Kamis, 25 Juni 2015

Sofia dan Kartini: Jurnal Al-Mumtaz, Volume IV, Nomor 1, Januari-Juni 2015, hal. 123-130

PERBEDAAN EFEKTIFITAS AIR PERASAN DAN AIR REBUSAN DAUN SIRSAK (ANNONA MURICATA L.) SEBAGAI LARVASIDA ALAMI
UNTUK MEMBUNUH JENTIK AEDES AEGYPTI

Oleh:
Sofia dan Kartini
Dosen Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Aceh

ABSTRAK
Nyamuk Aedes aegypti merupakan vektor utama penyakit demam berdarah dengue (DBD). Untuk menanggulangi penyakit demam berdarah dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan menurunkan populasi nyamuk Aedes aegypti dengan pemanfaatan larvasida alami, salah satunya yaitu tumbuhan sirsak (Annona muricata L.). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Perbedaan efektifitas air perasan dan air rebusan daun sirsak sebagai larvasida alami untuk membunuh jentik  Aedes aegypti. Metode yang digunakan yaitu eksperimen. Sampel yang digunakan adalah larva Aedes aegypti sebanyak 480 ekor pada konsentrasi 5% (25ml), 10% (50ml), dan 15% (75ml). Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan stastistik uji anova satu arah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh pada pemberian air perasan dan air rebusan daun sirsak (Annona muricata L.) dengan konsentrasi dan jenis perlakuan yang berbeda pada jumlah kematian jentik Aedes aegypti dengan nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05). Kesimpulan diperoleh bahwa tidak ada perbedaan efektifitas air perasan dengan air rebusan daun sirsak terhadap kematian jentik Aedes aegypti berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai p 0,26. Masyarakat dapat menerapkan upaya pengendalian terhadap vektor penyakit demam berdarah dengan memanfaatkan daun sirsak yang mudah didapatkan dilingkungan.

Kata Kunci: Larvasida, daun sirsak, Larva Aedes aegypti

PENDAHULUAN
Penularan penyakit pada manusia melalui vektor penyakit berupa serangga dikenal sebagai arthropodborne disease atau sering juga disebut sebagai vectorborne disease. Penyakit ini merupakan penyakit yang penting dan seringkali bersifat endemis maupun epidemis dan dapat menimbulkan bahaya kematian, antara lain demam berdarah dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. Nyamuk ini hidup di sekitar daerah perumahan dan berkembang biak dalam berbagai macam tempat penampungan air sekitar rumah. Larvanya tumbuh subur sebagai pemakan zat organik yang terdapat di dasar penampungan air bersih atau zat organik yang terdapat dalam air kotor.[1]
Cara yang tepat guna untuk menanggulangi penyakit ini secara tuntas adalah memberantas vektor/ nyamuk penular, salah satunya dengan memanfaatkan insektisida nabati. Indonesia memiliki keanekaragaman tumbuhan yang memiliki bahan aktif sebagai insektisida nabati, salah satunya yaitu tumbuhan sirsak (Annona muricata L.), selain sudah terbukti dapat membunuh larva nyamuk, daun sirsak tentunya aman terhadap manusia ataupun organisme lain, selain itu ba­han juga mudah didapat, dan diharapkan dapat memberi dampak positif pada kesehatan manusia. Bahan aktif yang terkandung dalam tumbuhan ini terdapat pada buah yang men­tah, biji, akar, dan daunnya mengandung bahan aktif annonain, saponin, flavonoid, dan tanin. Selain itu, bijinya mengandung minyak antara 42-45%. Daun dan bijinya dapat berperan seba­gai insektisida dan larvasida repellent (penolak serangga).[2] Dari penelitian Haqkiki Harfriani tentang “Efektivitas larvasida ekstrak daun sirsak dalam membunuh jentik nyamuk”, menunjukkan hasil bahwa penggunaan larvasida ekstrak daun sirsak lebih efektif dalam menekan jumlah jentik nyamuk dengan konsentrasi 6,89% dalam waktu 6 jam.[3]
Berdasarkan hasil penelitian Luluk Kusnatin mengenai Konsentrasi dan waktu pendedahan efektif ekstrak daun sirsak (Annona muricata) sebagai larvasida hayati jentik Aedes aegypti”. menunjukkan bahwa ekstrak daun Annona muricata memiliki daya bunuh terhadap jentik Aedes aegypti sebanyak 90% (LC90) pada konsentrasi 459,82 ppm dengan waktu pendedahan 24 jam.[4] Dari uraian diatas menunjukkan semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun Annona muricata diikuti dengan semakin tingginya daya bunuh terhadap jentik Aedes aegypti. Meningkatnya daya bunuh ini disebabkan karena senyawa yang bersifat toksik yang ada dalam ekstrak daun Annona muricata Senyawa tersebut antara lain annonasin dan squamisin yang termasuk dalam golongan asetogenin. Pada konsentrasi tinggi, senyawa acetogenin memiliki keistimewaan sebagai anti-feedent. Dalam hal ini, serangga hama tidak lagi bergairah untuk melahap bagian tanaman yang disukainya. Sedangkan pada konsentrasi rendah, bersifat racun perut yang bisa mengakibatkan serangga hama menemui ajalnya.[5]
Mengingat dengan meningkatnya kasus demam berdarah di Aceh tahun 2014 yang mencapai 2.208 kasus dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya 1.369 kasus.[6] Maka perlu dilakukan pengendalian vektor penyebab demam berdarah, salah satunya dengan memanfaatkan tumbuhan sirsak sebagai insektisida nabati. Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik melakukan penelitian mengenai Perbedaan efektifitas air perasan dan air rebusan daun sirsak (Annona muricata L.) sebagai larvasida alami untuk membunuh jentik Aedes aegypti dengan berbagai konsentrasi, sehingga dapat diketahui pengaruh air perasan dan air rebusan daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap jumlah kematian jentik Aedes aegypti.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian adalah studi eksperimental, untuk melihat perbedaan konsentrasi yang paling efektif antara air perasan daun sirsak (Annona muricata L.) dan air rebusan daun sirsak (Annona muricata L.) dalam membunuh jentik Aedes aegypti.
Objek penelitian adalah air perasan daun sirsak (Annona muricata L.) dan air rebusan daun sirsak (Annona muricata L.) pada konsentrasi 5% (25ml), 10% (50ml), dan 15% (75ml) dengan jumlah total konsentrasi adalah 500ml sebagai larvasida alami untuk membunuh jentik Aedes aegypti.
Penentuan konsentrasi air perasan dan air rebusan daun sirsak dilakukan dengan pengenceran dari masing-masing bahan. Untuk memperoleh total larutan dengan jumlah 500 ml maka hasil pengenceran air perasan daun sirsak dengan air adalah sebagai berikut:

Konsentrasi (%)
Komposisi
Air perasan daun sirsak (ml)
Air (ml)
0
0
500
5
25
475
10
50
450
15
75
425

Untuk pengenceran air rebusan juga dilakukan seperti pengenceran air perasan.
            Analisis data dengan menggunakan uji anova satu arah dan dilanjutkan dengan uji Least Significant Different (LSD) menggunakan SPSS.

HASIL PENELITIAN
Tabel 1. Analisis Anova jumlah kematian jentik Aedes aegypti yang diberi air perasan daun sirsak
Variabel
Mean
Std. Deviation
95% CI
P value

Lower
Upper
Kontrol
0,00
0,000
0,00
0,00

5% (25 ml)
6,67
1,155
3,80
9,54

10% (50 ml)
9,33
1,155
6,46
12,20
0,000
15% (75 ml)
11,67
1,528
7,87
15,46

Total
4,660
4,660
3,96
9,88



Tabel di atas memperlihatkan bahwa tingkat kematian jentik Aedes aegypti yang tertinggi terdapat pada konsentrasi 15% (75 ml) dalam 500 ml air dengan jumlah rata-rata kematian jentik yaitu 11,67. Sedangkan tingkat kematian yang terendah terdapat pada konsentrasi 5% (50 ml) dengan jumlah kematian rata-rata yaitu 6,67. Sedangkan pada kelompok kontrol tidak terjadi kematian karena percobaan dilakukan disuhu ruangan, sehingga jentik Aedes aegypti dapat bertahan hidup pada kondisi tersebut. Dari hasil perhitungan Anova konsentrasi air perasan daun sirsak diperoleh nilai p 0,000 (< 0,05) artinya ada pengaruh yang signifikan pada berbagai konsentrasi air perasan daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap kematian jentik Aedes aegypti.

Tabel 2.  Jumlah kematian jentik Aedes aegypti pada berbagai konsentrasi air rebusan daun sirsak (Annona muricata L.)

Variabel
Mean
Std. Deviation
95% CI
P value
Lower
Upper
Kontrol
0,00
0,000
0,00
0,00
0,000
5% (25 ml)
5,00
1,000
2,52
7,48
10% (50 ml)
6,67
1,155
3,80
9,54
15% (75 ml)
8,33
1,528
4,54
12,13
Total
5,00
3,384
2,85
7,15

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat kematian jentik Aedes aegypti yang tertinggi terdapat pada konsentrasi 15% (75 ml) dalam 500 ml air dengan jumlah rata-rata kematian jentik yaitu 8,33. Sedangkan tingkat kematian yang terendah terdapat pada konsentrasi 5% (50 ml) dengan jumlah kematian rata-rata yaitu 5,00. Sedangkan pada kelompok kontrol tidak terjadi kematian karena percobaan dilakukan disuhu ruangan, sehingga jentik Aedes aegypti dapat bertahan hidup pada kondisi tersebut. Dari hasil perhitungan anova didapatkan nilai p 0,000 (<0,05) sehingga dapat dinyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan pada tiap-tiap konsentrasi air rebusan daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap kematian jentik Aedes aegypti.
Dari Analisis Least Significant Different (LSD) pada air perasan daun sirsak dapat disimpulkan bahwa pada berbagai konsentrasi air perasan daun sirsak ada perbedaan jumlah kematian jentik Aedes aegypti dengan nilai sig <0,05. Sedangkan untuk air rebusan, berdasarkan perhitungan Least Significant Different (LSD) tidak ada perbedaan untuk hasil uji antara konsentrasi 10% dengan konsentrasi 15% dengan nilai rata-rata yang didapat adalah 1,66* dan nilai signifikan 0,095 (>0,05) yang berarti tidak ada perbedaan konsentrasi air rebusan daun sirsak pada konsentrasi 10% dan 15% terhadap jumlah kematian larva Aedes aegypti .
Selanjutnya dilakukan uji T.Test untuk melihat adakah perbedaan efektifitas antara dua perlakuan yaitu air perasan dan air rebusan daun sirsak (Annona muricata L.) dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3. Hasil uji T-Test terhadap jumlah kematian rata-rata jentik Aedes aegypti pada air perasan dan air rebusan daun sirsak

Daun Sirsak
N
Mean
Std. Deviation
P value 0,261
Perasan
12
6,92
4,660
Rebusan
12
5,00
3,384

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui jumlah rata-rata kematian jentik Aedes aegypti pada percobaan yang menggunakan air perasan lebih tinggi yaitu 6,92. Sedangkan untuk percobaan yang menggunakan air rebusan daun sirsak lebih rendah dengan jumlah rata-rata kematian jentik Aedes aegypti yaitu 5,00. Setelah diuji T-Test maka diperoleh nilai p 0,261 artinya tidak ada perbedaan efektifitas antara air perasan daun sirsak dengan air rebusan daun sirsak terhadap kematian jentik Aedes aegypti.

PEMBAHASAN
1.      Air perasan daun sirsak
Pembuatan air perasan daun sirsak dilakukan secara manual dengan memanfaatkan daun sirsak sebagai bahan utama. Proses pembuatan air perasan daun sirsak yaitu dengan memeras daun sirsak segar dan dipisahkan dari ampasnya sehingga didapatkan ekstrak daun sirsak. Hasil yang didapatkan dari perasan daun sirsak berwarna hijau pekat yang dapat digunakan sebagai larvasida alami untuk membunuh jentik nyamuk Aedes aegypti.
Tingkat kematian jentik nyamuk Aedes aegypti akibat pemberian air perasan daun sirsak (Annona muricata L.) berdasarkan hasil pengamatan dapat dinyatakan bahwa air perasan daun sirsak (Annona muricata L.) dapat menyebabkan kematian jentik nyamuk Aedes aegypti mulai dari konsentrasi 5% (25ml)/500ml, 10% (50ml)/500ml, dan 15% (75ml)/500ml.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa kelompok kontrol tidak terjadi kematian jentik Aedes aegypti. Sedangkan pada konsentrasi 5% tingkat kematian jentik dapat dimasukkan dalam kategori rendah yaitu dengan jumlah 20 jentik dengan kematian rata-rata 6,66 jentik. Adapun pada konsentrasi 10%, jumlah kematian jentik Aedes aegypti semakin meningkat dari tahapan sebelumnya yaitu 28 jentik dengan kematian rata-rata 9,33 jentik, sedangkan pada konsentrasi 15%, tingkat kematian jentik Aedes aegypti semakin tinggi dari sebelumnya yaitu sebanyak 35 jentik dengan kematian rata-rata 11,66 jentik.
Berdasarkan hasil analisis anova pada konsentrasi air perasan daun sirsak diperoleh nilai p 0,000 artinya ada pengaruh yang signifikan pada berbagai konsentrasi air perasan daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap kematian jentik Aedes aegypti.
Hasil uji antara kontrol dengan konsentrasi 5%, kontrol dengan konsentrasi 10% dan control dengan konsentrasi 15% maka masing-masing diperoleh signifikan 0,00 (<0,05) artinya ada perbedaan, sedangkan hasil uji antara konsentrasi 5% dengan konsentrasi 10% diperoleh sig = 0,019 (<0,05) artinya ada perbedaan, konsentrasi 5% dengan konsentrasi 15% diperoleh sig=0,001 (<0,05) artinya ada perbedaan, dan konsentrasi 10% dengan konsentrasi 15% diperoleh sig=0,034 (>0,05) artinya ada perbedaan.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan efektifitas pada berbagai konsentrasi air perasan daun sirsak. Hasil penelitian ini semakin mem­perkuat hasil penelitian yang dilakukan oleh Luluk kusnatin mengenai Konsentrasi dan waktu pendedahan efektif ekstrak daun sirsak (Annona muricata) Sebagai larvasida hayati jentik Aedes aegypti.4
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa air perasan daun sirsak dapat dikatakan efektif dalam membunuh jentik nyamuk Aedes aegypti, sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai salah satu cara untuk memberantas penyebab penyakit demam berdarah.
2.      Air rebusan daun sirsak
Pembuatan air rebusan daun sirsak dilakukan dengan memanfaatkan daun sirsak sebagai bahan utama. Proses pembuatan air rebusan daun sirsak yaitu dengan merebus daun sirsak segar selama 30 menit dan dipisahkan dari ampasnya sehingga didapatkan ekstrak daun sirsak. Air rebusan yang didapatkan berwarna coklat kekuningan dan lebih jernih dibandingkan air perasan daun sirsak karena sudah melalui proses perebusan sehingga berwarna lebih terang.
Tingkat kematian jentik nyamuk Aedes aegypti akibat pemberian air rebusan daun sirsak (Annona muricata L.) berdasarkan hasil pengamatan didapatkan bahwa air rebusan daun sirsak (Annona muricata L.) dapat menyebabkan kematian jentik nyamuk Aedes aegypti mulai dari konsentrasi 5% (25ml)/500ml, 10% (50ml)/500ml, dan 15% (75ml)/500ml.
Hasil Analisis anova menunjukkan nilai p 0,00 sehingga dapat dinyatakan bahwa adanya pengaruh pada berbagai konsentrasi air rebusan daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap kematian jentik Aedes aegypti. Hasil uji antara kontrol dengan konsentrasi 5%, kontrol dengan konsentrasi 10% dan kontrol dengan konsentrasi 15% maka masing-masing diperoleh signifikan 0,00 (<0,05) artinya ada perbedaan, sedangkan hasil uji antara konsentrasi 5% dengan konsentrasi 10%, dan konsentrasi 10% dengan konsentrasi 15% maka masing-masing  diperoleh signifikan > 0,05 artinya ada perbedaan. Sedangkan hasil uji antara konsentrasi 5% dengan konsentrasi 15% dengan sig = 0,05 menunjukkan masih ada perbedaan.
Hasil uji T-Test yang digunakan untuk melihat perbedaan efektifitas antara kedua perlakuan maka diperoleh hasil bahwa tidak terdapat perbedaan efektifitas antara air perasan dengan air rebusan karena dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua perlakuan tersebut memiliki daya bunuh yang sama sehingga tidak ada perbedaan keefektifannya dalam membunuh jentik Aedes aegypti.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan larvasida daun sirsak lebih efektif dalam menekan jumlah jentik nyamuk dibandingkan sebelum penggunaan larvasida daun sirsak. Hal ini semakin memperkuat hasil penelitian yang dilakukan oleh Haqkiki Harfriani yang menyatakan bahwa penggunaan larvasida ekstrak daun sirsak lebih efektif dalam menekan jumlah jentik nyamuk dibandingkan sebelum penggunaan larvasida ekstrak daun sirsak.3
Meningkatnya daya bunuh ini disebabkan karena senyawa yang bersifat toksik yang ada dalam daun sirsak. Daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain asimisin, bulatacin, dan squamosin. Pada konsenterasi tinggi, senyawa acetogenin memiliki keistimewaan sebagai anti-feedent. Kandungan bahan aktif tersebut membuat hama serangga tidak lagi bergairah untuk melahap bagian tanaman yang disukainya. Sedangkan pada konsenterasi rendah, bersifat racun perut yang bisa mengakibatkan hama serangga menemui ajalnya.

KESIMPULAN
1.    Terdapat pengaruh pada tiap-tiap konsentrasi air perasan daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap kematian jentik Aedes aegypti.
2.    Terdapat pengaruh pada berbagai konsentrasi air rebusan daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap kematian jentik Aedes aegypti.
3.    Tidak ada perbedaan efektifitas antara air perasan daun sirsak dengan air rebusan daun sirsak terhadap kematian jentik Aedes aegypti karena nilai p 0,261 lebih besar dari 0,05. Jadi, kedua perlakuan tersebut tidak ditemukan perbedaan efektifitas sebagai larvasida alami untuk membunuh jentik Aedes aegypti.

SARAN
Masyarakat dapat menerapkan upaya pencegahan penyakit demam berdarah dengan memanfaatkan daun sirsak sebagai larvasida alami untuk membunuh jentik nyamuk Aedes aegypti yang mudah didapatkan dilingkungan sekitar.

DAFTAR PUSTAKA

Chandra, B. (2006) Pengantar Kesehatan Lingkungan, Penerbit Buku Kedokteran EGC.  Jakarta.
Kardinan, A. (2009) Tanaman Pengusir dan Pembasmi Nyamuk, Penerbit AgroMedia Pustaka. Jakarta
Harfriani, H. (2012) Efektivitas Larvasida Ekstrak Daun Sirsak dalam Membunuh Jentik Nyamuk, jurnal : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang.
Kusnatin, L., Soendjoto, M.A.,  Indriyatie, E.R., dan Rohman, T. (2012) Konsentrasi dan Waktu Pendedahan Efektif Ekstrak Daun Sirsak (Annona Muricata L) Sebagai Larvasida Hayati Jentik Aedes Aegypti. Universitas Lambung Mangkurat.
Mardiana, L. & Ratnasari, J. (2013) Ramuan dan Khasiat Sirsak, Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta.
Dinkes. (2015) Dinkes Aceh Waspada Demam Berdarah [internet] akses dari www.acehpress.com/dinkes-aceh-waspada-demam-berdarah (Diakses 15 Februari 2015).





[1] Chandra, B. (2006) Pengantar Kesehatan Lingkungan, Penerbit Buku Kedokteran EGC.  Jakarta.
[2] Kardinan, A. (2009) Tanaman Pengusir dan Pembasmi Nyamuk, Penerbit AgroMedia Pustaka. Jakarta
[3] Harfriani, H. (2012) Efektivitas Larvasida Ekstrak Daun Sirsak dalam Membunuh Jentik Nyamuk, jurnal : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang.
[4] Kusnatin, L., Soendjoto, M.A.,  Indriyatie, E.R., dan Rohman, T. (2012) Konsentrasi dan Waktu Pendedahan Efektif Ekstrak Daun Sirsak (Annona Muricata L) Sebagai Larvasida Hayati Jentik Aedes Aegypti. Universitas Lambung Mangkurat.
[5] Mardiana, L. & Ratnasari, J. (2013) Ramuan dan Khasiat Sirsak, Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta.
[6] Dinkes. (2015) Dinkes Aceh Waspada Demam Berdarah [internet] akses dari www.acehpress.com/dinkes-aceh-waspada-demam-berdarah (Diakses 15 Februari 2015).