Jumat, 26 Desember 2014

Reca: Jurnal Al-Mumtaz, Volume 3, Nomor 2, Juli-Desember 2014, hal. 9-14

HUBUNGAN STATUS KARANG GIGI DENGAN GINGIVITIS PADA PASIEN POLI GIGI PUSKESMAS INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR

 

Oleh:

Reca

ABSTRAK

Gingivitis merupakan peradangan pada gusi, penyebab gingivitis yang paling sering terjadi yaitu menumpuknya karang gigi yang berasal dari sisa makanan yang tidak dibersihkan. Penelitian ini untuk mengetahui hubungan status karang gigi dengan gingivitis pada pasien Poli Gigi Puskesmas Indrapuri Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini bersifat analitik. Populasi penelitian ini yaitu seluruh pasien yang terdapat karang gigi dan mengalami gingivitis dengan usia 15-44 tahun yang berkunjung ke poli gigi dan sampel dalam penelitian ini berjumlah 34 orang yang diambil berdasarkan tekhnik accidental sampling. Data diperoleh dengan melakukan pemeriksaan karang gigi dan gingivitis. Hasil penelitian menunjukkan gingivitis dengan kriteria sedang dan status karang gigi sedang (73,7%). Ada hubungan status karang gigi dengan gingivitis (P<0 span="">). Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan status karang gigi dengan gingivitis. Disarankan kepada pasien untuk selalu menjaga kebersihan gigi dan mulut.


Kata kunci: Status Karang Gigi, Gingivitis


CALCULUS STATUS RELATIONSHIP AND DENTAL GINGIVITIS PATIENTS ON DENTAL HEALTH POLI INDRAPURI DISTRICT OF ACEH

 By:

Reca 

ABSTRACT
Gingivitis is an inflammation of the gums, causing gingivitis is most common, namely stacking rocks on the tooth from food scraps that are not cleaned. This study was to determine the calculus status relationship with gingivitis in patients Poly Dental Health Center Indrapuri district of Aceh. This research is analytic.The study population included all patients calculus status and gingivitis by the age of 15-44 years who visited poly gear and sample in this study amounted to 34 people were taken by accidental sampling technique. Data obtained by calculus status and gingivitis.The results showed moderate gingivitis criteria and calculus status  moderate (73.7%). There is a calculus status relationship with gingivitis (P <0 .05="" a="" be="" can="" concluded="" is="" it="" span="" that="" there="">calculus status relationship with gingivitis. It is suggested to the patient to maintain oral hygiene.

Keywords: Calculus Status, Gingivitis

 PENDAHULUAN
Karang gigi merupakan deposit keras yang terjadi akibat pengendapan garam-garam anorganik yang komposisi utamanya adalah kalsium karbonat dan kalsium fosfat yang bercampur dengan debris, mikroorganisme, dan sel-sel epitel deskuamasi.1 Karang gigi disebabkan oleh bakteri streptococccus dan anaerob yang akan mengubah glukosa dan karbohidrat pada makanan menjadi asam melalui proses fermentasi yang kemudian dari proses tersebut  akan membentuk  dental plak.2  Dental plak yang mengeras dan menetap dalam waktu yang lama akan membentuk karang gigi dan menyebabkan berbagai penyakit gusi, seperti gingivitis.1
Penyebab gingivitis yang paling sering terjadi yaitu menumpuknya karang gigi yang berasal dari sisa makanan yang tidak dibersihkan. Apabila plak tetap melekat pada gigi selama lebih dari 72 jam, maka akan mengeras dan membentuk karang gigi.3
Proses terjadinya penyakit gingivitis ditandai dengan perubahan patologis  atau inflamasi gingiva, perubahan inflamatori ini dikomplikasi oleh perubahan jaringan yang disebabkan oleh faktor sistemik.4 Gingivitis dan periodontitis merupakan infeksi yang menyertai penumpukan plak bakteri dan kemudian mengalami mineralisasi (karang gigi), keadaan ini dapat dicegah dengan mempertahankan hygiene oral  yang tepat, termasuk tindakan menyikat gigi, pemakaian dental floss untuk membersihkan sela-sela gigi, kumur dengan larutan antibakterial dan pengangkatan sisa-sisa makanan yang terselip di sela-sela gigi. Terapi pada keadaan ini ditujukan untuk mengatasi mikroflora penyebab gingivitis,  yang terdiri dari pembersihan plak, pembersihan  karang gigi, pengangkatan jaringan yang  mati pada  sulkus gingiva dan penanganan untuk menghilangkan faktor penyebab lainnya.5
Kecenderungan terjadinya penyakit gusi dan periodontal didalam masyarakat sangatlah tinggi. Hal ini disebabkan teknik menyikat gigi yang salah dan oral hygiene yang buruk, sehingga terjadi penumpukan plak dan karang gigi yang merupakan faktor awal terjadinya radang gusi. Plak yang merupakan deposit yang berisi mikroorganisme memegang peranan penting terhadap terjadinya inflamasi tersebut, ditambah lagi dengan sikap dan perilaku mereka yang belum memahami tentang pentingnya menjaga kesehatan jaringan periodontal.6
Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga-Survei Kesehatan Nasional Tahun 2010 penyakit periodontal menduduki urutan kedua dengan jumlah penderita 42,8% penduduk Indonesia. Prevalensi penyakit periodontal meningkat seiring dengan pertambahan usia. Berdasarkan survei yang dilakukan Nasional Institute Of Dental Research (NIDR) di Indonesia, penyakit periodontal menduduki urutan kedua utama yang masih merupakan masalah di masyarakat. Di Indonesia penyakit periodontal merupakan penyakit gigi dan mulut yang terbanyak diderita masyarakat (70%), dan karang gigi sebagai salah satu penyebabnya yang dijumpai pada 46,2% penduduk.7
Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 menunjukkan prevalensi penduduk Indonesia yang mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut 25,9% dan Provinsi Aceh mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut sebesar  30,5%. Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Indrapuri kabupaten Aceh Besar tahun 2013 tercatat 342 kasus karang gigi dan 771 kasus penyakit gusi dan periodontal dari 2931 kasus penyakit gigi dan mulut, sedangkan pada tahun 2014 dari bulan Januari sampai April 2014 tercatat 321 kasus karang gigi dan 458 kasus penyakit gusi dan periodontal dari 1710 kasus penyakit gigi dan mulut yang terjadi di puskesmas tersebut. Dari studi pendahuluan yang dilakukan peneliti 10 orang pasien yang mengalami gingivitis yang berkunjung di Puskesmas Indrapuri Kabupaten Aceh Besar didapatkan rata-rata status gingivitis 2,0 sedangkan status karang giginya 1,3 dan keduanya termasuk kategori sedang.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti didapatkan bahwa pengetahuan masyarakat mengenai cara menggosok gigi dan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut masih kurang, pola makan masyarakat yang kariogenik, dan sebagian besar dari masyarakat tersebut masih belum menyadari pentingnya pemeliharaan kesehatan gusi. Penelitian ini  bertujuan untuk mengetahui hubungan status karang gigi dengan gingivitis pada pasien Poli Gigi Puskesmas Indrapuri Kabupaten Aceh Besar

METODE PENELITIAN
Penelitian ini bersifat analitik, Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang terdapat karang gigi dan mengalami gingivitis dengan usia 15-44 tahun yang berkunjung ke poli gigi sedangkan  sampel dalam penelitian berjumlah 34 orang yang diambil berdasarkan tekhnik accidental sampling. Variabel independen (pengaruh) yaitu status karang gigi, sedangkan variabel dependen (terpengaruh) yaitu gingivitis.
Intrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah indeks karang gigi dan indeks gingival, dan didukung dengan menggunakan kartu status pasien, alat diagnosa set, serta periodontal probe
Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji statistik dengan uji chi square. Analisis data  menggunakan  Statistik Program for Social Scince (SPSS), dengan pengujian hipotesis berdasarkan taraf signifikan p<0 span="">.

HASIL PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Indrapuri kabupaten Aceh Besar yang dilaksanakan bulan Mei sampai dengan Agustus 2014.
Berikut disajikan hasil-hasil analisis statistik tersebut.
1.      Analisis Univariat
a.       Status karang gigi
Tabel 1.  Distribusi frekuensi responden berdasarkan status karang gigi
No.
Kriteria karang gigi
Frekuensi
Persentase
1.
Baik
7
20,6
2.
Sedang
19
55,9
3.
Buruk
8
23,5
Total
34
100
Berdasarkan tabel 1 di atas menunjukkan bahwa status karang gigi pasien paling banyak berada pada kategori sedang berjumlah 19 responden (55,9%).

b.      Gingivitis
Tabel2.   Distribusi frekuensi responden berdasarkan gingivitis
No.
Kriteria gingivitis
Frekuensi
Persentase
1.
Ringan
11
32,4
2.
Sedang
19
55,9
3.
Berat
4
11,7

Total
34
100
Berdasarkan tabel 2 di atas menunjukkan bahwa kriteria gingivitis pasien paling banyak berada pada kategori sedang berjumlah 19 responden (55,9%).

2.      Analisa Bivariat
Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen yaitu status karang gigi dengan variabel dependen yaitu gingivitis
Tabel 3 Distribusi hubungan  status karang gigi dengan gingivitis
No
Status Karang Gigi
Penyakit Gingivitis
Total
%
Hasil uji statistik
Ringan
Sedang
Berat
F

%
F
%
F
%
1.
Baik
7
20,6
0
0
0
0
7
100

P = 0,001
df = 4
α = 0,05
2
Sedang
4
21,1
14
73,7
1
5,3
19
100
3.
Buruk
0
0
5
62,5
3
37,5
8
100
Total
11
32,4
19
55,9
4
11,8
34
100










Berdasarkan  tabel 3 menunjukkan bahwa  gingivitis kriteria sedang  dengan status karang gigi kriteria sedang yaitu sebanyak 14 orang (73,7%). Ada hubungan yang bermakna secara statistik (p<0 span="">

PEMBAHASAN
Hubungan status karang gigi dengan gingivitis pada pasien, Hasil penelitian dengan analisis  uji statistik (uji chi square), menunjukkan bahwa Ada hubungan status karang gigi dengan gingivitis pada pasien yang bermakna secara statistik (p<0 span="">) (tabel:3). Hal ini dikarenakan teknik menyikat gigi yang salah dan kurangnya kesadaran pasien mengenai pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut yang menyebabkan oral hygiene buruk, sehingga terjadi penumpukan plak yang berasal dari sisa-sisa makanan yang tidak dibersihkan, dan apabila tetap melekat pada gigi akan  mengeras dan membentuk karang gigi, sehingga lama-kelamaan akan menyebabkan terjadi infeksi pada gusi yang dapat menyebabkan inflamasi gingival dan  peradangan gusi (gingivitis). Selain faktor diatas, terjadinya gingivitis juga dapat disebabkan karena gangguan sistemik, seperti perdarahan spontan (sulit dikontrol) pada gusi dan ada pula karena penggunaan obat tertentu, alergi, siklus menstruasi, dan genetik.
Carranza et al., mengatakan karang gigi merupakan suatu masa yang mengalami kalsifikasi yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi. Gingivitis adalah inflamasi pada jaringan gingiva, terjadi akibat gingiva teriritasi oleh plak atau kalkulus yang melekat di sekitar tepi gingival dan merupakan penyakit yang sering dijumpai pada masyarakat, karena dapat menyerang semua umur dan jenis kelamin.8 Machfoedz, menyatakan penyebab gingivitis yang paling sering terjadi yaitu menumpuknya plak yang menyebabkan karang gigi yang berasal dari sisa makanan yang tidak dibersihkan, Apabila plak tetap melekat pada gigi selama lebih dari 72 jam, maka akan mengeras dan membentuk  karang gigi. Menjaga kebersihan gigi dan mulut yang baik akan mengurangi pembentukan plak pada gigi, sehingga terhindar dari penyakit periodontal seperti gingivitis.9
Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Asni pada anak kelas IV dan V yang mendapatkan bahwa responden belum cukup baik dalam melakukan pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut sehingga timbul karang gigi, yang kemudian apabila tidak dibersihkan akan menimbulkan gangguan pada kesehatan gusi (gingivitis), dan untuk menghindari terjadinya gingivitis perlu motivasi dari individu dalam pemeliharaan hygiene mulut.10 Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian ini yang dilakukan Ganesh yang mendapatkan secara statistik terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat kebersihan mulut (skor OHIS) dengan status gingivitis (skor Indeks Gingiva), dimana dapat disimpulkan jika terjadi peningkatan skor OHIS, maka juga terjadi peningkatan pada skor Indeks Gingivanya.11

SIMPULAN DAN SARAN
Setelah dilakukan penelitian tentang hubungan status karang gigi dengan gingivitis pada pasien Poli Gigi Puskesmas Indrapuri Kabupaten Aceh Besar dapat disimpulkan bahwa ada hubungan status karang gigi dengan gingivitis. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan, dapat disarankan sebagai berikut            :
1.    Diharapkan kepada pihak puskesmas diharapkan untuk meningkatkan upaya promosi kesehatan tentang pencegahan karang gigi dan gingivitis.
2.    Diharapkan kepada pasien, untuk selalu mengontrol dan membersihkan plak  dengan cara menyikat gigi minimal 2x sehari, melakukan pembersihan karang gigi secara teratur dengan cara scaling, secara teratur ke puskesmas atau rumah sakit 6 bulan sekali.

UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Aceh dan semua pihak yang telah membantu kelancaran pelaksanaan penelitian ini, kemudian terima kasih kepada Kepala Puskesmas Indrapuri Kabupaten Aceh Besar yang telah membantu jalannya penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA
1.      Putri, Megananda Hiranya, dkk. 2010. Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi. hal.95-97,85-198. EGC. Jakarta
2.      Pratiwi, Donna. 2009. Gigi Sehat dan Cantik. hal. 37-40. PT Kompas Media Nusantara. Jakarta
3.      Prasetyo, Esti. (2010). Gigi Kotor Sebabkan Radang Gusi. http://lifestyle.okezone.com/read/2010/03/12/27/312026/gigi-kotor-sebabkan-radang-gusi.
4.      Daliemunthe, Saidina Hamzah. 2006. Terapi Periodontal. hal. 34-35. Depatemen Periodontal Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatra Utara Medan
5.      Isselbacher, Kurt J. et al. 2006. Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. ISBN. 9794484547. Vol. 1. Ed. 13. EGC. Jakarta.
6.      Erwana, Agam Ferry. 2013. Seputar Kesehatan Gigi dan Mulut. hal. 55-59. Penerbit ANDI. Yoyakarta
7.      Tutuheru, dkk. 2014. Status Kebersihan Gigi dan Mulut Pasien Poliklinik Gigi Puskesmas Paniki Bawah Manado. Vol. 2. hal. 3.  Fakultas Kedokteran  Gigi. Universitas Sam Ratulangi Manado. Manado
8.      Carranza FA. Newman MG. Takei HH. 2006. Clinical Periodontology. 9th ed
Philadelpia: WB Saunders Co; p. 74
9.      Hartati, dkk. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan kejadian Gingivitis Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Talang Tegal.  Vol.7. No.3. Keperawatan Purwokerto, Poltekkes Kemenkes Semarang. Semarang
10.  Asni, AM. Pengaruh Karang Gigi Terhadap Kesehatan Gusi Pada Anak Kelas IV Dan   V SD Negeri Limbung Putri Kec. Bajeng Kab. Gowa Tahun 2008. ISSN. 2087-0051. 2008. hal. 58-63
11.  Ganesh, dkk. 2011. Gambaran Status Gingiva Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Bahu Manado. Vol. 3. No. 1. hal 4-5. Fakultas Kedokteran Gigi.  Universitas Sam Ratulangi Manado