Rabu, 30 Desember 2015

Juliastuti, vina laiva: Jurnal Al-Mumtaz, Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2015, hal. 37-42

HUBUNGAN INFORMASI DAN UMUR DENGAN KECEMASAN
PASIEN KANKER PAYUDARA PADA TINDAKAN KEMOTERAPI
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ZAINOEL ABIDIN

Oleh:
Juliastuti1, vina laiva2

ABSTRAK
Kanker payudara merupakan penyebab kematian kedua akibat kanker pada wanita  setelah kanker leher rahim dan kanker yang paling banyak ditemui diantara wanita.Pengobatan kanker dengan kemoterapi bisa menimbulkan ketakutan dan kecemasan, yang  ditunjukkan melalui respon fisiologis, prilaku,dan kognitif.Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui hubungan informasi dan umur dengan kecemasan ibu kanker payudara pada tindakan kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin Banda Aceh.Penelitianbersifat analitik dengan pendekatan crosssectional.Sampel adalah pasien kanker payudara yang melakukan kemoterapi berjumlah 36 orang diambil dengan teknik accidental sampling di ruang Mamplam 3 Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin Banda Aceh. Analisa data dengan uji statistik Chi-square (x2) dengan α = 0.05.Hasil penelitian  menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara informasi dan umur dengan kecemasan pasien kanker payudara pada tindakan kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin Banda Aceh. Saran :Kepada rumah sakit diharapkan dapat meningkatkan pemberian informasitentang perjalanan penyakit dan tindakan yang dilakukan, yang bertujuan untuk menambah pengetahuan sehinggamengurangi kecemasan dan dapatmeningkatkan semangat hidup pasien kanker payudara.

Kata Kunci: Umur, Kecemasan, Kemoterapi

RELATIONS WITH THE INFORMATION AND AGE OF ANXIETY PATIENT BREAST CANCER CHEMOTHERAPY IN ACTIONGENERAL HOSPITAL IN THE REGIONAL ZAINEOL ABIDIN BANDA ACEH YEAR 2014
                              
ABSTRACT
Breast cancer is the second leading cause of death from cancer in women after cervical cancer and the most common cancer among women. Cancer treatment with chemotherapy can cause fear and anxiety, which was shown through physiological responses, behavioral, and cognitive. Objective: To determine the relationship of age to the information and maternal anxiety breast cancer in chemotherapy in the General Hospital of Zainoel Abidin Banda Aceh. Analytical research with cross sectional approach. Samples are breast cancer patients  chemotherapyof 36 people, were taken by accidental sampling technique in space Mamplam 3 District General Hospital Zainoel Abidin Banda Aceh. Analysis of the data by the statistical test Chi-square (x2) with α = 0.05. The results showed a significant relationship between information and age with the anxiety of breast cancer patients in chemotherapy in the General Hospital of Zainoel Abidin Banda Aceh. Suggestion: To the hospital is expected to improve the provision of information about the course of the disease and the measures taken, which aims to increase knowledge so as reduce anxiety and can improve the spirit of life of breast cancer patients.

Keywords: information, age, anxiety chemotherapy
PENDAHULUAN
            Kanker merupakan masalah kesehatan masyarakat yang besar, yang perlu ditanggulangi secara menyeluruh, terpadu, efektif, efisien, ekonomis dan manusiawi, Kanker merupakan juga ancaman serius bagi kesehatan masyarakat karena insiden dan angka kematiaannya terus merayap naik.Oleh sebab itu penyakit kanker memerlukan penanganan sendiri dengan cara menghambat pembelahan sel-sel Abnormal.10
            Kanker payudara merupakan gangguan payudara yang paling ditakuti perempuan.Salah satu penyebabnya karena penyakit ini tidak dapat disembuhkan jika ditemukan pada stadium lanjut.Padahal, jika dideteksi secara dini, penyakit ini sebetulnya bisa diobati sampai sembuh.Penyebab pasti penyakit ini belum diketahui. Penyebab yang ada hanya merupakan dugaan-dugaan, biasa disebut sebagai faktor-faktor resiko terkena kanker payudara.1
            Pada tahun 2010 WHO (World Health Organization) memperkirakan angka kejadian yang terkena kanker payudara  terdapat 11 juta dan tahun 2030 akan bertambah menjadi 27 juta kematian akibat kanker.18 Berdasarkan angka diagnosis kanker kemungkinan akan meningkat 1% tiap tahunnya, begitu pula kematian akibat penyakit ini. China, Rusia, dan India diperkirakan akan memiiki peningkatan kanker dan kematian akibat kanker.1
Data dari yayasan kanker Indonesia pada lima tahun terakhir menyebutkan kejadian kanker payudara menempati urutan pertama 32%, dari total jumlah kasus kanker. Total penderita kanker payudara 40% berobat pada stadium awal dan 30% dari total jumlah penderita kanker terdeteksi stadium lanjut lokal, dan 30% dengan metastasis.7
Di Indonesia, berdasarkan data global burden of cancer (globocan), kanker payudara merupakan kanker yang terbanyak terjadi pada perempuan (26 per 100.000). hal itu juga sesuai dengan data sistem informasi rumah sakit (SIRS),yang menyatakan dalam kurun waktu 2004-2007 kanker payudara menempati tempat pertama dari 10 jenis kanker terbanyak yang tercatat di rumah sakit. Data Departemen Kesehatan menyebutkan kanker merupakan penyebab kematian ke-5 di Indonesia, setelah jantung, stroke, saluran pernafasan dan diare.3
Berdasarkan data dari dinas Kesehatan Banda Aceh Jumlah pasien yang terkena kanker adalah Tahun 2004, 5200 kasus, Tahun 2005, 7900 Kasus, Tahun 2006 dan 2007, 8300 kasus.Dari Hasil data yang di dapat bahwa inflansi kenaikan kanker payudara yang sangat tajam pada tahun 2004 ke tahun 2005 dan Kanker payudara juga merupakan jenis kanker tertinggi yang di derita oleh masyarakat Aceh.
Hasil penjajakan di RSUD Zainoel Abidin sebanyak 809 orang yang menderita kanker payudara, yaitu : 361 orang rawat inap dengan jumlah kunjungan triwulan I 129 orang, triwulan II 88 orang, triwulan III 61 orang, triwulan IV 75 orang dan 448 orang rawat jalan dengan jumlah kunjungan triwulan I 97 orang, triwulan II 208 orang, triwulan III 72 orang, triwulan IV 89 orang (Rekam Medis RSUZA, 2012).
Berbagai pilihan terapi dapat dilakukan untuk mengatasi kanker.Pilihan pengobatan kepada pasien kanker harus berdasarkan pada tujuan yang realistik dan yang dapat dicapai untuk setiap tipe kanker yang spesifik.Banyak terapi yang dilakukan terhadap kanker, diantaranya operasi, radioterapi, kemoteraphubungan iterpersonali dan terapi biologis serta beberapa metode terapi lainnya.Terapi operasi dan radioterapi dapat menjadi terapi kuratif kanker yang bersifat lokal, sedangkan kemoterapi digunakan untuk terapi sistemik terhadap kanker sistemik dan kanker dengan metastasis klinis ataupun subklinis. Pengobatan kanker stadium lanjut lokal, kemoterapi sering menjadi satu-satunya metode pilihan yang efektif.15
            Kemoterapi adalah penggunaan preparat antineoplastik sebagai upaya untuk membunuh sel-sel kanker dengan mengganggu fungsi dan reproduksi selular.Kemoterapi terutama digunakan untuk mengobati penyakit sistemik dari lesi setempat.Kemoterapi mungkin dikombinasi dengan pembedahan atau terapi radiasi, atau kedua-duanya. Tujuan dari kemoterapi (penyembuhan, pengontrolan, paliatif) harus realistik, karena tujuan tersebut akan menetapkan medikasi yang digunakan dan keagresifan dari rencana pengobatan.15
Pengobatan kanker dengan kemoterapi bisa menimbulkan ketakutan dan kecemasan, yang  ditunjukkan melalui respon fisiologis, prilaku,dan kognitif. Reaksi fisiologis seperti tangan berkerinat dan terasa dingin, detak jantung lebih cepat, wajah pucat, dan tegang,kehilangan nafsu makan, tidak nyaman pada perut dan dada dan sering BAK. Respon prilaku berupa gugup, menarik diri dari interpersonal. Respon kognitif takut akan kematian.20
Berdasarkan uraian diatas perumusan masalah dalam penelitian ini adalahapakah ada Hubungan Informasi dan Umur dengan kecemasan ibu kanker payudara pada tindakan kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah zainoel Abidin?.
Tujuan penelitian untuk mengetahuiHubungan Informasi dan Umur dengan kecemasan ibu kanker payudara pada tindakan kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin.

Hipotesa penelitian:
Ada hubungan antara Informasi dan usia dengan kecemasan ibu  terhadap tindakan kemoterapi.

Metode Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian survey yang bersifat analitik dengan pendekatan Crossectional. Penelitian dilakukan Ruang Mamplam 3 di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Kota Banda Aceh .   Populasi dalam  penelitian ini adalah ibu penderita kanker payudara yang melakukan kemoterapi. Sampel diambil dengan cara accidental sampling berjumlah 36 orang.
            Pengumpulan data diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner pada ibu-ibu yang sedang melakukan tindakan kemoterapi. Penelitian ini dibantu oleh 1 orang enumerator yaitu perawat dengan latar belakang pendidikan D-III Keperawatan.      Instrumen yang digunakan  adalah kuesioner yang disusun oleh peneliti yang di sesuaikan berdasarkan variabel yang telah di tetapkan.

HASIL PENELITIAN
a.      Hubungan Informasi dengan Kecemasan Tindakan Kemoterapi pada ibu kanker payudara di Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin Banda Aceh
Hasilpenelitian diketahui responden yang mengalami cemas terhadap tindakan kemoterapi lebih banyak pada ibu kanker payudara yang  mendapatkan informasi cukupmengenai tindakan kemoterapi yaitu 23 orang (88.5%), dibandingkan dengan ibu kanker payudara yang tidak cukup mendapatkan informasi mengenai tindakan kemoterapi yaitu 4 orang (40.0%).
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square menunjukkan perbedaan presentase tersebut bermakna yaitu dengan nilai p=0.006 artinya terdapat hubungan antara informasi dengan kecemasan pada tindakan kemoterapi ibu kanker payudara di Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin Banda Aceh tahun 2014.
                 Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sirait (2009) tentang hubungan informasi dengan kecemasan menghadapi tindakan kemoterapi pada pasien kanker payudara, hasil penelitian menunjukkan pasien yang mendapatkan informasi tentang tindakan kemoterapi lebih banyak mengatakan cemas dan khawatir akan tindakan kemoterapi. 14
           Menurut Hawari (2006), kecemasan ibu terhadap tindakan kemoterapi disebabkan oleh informasi yang diperoleh tentang efek samping dari tindakan kemoterapi berupa rambut yang rontok, lalu kulit menjadi kering dan berubah warna.  Efek samping ini yang membuat pasien kanker payudara merasa cemas akan tindakan kemoterapi. Hasil penelitian menunjukkan pasien-pasien yang tidak mendapatkan informasi akan efek samping dari tindakan kemoterapi tidak merasakan cemas, dikarenakan ketidaktahuan tentang kemoterapi.8
            Pasien kanker payudara yang mendapatkan informasi tentang efek samping dari kemoterapi akan cenderung mengalami dampak psikologis berupa rasa takut akan kematian, takut menjadi beban, takut ditinggalkan, ketidak mampuan, dan gangguan harga diri. Hasil penelitian Tara (2001) menyatakan dampak psikologis yang dialami pasien kanker payudara setelah mendapatkan informasi akan efek samping kemoterapi berupa cemas, stress, malu dan merasa tidak berguna lagi.17
Hal tersebut juga sesuai dengan pendapat Hadjam (2000) dalam Sukardja (2000) mengungkapkan bahwa pasien kanker payudara yang tahu akan efek kemoterapi akan mengalami perasaan sedih, merasa lebih buruk dari orang lain.16 Stephen (2012) menyatakan bahwa pasien kanker payudara yang mendapatkan informasi akan efek dari kemoterapi cenderung mengalami penurunan yang signifikan terhadap dirinya jika dibandingkan dengan pasien yang tidak mendapatkan informasi akan efek samping dari tindakan kemoterapi.

  Hubungan Umur Ibu dengan KecemasanTindakan Kemoterapi pada Ibu Kanker Payudara di Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin Banda Aceh
Hasil penelitian menunjukkan responden yang mengalami cemas terhadap tindakan kemoterapi lebih banyak dijumpai pada ibu kanker payudara yang berumur dewasa menengah yaitu 21 orang (87.5%), dibandingkan dengan ibu kanker payudara yang berumur dewasa akhir yaitu 4 orang (44.4%) dan ibu berumur dewasa awal yaitu 2 orang (66.7%).
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square menunjukkan perbedaan presentase tersebut bermakna yaitu dengan nilai p=0.037 artinya terdapat hubungan antara umur ibu dengan  tindakan kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin Banda Aceh.
Hasil penelitan ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Jong (2010) yang menunjukkan sebagian besar responden yang menderita kanker payudara berada pada kelompok umur dewasa menengah dengan umur 41-65 tahun sebanyak 44 orang (73,3 persen)10.
 Prince & Wilson(2006) menuliskan batasan usia dewasa tengah dimulai sekitar usia 40 hingga 65 tahun. Individu dengan usia ini merasa dirinya mampu berkembang secara optimal dan mandiri sehingga wajar apabila mereka menjadi cemas menghadapi tindakan kemoterapi. Kebanyakan individu di usia ini merasa sangat khawatir bila efek samping dari kemoterapi akan membuat dirinya tidak menarik, sehingga akan timbul perasaan-perasaan marah pada keadaan dan tidak jarang disertai penolakan akan tindakan kemoterapi, dukungan keluargalah yang harus dominan agar pengobatan dapat dilakukan.12
Jong (2010) menjelaskan, masa dewasa tengah menuju dewasa akhir merupakan masa dimana seseorang telah memiliki tingkat kecerdasan moral, spiritual, dan agama secara mendalam. Semakin lama usia seseorang, maka semakin terbentuk sikap keharusan untuk menyesuaikan diri dengan kenyataan bahwa cepat atau lambat hidupnya akan berakhir dan mulai muncul pengakuan terhadap realitas kehidupan akhirat secara lebih sungguh-sungguh, sehingga usia dewasa akhir kebanyakan individu merasa pasrah akan keadaan yang dialaminya, hal inilah yang membuat usia dewasa akhir tidak cemas akan tindakan kemoterapi. 10

PENUTUP
A.     Kesimpulan
1.      Terdapat hubungan bermakna informasi dengan kecemasan ibu kanker payudara pada tindakan kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin Banda Aceh , dengan nilai p = 0.006 (p < 0.05).
2.      Terdapat hubungan bermakna antara umur ibu dengan kecemasan ibu kanker payudara pada tindakan kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin Banda Aceh , dengan nilai p = 0.037 (p < 0.05).

B.     Saran
1.   Instansi Rumah Sakit
Kepada  rumah sakit diharapkan dapat meningkatkan pemberian informasi tentang perjalanan penyakit dan tindakan yang dilakukan, yang bertujuan untuk  menambah pengetahuan sehingga mengurangi kecemasan sehingga dapat meningkatkan semangat hidup pasien kanker  payudara.
2.      Profesi Kebidanan
Petugas kesehatan khususnya profesi kebidanan diharapkan dapat aktif berperan serta di lingkungan masyarakat dalam memberikan pendidikan kesehatan,memberikan kesadaran pada masyarakat akan pentingnya deteksi dini kanker payudara dan lebih meningkatkan pengetahuan mengenai kanker terutama mengenai kanker payudara dan memberikan dukungan serta motivasi kepada para penderita kanker payudara supaya menjalani  pengobatan sesuai dengan teratur, termotivasi untuk menjalani hidupnya dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

1.      Boyles. 2008.  Epidemiology of lung cancer: a century of  great success and ignominious failure. In: Hansen H, editor. Textbook of  lung cancer. United Kingdom: Informa UK Ltd; 2008.p.9-10.
2.      Catatan Medis RSUD dr.Zainoel Abidin. 2012. Data di Ruang Tindakan Kemoterapi Bulan Januari 2012 sampai Desember 2012.
3.      Depkes RI. 2006. Glosarium 2006. http://www.depkes.go.id/downloads/publikasi/Glosarium%202006.pdf [3 Mei 2013].
4.      Desen, Wan. 2008. Onkologi Klinis. Edisi 2. Jakarta: FKUI
5.      Fitriani. 2012. Hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien kanker payudara dalam menjalani kemoterapi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.
6.      Ghofar, A. (2009) cara mudah mengenali dan mengobati kanker, Jogjakarta : Lamingo.
7.      Haryono. 2007. Panik Neurosis dan gangguan Cemas. Jakarta: Dua As-As Jakarta.
8.      Hawari, D,( 2006). Manajemen Stres, Cemas, & Depresi (Edisi 2), Jakarta:  Gaya Baru.
9.      Indrati, R. (2005). Faktor-faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian kanker payudara wanita. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang. Diakses dari http:eprints.undip.ac.id tanggal 3 Agustus 2013.
10.  Jong, De Wim. 2010. Kanker apakah itu? Pengobatan, Harapan Hidup Dan Dukungan keluarga, Cetakan pertama. Jakarta :Arcan.
11.  Noviani. 2007. Pedoman Surveilans Epidemiologi Penyakit Kanker. Jakarta: Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular Jenderal PP&PL. Depkes RI. Suddaen
12.  Prince & Wilson. 2006. Childhood cancer in Britain: Incidence survival, mortality. In: Arora R.S., Eden T.O.B., Kapoor G., 2009. Epidemiology of childhood cancer in India. Indian Journal of Cancer October-December 2009; 46 (4): 264.
13.  Rekam Medis RSUDZA. 2012. Data Penderita Rawat Inap Kanker Payudara.
14.  Sirait. 2009. Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan terhadap kemoterapi pada pasien kanker Payudara di Rumah Sakit dr. Kariadi. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
15.  Smeltzer & Bare. 2002. Buku ajar keprawatan medikal bedah. Edisi 8, Vol. 2. Jakarta: EGC.
16.  Sukardja, D. 2000. onkologi klinik, Surabaya: Airlangga university press.
17.  Tara, E, MD. 2001. Panduan lengkap pencegahan dan pengendalian kanker pada wanita, Jakarta : Ladang pustaka dan intermedia, Penatalaksanaan Kanker Payudara Terkini, Jakarta, Pustaka poluler Obor.
18.  Yohannes. 2008. Social support as a mediator of  optimism and distress in breast cancer survivors. Journal of Consulting and Clinical Psychology, 71(4), 805–811.
19.  Yunitasari. 2007. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan pasien pasca diagnose kanker di Rumah Sakit dr. Kariadi. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
20.  Suliswati, dkk, 2005, Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa, EGC, Jakarta.

21.  Stuart dan Sudeen, 2007, pocket Guied pshichiatric Nursing, Ed 3, EGC, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar