Senin, 19 Maret 2018

Magfirah dan Nuswatul Khaira: Jurnal Al-Mumtaz, Volume 7, Nomor 1, Januari-Juni 2018, hal. 37-44


EFEKTIVITAS YOGA DAN SENAM HAMIL TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN DAN TANDA-TANDA VITAL PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS LANGSA BARAT
KOTA LANGSA

Oleh:
Magfirah dan Nuswatul Khaira

ABSTRAK
Beban psikologi pada wanita hamil, lebih banyak terjadi pada umur kehamilan trimester III dibandingkan pada trimester I dan trimester II.Beban psikologis tersebut dapat diatasi melalui yoga pada ibu hamil. Penelitian ini bertujuan untuk diketahuinya efektivitas yoga dan senam hamil terhadap penurunan kecemasan dan tanda-tanda vitalpada ibu hamil di Puskesmas Langsa Barat  kota Langsa. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen semu (quasi experiment). Rancangan yang digunakan adalah nonrandomized pretest-postest control group design. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil dengan usia kehamilan ≥ 27 minggu, masing-masing30 responden untuk kelompok perlakuan dan kelompok kontrol sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Uji statistik paired t-test, independent t-test. Analisis paired ttest menunjukkan hasil yang signifikan yaitu diperoleh nilai p sebesar 0,001. Yoga ditambah senam akan mengurangi kecemasan sebesar 8,3 sedangkan senam hamil  mengurangi kecemasan sebesar 0,9. Analisis independent ttest menunjukkan bahwa ibu yang mengikuti yoga ditambah senam tingkat kecemasannya lebih rendah sebesar 7,4 dibandingkan ibu yang hanya mengikuti senam hamil saja. Analisis multivariate kontribusi pada model 5 terhadap penurunan kecemasan  sebesar 67 % dengan mengikutsertakan variabel systole, nadi dan usia kehamilan. Yoga ditambah senam dapat menurunkan kecemasan dan tanda-tanda vital pada ibu hamil.Diharapkan kepada ibu hamil untuk dapat melakukan yoga dan senam hamil secara rutin.

Kata Kunci: Yoga, Senam Hamil, Kecemasan, Tekanan Darah, Nadi dan pernafasan.

THE TO DECREASE ANXIETY AND VITAL SIGNS ON PREGNANT WOMANIN PUSKESMAS WEST LANGSA CITY

ABSTRACT
Psychological burden in pregnant, more common in third trimester of pregnancy compared to first trimester and second trimester. The psychological burden can be overcome through yoga in pregnant period. This study aims to determine the effectiveness of yoga and pregnancy exercise to decrease anxiety and vital signs in pregnant period in West Langsa at Langsa City Health Center. The type of research is quasi experiment. The design was nonrandomized pretest-postest control group design. The samples in this study were pregnant women with gestational age ≥ 27 weeks, respectively 30 respondents for treatment group and control group according to inclusion and exclusion criteria. Statistical test paired t-test, independent t-test and Regression. The paired ttest analysis shows significant result that is obtained by p value equal to 0,001. Yoga plus gymnastics will reduce anxiety by 8.3 while pregnancy exercise alone reduces anxiety by 0.9. Independent ttest analysis shows that mothers who follow yoga plus gymnastics anxiety level lower by 7.4 compared to mothers who only follow pregnancy exercise. Multivariate analysis of contribution to model 5 on anxiety reduction was 67% by including systole, pulse and gestational variables. Yoga plus gymnastics can reduce anxiety and vital signs in pregnant women. It is desirable for health workers to provide varied exercises for pregnant women such as yoga and pregnancy exercise in reducing anxiety.

Keywords: Yoga, Gymnastic Pregnancy, Anxiety, Blood Pressure, Pulse and Respiratory.


PENDAHULUAN
Kejadian Post Partum Blues cukup tinggi yakni 26,% - 85,%. Dari beberapa penelitian dijelaskan sebanyak 50,% ibu setelah melahirkan mengalami depresi setelah melahirkan dan hampir 80% ibu baru mengalami perasaan sedih setelah melahirkan atau sering disebut Post Partum Blues (Kasdu, 2003).
Kecemasan (ansietas) adalah suatu keadaan emosional yang tidak menyenangkan, yang ditandai oleh rasa ketakutan serta gejala fisik yang menegangkan serta tidak diinginkan. Kecemasan ditandai dengan gejala fisik, seperti: kegelisahan, anggota tubuh bergetar, banyak berkeringat, sulit bernafas, jantung berdetak kencang, merasa lemas, panas dingin, mudah marah atau tersinggung. Gejala behavior seperti berperilaku menghindar dan terguncang, serta gejala kognitif seperti : khawatir tentang sesuatu, perasaan terganggu akan ketakutan terhadap sesuatu yang terjadi dimasa depan, keyakinan bahwa sesuatu yang menakutkan akan segera terjadi, ketakutan akan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah, pikiran terasabercampur aduk atau kebingungan, sulit berkonsentrasi. Berdasarkan gejala-gejala tersebut, kecemasan dikelompokkan menjadi kecemasan ringan, sedang, berat dan panik (Buckwalter, 2002).
Yoga dapat menurunkan gejala depresi serta hormon kortisol yang dapat memperpanjang kehamilan. Bukti dari nonrandomized trials (RCT) menunjukkan bahwa latihan yoga dikaitkan dengan penurunan risiko Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan persalinan prematur sertamembantu mengurangi gejala depresi selama kehamilan(Bershadsky, 2014). Efek positif dari yoga telah dilaporkan untuk wanita hamil, termasuk mengurangi stres,kecemasan dan ketidaknyaman pada masa kehamilan. Ketika yoga dibandingkan dengan berjalan kaki, komplikasi sepertihipertensi dalam kehamilan berhubungan dengan IUGR,  persalinan prematur dan persalinan sectio sesarea lebih rendah terjadi pada kelompok yoga(Arini,  2015). Bukti-bukti menunjukkan bahwakecemasan antenatal pada ibu dapat meningkatkan risikokelahiran prematur dan kemungkinan melahirkanuntuk bayi berat badan lahir rendah. Peningkatan kecemasan diakui sebagai faktor risiko outcome kebidanan yg buruk, termasuk lebih seringpermintaan/penggunaan pereda nyeri selama persalinan,persalinan macet, meningkatnya permintaan untuk operasi caesardan kemungkinan lebih tinggi persalinan dengan kegawatdaruratan.Kesehatan mental ibu rendah dapat memicu stres postpartum, gangguan janin, peningkatanmasalah kognitif, perilaku dan emosi pada balita berlanjut sampai remaja, dan ini biasanya dipengaruhi hormon kortisol  (Field,2012).
Yoga  bermanfaat untuk ketenangan dan kenyamanan sehingga kondisi psikologis ibu hamil bisa lebih stabil (Newham, 2014). Tehnik-tehnik relaksasi ini banyak diminati oleh ibu hamil, karena aman dilakukan dan mampu meningkatkan ketenangan pikiran sehingga terhindar dari perasaan cemas. Di India tehnik ini dipelajari pada latihan yoga khusus pernafasan yang dikenal dengan yoga Pranayama(Thobroni, 2011).Yoga dapat membuat seseorang menghilangkan  pemikiran negatif yang masuk dan berkembang dalam pemikiran mereka, sehingga mereka akan mengevaluasi kembali apa yang mereka pikirkan. Tehnik pernafasan ini dilakukan dengan mengatur panjang dan durasi menarik nafas, upaya  menahan nafas, serta panjang dan durasi hembusan nafas. Pengaturan pernafasan inimembantu individu untuk mengontrol keadaan tubuh dan keadaan pikirannya sehingga akan menjadi lebih santai, pikiranmenjadi tenang dan emosi menjadi bisa dikontrol serta respon yang dikeluarkan menjadi lebih stabil (Sindhu, 3013).

METODELOGI PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi experiment).Rancangan yang digunakan adalah nonrandomized pretest-postest control group design.Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Langsa Barat Kota Langsa. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil di Puskemas Langsa Barat Kota Langsa, sebanyak 342  jiwapada bulan Agustus  2016. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester Ke-III usia kehamilan ≥ 28 minggu yang sesuai dan  bersedia menjadi responden dan menandatangani informed consent. Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah; ibu hamil yang sudah pernah mengikuti yoga sebelum dilakukan penelitian.Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 60responden.Masing-masing 30 responden untuk kelompok intervensi dan kontrol.Pengambilan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling peneliti memilih responden berdasarkan pertimbangan subyektifnya.Instrument  untukmengukur kecemasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah HamiltonRating Scale For Anxiety  (HARS).Observasi awal pada kelompok perlakuan dan kontrol dengan pre test   untuk mengetahui kecemasan, tekanan darah, nadi dan pernafasan pada ibu hamil.Memberikan intervensi pada kelompok perlakuan yaitu  memberikan latihan yoga ditambah senam  kepada ibu hamil selama 90 menit dilakukan 10 kali berturut turut selama 10 hari. Latihan yoga dan senam diberikan oleh tenaga intruktur senam yoga yang sudah terlatih.Kelompok kontrol diberikan  senam hamilselama 60 menit dilakukan 10 kali berturut turut selama 10 hari.Observasi kedua pada kelompok perlakuan dan kontrol dengan post test. untuk mengetahui  kecemasan, tekanan darah, nadi dan pernafasan pada ibu hamil.

HASIL PENELITIAN
1.   Analisis Univariat
Tabel 1. Karakteristik Data Penelitian Berdasarkan Variabel
Varaibel
n
%
mean±SD
Min-max
Kelompok
Yoga+senam
Senam Hamil
Pendidikan
SD dan SMP
SMA sederajat
Sarjana
Umur
Usia kehamilan
Pretes systole
Pretes diastole
Pretes nadi
Pretes pernafasan
Pretes cemas
Postes systole
Postes diastole
Postes nadi
Postes pernafasan
Postes cemas
Gravida

30
30

26
24
10
26,9±5,3
31,4±3,5
122,4±10,0
79,8±6,5
85,5±7,5
18,6±2,3
26,3±9,4
21,7±7,51
78,6±5,7
81,6±7,4
17,4±1,8
21,7±7,4
2,5±1,3

0,50
0,50

43,3
40,0
16,7
19 - 40
28 – 36
90 – 140
69 – 90
73 – 98
15 – 24
11 – 50
11 – 34
69 – 90
68 - 98
15 – 24
11 – 34
1 - 8

Hasil analisis berdasarkan karakteristik pada tabel 1 dapat dijelaskan sebagai berikut.:kelompok ibu yang mengikuti yoga ada 50% dan senam hamil 50%. Tingkat pendidikan terbanyak yang dicapai responden adalah pada tingkat SD dan SMP yaitu 43,3% (26) orang sedangkan Sarjana hanya 16,7% (10) orang. Rata-rata umur ibu 26,9 tahun dengan usia terendah 19 tahun dan tertinggi 40 tahun. Rata-rata usia kehamilan yang terjadi adalah 31,4 bulan dengan usia terendah 27 bulan dan tertinggi 36 bulan.
2.      Analisis Bivariate
Tabel 2.        Paired Ttest Antara Kelompok Perlakuan(Yoga+Senam) dan Kontrol (Senam Hamil) Terhadap Kecemasan
Variabel
Kecemasan
Selisih
p
95%Ci
pretes
postes
Mean±Sd
Mean±Sd
Kelompok
Yoga+senam
Senam hamil

27,5±10,5
25,0±8,2

19,2±6,9
24,1±7,3

-8,3
-0,9

0,001

-11,04-(-5,56)
           
Analisis paired ttest pada tabel 2 di atas menunjukkan hasil yang signifikan yaitu diperoleh nilai p sebesar 0,001. Hasil ini menunjukkan bahwa kelompok yoga ditambah senam akan mengurangi kecemasan sebesar 8,3 sedangkan senam hamil  hanya mengurangi kecemasan sebesar 0,9.

Tabel 3.Paired Ttes Variabel Systole, Diastole, Nadi dan Pernafasan.
Variabel
Kelompok
Yoga + senam
senam
pretes
postes
sel
p
pretes
postes
Sel
p
Mean±Sd
Mean±Sd


Mean±Sd
Mean±Sd


Systole
Diastole
Nadi
Pernafasan
122,7±10,9
80,1±6,7
85,1±7,1
18,8±2,4
118,9±8,7
77,6±4,9
77,9±5,2
16,9±1,8
-3,8
-2,5
-7,2
-1,8
0,02
0,02
0,01
0,01
122,2±9,2
79,5±6,3
85,8±85,3
18,4±2,3
122,2±9,2
79,5±6,3
85,3±7,5
17,9±1,8
0
0
-0,5
-0,5
-
-
0,17
0,06

Pada variabel systole dan diastole pada kelompok perlakuan terdapat perubahan yang signifikanp =0.02 (p<0 .5="" adalah="" antara="" begitu="" dan="" hasil="" i="" juga="" kelompok="" kontrol="" menunjukkan="" nadi="" pada="" perlakuan="" perubahan.="" postes="" pretes="" rr="" sama="" sedangkan="" signifikan="" style="mso-bidi-font-style: normal;" terjadi="" tidak="" yang="">p
= 0.01 (p<0 .5="" adalah="" antara="" b="" dan="" kelompok="" kontrol="" nadi="" perubahan="" postes="" pretes="" rr="" sama="" sedangkan="" style="mso-bidi-font-weight: normal;" terjadi="" tidak="">.
Tabel 4.           Independent Ttest Kelompok Perlakuan dan Kontrol Terhadap Perubahan Kecemasan
Variabel
Kecemasan
selisih
p
95%CI
Mean±sd
Kelompok
Yoga+senam
Senam hamil

-8,3±7,4
-0,9±1,9

-7,4

0,0001

-10,15-(-4,59)

Analisis independent ttest pada tabel 4menunjukkan bahwa ibu yang mengikuti yoga ditambah senam tingkat kecemasannya lebih rendah sebesar 7,4 dibandingkan ibu yang mengikuti senam hamil. Hasil ini signifikan dengan nilai p sebesar 0,0001 yang berarti ada perbedaan rerata pengurangan tingkat kecemasan antara kelompok perlakuan dan kontrol.
Tabel 5.            Korelasi Antara Variabel Umur, Systole, Diastole, Nadi, dan Pernafasan Terhadap Kecemasan
Variabel
r
p
95%CI
Umur
Selisih sistole
Selisih diastole
Selisih nadi
Selisih pernafasan
Usia hamil
-0,16
0,69
0,55
0,73
0,32
-0,17
0,22
0,001
0,001
0,001
0,01
0,20
-0,39 - 0,09
0,54 – 0,81
0,34 – 0,70
0,59 – 0,83
0,08 – 0,53
-0,40 – 0,09
Analisis korelasi pada tabel 5 menunjukkan sebagian besar variabel mempunyai hubungan yang erat terhadap tingkat kecemasan, hanya umur dan usia kehamilan yang hubungannya sangat lemah. Variabel yang hubungannya sangat kuat adalah perubahan nadi kemudian diikuti berturut-turut systole dan diastole.
3.   Analisis Multivariate
Tabel 6.        Analisis Regresi Linear Antara Kelompok Perlakuan dan Kontrol Serta Variabel Luar Terhadap Kecemasan
Variabel
Model 1
Coef
p
Model 2
Coef
p
Model 3
Coef
p
Model 4
Coef
p
Model 5
Coef
p
Kelompok
Yoga+senam

Senam hamil
Selisih systole

Selisih diastole

Selisih nadi

Selisih pernafasan

Umur

Usia hamil

gravida

-2,3
0,08
Ref
0,6
0,01
0,1
0,78
0,4
0,001
-0,1
0,81
0,02
0,85
-0,3
0,04
-0,6
0,15

-2,3
0,07
Ref
0,6
0,004
0,1
0,81
0,4
0,001
-0,1
0,79
-

-0,3
0,04
-0,6
0,14

-2,3
0,07
Ref
0,6
0,003
-

0,5
0,001
-0,1
0,81
-

-0,3
0,04
-0,6
0,11

-2,2
0,06
Ref
0,6
0,002
-

0,5
0,001
-

-

-0,3
0,04
-0,6
0,11

-2,4
0,04
Ref
0,6
0,001
-

0,4
0,001
-

-

-0,3
0,03
-

n
R2
60
0,69
60
0,69
60
0,69
60
0,66
60
0,67

Hasil analisis regresi linear antara kelompok perlakuan dan kontrol serta variabel luar terhadap kecemasan pada Tabel 6 disajikan dengan beberapa model. Analisis multivariate kontribusi pada model 5 lebih besar terhadap penurunan kecemasan  sebesar 67 % dengan mengikutsertakan variabel systole, nadi dan usia kehamilan.  Pada Model 5 setelah gravida dikeluarkan semua variabelnya bermakna terhadap kecemasan dimana nilai p<0 b="" dan="" kecemasan.="" pengurangan="" peningkatan="" style="mso-bidi-font-weight: normal;" terhadap="" terjadi="">

PEMBAHASAN
Hasil analisa bivariate tentang efektivitas yoga dan senam hamil terhadap perubahan kecemasan yang terdapat pada table 2 yaitu Analisis paired ttest menunjukkan hasil yang signifikan yaitu diperoleh nilai p sebesar 0,001. Hasil ini menunjukkan bahwa kelompok yoga ditambah senam dapat mengurangi kecemasan ibu hamil sebesar 8,3 sedangkan senam hamil mengurangi kecemasan sebesar 0,9. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Analisis independent ttest pada Tabel 4 menunjukkan bahwa ibu yang mengikuti yoga tingkat kecemasannya lebih rendah sebesar 7,4 dibandingkan ibu yang mengikuti senam hamil. Hasil ini signifikan dengan nilai p sebesar 0,0001 yang berarti ada perbedaan rerata pengurangan tingkat kecemasan antara kelompok perlakuan dan kontrol.
Latihan yoga prenatal membantu menurunkan kecemasan terkait proses persalinan, menambah keyakinan akan kemampuan diri untuk menghadapi persalinan, serta mengurangi keluhan fisik. Relaksasi dapat membantu seseorang untuk menurunkan rasa cemas.Latihan yoga prenatal yang diberikan pada partisipan pada dasarnya memang merupakan latihan fisik.Akan tetapi di dalam rangkaian latihan yoga dapat memberikan efek relaksasi, memberikan knowledge, melatih skill, serta dapat juga berperan sebagai support system bagi partisipan (Fauziah, 2009). Begitu juga dengan senam hamil dapat menurunkan kecemasan pada ibu hamil, sesuai dengan penelitian Yogi, (2006)dimana kelompok yang diberi perlakuan senam hamil menunjukkan nilai p=0.019 (p<0 .05="" ada="" antara="" bahwa="" berarti="" dan="" efektif="" hamil="" itu="" juga="" kecemasan="" kelompok="" kondisi="" kontrol.="" menghadapi="" mengurangi="" menunjukkan="" perbedaan="" perlakuan="" persalinan="" pertama.="" senam="" signifikan="" span="" style="mso-bidi-font-weight: bold;" tingkat="" yang="">
Menurut Spielberger (1966), Kecemasan merupakan tanda datangnya bahaya, kecemasan merupakan pengantet yang berhubungan dengan proses somatic yang dimana dalam aktivitas dari situasi yang membahayakan, dalam arti bahwa bila bahaya datang maka dalam diri individu akan terjadi proses untuk mampu menyeimbangkan kondisi dari luar lingkungan. Menurut James Drever (1973) Kecemasan adalah pernyataan emosional yang kronis dan kompleks dengan rasa takut sebagai komponen yang paling utama, ditandai dengan berbagai gangguan system syaraf atau kegelisahan dan gangguan mental (Sarah, 2012).Kecemasan adalah gangguan alam perasaan (affective) yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan.Kecemasan (ansietas) merupakan gejolak emosi seseorang yang berhubungan dengan sesuatu diluar dirinya dan mekanisme dirinya yang digunakan dalam mengatasi permasalahan (Spielberger 1966, Hawari, 2008).
Yoga menekankan dasar latihan pada postur tubuh dan teknik pernafasan dalam.Berdasarkan beberapa penelitian, dinyatakan bahwa yoga dapat membantu memberikan ketenangan jiwa dan pikiran karena dapat dijadikan sebagai salah satu coping stress. Dapat dikatakan sebagai coping stress karena yoga dapat membantu seseorang melakukan suatu usaha untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya (planful problem solving) dalam kondisi ini adalah meminimalisir keluhan akibat reaksi cemas. Misalnya seperti meredakan nyeri pada beberapa anggota tubuh, mengatur ritme nafas untuk mencapai kondisi relaks, mengatur ritme jantung, serta memperbaiki kualitas tidur.Selain itu, teknik bernafas bisa memberikan kemampuan wanita hamil untuk mengelola emosi serta pikirannya untul lebih berfokus pada kondisi diri dan pada situasi yang sedang dihadapi saat ini. Hal ini masuk pada pengelolaan diri (Self-control), seseorang melakukan usaha untuk meregulasi diri baik secara emosi maupun tindakan (Bribiescas,  2013, Khalsa 2013, Williams, 2013).
Hasil penelitian pada variabel systole dan diastole pada kelompok perlakuan terdapat perubahan yang signifikan p = 0.02 (p<0 .5="" adalah="" antara="" begitu="" dan="" hasil="" i="" juga="" kelompok="" kontrol="" menunjukkan="" nadi="" pada="" perlakuan="" perubahan.="" postes="" pretes="" rr="" sama="" sedangkan="" signifikan="" style="mso-bidi-font-style: normal;" terjadi="" tidak="" yang="">p
= 0.01 (p<0 .5="" adalah="" antara="" b="" dan="" kelompok="" kontrol="" nadi="" perubahan="" postes="" pretes="" rr="" sama="" sedangkan="" style="mso-bidi-font-weight: normal;" terjadi="" tidak="">. Latihan yoga prenatal memiliki porsi latihan fisik yang lebih besar dibandingkan dengan porsi relaksasinya.Postur yang dilakukan pada latihan ini pada dasarnya bertujuan untuk memberikan peregangan pada otot-otot yang mengalami ketegangan dan melatih kelenturan/fleksibilitas otot-otot utama persalinan, seperti pelvis, pinggul, pinggang, serta area paha.Dengan melemaskan dan meregangkan otot-otot seseorang dapat menghilangkan kontraksi otot dan mengalami keadaan rileks pada tubuhnya.Peregangan dan pelemasan otot pada dasarnya bekerja secara berlawanan dengan konsep kerja sistem saraf simpatis. Sehingga dengan melakukan peregangan dan pelemasan otot, maka sama dengan melakukan usaha untuk mengaktifkan sistem saraf parasimpatis yang pada akhirnya akan memberikan efek rileks dan mempersiapkan individu pada kondisi tenang, menurunkan denyut jantung,  menurunkan tekanan darah, dan melancarkan pernafasan. Latihan fisik ini ternyata dirasakan membantu partisipan mengurangi keluhan fisiknya, seperti sakit pinggang, sakit punggung, kram kaki, serta memperbaiki kualitas tidur.Dengan berkurangnya keluhan tersebut, partisipan merasakan kenyamanan pada tubuhnya.Kondisi tubuh yang nyaman ternyata memberikan efek perasaan yang lebih tenang dan dapat berpikir lebih positif dibandingkan sebelumnya.Hal ini terutama dirasakan partisipan setelah melakukan latihan yoga prenatal. Latihan yoga selama kehamilan dapat meringkankan oedema dan kram yang sering terjadi pada bulan-bulan terakhir kehamilan, membantu posisi bayi dan pergerakan, meningkatkan sistem pencernaan dan nafsu makan, meningkatkan energy dan memperlambat metabolisme untuk memulihkan ketenangan dan focus, meningkatkan kualitas tidur, mengurangi rasa mual, morning sickness dan suasana hati, meredakan ketegangan disekitar leher rahim dan jalan lahir, yang berfokus pada membuka pelvis untuk mempermudah persalinan, membantu dalam perawatan pasca kelahiran dengan mengembalikan uterus, perut dan dasar panggul, mengurangi ketegangan, cemas dan depresi selama hamil, persalinan nifas dan ketidaknyamanan payudara (Rokhmah, 2008, Wiadnyana, 2011).
Di dalam proses latihan, instruktur memberikan penjelasan mengenai manfaat dari postur-postur yang dilakukan, mereka juga dilatih untuk  mengendalikan tubuh serta melatih otot-otot persalinan agar lebih lentur dan kuat pada saat mengejan. Hobel (dalam Jameson, 2002) menyatakan bahwa stres dapat menimbulkan beberapa reaksi dalam tubuh ibu hamil.Kecemasan yang terjadi terus menerus dapat menyebabkan syaraf simpatetik memacu kerja pernafasan paru paru guna mengalirkan oksigen ke jantung sehingga jantung dengan kuat memompa darah guna dialirkan ke seluruh tubuh, termasuk yang dialirkan ke dalam janin melalui plasenta dalam rahim ibu.Di samping itu, pada keadaan ini, terjadi pelepasan hormone penyebab stres yang dapat menyebabkan kelahiran prematur dan infeksi Rahim (Jameson, M. (2002).
Dalam penelitian ini membuktikan bahwa yoga dan senam hamil dapat memberikan dampak perubahan pada kecemasan, tekanan darah, nadi dan pernafasan walaupun perbedaanya sangat besar dimana yoga pada ibu hamil ternyata mampu memberikan perubahan kecemasan yang lebih besar dibandingkan senam hamil.Peneliti juga berpendapat mengacu pada berbagai keluhan ibu hamil yang dirasakan, ibu hamil juga bisa mendapatkan dukungan sosial saat berinteraksi dalam kelas yoga, dimana terdapat sesama ibu hamil dan instruktur yoga.Yoga prenatal adalah modifikasi dari senam yoga dasar yang disesuaikan gerakannya dengan kondisi ibu hamil.Gerakan dibuat dengan tempo yang lebih lambat dan menyesuaikan dengan kapasitas ruang gerak ibu hamil.

KESIMPULAN
Analisis paired ttest menunjukkan hasil yang signifikan yaitu diperoleh nilai p sebesar 0,001. Hal ini menunjukkan bahwa yoga ditambah senam akan mengurangi kecemasan sebesar 8,3 sedangkan senam hamil  mengurangi kecemasan sebesar 0,9. Analisis independent ttest menunjukkan bahwa ibu yang mengikuti yoga ditambah senam tingkat kecemasannya lebih rendah sebesar 7,4 dibandingkan ibu yang mengikuti senam hamil. Hasil ini signifikan dengan nilai p sebesar 0,0001 yang berarti ada perbedaan rerata pengurangan tingkat kecemasan antara kelompok perlakuan dan kontrol.Analisis Regresi Linear antara kelompok perlakuan dan control serta variabel luar terhadap kecemasan dengan mengikutsertakan variabel systole, nadi dan usia kehamilan dapat mengurangi kecemasan sebesar 67%  dimana nilai p<0 o:p="">

SARAN
Diharapkan kepada seluruh responden agar dapat melakukan yoga dan senam hamil secara rutin untuk meningkatkan kesehatan ibu dan janin, menurunkan kecemasan dan menstabilkan tanda-tanda vital pada ibu hamil. Bagi Tenaga Kesehatan  diharapkan agar dapat memberikan latihan olah tubuh yang bervariasi contohnya yoga. Tidak hanya senam hamil yang dikembangkan tetapi sebaiknya yoga juga diberikan kepada ibu hamil.Bagi Peneliti diharapkan dapat mengembangkan dan melanjutkan penelitian ini secara lebih mendalam dengan menggunakan variabel lingkungan, budaya, dukungan keluarga, dan tehnik yang lain agar lebih spesifik sehingga hasil yang didapatkan menjadi lebih sempurna.

  
DAFTAR PUSTAKA

Arini N.M. (2015).Pengaruh teknik pernapasan diafragma terhadap tingkat kecemasan pada ibu hamil trimester III.
Bershadsky S, Trumpfheller L, Kimble, Pipaloff D. (2014) The Effect of Prenatal Hatha Yoga on Affect, Cortisol and Depressive Symptoms. Complement Ther Clin Pract. 20(2): 106–113.
Bobak, Laudermilk, Jensen, et all, (2005) Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.
Bribiescas, S. (2013). Yoga in Pregnancy.International Journal of Childbirth Education, 99-102.
Buckwalter, J.G and Simpson, S.W. (2002).Psychological factors in the etiology and treatment of severe nausea and vomiting in pregnancy. Am J Obstet Gynecol. 186:S210-S214.
Fauziah, L. (2009). Efektivitas Latihan Yoga Prenatal Dalam Menurunkan Kecemasan Pada Ibu Primigravida TrimesterIII. Magister Psikologi Profesi Fakultas Psikologi, Universtas Padjadjaran.
Field, T., Diego, M., Delgado, J., Medina, L. (2012).Tai chi/yoga reduces prenatal depression, anxiety and sleep Disturbances. Complement Ther Clin Pract. ; 19(1): 6–10. doi:10.101.
Hawari, (2008) Manajemen Stres, Cemas dan Depresi, Ed.2, Cet.2- Jakarta : FKUI. Hal : 19, 56,57.
Jameson, M. (2002). Got stress? Research shows that stress can be harmful during. Pregnancy here’s why you  need  to relax. Fit Pregnancy. Oktober-November.
Kasdu, D. (2003). Operasi Caesar, Masalah dan Solusinya. Jakarta : EGC.
Khalsa, S. B., Butzer, B., Shorter, S., Reinhardt, K., & Cope, S. (2013, Mar/Apr). Yoga reduces performance anxiety in adolescent musicians. Alternative Therapies, 19, 34-44.
Newham,J.J., Wittkowski, A., Hurley,J.,Aplin, J.D., Westwood,M.(2014). Effects Of Antenatal Yoga On Materna Anxiety And Depression: A Randomized Controlled Trial. Depression And Anxiety. 00:1–10
Rokhmah, R.N.(2008), Hubungan Mediasi Yoga Dengan Daya Tahan Terhadap Stres Pada Payuguban Yogiswaran Surakatra.
Sarah L, Joe H, Ian G dan Lymne M (2012). Disturbance in morning cortisol secretion in associated with maternal postnatal depression predict subsequent depressive symtomatology in adolescent.
Sindhu P. (2013). Panduan Lengkap Yoga Untuk Hidup Sehat dan Seimbang.Bandung : Ganita.
Spielberger, Charles D. (1966). Anxiety and Behavior. New York : Academic Press Inc.
Thobroni M. (2011). Menyambut kelahiran buah hati.Jogjakarta : Katahati
Williams-Orlando, C. (2013). Yoga therapy for anxiety : A case report. Advances, 27, 18-21.
Wiadnyana, M.S. (2011). The power of yoga for pregnancy and post pregnancy.Gramedia widiasarana. Jakarta: Taruna Grafika.
Yogi, P. W. (2006).Efektivitas Senam Hamil sebagai Pelayanan Prenatal dalam Menurunkan Kecemasan Menghadapi Persalinan Pertama. Fakultas Psikologi Universitas Airlangga:  INSAN Vol. 8 No. 2.