapi
akan cenderung mengalami dampak psikologis berupa rasa takut akan kematian,
takut menjadi beban, takut ditinggalkan, ketidak mampuan, dan gangguan harga
diri. Hasil penelitian Tara (2001) menyatakan dampak psikologis yang dialami
pasien kanker payudara setelah mendapatkan informasi akan efek samping
kemoterapi berupa cemas, stress, malu dan merasa tidak berguna lagi.17
Hal tersebut juga sesuai dengan pendapat
Hadjam (2000) dalam Sukardja (2000) mengungkapkan bahwa pasien kanker payudara
yang tahu akan efek kemoterapi akan mengalami perasaan sedih, merasa lebih
buruk dari orang lain.16 Stephen (2012) menyatakan bahwa
pasien kanker payudara yang
mendapatkan informasi akan efek dari kemoterapi cenderung mengalami penurunan
yang signifikan terhadap dirinya jika dibandingkan dengan pasien yang tidak
mendapatkan informasi akan efek samping dari tindakan kemoterapi.
Hubungan
Umur Ibu dengan KecemasanTindakan Kemoterapi pada Ibu Kanker Payudara di Rumah
Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin Banda Aceh
Hasil penelitian menunjukkan responden yang mengalami
cemas terhadap tindakan kemoterapi lebih banyak dijumpai pada ibu kanker
payudara yang berumur dewasa menengah yaitu 21 orang (87.5%), dibandingkan
dengan ibu kanker payudara yang berumur dewasa akhir yaitu 4 orang (44.4%) dan
ibu berumur dewasa awal yaitu 2 orang (66.7%).
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square menunjukkan perbedaan
presentase tersebut bermakna yaitu dengan nilai p=0.037 artinya terdapat
hubungan antara umur ibu dengan tindakan
kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin Banda Aceh.
Hasil penelitan ini juga sesuai dengan hasil
penelitian yang dilakukan Jong (2010) yang menunjukkan sebagian besar responden
yang menderita kanker payudara berada pada kelompok umur dewasa menengah dengan
umur 41-65 tahun sebanyak 44 orang (73,3 persen)10.
Prince
& Wilson(2006) menuliskan batasan usia dewasa tengah dimulai sekitar usia
40 hingga 65 tahun. Individu dengan usia ini merasa dirinya mampu berkembang
secara optimal dan mandiri sehingga wajar apabila mereka menjadi cemas
menghadapi tindakan kemoterapi. Kebanyakan individu di usia ini merasa sangat
khawatir bila efek samping dari kemoterapi akan membuat dirinya tidak menarik,
sehingga akan timbul perasaan-perasaan marah pada keadaan dan tidak jarang
disertai penolakan akan tindakan kemoterapi, dukungan keluargalah yang harus
dominan agar pengobatan dapat dilakukan.12
Jong (2010) menjelaskan, masa dewasa tengah menuju dewasa akhir merupakan
masa dimana seseorang telah memiliki tingkat kecerdasan moral, spiritual, dan
agama secara mendalam. Semakin lama usia seseorang, maka semakin terbentuk
sikap keharusan untuk menyesuaikan diri dengan kenyataan bahwa cepat atau
lambat hidupnya akan berakhir dan mulai muncul pengakuan terhadap realitas
kehidupan akhirat secara lebih sungguh-sungguh, sehingga usia dewasa akhir kebanyakan
individu merasa pasrah akan keadaan yang dialaminya, hal inilah yang membuat
usia dewasa akhir tidak cemas akan tindakan kemoterapi. 10
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Terdapat
hubungan bermakna informasi dengan kecemasan ibu kanker payudara pada tindakan
kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin Banda Aceh , dengan nilai
p = 0.006 (p < 0.05).
2.
Terdapat
hubungan bermakna antara umur ibu dengan kecemasan ibu kanker payudara pada
tindakan kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin Banda Aceh ,
dengan nilai p = 0.037 (p < 0.05).
B.
Saran
1.
Instansi Rumah
Sakit
Kepada rumah sakit diharapkan dapat meningkatkan
pemberian informasi tentang perjalanan penyakit dan tindakan yang dilakukan,
yang bertujuan untuk menambah
pengetahuan sehingga mengurangi kecemasan sehingga dapat meningkatkan semangat
hidup pasien kanker payudara.
2.
Profesi
Kebidanan
Petugas
kesehatan khususnya profesi kebidanan diharapkan dapat aktif berperan serta di
lingkungan masyarakat dalam memberikan pendidikan kesehatan,memberikan
kesadaran pada masyarakat akan pentingnya deteksi dini kanker payudara dan
lebih meningkatkan pengetahuan mengenai kanker terutama mengenai kanker
payudara dan memberikan dukungan serta motivasi kepada para penderita kanker
payudara supaya menjalani pengobatan
sesuai dengan teratur, termotivasi untuk menjalani hidupnya dengan baik.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Boyles. 2008.
Epidemiology of lung cancer: a century of great success and ignominious failure. In:
Hansen H, editor. Textbook of lung cancer.
United Kingdom: Informa UK Ltd; 2008.p.9-10.
2.
Catatan Medis RSUD dr.Zainoel Abidin. 2012.
Data di Ruang Tindakan Kemoterapi Bulan Januari 2012 sampai Desember 2012.
3.
Depkes RI. 2006. Glosarium 2006.
http://www.depkes.go.id/downloads/publikasi/Glosarium%202006.pdf [3 Mei 2013].
4.
Desen, Wan. 2008. Onkologi Klinis. Edisi 2.
Jakarta: FKUI
5.
Fitriani. 2012.
Hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien kanker payudara
dalam menjalani kemoterapi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.
6. Ghofar, A. (2009) cara mudah
mengenali dan mengobati kanker, Jogjakarta : Lamingo.
7. Haryono. 2007. Panik Neurosis dan gangguan Cemas. Jakarta: Dua
As-As Jakarta.
8. Hawari, D,( 2006). Manajemen
Stres, Cemas, & Depresi (Edisi 2), Jakarta: Gaya Baru.
9.
Indrati, R.
(2005). Faktor-faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian kanker payudara
wanita. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang. Diakses
dari http:eprints.undip.ac.id tanggal 3 Agustus 2013.
10. Jong, De Wim. 2010. Kanker apakah itu? Pengobatan, Harapan Hidup
Dan Dukungan keluarga, Cetakan pertama. Jakarta :Arcan.
11. Noviani. 2007. Pedoman Surveilans Epidemiologi Penyakit Kanker.
Jakarta: Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular Jenderal PP&PL.
Depkes RI. Suddaen
12. Prince &
Wilson. 2006. Childhood cancer in Britain: Incidence survival, mortality. In:
Arora R.S., Eden T.O.B., Kapoor G., 2009. Epidemiology of childhood cancer in
India. Indian Journal of Cancer October-December 2009; 46 (4): 264.
13. Rekam Medis
RSUDZA. 2012. Data Penderita Rawat Inap Kanker Payudara.
14. Sirait. 2009.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan terhadap kemoterapi
pada pasien kanker Payudara di Rumah Sakit dr. Kariadi. Semarang: Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro.
15. Smeltzer &
Bare. 2002. Buku ajar keprawatan medikal bedah. Edisi 8, Vol. 2. Jakarta: EGC.
16. Sukardja, D.
2000. onkologi klinik, Surabaya: Airlangga university press.
17. Tara, E, MD.
2001. Panduan lengkap pencegahan dan pengendalian kanker pada wanita, Jakarta :
Ladang pustaka dan intermedia, Penatalaksanaan Kanker Payudara Terkini,
Jakarta, Pustaka poluler Obor.
18. Yohannes. 2008.
Social support as a mediator of optimism
and distress in breast cancer survivors. Journal of Consulting and Clinical
Psychology, 71(4), 805–811.
19. Yunitasari.
2007. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan pasien pasca diagnose
kanker di Rumah Sakit dr. Kariadi. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro.
20. Suliswati, dkk, 2005, Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa, EGC,
Jakarta.
21. Stuart dan Sudeen, 2007, pocket Guied pshichiatric Nursing, Ed 3,
EGC, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar