PENGARUH
EKSTRAK TEH HIJAU (CAMELLIA SINENSIS) TERHADAP EKSPRESI ENOS DI INTI SEL DAN
SITOPLASMA PADA ENDOMETRIUM RATTUS NORVEGICUS YANG DIPAPAR DEPO MEDROXYPROGESTERONE ACETATE
Oleh:
Nora
Veri
Dosen
Prodi D III Kebidanan Kota Langsa Poltekkes Kemenkes Aceh
ABSTRAK
Objektif
: Teh hijau (Camellia sinensis) mengandung banyak katekin seperti epikatekin
(EC), epikatekin galat (EGC), epigalokatekin galat (EGCG) dan epigalokatekin
(EGC). Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa teh hijau berperan sebagai
antioksidan, mencegah peroksidasi lipid, penyakit vaskular, meningkatkan sistem
imun, memperbaiki fungsi organ tubuh, meningkatkan aktivitas enzim dalam
metabolisme karbohidrat, mengabsorpsi ion logam, menurunkan stress oksidatif
pada sel endotel mikrovaskular, serta berperan juga sebagai antiapoptosis serta
antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan melihat peran teh hijau dalam menjaga
fungsi vaskular melalui regulasi eNOS pada endometrium tikus yang dipapar
Depomedroxy Progesterone Acetate (DMPA). Metode : Tikus strain wistar betina
diberi ekstrak teh hijau dengan tiga dosis yang berbeda : 10,8 mg, 21,6 mg dan
43,2 mg secara oral setiap hari selama 28 hari serta disuntik DMPA 2,7 mg
secara IM dengan dosis 0,2 ml seminggu sekali. Ekspresi eNOS di inti dan sitoplasma
serta indeks apoptosis diperiksa dengan metode immunofluorescences menggunakan
mikroskop konfokal laser
(Laser scanning confocal microscope) dan untuk
menganalisa hasil scanning, menggunakan software imageJ (Image Processing and
Analysis in Java). Hasil : Hasil pengamatan dengan pembesaran 400x didapatkan
bahwa pemberian ekstrak teh hijau dosis 43,2 mg secara signifikan meningkatkan
ekspresi eNOS di inti dan di sitoplasma serta menurunkan indeks apoptosis
endometrium tikus setelah pemaparan DMPA. Kesimpulan : Ektrak teh hijau mampu
menjaga fungsi vaskular dengan meningkatkan ekspresi eNOS di inti sel dan eNOS
di sitoplasma pada endometrium.
Keyword
: Ekstrak teh hijau, eNOS
PENDAHULUAN
Program
Keluarga Berencana di Indonesia yang diterapkan melalui metode kontrasepsi
bertujuan untuk meningkatkan pembinaan, partisipasi dan kemandirian serta
kesehatan reproduksi [1]. Metode yang paling banyak dipilih adalah suntikan
57,12% [2]. Jenis suntikan yang paling
banyak digunakan yaitu Depo
Medroxyprogesterone Acetate (DMPA) yang mengandung hormon progestin [3-5].
Efek samping
utama dari kontrasepsi DMPA adalah gangguan menstruasi/ bleeding pattern (93,60%), pertambahan berat badan (48%), nyeri
pada sendi (24%) dan kekeringan pada vagina (10,4%) [6]. Gangguan menstruasi
yang terjadi meliputi prolonged bleeding,
irregular bleeding, amenorea (infrequent bleeding) dan perdarahan
bercak (breakthrough bleeding)
[7-11].
Fungsi vaskular diatur oleh Nitric Oxide (NO) yang terdapat dalam sel endotel yang disintesis
oleh enzim endothelial Nitric Oxide Synthase (eNOS)
[16,17]. Berbagai peran NO dalam sistem vaskular,
antara lain homeostasis vaskular, mengatur relaksasi otot vaskular, integritas
dan permeabilitas endotel, proliferasi sel vaskular, mengatur aliran darah ke jaringan,
vasokontriksi dan sinyal sel [18-19].
Kekurangan produksi NO dan peningkatan Reactive Oxigen Species (ROS) dan Reactive Nitrogen Species (RNS) akan memicu stress oksidatif dan mengakibatkan disfungsi
endotel dan fragilitas pada vaskular [20-24].
Peningkatan produksi ROS akan
menyebabkan peroksidasi lipid yang dapat merusak membran yang pada akhirnya
memicu fragilitas vaskular dan kerusakan sel endometrium [25]. Selain itu
akumulasi radikal superoksida akan menurunkan aktivitas enzim antioksidan superoksida
dismutase (SOD), meningkatkan kematian sel dengan merusak DNA, protein dan
lipid [26-28]. Pemakaian kontrasepsi progestin jangka panjang dapat
meningkatkan kelainan angiogenesis yang mengakibatkan stress oksidatif dan
apoptosis jaringan pada uterus [15].
Gangguan vaskular dan stress
oksidatif dapat diatasi dengan antioksidan endogen dan eksogen untuk menurunkan
radikal bebas dalam tubuh [29]. Antioksidan eksogen yang terdapat dalam bahan
herbal atau tanaman obat adalah relatif aman dan telah banyak digunakan sejak
dulu [30]. Salah satu tanaman yang berfungsi sebagai antioksidan dan berperan
besar dalam meregulasi eNOS adalah teh hijau (Camelia sinensis) yang mengandung EC, ECG, EGC, EGCG, kafein,
tanin, asam glutamat, asam aspartat, arginin, kalium dan asam amino lainnya
yang mempunyai kemampuan bioavaibilitas yang bagus dan didistribusikan ke
jaringan [31-34].
Design, Bahan dan Metode
Rancangan penelitian yang digunakan adalah true experimental (eksperimental
sesungguhnya) dengan pendekatan post test
only control group design.
Hewan Coba
Hewan coba yang digunakan adalah rattus norvegicus strain wistar (180-220
g) usia 1-2 bulan sejumlah 25 ekor yang diperoleh dari Dinas Peternakan Kota
Malang dikelompokkan menjadi 5 kelompok :
Banyak wanita berhenti
menggunakan kontrasepsi DMPA karena gangguan menstruasi tersebut dan pada
akhirnya bisa mengakibatkan kehamilan yang tidak dinginkan [12]. Irregular bleeding merupakan gangguan
menstruasi yang paling sering terjadi pada pengguna DMPA yang dialami oleh 70%
pengguna pada tahun pertama dan 10% pada tahun berikutnya [6,13]. Ganguan
menstruasi tersebut disebabkan oleh perubahan morfologi endometrium, profil
reseptor steroid endometrium, morfologi vaskular endometrium, perubahan fungsi
serta mekanisme hemostatis pada endometrium, kelainan angiogenesis dan sistem repair endometrium [7,9,14]. Perubahan
pada vaskular endometrium yang meliputi pelebaran, penipisan dan fragilitas
pada dinding vaskular [15].
kelompok kontrol negatif (Injeksi
normal saline 0,2 ml), kelompok kontrol positif (pemaparan DMPA 2,7 mg),
kelompok perlakuan I (DMPA 2,7 mg + ekstrak teh hijau dosis 10,8
mg/tikus/hari), kelompok perlakuan II (DMPA 2,7 mg + ekstrak teh hijau dosis
21,6 mg/tikus/hari), dan kelompok perlakuan III (DMPA 2,7 mg + ekstrak teh
hijau dosis 43,2 mg/tikus/hari).
Tikus diadaptasi selama 7 hari
dan diberi perlakuan selama 28 hari di laboratorium Fisiologi Fakultas
Kedokteran universitas Brawijaya.
Proses Ekstraksi
Daun teh hijau kering diperoleh
dari perkebunan teh di Wonosari dan proses ekstraksi dilakukan di laboratorium
Biokimia Polinema Malang dengan metode maserasi. Ekstrak teh hijau diencerkan
dengan normal saline.
Pemberian Ekstrak Teh
Hijau
Esktrak teh hijau yang telah diencerkan diberikan
secara oral dengan sonde khusus dengan tiga dosis yang berbeda sesuai kelompok
perlakuan masing-masing yaitu 10,8 mg, 21,6 mg dan 43,2 mg [35].
Injeksi DMPA
DMPA yang digunakan adalah Depo-progestin®
150 mg yang dinjeksi seminggu sekali selama 4 minggu pada hewan coba dengan
dosis 2,7 mg/tikus/minggu dan disuntik secara intramuskular pada paha serta
DMPA diencerkan dengan normal saline [36,37].
Prosedur Pemeriksaan eNOS
Pemeriksaan ekspresi eNOS
dilakukan dengan metode immunofluorescences
dengan menggunakan rabbit anti-eNOS
polyclonal antibody (Bioss katalog bs-0163R) dan antibodi
sekunder flourescene labeled FITC
donkey anti-rabbit IgG minimal x-reactivity antibody (Biolegend katalog 406403) dan
mikroskop konfokal laser,
hasil scanning dianalisa dengan software
immunoRatio untuk ekspresi eNOS di inti dan software imageJ untuk ekspresi eNOS di sitoplasma.
Analisa Statistik
Semua data dihitung mean± SD dan dianalisa dengan
menggunakan software SPSS 19.0. Data
diuji normalitas, dilanjutan dengan annova
one-way, LSD, korelasi dan regresi.
Hasil
Pemeriksaan ekspresi eNOS di inti
sel dan sitoplasma dilakukan dengan metode immunofluorescences dan diperoleh
hasil sebagai berikut :
Berdasarkan hasil di atas maka terbukti bahwa perlakuan
pemberian ekstrak teh hijau pada tikus yang dipapar DMPA sebelumnya menunjukkan
adanya peningkatan ekspresi eNOS di inti sel. Dengan kata lain terbukti
pemberian ekstrak teh hijau mampu meningkatkan ekspresi eNOS di inti sel pada
tikus yang dipapar dengan DMPA. Jadi hipotesis pertama telah terbukti, yaitu ekstrak teh hijau meningkatkan
ekspresi eNOS pada endometrium Rattus
norvegicus yang dipapar DMPA.
Pada Tabel diatas
menunjukkan nilai rerata ekspresi eNOS di inti sel yang paling besar pada
kelompok perlakuan pemberian ekstrak teh hijau dosis 43,2 mg/tikus/hr bila
dibandingkan dengan kelompok kontrol positif dan kelompok dosis lainnya.
Sedangkan rerata ekspresi eNOS di inti sel paling rendah adalah kelompok perlakuan
teh dosis 10,8 mg/tikus/hr bila dibandingkan dengan kelompok dosis yang lain.
Akan tetapi dosis 10,8 mg/tikus/hr tidak berbeda bermakna dengan kontrol
positif. Selain itu juga ditunjukkan pada Tabel 5.2 tidak ada perbedaan yang
bermakna rerata ekspresi eNOS di inti sel pada tikus antara kelompok kontrol
negatif (34.40±12.30a) dengan
kelompok perlakuan pemberian DMPA dan ekstrak teh hijau 43,2 mg/tikus/hr (34.40±13.97a). Hal ini
dapat diartikan bahwa perlakuan pemberian ekstrak teh 43,2 mg/tikus/hr pada tikus
yang dipapar DMPA sebelumnya mampu meningkatkan ekspresi eNOS di inti sel
secara optimal. Jadi dengan kata lain pemberian ekstrak teh hijau pada dosis
43,2 mg/tikus/hr dipercaya sebagai dosis optimum untuk meningkatkan ekspresi
eNOS di inti sel pada tikus yang dipapar DMPA.
Pada
gambar di atas menunjukkan histogram rerata ekspresi eNOS di inti pada tikus
yang tidak diberi apapun (kontrol negatif), dipapar DMPA saja (kontrol
positif), dan 3 kelompok dengan perlakuan papara DMPA + ekstrak teh hijau dengan
dosis 10,8 mg, 21,6 mg, 43,2 mg. Tampak rerata ekspresi eNOS di inti semakin
meningkat seiring dengan pertambahan dosis teh hijau. Adapun nilai rerata
ekspresi eNOS tertinggi pada kelompok perlakuan pemberian ekstrak teh hijau dosis 43,2 mg. Hal ini
dapat dikatakan bahwa dalam penelitian ini dosis ekstrak teh hijau yang dianggap paling
cepat meningkatkan ekspresi eNOS di inti pada tikus adalah dosis 43,2 mg.
2. Pengaruh Ekstrak Teh Hijau Terhadap
Ekspresi eNOS di Sitoplasma
|
|
|
|
|
Gambar
3 : Analisa
indeks apoptosis dengan mikroskop konfokal laser dan software ImageJ
(Pembesaran 400x). Warna hijau menunjukkan sel yang apoptosis (ditunjuk dengan
tanda panah) sedangkan warna merah menunjukkan inti sel.
Perbandingan
Rerata Ekspresi eNOS (%) di Sitoplasma
Kelompok pengamatan
|
Rerata ± stan.dev (%)
|
p-value
|
kontrol negatif
|
20.93±5.31a (%)
|
0.000<Ī±
|
kontrol positif (DMPA)
|
9.26±3.93b (%)
|
|
DMPA dan ekstrak teh hijau 10,8
mg/hr
|
32.10±8.48ac (%)
|
|
DMPA dan ekstrak teh hijau 21,6
mg/hr
|
35.76±7.92c (%)
|
|
DMPA dan ekstrak teh hijau 43,2
mg/hr
|
41.96±14.11c (%)
|
Keterangan
: Pada rerata±sd jika memuat huruf yang berbeda berarti ada perbedaan yang
bermakna (p-value<0 .05="" ada="" berarti="" bermakna="" dan="" huruf="" jika="" memuat="" p-value="" perbedaan="" sama="" tidak="" yang="">0.05). 0>
|
Gambar
4 Tampak rerata ekspresi eNOS di sitoplasma semakin meningkat
seiring dengan pertambahan dosis ekstrak
teh hijau. Adapun nilai rerata ekspresi eNOS tertinggi pada kelompok perlakuan
pemberian ekstrak
teh hijau dosis 43,2 mg. Rerata ekspresi eNOS yang terdekat dengan rerata
jumlah ekspresi eNOS pada kelompok kontrol negatif adalah kelompok perlakuan
DMPA + ekstrak
teh hijau dosis 10,8 mg. Jadi dengan kata lain dosis paling aman adalah 10,8
mg/hr.
Peningkatan apoptosis stroma
secara signifikan pada hari ke 14 setelah diberi DMPA 150 mg, sedangkan
apoptosis pada kelenjar tidak mengalami perubahan yang signifikan. Kerusakan
endometrium berhubungan dengan apoptosis yang terjadi pada jaringan tersebut
[45]. Kadar progesteron yang tinggi di dalam vaskular akan mengganggu
keseimbangan homeostasis vaskular dengan meningkatkan apoptosis pada otot polos
vaskular [46]. DMPA akan memperpendek usia hidup sel neuron dan mengakibatkan
meningkatnya jumlah sel saraf otak yang mengalami apoptosis sampai 40% [47].
Hasil penelitian ini juga
menunjukkan bahwa pemberian ekstrak teh hijau dapat menurunkan indeks apoptosis
pada tikus yang dipapar DMPA. Pemberian polifenol teh hijau mampu menurunkan
peroksidasi lipid dan apoptosis pada
liver. Polifenol teh hijau mencegah hilangnya permiabilitas membran dan
menurunkan kadar radikal hidroksil dengan mencegah kerusakan oksidatif akibat
peroksidasi lipid dan oksidasi protein. Peran polifenol teh hijau sebagai
anti-apoptosis adalah dengan mempertahankan kadar caspase-3 dalam kondisi
normal sehingga dapat melindungi sel dari kematian dan apoptosis setelah
terjadinya stress oksidatif [48]. Pemberian ekstrak teh hijau menunjukkan hasil
yang lebih stabil dibandingkan dengan pemberian EGCG murni karena dalam ekstrak
teh hijau mengandung antioksidan lainnya yang membentuk campuran kompleks dari
senyawa yang berbeda-beda yang bekerja secara sinergis untuk memberikan efek
yang menguntungkan [49].
Kesimpulan
Ekstrak teh hijau terbukti mampu meningkatkan
ekspresi eNOS dan indeks apoptosis pada endometrium tikus yang dipapar DMPA. Polifenol
berfungsi sebagai vasomudulator dan mencegah disfungsi endotel dengan
meningkatkan aktivitas eNOS. Polifenol dalam teh hijau dapat menurunkan
kejadian stress oksidatif pada kardiovaskular dan meningkatkan aktivitas
antioksidan endogen [50]. Ekstrak teh hijau mampu meningkatkan ekspresi eNOS
pada inti sel dan sitoplasma sehingga mencegah peningkatan apoptosis pada
jaringan endometrium melalui mekanisme yang telah dijelaskan diatas, sehingga
diharapkan ekstrak teh hijau mampu menurunkan kejadian irregular bleeding pada pengguna DMPA.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Witjaksono,
J., 2011. Rencana Aksi Keluarga Berencana
dan Kesehatan Reproduksi Tahun 2012-2014. BKKBN. p.10
[2] Siahaan, S., Isfandari, S., Sasanti, R., 2013. Analisis Pelayanan
KB Mandiri Wanita Usia Subur Berdasarkan Status Ekonomi, Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. 16 (1): 21-28
[3] Baziad, A., 2008. Kontrasepsi
Hormonal. YBP-SP. Jakarta.
[4] Abasiattai, A.M., Udoma, E.J and Ukeme E., 2010. Depot
Medroxyprogesterone Injectable Contraception at the University of Uyo Teaching
Hospital, Uyo, Journal Annals of African
Medicine. 9 (2): 81-85.
[5] Walker, C. and Badawy S.Z.A., 2013. Vaginal Atrophy Following Long-Term
Depot Medroxyprogesterone Acetate Use : A Case Report, Case Report in Obstetric
and Gynecology, Hindawi Publishing
Corporation. 1-3.
[6] Veisi, F., and Zangeneh, M., 2013. Comparison of Two Different
Injectable Contraceptive Methods: Depo-medroxy Progesterone Acetate (DMPA) and
Cyclofem, Journal of Family and
Reproductive Health. 7 (3):
109-113.
[7] Hickey, M., and Salamonsen, L.A., 2008.
Endometrial Structural and Inflammatory Changes with Exogenous Progestogens, Trends in Endocrinology and Metabolism. 19 (5): 167-174.
[8]
Hubacher, D., Lopez, L., Steiner, M.J.,
and Dorflinger, L., 2009. Menstrual Pattern Changes drom Levonorgestrel
Subdermal Implants and DMPA: Systematic Review and Evidence-based Comparisons, Journal Contraception. 80: 113-118.
[9] Dempsey, A., Roca, C., and Westhoff, C., 2010.
Vaginal Estrogen Supplementation during Depo-Provera Initiation: a Randomized
Controlled Trial, Journal Contraception.
82: 250-255
[10] Adeyemi, A.S., and Adekanle, D.A., 2012. Progesteron-only Injectable
Contraceptive : Experience of Women in Osogho, Southwestern Nigeria. Journal Annals of Africans Medicine. 11 (1): 27-31
[11] Walker, C. and Badawy S.Z.A., 2013. Vaginal Atrophy Following
Long-Term Depot Medroxyprogesterone Acetate Use : A Case Report, Case Report in
Obstetric and Gynecology, Hindawi
Publishing Corporation. 1-3.
[12] Mohebbi-kian, E., Charandabi, S.M.A., and Bekhradi, R., 2014.
Efficacy of Fennel and Combined Oral Contraceptive on Depot
Medroxy-Progesterone Acetate Induced Amenorrhea: A Randomized
Placebo-Controlled Trial, Journal
Contraception. 10 (14): 244-253.
[13] Speroff, L., and Fritz, M.A., 2005. Clinical Gynecologyc Endocrinology &
Infertility. Lippincott Williams & Wilkins. USA. p. 849-969.
[14] Amran, R. 2014. Kadar Serum Vasvular Endothelial Growth Factor Pada Akseptor
Depomedroxy Progesterone Acetat dengan Gangguan Perdarahan.
Bagian/Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya RS. Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Unsri Press, Palembang. p. 3-8
[15] Krikun, G., Buhimschi, I., Hickey, M., Schatz,
F., Buchwalder, L., and Lockwood C.J., 2010. Lonng-term Progestin Contraceptive
(LTPOC) Induce Abeerant Angiogenesis, Oxidative Stress and Apoposis in The
Guinea Pig Uterus : A model For Abnormal Uterine Bleeding in Humans, Journal of Angiogenesis Research. 2 (8): 1-8.
[16] Caterina, Libby, R.D., and Peter, 2008. Endothelial Dysfunction and
Vacular Disease. John Wiley & Sons, Chichester, GBR. p. 432
[17] Zeng, L., and Xu, Q., 2008. eNOS-ErĪ± Complex Goes to Telomerase,
Circulation Research. 108: 10-12.
[18] Kleinhenz,
J.M, Kleinhenz, D.J., You, S., Ritzenthaler, J.D, Hansen, J.M, Archer, D.R.,
Sutliff, R.L., and Hart, C.M., 2009. Disruption of Endothelial Peroxisome
Proliferator-Activated Receptor-Gamma Reduces Vascular Nitric Oxide Production,
American Journal of Physiology Hearth and
Circulatory Physiology. 297:1647–1654.
[19] Pope, A.,
Karuppiah, K., and Cardounel A., 2009. Role Of The PRMT-DDAH-ADMA Axis In
Theregulation Of Endothelial Nitric Oxide Production, Pharmacology Research. 60: 461–465.
[20] Alessio, Hagerman, H.M., and
Ann, E. 2006. Oxidative Stress, Exercise
and Aging. Imperial College Press. London GBR. p. 1-8
[21] Higashi,
Y., Noma, K., Yoshizumi, M., and Kihara, Y., 2009. Endothelial Function And
Oxidative Stress In Cardiovascular Diseases, Circulation Journal.
[22] Napoli,
C., and Ignarro, L.J., 2009. Nitric Oxide and Pathogenic Mechanisms Involved in
the Development Of Vascular Diseases, Journal
of Pharmacal Research. 32 (8): 1103–1108.
[23] Rodrigo, R., 2009. Oxidative Stress and Antioxidants : Their in Human Disease. Nova
Science Publishers, Inc. Newyork, USA. p.1-24
[24] Lockwood,
C.J., 2011. Mechanism of Normal and Abnormal Endometrial Bleeding, Journal Menopause. 18 (4): 408-411.
[25] Subakir, S.B., Madjid, O.A., Sabariah, S., and Affandi, B., 2000.
Oxidative Stress, Vitamin E and Progestin Breakthrough Bleeding. Journal Human Reproduction. 15: 18-23.
[26] Wattern, D., and Lavin, M., 2005. Signalling Pathways in Apoptosis. CRC
Press. Amsterdam, Netherland. p. 1-32
[27] Silva, F.M., Marques, A, and Chaveiro, A., 2010. Reactive Oxygen
Species: a Double-Edged Sword in Reproduction, The Open Veterinary Science Journal. 4: 127-133.
[28] Erejuwa, O., Sulaiman, S.A., and Wahab, M.S., 2013. Review Article
: Evidence in Support of Potential Applications of Lipid Peroxidation Product
in Cancer Treatment, Journal Oxidative
Medicine and Cellular Longevity. 1-8.
[29] Khan, S.A., Priyamvada, S., Arivarasu, N.,
Khan, S., and Yusufi, A.N.K., 2007. Influence of Green Tea on Enzyme of
Carbohydrate Metabolism, Antioxidant Defense and Plasma Membrane in Rat Tissue,
Journal Nutrition. 23: 687-695
[30] Anindita, R., Soeprobowati, T.R., dan
Suprapti, N.H., 2012. Potensi Teh Hijau (Camelia Sinensis L.) dalam Perbaikan
Fungsi Hepar Pada Mencit yang Diinduksi MSG, Jurnal Anatomi Fisiologi. 20
(2): 15-23.
[31] Dong, K.R., Han, D., Hyun, S.B., Hyon, S., and
Park, J., 2005. Prevention of Reactive Oxygen Species- induced Oxidative Stress
in Human Microcascular Endothelial Cells by Green Tea Polyphenol, Toxicology Letters. 155: 269-275.
[32] Finco,
A., Belcaro, G., and Cesarone, M.R., 2011. Assessment of The Activity of an
Oral Concraceptive on The Levels of Oxidative Stres and Changes in Oxidative
Stress After Co-Treatment With Two Different Types of Physiological Modulators
With Antioxidant Action, Journal
Contraception. 84: 418-422.
[33] Bhardwaj, P., and Khanna, D., 2013. Green Tea Catechins
: Defensive Role in Cardiovascular Disorders, Chinese Journal of Natural Medicines. 11 (4): 0345-0353.
[34] Widyaningrum, N., 2013.
Epigallocatechin-3-Gallate (EGCG) pada Daun Teh Hijau Sebagai Antijerawat, Majalah Farmasi dan Farmakologi. 17 (3): 95-98.
[35] Dewi, K., 2008. Pengaruh Ekstrak Teh Hijau
(Camellia Sinensis var. Assamica) Terhadap Penurunan Berat Badan, Kadar
Trigliserida dan Kolesterol Total Pada Tikus Jantan Galur Wistar, JKM. 7 (2): 1-8.
[36] Bakry, S., and Abu-Shaeir, W., 2010.
Electrophoretic and Histopathological Studies on Adult Female Rats Treated with
Depo-Provera (DMPA), Australian Journal
of Basic and Applied Sciences. 4 (1):
61-70.
[37] Syamsuddin dan Darmono, 2011. Farmakologi Eksperimental. Universitas
Indonesia. Jakarta. p. 7-11
[38] Lizarelli, P.M., Martins, W.P., Vieira, C.S.,
Soares, G.M., Franceschini, S.A., Ferriani, R.A., and Patta, M.C., 2009. Both a
Combined Oral Contraceptive and Depot Medroxyprogesterone Acetate Impair
Endothelial Function in Young Women, Journal
Contraception. 79: 35-40.
[39] Uematsu, K., Katayama, T., Katayama, H.,
Hiratsuka, M., Kiyomura, M., and Ito, M., 2010. Nitric Oxide Production and
Blood Corpuscle Dynamics in Response to The Endocrine Status of Female Rats. Thrombosis Research. 126: 504-510.
[40] Pamuji, E.S., Dasuki, D., Hakimi, M., 2008.
Association Between Bleeding Pattern and Estradiol Level of Depot Medroxy
Progesteron Acetat Users. Berita
Kedokteran Masyarakat. 24 (2):
51-57.
[41] Moore, R.J., Jackson, K.G., and Minihane, A.M.,
2009. Green Tea (Camellia Sinensis) Catechins and Vascular Function, British Journal of Nutrition. 102 :
1790-1802.
[42] Susanti, E dan Ratnawati, R., 2010. Efek
Ateroprotektif dan Vasoprotektif Katekin Teh Hijau Terhadap Ekspresi eNOS pada
Tikus Wistar Jantan dengan Diet Tinggi Lemak, Jurnal Farmasains.
[43] Deka , A., and Vita, J.A., 2011. Review : Tea and Cardiovascular
Disease. Pharmacological Research. 64: 136-145.
[44] Antonello, M., Montemurro, D., Bolognesi, M., Pascoli, M.D., Piva,
A., Grego, F., Sticchi, D., Giuliani, L., Garbisa, S., and Rossi, G.P., 2007.
Prevention of Hypertension, Cardiovascular Damage and Endothelial Dysfunction
with Green Tea Extract, American Journal
of Hypertension. 20 (12) :
1321-1328.
[45] Jain, J.K., Li, A., Yang, W., Minoo, P., and Felix, J.C., 2006.
Effect of Mifepristone on Proliferation and Apoptosis of Human Endometrium in
New Users of Medroxyprogesterone Acetate, Journal
Human Reproduction. 21 (3):
789-809.
[46] Cutini, P.H. and Massheimer, V.L., 2010. Role of Progesterone on
The Regulation of Vascular Muscle Cells Proliferation, Migration and Apoptosis,
Journal Steroid. 75: 355-361
[47] Nilsen, J.,
Morales, A., and Brinton, R.D., 2006. Medroxyprogesterone Acetate Exacerbates
Glutamate Excitotoxicity, Gynecological
Endocrinology. 22 (7) : 355-371.
[48] El-Beshbishy, H.A., Tork, O.M., El-Bab,
M.F., and Autifi, M.A., 2011.
Antioxidant and Antiapoptotic Effects of Green Tea Polyphenols Against
Azathioprine-Induced Liver Injury in Rats,
Journal Pathophysiology. 18: 125-135.
[49] Chacko, S.M., Thambi, P.T., Kuttan, R., and
Nishigaki, I., 2010. Benefical Effect of Green Tea: A Literature Review, Journal Chinese Medicine. 5 (13): 1-9.
[50] Visioli, F., and Hagen, T.M., 2011. Antioxidant to Enhance Fertility
: Role of eNOS and Potential Benefits, Pharmacological
Research. 64: 431-437.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar