Rabu, 17 Juni 2015

Nora Veri: Jurnal Al-Mumtaz, Volume IV, Nomor 1, Januari-Juni 2015, hal. 55-66

PENGARUH EKSTRAK TEH HIJAU (CAMELLIA SINENSIS) TERHADAP EKSPRESI ENOS DI INTI SEL DAN SITOPLASMA PADA ENDOMETRIUM RATTUS NORVEGICUS YANG DIPAPAR  DEPO MEDROXYPROGESTERONE ACETATE

Oleh:
Nora Veri
Dosen Prodi D III Kebidanan Kota Langsa Poltekkes Kemenkes Aceh

ABSTRAK
Objektif : Teh hijau (Camellia sinensis) mengandung banyak katekin seperti epikatekin (EC), epikatekin galat (EGC), epigalokatekin galat (EGCG) dan epigalokatekin (EGC). Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa teh hijau berperan sebagai antioksidan, mencegah peroksidasi lipid, penyakit vaskular, meningkatkan sistem imun, memperbaiki fungsi organ tubuh, meningkatkan aktivitas enzim dalam metabolisme karbohidrat, mengabsorpsi ion logam, menurunkan stress oksidatif pada sel endotel mikrovaskular, serta berperan juga sebagai antiapoptosis serta antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan melihat peran teh hijau dalam menjaga fungsi vaskular melalui regulasi eNOS pada endometrium tikus yang dipapar Depomedroxy Progesterone Acetate (DMPA). Metode : Tikus strain wistar betina diberi ekstrak teh hijau dengan tiga dosis yang berbeda : 10,8 mg, 21,6 mg dan 43,2 mg secara oral setiap hari selama 28 hari serta disuntik DMPA 2,7 mg secara IM dengan dosis 0,2 ml seminggu sekali. Ekspresi eNOS di inti dan sitoplasma serta indeks apoptosis diperiksa dengan metode immunofluorescences menggunakan mikroskop konfokal laser (Laser scanning confocal microscope) dan untuk menganalisa hasil scanning, menggunakan software imageJ (Image Processing and Analysis in Java). Hasil : Hasil pengamatan dengan pembesaran 400x didapatkan bahwa pemberian ekstrak teh hijau dosis 43,2 mg secara signifikan meningkatkan ekspresi eNOS di inti dan di sitoplasma serta menurunkan indeks apoptosis endometrium tikus setelah pemaparan DMPA. Kesimpulan : Ektrak teh hijau mampu menjaga fungsi vaskular dengan meningkatkan ekspresi eNOS di inti sel dan eNOS di sitoplasma pada endometrium.

Keyword : Ekstrak teh hijau, eNOS

PENDAHULUAN
Program Keluarga Berencana di Indonesia yang diterapkan melalui metode kontrasepsi bertujuan untuk meningkatkan pembinaan, partisipasi dan kemandirian serta kesehatan reproduksi [1]. Metode yang paling banyak dipilih adalah suntikan 57,12% [2].  Jenis suntikan yang paling banyak digunakan yaitu Depo Medroxyprogesterone Acetate (DMPA) yang mengandung hormon progestin [3-5].
Efek samping utama dari kontrasepsi DMPA adalah gangguan menstruasi/ bleeding pattern (93,60%), pertambahan berat badan (48%), nyeri pada sendi (24%) dan kekeringan pada vagina (10,4%) [6]. Gangguan menstruasi yang terjadi meliputi prolonged bleeding, irregular bleeding, amenorea (infrequent bleeding) dan perdarahan bercak (breakthrough bleeding) [7-11].
Fungsi vaskular diatur oleh Nitric Oxide (NO) yang terdapat dalam sel endotel yang disintesis oleh enzim endothelial Nitric Oxide Synthase (eNOS) [16,17].  Berbagai peran NO dalam sistem vaskular, antara lain homeostasis vaskular, mengatur relaksasi otot vaskular, integritas dan permeabilitas endotel, proliferasi sel vaskular, mengatur aliran darah ke jaringan, vasokontriksi dan sinyal sel [18-19].  Kekurangan produksi NO dan peningkatan Reactive Oxigen Species (ROS) dan Reactive Nitrogen Species (RNS) akan memicu stress oksidatif dan mengakibatkan disfungsi endotel dan fragilitas pada vaskular [20-24].
Peningkatan produksi ROS akan menyebabkan peroksidasi lipid yang dapat merusak membran yang pada akhirnya memicu fragilitas vaskular dan kerusakan sel endometrium [25]. Selain itu akumulasi radikal superoksida akan menurunkan aktivitas enzim antioksidan superoksida dismutase (SOD), meningkatkan kematian sel dengan merusak DNA, protein dan lipid [26-28]. Pemakaian kontrasepsi progestin jangka panjang dapat meningkatkan kelainan angiogenesis yang mengakibatkan stress oksidatif dan apoptosis jaringan pada uterus [15].
Gangguan vaskular dan stress oksidatif dapat diatasi dengan antioksidan endogen dan eksogen untuk menurunkan radikal bebas dalam tubuh [29]. Antioksidan eksogen yang terdapat dalam bahan herbal atau tanaman obat adalah relatif aman dan telah banyak digunakan sejak dulu [30]. Salah satu tanaman yang berfungsi sebagai antioksidan dan berperan besar dalam meregulasi eNOS adalah teh hijau (Camelia sinensis) yang mengandung EC, ECG, EGC, EGCG, kafein, tanin, asam glutamat, asam aspartat, arginin, kalium dan asam amino lainnya yang mempunyai kemampuan bioavaibilitas yang bagus dan didistribusikan ke jaringan [31-34]. 

Design, Bahan dan Metode
Rancangan penelitian yang digunakan adalah true experimental (eksperimental sesungguhnya) dengan pendekatan post test only control group design.

 Hewan Coba
Hewan coba yang digunakan adalah rattus norvegicus strain wistar (180-220 g) usia 1-2 bulan sejumlah 25 ekor yang diperoleh dari Dinas Peternakan Kota Malang dikelompokkan menjadi 5 kelompok :
Banyak wanita berhenti menggunakan kontrasepsi DMPA karena gangguan menstruasi tersebut dan pada akhirnya bisa mengakibatkan kehamilan yang tidak dinginkan [12]. Irregular bleeding merupakan gangguan menstruasi yang paling sering terjadi pada pengguna DMPA yang dialami oleh 70% pengguna pada tahun pertama dan 10% pada tahun berikutnya [6,13]. Ganguan menstruasi tersebut disebabkan oleh perubahan morfologi endometrium, profil reseptor steroid endometrium, morfologi vaskular endometrium, perubahan fungsi serta mekanisme hemostatis pada endometrium, kelainan angiogenesis dan sistem repair endometrium [7,9,14]. Perubahan pada vaskular endometrium yang meliputi pelebaran, penipisan dan fragilitas pada dinding vaskular [15].
kelompok kontrol negatif (Injeksi normal saline 0,2 ml), kelompok kontrol positif (pemaparan DMPA 2,7 mg), kelompok perlakuan I (DMPA 2,7 mg + ekstrak teh hijau dosis 10,8 mg/tikus/hari), kelompok perlakuan II (DMPA 2,7 mg + ekstrak teh hijau dosis 21,6 mg/tikus/hari), dan kelompok perlakuan III (DMPA 2,7 mg + ekstrak teh hijau dosis 43,2 mg/tikus/hari).
Tikus diadaptasi selama 7 hari dan diberi perlakuan selama 28 hari di laboratorium Fisiologi Fakultas Kedokteran universitas Brawijaya.

Proses Ekstraksi
Daun teh hijau kering diperoleh dari perkebunan teh di Wonosari dan proses ekstraksi dilakukan di laboratorium Biokimia Polinema Malang dengan metode maserasi. Ekstrak teh hijau diencerkan dengan normal saline.

Pemberian Ekstrak Teh Hijau
Esktrak teh hijau yang telah diencerkan diberikan secara oral dengan sonde khusus dengan tiga dosis yang berbeda sesuai kelompok perlakuan masing-masing yaitu 10,8 mg, 21,6 mg dan 43,2 mg [35].

Injeksi DMPA
DMPA yang digunakan adalah Depo-progestin® 150 mg yang dinjeksi seminggu sekali selama 4 minggu pada hewan coba dengan dosis 2,7 mg/tikus/minggu dan disuntik secara intramuskular pada paha serta DMPA diencerkan dengan normal saline [36,37].

Prosedur Pemeriksaan eNOS
Pemeriksaan ekspresi eNOS dilakukan dengan metode immunofluorescences dengan menggunakan rabbit anti-eNOS polyclonal antibody (Bioss katalog bs-0163R) dan antibodi sekunder flourescene labeled FITC donkey anti-rabbit IgG minimal x-reactivity antibody (Biolegend katalog 406403) dan mikroskop konfokal laser, hasil scanning dianalisa dengan software immunoRatio untuk ekspresi eNOS di inti dan software imageJ untuk ekspresi eNOS di sitoplasma.

Analisa Statistik
Semua data dihitung mean± SD dan dianalisa dengan menggunakan software SPSS 19.0. Data diuji normalitas, dilanjutan dengan annova one-way, LSD, korelasi dan regresi.


















Hasil
Pemeriksaan ekspresi eNOS di inti sel dan sitoplasma dilakukan dengan metode immunofluorescences dan diperoleh hasil sebagai berikut :

 







































Berdasarkan hasil di atas maka terbukti bahwa perlakuan pemberian ekstrak teh hijau pada tikus yang dipapar DMPA sebelumnya menunjukkan adanya peningkatan ekspresi eNOS di inti sel. Dengan kata lain terbukti pemberian ekstrak teh hijau mampu meningkatkan ekspresi eNOS di inti sel pada tikus yang dipapar dengan DMPA. Jadi hipotesis pertama telah terbukti, yaitu ekstrak teh hijau meningkatkan ekspresi eNOS pada endometrium Rattus norvegicus yang dipapar DMPA.
 Pada Tabel diatas menunjukkan nilai rerata ekspresi eNOS di inti sel yang paling besar pada kelompok perlakuan pemberian ekstrak teh hijau dosis 43,2 mg/tikus/hr bila dibandingkan dengan kelompok kontrol positif dan kelompok dosis lainnya. Sedangkan rerata ekspresi eNOS di inti sel paling rendah adalah kelompok perlakuan teh dosis 10,8 mg/tikus/hr bila dibandingkan dengan kelompok dosis yang lain. Akan tetapi dosis 10,8 mg/tikus/hr tidak berbeda bermakna dengan kontrol positif. Selain itu juga ditunjukkan pada Tabel 5.2 tidak ada perbedaan yang bermakna rerata ekspresi eNOS di inti sel pada tikus antara kelompok kontrol negatif (34.40±12.30a) dengan kelompok perlakuan pemberian DMPA dan ekstrak teh hijau 43,2 mg/tikus/hr (34.40±13.97a). Hal ini dapat diartikan bahwa perlakuan pemberian ekstrak teh 43,2 mg/tikus/hr pada tikus yang dipapar DMPA sebelumnya mampu meningkatkan ekspresi eNOS di inti sel secara optimal. Jadi dengan kata lain pemberian ekstrak teh hijau pada dosis 43,2 mg/tikus/hr dipercaya sebagai dosis optimum untuk meningkatkan ekspresi eNOS di inti sel pada tikus yang dipapar DMPA.

Pada gambar di atas menunjukkan histogram rerata ekspresi eNOS di inti pada tikus yang tidak diberi apapun (kontrol negatif), dipapar DMPA saja (kontrol positif), dan 3 kelompok dengan perlakuan papara DMPA + ekstrak teh hijau dengan dosis 10,8 mg, 21,6 mg, 43,2 mg. Tampak rerata ekspresi eNOS di inti semakin meningkat seiring dengan pertambahan dosis teh hijau. Adapun nilai rerata ekspresi eNOS tertinggi pada kelompok perlakuan pemberian ekstrak teh hijau dosis 43,2 mg. Hal ini dapat dikatakan bahwa dalam penelitian ini dosis ekstrak teh hijau yang dianggap paling cepat meningkatkan ekspresi eNOS di inti pada tikus adalah dosis 43,2 mg.





 2.        Pengaruh Ekstrak Teh Hijau Terhadap Ekspresi eNOS di Sitoplasma
Rounded Rectangle: CRounded Rectangle: BRounded Rectangle: A

 

 

 
      
Rounded Rectangle: DRounded Rectangle: E

 

 
   
Gambar 3   :          Analisa indeks apoptosis dengan mikroskop konfokal laser dan software ImageJ (Pembesaran 400x). Warna hijau menunjukkan sel yang apoptosis (ditunjuk dengan tanda panah) sedangkan warna merah menunjukkan inti sel.


Perbandingan Rerata Ekspresi eNOS (%) di Sitoplasma

Kelompok pengamatan
Rerata ± stan.dev (%)
p-value
kontrol negatif
20.93±5.31a (%)


0.000<Ī±
kontrol positif (DMPA)
9.26±3.93b (%)
DMPA dan ekstrak teh hijau 10,8 mg/hr
32.10±8.48ac (%)
DMPA dan ekstrak teh hijau 21,6 mg/hr
35.76±7.92c (%)
DMPA dan ekstrak teh hijau 43,2 mg/hr
41.96±14.11c (%)
Keterangan : Pada rerata±sd jika memuat huruf yang berbeda berarti ada perbedaan yang bermakna (p-value<0 .05="" ada="" berarti="" bermakna="" dan="" huruf="" jika="" memuat="" p-value="" perbedaan="" sama="" tidak="" yang="">0.05).








Histogram rerata jumlah ekspresi eNOS di sitoplasma
Gambar 4  :  Histogram rerata ekspresi eNOS di sitoplasma.










 
 














Gambar 4 Tampak rerata ekspresi  eNOS di sitoplasma semakin meningkat seiring dengan pertambahan dosis ekstrak teh hijau. Adapun nilai rerata ekspresi eNOS tertinggi pada kelompok perlakuan pemberian ekstrak teh hijau dosis 43,2 mg. Rerata ekspresi eNOS yang terdekat dengan rerata jumlah ekspresi eNOS pada kelompok kontrol negatif adalah kelompok perlakuan DMPA + ekstrak teh hijau dosis 10,8 mg. Jadi dengan kata lain dosis paling aman adalah 10,8 mg/hr.
Peningkatan apoptosis stroma secara signifikan pada hari ke 14 setelah diberi DMPA 150 mg, sedangkan apoptosis pada kelenjar tidak mengalami perubahan yang signifikan. Kerusakan endometrium berhubungan dengan apoptosis yang terjadi pada jaringan tersebut [45]. Kadar progesteron yang tinggi di dalam vaskular akan mengganggu keseimbangan homeostasis vaskular dengan meningkatkan apoptosis pada otot polos vaskular [46]. DMPA akan memperpendek usia hidup sel neuron dan mengakibatkan meningkatnya jumlah sel saraf otak yang mengalami apoptosis sampai 40% [47].
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa pemberian ekstrak teh hijau dapat menurunkan indeks apoptosis pada tikus yang dipapar DMPA. Pemberian polifenol teh hijau mampu menurunkan peroksidasi lipid  dan apoptosis pada liver. Polifenol teh hijau mencegah hilangnya permiabilitas membran dan menurunkan kadar radikal hidroksil dengan mencegah kerusakan oksidatif akibat peroksidasi lipid dan oksidasi protein. Peran polifenol teh hijau sebagai anti-apoptosis adalah dengan mempertahankan kadar caspase-3 dalam kondisi normal sehingga dapat melindungi sel dari kematian dan apoptosis setelah terjadinya stress oksidatif [48]. Pemberian ekstrak teh hijau menunjukkan hasil yang lebih stabil dibandingkan dengan pemberian EGCG murni karena dalam ekstrak teh hijau mengandung antioksidan lainnya yang membentuk campuran kompleks dari senyawa yang berbeda-beda yang bekerja secara sinergis untuk memberikan efek yang menguntungkan [49].

Kesimpulan
Ekstrak teh hijau terbukti mampu meningkatkan ekspresi eNOS dan indeks apoptosis pada endometrium tikus yang dipapar DMPA. Polifenol berfungsi sebagai vasomudulator dan mencegah disfungsi endotel dengan meningkatkan aktivitas eNOS. Polifenol dalam teh hijau dapat menurunkan kejadian stress oksidatif pada kardiovaskular dan meningkatkan aktivitas antioksidan endogen [50]. Ekstrak teh hijau mampu meningkatkan ekspresi eNOS pada inti sel dan sitoplasma sehingga mencegah peningkatan apoptosis pada jaringan endometrium melalui mekanisme yang telah dijelaskan diatas, sehingga diharapkan ekstrak teh hijau mampu menurunkan kejadian irregular bleeding pada pengguna DMPA.

DAFTAR PUSTAKA
[1]  Witjaksono, J., 2011. Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Tahun 2012-2014. BKKBN. p.10
[2]   Siahaan, S., Isfandari, S., Sasanti, R., 2013. Analisis Pelayanan KB Mandiri Wanita Usia Subur Berdasarkan Status Ekonomi, Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. 16 (1): 21-28
[3]   Baziad, A., 2008. Kontrasepsi Hormonal. YBP-SP. Jakarta.
[4]   Abasiattai, A.M., Udoma, E.J and Ukeme E., 2010. Depot Medroxyprogesterone Injectable Contraception at the University of Uyo Teaching Hospital, Uyo, Journal Annals of African Medicine. 9 (2): 81-85.
[5]   Walker, C. and Badawy S.Z.A., 2013. Vaginal Atrophy Following Long-Term Depot Medroxyprogesterone Acetate Use : A Case Report, Case Report in Obstetric and Gynecology, Hindawi Publishing Corporation. 1-3.
[6]   Veisi, F., and Zangeneh, M., 2013. Comparison of Two Different Injectable Contraceptive Methods: Depo-medroxy Progesterone Acetate (DMPA) and Cyclofem, Journal of Family and Reproductive Health. 7 (3): 109-113.
[7]   Hickey, M., and Salamonsen, L.A., 2008. Endometrial Structural and Inflammatory Changes with Exogenous Progestogens, Trends in Endocrinology and Metabolism. 19 (5): 167-174.
[8]   Hubacher, D., Lopez, L., Steiner, M.J., and Dorflinger, L., 2009. Menstrual Pattern Changes drom Levonorgestrel Subdermal Implants and DMPA: Systematic Review and Evidence-based Comparisons, Journal Contraception. 80: 113-118.
[9]   Dempsey, A., Roca, C., and Westhoff, C., 2010. Vaginal Estrogen Supplementation during Depo-Provera Initiation: a Randomized Controlled Trial, Journal Contraception. 82: 250-255
[10] Adeyemi, A.S., and Adekanle, D.A., 2012. Progesteron-only Injectable Contraceptive : Experience of Women in Osogho, Southwestern Nigeria. Journal Annals of Africans Medicine. 11 (1): 27-31
[11]      Walker, C. and Badawy S.Z.A., 2013. Vaginal Atrophy Following Long-Term Depot Medroxyprogesterone Acetate Use : A Case Report, Case Report in Obstetric and Gynecology, Hindawi Publishing Corporation. 1-3.
[12] Mohebbi-kian, E., Charandabi, S.M.A., and Bekhradi, R., 2014. Efficacy of Fennel and Combined Oral Contraceptive on Depot Medroxy-Progesterone Acetate Induced Amenorrhea: A Randomized Placebo-Controlled Trial, Journal Contraception. 10 (14): 244-253.
[13] Speroff, L., and Fritz, M.A., 2005. Clinical Gynecologyc Endocrinology & Infertility. Lippincott Williams & Wilkins. USA. p. 849-969.
[14] Amran, R. 2014. Kadar Serum Vasvular Endothelial Growth Factor Pada Akseptor Depomedroxy Progesterone Acetat dengan Gangguan Perdarahan. Bagian/Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya RS. Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Unsri Press, Palembang. p. 3-8
[15] Krikun, G., Buhimschi, I., Hickey, M., Schatz, F., Buchwalder, L., and Lockwood C.J., 2010. Lonng-term Progestin Contraceptive (LTPOC) Induce Abeerant Angiogenesis, Oxidative Stress and Apoposis in The Guinea Pig Uterus : A model For Abnormal Uterine Bleeding in Humans, Journal of Angiogenesis Research. 2 (8): 1-8.
[16]      Caterina, Libby, R.D., and Peter, 2008. Endothelial Dysfunction and  Vacular Disease. John Wiley & Sons, Chichester, GBR. p. 432
[17]      Zeng, L., and Xu, Q., 2008. eNOS-ErĪ± Complex Goes to Telomerase, Circulation Research. 108: 10-12.
[18]      Kleinhenz, J.M, Kleinhenz, D.J., You, S., Ritzenthaler, J.D, Hansen, J.M, Archer, D.R., Sutliff, R.L., and Hart, C.M., 2009. Disruption of Endothelial Peroxisome Proliferator-Activated Receptor-Gamma Reduces Vascular Nitric Oxide Production, American Journal of Physiology Hearth and Circulatory Physiology. 297:1647–1654.
[19]      Pope, A., Karuppiah, K., and Cardounel A., 2009. Role Of The PRMT-DDAH-ADMA Axis In Theregulation Of Endothelial Nitric Oxide Production, Pharmacology Research. 60: 461–465.
[20]   Alessio, Hagerman, H.M., and Ann, E. 2006. Oxidative Stress, Exercise and Aging. Imperial College Press. London GBR. p. 1-8
 [21]       Higashi, Y., Noma, K., Yoshizumi, M., and Kihara, Y., 2009. Endothelial Function And Oxidative Stress In Cardiovascular Diseases, Circulation Journal.
[22]        Napoli, C., and Ignarro, L.J., 2009. Nitric Oxide and Pathogenic Mechanisms Involved in the Development Of Vascular Diseases, Journal of Pharmacal Research. 32 (8): 1103–1108.
[23]   Rodrigo, R., 2009. Oxidative Stress and Antioxidants : Their in Human Disease. Nova Science Publishers, Inc. Newyork, USA. p.1-24
 [24] Lockwood, C.J., 2011. Mechanism of Normal and Abnormal Endometrial Bleeding, Journal Menopause. 18 (4): 408-411.
[25]   Subakir, S.B., Madjid, O.A., Sabariah, S., and Affandi, B., 2000. Oxidative Stress, Vitamin E and Progestin Breakthrough Bleeding. Journal Human Reproduction. 15: 18-23.
[26]   Wattern, D., and Lavin, M., 2005. Signalling Pathways in Apoptosis. CRC Press. Amsterdam, Netherland. p. 1-32
[27]   Silva, F.M., Marques, A, and Chaveiro, A., 2010. Reactive Oxygen Species: a Double-Edged Sword in Reproduction, The Open Veterinary Science Journal. 4: 127-133.
[28]   Erejuwa, O., Sulaiman, S.A., and Wahab, M.S., 2013. Review Article : Evidence in Support of Potential Applications of Lipid Peroxidation Product in Cancer Treatment, Journal Oxidative Medicine and Cellular Longevity. 1-8.
[29]   Khan, S.A., Priyamvada, S., Arivarasu, N., Khan, S., and Yusufi, A.N.K., 2007. Influence of Green Tea on Enzyme of Carbohydrate Metabolism, Antioxidant Defense and Plasma Membrane in Rat Tissue, Journal Nutrition. 23: 687-695
[30]   Anindita, R., Soeprobowati, T.R., dan Suprapti, N.H., 2012. Potensi Teh Hijau (Camelia Sinensis L.) dalam Perbaikan Fungsi Hepar Pada Mencit yang Diinduksi MSG, Jurnal Anatomi Fisiologi. 20 (2): 15-23.
[31]   Dong, K.R., Han, D., Hyun, S.B., Hyon, S., and Park, J., 2005. Prevention of Reactive Oxygen Species- induced Oxidative Stress in Human Microcascular Endothelial Cells by Green Tea Polyphenol, Toxicology Letters. 155: 269-275.
 [32] Finco, A., Belcaro, G., and Cesarone, M.R., 2011. Assessment of The Activity of an Oral Concraceptive on The Levels of Oxidative Stres and Changes in Oxidative Stress After Co-Treatment With Two Different Types of Physiological Modulators With Antioxidant Action, Journal Contraception. 84: 418-422.
[33]   Bhardwaj, P., and Khanna, D., 2013. Green Tea Catechins : Defensive Role in Cardiovascular Disorders, Chinese Journal of Natural Medicines. 11 (4): 0345-0353.
[34]   Widyaningrum, N., 2013. Epigallocatechin-3-Gallate (EGCG) pada Daun Teh Hijau Sebagai Antijerawat, Majalah Farmasi dan Farmakologi. 17 (3): 95-98.
[35]   Dewi, K., 2008. Pengaruh Ekstrak Teh Hijau (Camellia Sinensis var. Assamica) Terhadap Penurunan Berat Badan, Kadar Trigliserida dan Kolesterol Total Pada Tikus Jantan Galur Wistar, JKM. 7 (2): 1-8.
[36]   Bakry, S., and Abu-Shaeir, W., 2010. Electrophoretic and Histopathological Studies on Adult Female Rats Treated with Depo-Provera (DMPA), Australian Journal of Basic and Applied Sciences. 4 (1): 61-70.
[37]   Syamsuddin dan Darmono, 2011. Farmakologi Eksperimental. Universitas Indonesia. Jakarta. p. 7-11
[38]   Lizarelli, P.M., Martins, W.P., Vieira, C.S., Soares, G.M., Franceschini, S.A., Ferriani, R.A., and Patta, M.C., 2009. Both a Combined Oral Contraceptive and Depot Medroxyprogesterone Acetate Impair Endothelial Function in Young Women, Journal Contraception. 79: 35-40.
[39] Uematsu, K., Katayama, T., Katayama, H., Hiratsuka, M., Kiyomura, M., and Ito, M., 2010. Nitric Oxide Production and Blood Corpuscle Dynamics in Response to The Endocrine Status of Female Rats. Thrombosis Research. 126: 504-510.
[40] Pamuji, E.S., Dasuki, D., Hakimi, M., 2008. Association Between Bleeding Pattern and Estradiol Level of Depot Medroxy Progesteron Acetat Users. Berita Kedokteran Masyarakat. 24 (2): 51-57.
[41] Moore, R.J., Jackson, K.G., and Minihane, A.M., 2009. Green Tea (Camellia Sinensis) Catechins and Vascular Function, British Journal of Nutrition. 102 : 1790-1802.
[42] Susanti, E dan Ratnawati, R., 2010. Efek Ateroprotektif dan Vasoprotektif Katekin Teh Hijau Terhadap Ekspresi eNOS pada Tikus Wistar Jantan dengan Diet Tinggi Lemak, Jurnal Farmasains.
[43] Deka , A., and Vita, J.A., 2011. Review : Tea and Cardiovascular Disease. Pharmacological Research. 64: 136-145.
[44] Antonello, M., Montemurro, D., Bolognesi, M., Pascoli, M.D., Piva, A., Grego, F., Sticchi, D., Giuliani, L., Garbisa, S., and Rossi, G.P., 2007. Prevention of Hypertension, Cardiovascular Damage and Endothelial Dysfunction with Green Tea Extract, American Journal of Hypertension. 20 (12) : 1321-1328.
[45] Jain, J.K., Li, A., Yang, W., Minoo, P., and Felix, J.C., 2006. Effect of Mifepristone on Proliferation and Apoptosis of Human Endometrium in New Users of Medroxyprogesterone Acetate, Journal Human Reproduction. 21 (3): 789-809.
[46]      Cutini, P.H. and Massheimer, V.L., 2010. Role of Progesterone on The Regulation of Vascular Muscle Cells Proliferation, Migration and Apoptosis, Journal Steroid. 75: 355-361
[47] Nilsen, J., Morales, A., and Brinton, R.D., 2006. Medroxyprogesterone Acetate Exacerbates Glutamate Excitotoxicity, Gynecological Endocrinology. 22 (7) : 355-371.
[48] El-Beshbishy, H.A., Tork, O.M., El-Bab, M.F.,  and Autifi, M.A., 2011. Antioxidant and Antiapoptotic Effects of Green Tea Polyphenols Against Azathioprine-Induced Liver Injury in Rats, Journal Pathophysiology. 18: 125-135.
[49] Chacko, S.M., Thambi, P.T., Kuttan, R., and Nishigaki, I., 2010. Benefical Effect of Green Tea: A Literature Review, Journal Chinese Medicine. 5 (13): 1-9.
[50] Visioli, F., and Hagen, T.M., 2011. Antioxidant to Enhance Fertility : Role of eNOS and Potential Benefits, Pharmacological Research. 64: 431-437.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar