HUBUNGAN KENAIKAN BERAT BADAN IBU SELAMA KEHAMILAN DENGAN BERAT
BAYI LAHIR DI PUSKESMAS INDRAPURI ACEH BESAR TAHUN 2014
Oleh:
Maharani
ABSTRAK
Latar belakang. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru suatu
periode pertumbuhan. Pertumbuhan janin dipengaruhi faktor-faktor dari ibu
selama kehamilan yaitu sakit berat, komplikasi kehamilan, status gizi yang
kurang dan stress, kemiskinan, kurang pendidikan, lingkungan yang buruk.Kenaikan berat badan ibu selama kehamilan berhubungan
langsung dengan berat badan bayinya.Kenaikan berat badan dapat dipakai
sebagai indeks untuk menentukan status gizi wanita hamildan berat bayi lahir
merupakan indikator status gizi bayi baru lahir. Tujuan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kenaikan berat badan ibu
selama kehamilan dengan berat bayi lahir di Puskemas Indrapuri Aceh Besar. Metode. Penelitian ini merupakan survey analitik
dengan pendekatan retrospektif. Sampel yang digunakan sebanyak 61 ibu
postpartum dengan teknik simple random sampling. Data diperoleh dari data rekam
medis. Hasil. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas
Indrapuri Kabupaten Aceh Besar dengan jumlah sampel 61 orang ibu postpastum.
Rentang usia terbanyak pada 25-35 tahun berjumlah 43 orang (70,49%), kenaikan
berat badan ibu hamil 9 Kg berjumlah9 orang (14,8%) dan berat bayi lahir
terbanyak pada 3000 gram berjumlah 13 bayi (21,30%). Dari uji korelasi Pearson,
didapatkan nilai r = 0,414 dan nilai p = 0,001 yang berarti adanya korelasi
antar variabel dan signifikan. Kesimpulan. Terdapat hubungan pertambahan
berat badan ibu selama kehamilan dengan kenaikan berat badan lahir di Puskesmas
Indrapuri Aceh Besar.
Kata kunci: Kenaikan berat badan ibu, kehamilan, berat badan lahir
PENDAHULUAN
Kehamilan
merupakan fase awal suatu kehidupan baru periode pertumbuhan. Pertumbuhan janin
didalam kandungan merupakan hasil interaksi antara potensi genetik dari ayah
maupun ibu dan lingkungan intrauterin. Pertumbuhan janin dipengaruhi beberapa
faktor selama kehamilan diantaranya sakit berat, komplikasi kehamilan, status
gizi yang kurang dan keadaan stress ibu hamil, kemiskinan, kurang pendidikan,
lingkungan yang buruk(Soetjiningsih, 2012; Bobak et al., 2005). Status gizi pada ibu selama hamil berpengaruh pada
status gizi janin.
Status gizi ibu
hamil dapat ditentukan dengan mengukur kenaikan berat badan ibu selama hamil
oleh karena terdapat kesamaan dalam jumlah kenaikan berat badan saat hamil pada
semua ibu hamil. Pertambahan berat badan ibu hamil berkisar 10-15 kg yaitu 1 kg
pada trimester I dan selebihnya pada trimester II dan III (Aritonang, 2010). Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara
kenaikan berat badan ibu hamil dengan berat bayi lahir (Courtney, 2002).
Kenaikan berat badan ibu selama kehamilan berhubungan langsung dengan berat
badan bayinya.
Galtier-Dereure
et al. (2000) melaporkan bahwa
pertambahan berat badan kehamilan yang berlebih mempunyai resiko persalinan Caesar dan komplikasi kehamilan post-operatif. Komplikasi kehamilan pada
bayi meliputi skor Apgar yang rendah, makrosomia, neural-tube defect dan kematian intrauterin. Pertambahan berat
badan berlebih dalam kehamilan memberi dampak meningkatnya biaya perawatan
prenatal dan postnatal.Kenaikan berat badan selama kehamilan bervariasi untuk
setiap wanita hamil tergantung dari beberapa faktor, oleh karenanya perlu
dilakukan pemeriksaanantenatal care(ANC)
untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan janin sehingga wanita dan keluarga
juga dapat mengetahui informasi mengenai persiapan tugas-tugas kehamilan.
Suririnah
(2008) menjelaskan bahwa hal yang terpenting dalam kehamilan adalah
mempertahankan diet makan yang berkualitas. Status gizi ibu sebelum kehamilan
sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan, bila status gizi ibu
baik pada sebelum hamil maka akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan
dengan berat badan normal. Kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada
keadaan gizi ibu. Salah satu cara untuk menilai kualitas bayi adalah dengan
mengukur berat bayi pada saat lahir.
Pertambahan
berat badan selama kehamilan di Indonesia pada umumnya rendah (<10 2013="" 27="" 410="" 49="" 650="" aporan="" badan="" bahwa="" bayi="" bbl="" bblr="" berat="" berdasarkan="" cukup="" dan="" dari="" data="" hamil="" ibu="" indikator="" indrapuri="" janin="" kek="" kelahiran="" kg="" mengalami="" menunjukkan="" merupakan="" o:p="" pada="" padahal="" penderita="" penting.="" pertambahan="" pertumbuhan="" puskesmas="" tahun="" tahunan="" terdapat="" tersebut="" tinggi="" yaitu="" yang="">10>
METODE PENELITIAN
Penelitian ini
merupakan penelitian survey analitik dengan pendekatan secara retrospektif. Dilakukan
di Puskesmas Indrapuri Kabupaten Aceh Besar pada bulan Juni 2014. Metode
pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan sumber data sekunder dan
primer yaitu dimana data sekunder dalam hal ini diperoleh dari data rekam medik
dan data primer diperoleh dari buku KIA ibu hamil. Populasi pada penelitian ini
adalah seluruh ibu post partum yang memiliki buku KIA dan tercatat berat badan
selama kehamilan dan berat bayi lahir yang berada di wilayah kerja Puskesmas Indrapuri sebanyak 140 orang periode 6 bulan.
Sampel dalam
penelitian ini adalah ibu post partum yang memiliki catatan berat badan selama
kehamilan dan bayi baru lahir di wilayah
kerja Puskesmas Indrapuri.
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 61 orang dan pengambilan sampel dalam
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan random
sampling. Analisa data yang digunakan untuk melihat hubungan antara dua
variabel menggunakan uji korelasi.
Kriteria
inklusi dalam penelitian ini adalah ibu yang melahirkan di Kabupaten Aceh Besar
pada tahun 2013, persalinan normal dan aterm dan ibu yang rutin periksa antenatal care (ANC). Sedangkan kriteria
ekslusinya adalah ibu melahirkan dengan data pemeriksaan kehamilan di KMS tidak
lengkap dan penyakit penyerta yang dimiliki ibu selama hamil. Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah kenaikan berat badan ibu selama kehamilan dan
variabel terikatnya adalah berat bayi baru lahir.
Instrumen penelitian ini adalahrekam medis selama kehamilan. Untuk pengolahan
data menggunakan bantuan program SPSS versi 19 for windows. Teknik analisis bivariat dengan menggunakan korelasi Pearson dengan syarat distribusi dan
data harus normal (p>0,05).
HASIL
Penelitian
ini dilakukan di Puskesmas Indrapuri Kabupaten Aceh Besar. Penelitian
dilaksanakan pada bulan Juni 2014 dan didapatkan sampel penelitian yang
memenuhi kriteria inklusi yaitu berjumlah 61 orang. Semua sampel merupakan ibu
yang melahirkan pada tahun 2013 di Kabupaten Aceh Besar.
Dari penelitian tersebut didapatkan data sebagai berikut :
Tabel 1
Distribusi
Responden Berdasarkan Karakteristik Responden Ibu Nifas
di Puskesmas Indrapuri Tahun 2014
Karakteristik
|
Frekuensi
|
Persentase (%)
|
Umur
|
|
|
-
<25
-
25 –35
-
> 35
|
11
43
7
|
18,03
70,49
11,47
|
Total
|
61
|
100,00
|
Pendidikan
|
|
|
-
Dasar
-
Menengah
-
Tinggi
|
11
34
16
|
18,08
55,73
26,23
|
Total
|
61
|
100,00
|
Pekerjaan
|
|
|
-
IRT/Tani
-
PNS
-
Swasta
|
54
5
2
|
80,59
3,27
8,19
|
Total
|
61
|
100,00
|
Paritas
|
|
|
-
Primi
-
Multi
-
Grande
|
18
37
6
|
29,5
60,65
9,83
|
Total
|
61
|
100,00
|
Berdasarkan tabel 1 diketahui dari 61 responden memiliki
karakteristik mayoritas umur 25-35 yaitu 43 orang (70,49%), pendidikan menengah
34 orang (55,73%), pekerjaan IRT/Tani 54 orang (80,59%) dan jumlah paritas
multipara 37 orang (60,65%).
Tabel 2
Distribusi
Responden Berdasarkan Kenaikan Berat Badan Selama Kehamilan
di Puskesmas Indrapuri Tahun 2014
Kenaikan
Berat Badan
Ibu (Kg)
|
Frekuensi
|
%
|
4
|
3
|
4,9
|
5
|
4
|
6,6
|
6
|
2
|
3,3
|
7
|
6
|
9,8
|
8
|
8
|
13,1
|
9
|
9
|
14,4
|
10
|
5
|
8,2
|
11
|
5
|
8,2
|
12
|
3
|
4,9
|
13
|
3
|
4,9
|
14
|
2
|
3,3
|
15
|
3
|
4,9
|
16
|
3
|
4,9
|
18
|
2
|
3,3
|
20
|
1
|
1,6
|
21
|
1
|
1,6
|
23
|
1
|
1,6
|
Total
|
61
|
100
|
Berdasarkan tabel 2
diketahui dari 61 responden mayoritas mengalami kenaikan berat badan selama
hamil 9 Kg sebanyak 9 orang (14,8%) sedangkan berat badan lebih (>20 Kg) yaitu
sebanyak 2 orang masing-masing 21 Kg (1.6%) dan 23 Kg (1.6%).
Tabel 3
Distribusi
Responden Berdasarkan Berat Badan Lahir
di Puskesmas Indrapuri Tahun 2014
Berat Bayi
Lahir (gr)
|
Frekuensi
|
%
|
2000
|
1
|
1,60
|
2300
|
2
|
3,30
|
2500
|
4
|
6,60
|
2800
|
1
|
1,60
|
2900
|
6
|
9,80
|
3000
|
13
|
21,30
|
3100
|
7
|
11,50
|
3200
|
4
|
6,60
|
3300
|
1
|
1,60
|
3400
|
4
|
6,60
|
3500
|
7
|
11,50
|
3600
|
2
|
3,30
|
3700
|
2
|
3,30
|
3800
|
1
|
1,60
|
4000
|
2
|
3,30
|
4100
|
1
|
1,60
|
4200
|
2
|
3,30
|
5400
|
1
|
1,60
|
Total
|
61
|
100
|
Berdasarkan
tabel 3 diketahui bahwa dari 61 responden mayoritas berat bayi lahir yaitu 3000
gram sebanyak 13 orang (21,3%).
Tabel 4.
Hasil
Uji Korelasi
Variabel
|
R
|
R2
|
P value
|
Kenaikan berat badan ibu selama kehamilan dengan berat bayi lahir
|
0,414
|
0,171
|
0,001
|
Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa uji korelasi hubungan antara
variabel kenaikan berat badan selama kehamilan dengan berat bayi lahir
menunjukkan ada hubungan dengan kekuatan hubungan diperoleh nilai korelasi(r)
sebesar 0,414 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan sedang dan berpola
positif. Nilai koefisien dengan determinan R2=0,171 dan hasil uji
statistik didapatkan nilai kemaknaanp = 0,001 (p<0 antara="" badan="" bahwa="" bayi="" berat="" dengan="" hal="" hamil="" hubungan="" ibu="" ini="" kenaikan="" lahir.="" menunjukkan="" o:p="" selama="" signifikan="" terdapat="" variabel="" yang="">0>
PEMBAHASAN
Pada
penelitian uji korelasi kenaikan berat badan selama kehamilan dengan berat bayi
lahir menunjukkan ada hubungan dimana diperoleh r=0,414 yang berarti kekuatan
hubungan sedang dan didapatkan berpola positif artinya semakin tinggi nilai
kenaikan berat badan ibu selama kehamilan, maka semakin besar nilai berat bayi
lahir. Berdasarkan teori Colton, kekuatan korelasi yang diperoleh berkekuatan
sedang. Hal ini bermakna bahwa kenaikan berat badan ibu selama kehamilan tidak
menjadi hubungan yang mutlak mempengaruhi kenaikan berat badan bayi, hal ini
ditunjukkan dengan adanya kenaikan berat badan ibu yang sangat minim yaitu 4 Kg
namun berat bayi lahir sangat normal yaitu 3800 gram.
Nilai
koefisien dengan determinan 0,171 artinya persamaan garis yang kita peroleh
dapat menerangkan 17,1% variasi kenaikan berat badan ibu selama hamil dengan
berat badan bayi atau persamaan garis
yang diperoleh cukup untuk menjelaskan variabel kenaikan berat badan ibu
selama hamil dengan berat badan bayi. Hasil uji statistik didapatkan ada hubungan
yang signifikan nilai p = 0,001yang
berarti bahwa hipotesis penelitian ini (Ha)
diterima dimana adanya hubungan yang signifikan antar variabel kenaikan berat
badan ibu selama hamil dengan berat badan bayi.
Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan Courtney
(2002),kenaikan berat badan ibu selama kehamilan berhubungan langsung dengan
berat badan bayinya, dan risiko melahirkan BBLR meningkat dengan kurangnya
kenaikkan berat badan selama kehamilan. Hal ini menunjukkan adanya hubungan
yang signifikan antara kenaikan berat badan ibu hamil dengan berat bayi lahir.
Hasil
penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Budiman (2011) menyatakan bahwa
makin berat badan ibu hamil, makin bertambah juga berat bayi lahir bayi. Hal
ini ditunjukkan dengan hasil uji statistik dengan tingkat kemaknaan sebesar
p<0 badan="" berat="" dan="" dengan="" hamil="" hasil="" ibu="" kehamilan.="" kekuatan="" kenaikan="" komponen="" korelasi="" merupakan="" o:p="" penjumlahan="" sebelum="" sedang.="" selama="">0>
Menurut
asumsi peneliti, adanya hubungan kenaikan berat badan ibu selama kehamilan
dengan berat bayi lahir di Puskesmas Indrapuri tahun 2014 dipengaruhi oleh
beberapa hal diantaranya adanya asupan nutrisi dari ibu yang mencukupi selama
kehamilan sehingga bayi juga mendapat suplai nutrisi yang cukup, dimana dari
sejumlah responden penambahan rata-rata berat badan dalah 10,36 kg namun ada
diantaranya yang mengalami kenaikan berat badan dibawah normal, yaitu hanya 4 kg
saja selama kehamilan, dimana 80% dari responden yang mengalami kenaikan berat
badan 4-5 kg mengalami BBLR, dan dari 61 responden tersebut ada yang mengalami
kenaikan berat badan selama kehamilan ekstrim yaitu 23 kg dan menghasilkan bayi
makrosomia dengan berat 5400 kg. Selain itu, hal yang mempengaruhi adalah
tingkat pengetahuan responden dimana didapatkan bahwa sebagian besar responden
berada pada tingkat pendidikan menengah yaitu sebesar 60,5%, sehingga
sedikitnya responden memahami tentang informasi kehamilan sehat, namun diantara responden masih ada yang berada pada
pendidkan dasar, hal ini menjadi factor resiko terjadinya gizi buruk pada ibu
hamil atau KEK yang dapat mengakibatkan perkembangan janin terhambat, BBLR,
cacat, dan kelainan lainnya. Disamping itu tingkat perekonomian masyarakat yang
masih lemah dimana responden pada umumnya ibu rumah tangga yang juga sebagai
tani sehingga menjadi salah satu keterbatasan dalam pemenuhan asupan nutrisi
dan gizi ibu selama kehamilan.
KESIMPULAN
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara kenaikan berat badan ibu selama
kehamilan dengan berat bayi lahir.
SARAN
Perlu dilakukan
penelitian lanjutan diharapkan dapat menambahkan faktor lain yang mempengaruhi
berat bayi lahir yaitu penyakit ibu selama kehamilan, keadaan stress ibu,
tingkat sosial ekonomi, pendidikan ibu dan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Aritonang, Evawany, 2010. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil. Bogor: IPB
Press
Budiman,
Charles, 2011. Korelasi Antara Berat
Badan Ibu Hamil Dengan Berat Lahir Bayi”. Semarang:FK UNDIP
Bobak, Irene M dkk., 2005. Buku
Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta: EGC
Coutrney,
Moore M, 2002. Buku Pedoman Diet dan
Nutrisi. Jakarta:EGC
Galtier-Dereure,
F., Boegner, C., Bringer, J., 2000. Obesity and Pregnancy : Complication and
Cost. Am J Clin Nutr 2000 (71) : 1242S-8S
Suririnah, 2008. Buku Pintar
Kehamilan dan Persalinan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Soetjiningsih, 2012. Tumbuh
Kembang Anak. Jakarta : EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar