FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI IBU MEMILIH PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI BLUD RSUD KOTA LANGSA
Oleh:
Cut Mutiah
ABSTRAK
Sectio
caesarea (SC) merupakan suatu pembedahan guna melahirkan anak lewat insisi pada
dinding abdomen dan uterus. Cara ini biasanya dilakukan ketika
kelahiran melalui vagina akan mengarah pada komplikasi-komplikasi medis. Saat
ini SC bukan hal yang baru lagi bagi para ibu maupun pasangan suami istri.
Sejak awal tindakan SC merupakan pilihan yang harus dijalani karena keadaan
gawat darurat untuk menyelamatkan nyawa ibu maupun janinnya. Namun saat ini
proses melahirkan secara SC diduga bukan hanya karena indikasi medis, namun
dipicu oleh faktor non medis yaitu atas permintaan ibu salah satunya yang
diakibatkan oleh rasa nyeri atau faktor lainnya. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ibu memilih persalinan dengan Sectio
Caesarea di BLUD RSUD Kota Langsa. Penelitian ini bersifat analitik dengan desain
cross sectional. Teknik pengambilan sampel secara Accidental Sampling yaitu ibu
bersalin dengan sectio caesarea. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi
menggunakan checklistuntuk mengetahui ada tidaknya indikasi medis dilakukannya
SC dan juga kuesioner. Analisis data dengan menggunakan uji Chi-Square. Hasil
penelitian didapatkan adanya hubungan antara nyeri persalinan dengan tindakan operasi sectio caesareadimana nilai P< (Pvalue=0,009
<= 0,05), ada hubungan antara cosmetik sex dengan tindakan
operasi sectio caesareadimana nilai P< (Pvalue=0,007<=0,05 dan tidak adanya hubungan antara budaya dengan
tindakan operasi sectio caesareadimana nilai P<(Pvalue=0,419 <= 0,05).
Kata Kunci : Sectio Caesarea, Nyeri Persalinan, Kosmetik Sex,Budaya
THE FACTORS THAT INFLUENCE TO CHOICE DELIVERIES
AT SECTIO CAESAREA IN BLUD HOSPITAL LANGSA CITY
ABSTRACT
Sectio caesarea (SC)is a surgery to give birth to a child through an incision on the abdominal wall and the uterus. This is usually done when a vaginal birth will lead to medical complications. Currently SC is not a new thing anymore for mothers and married couples. Since the beginning of the SC action is an option that must be lived because of the emergency situation to save the life of the mother and fetus. However, the current delivery of SC is not expected due to medical indication, but triggered by non-medical factors is at the request of one of the mother caused by pain or other factors. The purpose of this study was to determine the factors that influence the mother to choose delivery with Sectio Caesarea at BLUD Hospital Langsa City. This research is analytic with cross sectional design. Accidental Sampling sampling technique is maternal mother with sectiocaesarea. Technique of collecting data by observation using checklist to know whether there is indication of medical do SC and also quesioner. Data analysis using Chi-Square test. The result showed that there was a correlation between labor pain and surgical action of sectio caesarea where P value< (Pvalue = 0,009 <= 0,05), there is a correlation between sex cosmetics with cesarean section of operation where the value of P< (Pvalue = 0,007<=0,05. But there is no relationship between culture and cesarean section of operation where the value of P<(Pvalue = 0,419 <= 0,05).
Keywords: Sectio Caesarea, Labor pain, cosmetic sex, culture
PENDAHULUAN
Melahirkan merupakan puncak peristiwa dari serangkaian proses
kehamilan. Oleh karena itu, banyak wanita hamil merasa khawatir, cemas dan
gelisah menanti saat melahirkan tiba. Setiap wanita menginginkan persalinannya
berjalan lancar dan dapat melahirkan bayi yang sempurna. Dalam persalinan
terdapat dua jenis yaitu persalinan pervaginam yang telah dikenal dengan
persalinan normal atau alami dan persalinan dengan bedah sesar atau sectio caesarea. Saat ini sectio caesarea bukan hal yang baru lagi
bagi para ibu maupun pasangan suami istri. Sejak awal tindakan sectio caesarea merupakan pilihan yang
harus dijalani karena keadaan gawat darurat untuk menyelamatkan nyawa ibu
maupun janinnya1
Kemajuan ilmiah, perubahan sosial dan budaya, telah membawa
perubahan mendasar pada sikap penerimaan masyarakat terhadap operasi caesar.
Sebenarnya, konsensus seputar indikasi seksio sesarea telah berubah di banyak
negara, sekarang termasuk faktor psikososial seperti kecemasan tentang
persalinan, atau bahkan keinginan ibu untuk menjalani operasi caesar tanpa
adanya indikasi medis. Namun demikian, alasan untuk sikap terhadap seksio sesar
sangat beragam dan tidak selalu mudah dipahami. Sejumlah
faktor telah dipertimbangkan mungkin mempengaruhi peningkatan tingkat sesar.
Mengubah profil risiko di antara primipara yang semakin tua sering disebut
sebagai alasan kenaikan kelahiran sesar,
Peningkatan permintaan ibu, faktor ekonomi, sosial dan budaya juga tampaknya
memainkan peran penting. Faktor-faktor ini
bersamaan dengan persepsi masyarakat bahwa persalinan sesar sekarang
merupakan prosedur yang hampir bebas risiko sehingga mungkin berkontribusi
terhadap peningkatan jumlah seksio sesar yang dilakukan2-5
Sectio caesarea merupakan
suatu pembedahan guna melahirkan anak lewat insisi pada dinding abdomen dan
uterus.5 Pertolongan operasi persalinan dengan sectio caesarea mempunyai sejarah panjang. Bahaya infeksi merupakan
ancaman serius sehingga banyak menyebabkan kematian. Perkembangan teknologi sectio caesarea demikian majunya
sehingga bahayanya makin dapat ditekan. Oleh karenanya pertolongan persalinan sectio caesarea makin banyak dilakukan.6
Menurut WHO
tahun 2014 memperkirakan bahwa angka persalinan
dengan sectio caesarea sekitar 10%
sampai 15% dari semua proses persalinan di negara-negara berkembang
dibandingkan dengan 20% di Britania Raya dan 23% di Amerika Serikat, Kanada
memiliki angka 21%. Di Indonesia sendiri, angka kejadian sectio caesarea juga terus meningkat baik di rumah sakit pendidikan
maupun di rumah sakit swasta. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 64 rumah
sakit di Jakarta tercatat 17.665 kelahiran, dari angka kelahiran tersebut
sebanyak 35,7-55,3% melahirkan dengan sectio
caesarea. Sementara data lain dari RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta
menyebutkan bahwa dari persalinan sebanyak 404 perbulan didapati 30% persalinan
dengan sectio caesarea. Dan dari
persalian sectio caesarea tersebut
sekitar 13,9% merupakan permintaan sectio
caesarea yang dilakukan tanpa pertimbangan medis1,6
Dalam
penelitian yang pernah dilakukan di Rumah Sakit Santa Elizabeth Medan Tahun
2003 sebesar 27,76% dan sebesar 13,18% merupakan sectio caesarea tanpa indikasi medis yaitu atas permintaan ibu
bersalin itu sendiri. Permintaan sectio
caesarea ini tentu bukan tanpa alasan banyak hal yang mungkin dapat
mendorong ibu untuk meminta persalinan dengan sectio caesarea. Faktor-faktor yang dominan mendorong ibu
persalinan meminta persalinan secara sectio
caesarea adalah karena rasa sakit pada persalinan sebesar 96,5% hal ini
yang dilakukan oleh ibu yang bersalin dan didapati ada yang tidak kuat menahan
rasa sakit tersebut sehingga meminta sectio
caesarea, kesehatan lebih terjamin sebesar 53,5% terutama untuk kesehatan
bayi maupun ibu jika melahirkan secara sectio
caesarea, melakukan sectio caesarea
karena ingin sekalian sterilisasi sebesar 35,5%, kosmetik sex sebesar 25%,
trauma terhadap persalinan yang pernah dialami dan peristiwa yang tidak
menyenangkan seperti ekstraksi vakum, rasa sakit pada persalinan alami menjadi
suatu yang mengkhawatirkan ibu sehingga untuk menghindari itu, ibu lebih
memilih sectio caesarea dari pada
persalinan spontan.7
Rasa nyeri
persalinan disebabkan oleh kombinasi peregangan segmen bawah rahim dan iskemia
otot-otot rahim. Dengan peningkatan kekuatan kontraksi serviks akan tertarik.
Kontraksi yang kuat ini juga mengatasi pengaliran oksigen pada otot-otot rahim
sehingga terjadi nyeri iskemik. Keadaan ini diakibatkan oleh kelelahan ditambah
lagi dengan kecemasan yang selanjutnya akan menimbulkan ketegangan, menghalangi
relaksasi bagian tubuh lainnya. Akibatnya, untuk menghilangkan itu semua ibu
bersalin berpikir melahirkan dengan cara operasi. Pada ibu-ibu yang sangat muda
atau tua dapat mengalami nyeri yang sangat hebat pada saat persalinan.8
Melahirkan
melalui vagina dianggap bisa mengendurkan otot-otot vagina sehingga dipercaya
akan mengurangi kenikmatan saat coitus (hubungan intim). Hal ini
menyebabkan ibu memilih tindakan persalinan sectio caesarea karena ibu ingin
mempertahankan tonus vagina agar tetap utuh. Alasannya demi menjaga
keharmonisan hubungan suami istri agar tetap mesra. Hal ini sebenarnya dapat
diatasi dengan latihan senam kegel yang
dapat mengembalikan elastisitas otot vagina seperti sebelum melahirkan normal.9
Budaya juga dapat mempengaruhi seluruh pandangan hidup dari
kebudayaan juga dapat diturunkan dari generasi ke generasi. Adanya beberapa
budaya yang mempercayai untuk memilih tanggal dan waktu persalinan tertentu
yang dipercayaiakan membawa hoki (keberuntungan) 3,9
Hasil survey awal di BLUD RSUD Kota Langsapada tahun 2016 jumlah
persalinan dengan tindakan sectio
caesarea sebanyak 336 kasus, sedangkan Januari sampai Juni 2017 jumlah
persalinan sectio caesarea sebanyak 759 kasus10. Hal ini
menunjukkan peningkatan jumlah ibu bersalin dengan SC.
Berdasarkan permasalahan diatas maka peneliti tertarik melakukan
penelitian dengan judulFaktor-faktor Yang Mempengaruhi Ibu
Memilih Persalinan dengan Sectio Caesarea
Di BLUD RSUD Kota Langsa.
METODE
Desain
Penelitian
Penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross sectional. Populasi adalah seluruh ibu yang bersalin di BLUD
RSUD Kota Langsa. Teknik pengambilan sampel dilakukan
secara Accidental sampling yaitu dengan mengambil responden yang
tersedia sesuai dengan kriteria inklusi selama penelitian berlangsung. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
observasi menggunakan checklistuntuk mengetahui ada tidaknya indikasi medis
dilakukannya SC dan juga kuesioner. Analisis data dengan menggunakan uji Chi-Square.
|
HASIL
No
|
Variabel
|
F
|
%
|
1
2
3
4
|
Sectio Caesarea
Indikasi Medis
Non Indikasi Medis
Nyeri
Ya
Tidak
Cosmetik Sex
Ya
Tidak
Budaya
Ya
Tidak
|
18
12
23
7
18
23
8
22
|
60
40
76,7
23,3
60
40
26,7
73,3
|
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa pemilihan persalinan Sectio Caesarea
mayoritas dilakukan atas indikasi medis dan rasa nyeri.
Tabel 2: Hubungan
Nyeri dengan Sectio Caesarea
No
|
NyeriPersalinan
|
Sectio Caesarea
|
Jumlah
|
X 2
hitung
|
P Value
|
||||
IndikasiMedis
|
Non IndikasiMedis
|
||||||||
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
||||
1
2
|
Ya
Tidak
Jumlah
|
17
1
18
|
73,9
14,3
|
6
6
12
|
26,1
85,7
|
23
7
30
|
100
100
|
7,685
|
0,009
|
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 23 responden
(100%) yang adanya Nyeri persalinan mayoritasmelakukan sectio caesarea karena indikasi medis sebanyak 17 responden
(73,9%), dari 7 responden (100%) tidak adanya Nyeri persalinan mayoritasmelakukan sectio caesarea karena non indikasi medissebanyak 6 responden
(87,5%)..
Tabel 3:
Hubungan Cosmetik Sex dengan Sectio Caesarea
No
|
Cosmetik
SEX
|
Sectio Caesarea
|
Jumlah
|
X 2
hitung
|
P Value
|
||||
IndikasiMedis
|
Non IndikasiMedis
|
||||||||
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
||||
1
2
|
Ya
Tidak
Jumlah
|
7
11
18
|
38,9
91,7
|
11
1
12
|
61,1
8,3
|
18
12
30
|
100
100
|
8,087
|
0,007
|
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 18 responden (100%) yang adanya cosemtik sex mayoritasmelakukan sectio caesarea karena non indikasi medis sebanyak 11 responden
(38,9%), dari 12 responden (100%) tidak adanya cosmetik sex mayoritasmelakukan sectio caesarea karena indikasi medissebanyak 11 responden (91,7%).
Tabel 4:
Hubungan Budaya dengan Sectio Caesarea
No
|
Budaya
|
Sectio Caesarea
|
Jumlah
|
X 2
hitung
|
P Value
|
||||
IndikasiMedis
|
Non IndikasiMedis
|
||||||||
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
||||
1
2
|
Ya
Tidak
Jumlah
|
6
12
18
|
75
54,5
|
2
10
12
|
25
45,5
|
8
22
30
|
100
100
|
0,989
|
0,419
|
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 8 responden
(100%) yang adanya budaya mayoritasmelakukan sectio caesarea karena indikasi medis sebanyak 6 responden (75%),
dari 22responden (100%) tidak adanya budaya mayoritasmelakukan sectio caesarea karena indikasi
medissebanyak12 responden (54,5%).
DISKUSI
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara nyeri
persalinan dengan tindakan operasi sectio
caesareadimana nilai P <(Pvalue=0,009 <= 0,05), sehingga Ho ditolak Ha diterima dengan
nilai X2 hitung = 7,685> X2
= 3,841, dapat diinterprestasikan Nyeri yang responden rasakan saat persalinan berpengaruh
secara signifikan terhadap tindakan operasi
sectio caesarea.
Umumnya, seorang wanita yang melahirkan secara alami akan mengalami
proses rasa sakit, yaitu berupa rasa mulas disertai rasa sakit pinggang dan
pangkal paha yang semakin kuat dan menggigit. Hal ini terjadi karena ketika
berkontraksi, otot–otot rahim berkerut sebagai upaya membuka mulut rahim dan mendorong kepala bayi kearah
panggul.Kondisi tersebut karena keadaan yang pernah atau baru akan terjadi dan
sering menyebabkan seorang wanita yang akan melahirkan merasa ketakutan,
khawatir dan cemas menjalaninya. Akibatnya, untuk menghilangkan itu semua ibu
bersalin berpikir melahirkan dengan cara operasi.1,2,5
Dari segi kosmetik sex menunjukkan adanya hubungan antara cosmetik
sex dengan tindakan operasi sectio
caesareadimana nilai P <(Pvalue=0,007 <= 0,05), sehingga Ho ditolak Ha diterima dengan
nilai X2 hitung = 8,087> X2
= 3,841, dapat diinterprestasikan cosmetik sex berpengaruh secara signifikan terhadap
tindakan operasi sectio caesarea.Melahirkan melalui vagina dianggap bisa
mengendurkan otot-otot vagina sehingga dipercaya akan mengurangi kenikmatan
saat coitus (hubungan intim). Hal ini menyebabkan ibu memilih tindakan
persalinan sectio caesarea karena ibu ingin mempertahankan tonus vagina agar
tetap utuh. Alasannya demi menjaga keharmonisan hubungan suami istri agar tetap
mesra. Hal ini sebenarnya dapat diatasi dengan
latihan senam kegel yang dapat mengembalikan elastisitas otot vagina
seperti sebelum melahirkan normal3,9
Usai melahirkan
secara fisiologis otot vagina akan mengendur, tetapi kekencangan dapat dijaga
melalui senam kegel 10 menit sehari. Hal ini dapat dilakukan sebelum dan selama
hamil, serta setelah persalinan8,11.
Ditinjau dari segi budaya menunjukkan tidak adanya hubungan antara budaya dengan tindakan operasi sectio
caesareadimana nilai P< (Pvalue=0,419<= 0,05), sehingga Ho ditolak Ha diterima dengan
nilai X2 hitung = 0,989> X2
= 3,841, dapat diinterprestasikan budaya pada saat persalinan tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap tindakan operasi sectio caesarea.
Hal ini sesuai
dengan pendapat (Dewi, 2010)dimana beberapa budaya masyarakat yang mempercayai
dengan memilih tanggal dan waktu persalinan tertentu akan membawa hoki
(keberuntungan).9
Sectio caesarea memang
memungkinkan seorang wanita yang ingin bersalin merekayasa memilih hari sesuai
keinginan namun perlu diketahui mengenai resiko terhadap bayi nya2,3,11.
Maka dalam hal ini harus diberikan konseling kepada wanita yang meminta
melahirkan dengan sectio caesarea hanya karena ingin memilih tanggal atau waktu
persalinan2,9.
Hasil
penelitian ini dapat menjadi refleksi trend yang terjadi dimasyarakat mengenai
pemilihan keputusan dalam persalinan. Dalam hal ini masyarakat harus lebih
cermat dalam memutuskan jenis persalinan dan mengetahui dengan jelas resiko
persalinan SC tanpa indikasi medis. Petugas kesehatan khususnya bidan harus
lebih gencar dalam melakukan pemeriksaan kehamilan dan memberikan konseling
kepada ibu-ibu hamil agar mereka lebih yakin bahwa persalinan itu merupakan
proses alamiah dan hanya memutuskan untuk melakukan operasi SC jika berdasarkan
indikasi medis.
DAFTAR PUSTAKA
Kasdu Dini. 2010. OperasiCaesar MasalahdanSolusinya, Jakarta :PuspaSwara
Joanis Mylonas, Klaus Friese, 2015, Indications for and Risks of Elective
Cesarean Section, Deutsches
Arzteblatt Int. Vol 112(29-30;2015 Jul PMC4555060, Published online 2015 Jul, doi: 10.3238/arztebl.2015.0489
Guihard P, Blondel B. Trends in risk
factors for caesarean sections in France between 1981 and 1995: lessons for
reducing the rates in the future. BJOG. 2001;108:48–55
Potter JE, Hopkins K. Consumer demand
for caesarean sections in Brazil. Demand should be assessed rather than
inferred. BMJ. 2002;325
National Institute for Health and Clinical
Excellence. RCOG Press. 2nd edition
2011.Caesarean Section - NICE clinical guideline 132
Yusmiati. 2007. Operasi Caesar Pengantar dari A Sampai
Z, Jakarta : Edsa Mahkota
Sarmana. 2009. Derterminan
Non Medis Dalam Permintaan Persalinan Sectio Caesarea Di RS St. Elisabeth
Medan Tahun 2004 http:
//library, usu. ac. id/templates/dg_\vperpus_vl_blue/images
/ mod.gif
Asrinah. 2010. Asuhan kebidanan Masa Persalinan,Yogyakarta :GrahanaIlmu
Dewi. 2010. Hamil dan Melahirkan, Jakarta :Wahyu Media
BLUD RSUD Kota Langsa.2014. Rekapitulasi Jumlah Persalinan Dengan Sectio Caesarea. Aceh
Elizabeth. 2005. Menyambut
Kehadiran Buah Hati, Yogyakarta : Openup Publishing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar