Jumat, 29 Desember 2017

Cut Mutiah: Jurnal Al-Mumtaz, Volume 6, Nomor 2, Juli-Desember 2017, hal. 1-6


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU MEMILIH PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI BLUD RSUD KOTA LANGSA

Oleh:
Cut Mutiah

ABSTRAK
Sectio caesarea (SC) merupakan suatu pembedahan guna melahirkan anak lewat insisi pada dinding abdomen dan uterus. Cara ini biasanya dilakukan ketika kelahiran melalui vagina akan mengarah pada komplikasi-komplikasi medis. Saat ini SC bukan hal yang baru lagi bagi para ibu maupun pasangan suami istri. Sejak awal tindakan SC merupakan pilihan yang harus dijalani karena keadaan gawat darurat untuk menyelamatkan nyawa ibu maupun janinnya. Namun saat ini proses melahirkan secara SC diduga bukan hanya karena indikasi medis, namun dipicu oleh faktor non medis yaitu atas permintaan ibu salah satunya yang diakibatkan oleh rasa nyeri atau faktor lainnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ibu memilih persalinan dengan Sectio Caesarea di BLUD RSUD Kota Langsa. Penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel secara Accidental Sampling yaitu ibu bersalin dengan sectio caesarea. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi menggunakan checklistuntuk mengetahui ada tidaknya indikasi medis dilakukannya SC dan juga kuesioner. Analisis data dengan menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian didapatkan adanya hubungan antara nyeri persalinan  dengan tindakan operasi  sectio caesareadimana  nilai P< (Pvalue=0,009 <= 0,05), ada hubungan antara cosmetik sex dengan tindakan operasi  sectio caesareadimana  nilai P< (Pvalue=0,007<=0,05 dan tidak adanya hubungan antara budaya dengan tindakan operasi  sectio caesareadimana  nilai P<(Pvalue=0,419  <= 0,05).

Kata Kunci                 : Sectio Caesarea, Nyeri Persalinan, Kosmetik Sex,Budaya

THE FACTORS THAT INFLUENCE TO CHOICE DELIVERIES AT SECTIO CAESAREA IN ​​BLUD HOSPITAL LANGSA CITY

ABSTRACT
Sectio caesarea (SC)is a surgery to give birth to a child through an incision on the abdominal wall and the uterus. This is usually done when a vaginal birth will lead to medical complications. Currently SC is not a new thing anymore for mothers and married couples. Since the beginning of the SC action is an option that must be lived because of the emergency situation to save the life of the mother and fetus. However, the current delivery of SC is not expected due to medical indication, but triggered by non-medical factors is at the request of one of the mother caused by pain or other factors. The purpose of this study was to determine the factors that influence the mother to choose delivery with Sectio Caesarea at BLUD Hospital Langsa City. This research is analytic with cross sectional design. Accidental Sampling sampling technique is maternal mother with sectiocaesarea. Technique of collecting data by observation using checklist to know whether there is indication of medical do SC and also quesioner. Data analysis using Chi-Square test. The result showed that there was a correlation between labor pain and surgical action of sectio caesarea where P value< (Pvalue = 0,009 <= 0,05), there is a correlation between sex cosmetics with cesarean section of operation where the value of P< (Pvalue = 0,007<=0,05. But there is no relationship between culture and cesarean section of operation where the value of P<(Pvalue = 0,419  <= 0,05).
 
Keywords: Sectio Caesarea, Labor pain, cosmetic sex, culture



PENDAHULUAN
Melahirkan merupakan puncak peristiwa dari serangkaian proses kehamilan. Oleh karena itu, banyak wanita hamil merasa khawatir, cemas dan gelisah menanti saat melahirkan tiba. Setiap wanita menginginkan persalinannya berjalan lancar dan dapat melahirkan bayi yang sempurna. Dalam persalinan terdapat dua jenis yaitu persalinan pervaginam yang telah dikenal dengan persalinan normal atau alami dan persalinan dengan bedah sesar atau sectio caesarea. Saat ini sectio caesarea bukan hal yang baru lagi bagi para ibu maupun pasangan suami istri. Sejak awal tindakan sectio caesarea merupakan pilihan yang harus dijalani karena keadaan gawat darurat untuk menyelamatkan nyawa ibu maupun janinnya1
Kemajuan ilmiah, perubahan sosial dan budaya, telah membawa perubahan mendasar pada sikap penerimaan masyarakat terhadap operasi caesar. Sebenarnya, konsensus seputar indikasi seksio sesarea telah berubah di banyak negara, sekarang termasuk faktor psikososial seperti kecemasan tentang persalinan, atau bahkan keinginan ibu untuk menjalani operasi caesar tanpa adanya indikasi medis. Namun demikian, alasan untuk sikap terhadap seksio sesar sangat beragam dan tidak selalu mudah dipahami. Sejumlah faktor telah dipertimbangkan mungkin mempengaruhi peningkatan tingkat sesar. Mengubah profil risiko di antara primipara yang semakin tua sering disebut sebagai alasan kenaikan kelahiran sesar,  Peningkatan permintaan ibu, faktor ekonomi, sosial dan budaya juga tampaknya memainkan peran penting. Faktor-faktor ini  bersamaan dengan persepsi masyarakat bahwa persalinan sesar sekarang merupakan prosedur yang hampir bebas risiko sehingga mungkin berkontribusi terhadap peningkatan jumlah seksio sesar yang dilakukan2-5
Sectio caesarea merupakan suatu pembedahan guna melahirkan anak lewat insisi pada dinding abdomen dan uterus.5 Pertolongan operasi persalinan dengan sectio caesarea mempunyai sejarah panjang. Bahaya infeksi merupakan ancaman serius sehingga banyak menyebabkan kematian. Perkembangan teknologi sectio caesarea demikian majunya sehingga bahayanya makin dapat ditekan. Oleh karenanya pertolongan persalinan sectio caesarea makin banyak dilakukan.6
Menurut WHO tahun 2014  memperkirakan bahwa angka persalinan dengan sectio caesarea sekitar 10% sampai 15% dari semua proses persalinan di negara-negara berkembang dibandingkan dengan 20% di Britania Raya dan 23% di Amerika Serikat, Kanada memiliki angka 21%. Di Indonesia sendiri, angka kejadian sectio caesarea juga terus meningkat baik di rumah sakit pendidikan maupun di rumah sakit swasta. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 64 rumah sakit di Jakarta tercatat 17.665 kelahiran, dari angka kelahiran tersebut sebanyak 35,7-55,3% melahirkan dengan sectio caesarea. Sementara data lain dari RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta menyebutkan bahwa dari persalinan sebanyak 404 perbulan didapati 30% persalinan dengan sectio caesarea. Dan dari persalian sectio caesarea tersebut sekitar 13,9% merupakan permintaan sectio caesarea yang dilakukan tanpa pertimbangan medis1,6
Dalam penelitian yang pernah dilakukan di Rumah Sakit Santa Elizabeth Medan Tahun 2003 sebesar 27,76% dan sebesar 13,18% merupakan sectio caesarea tanpa indikasi medis yaitu atas permintaan ibu bersalin itu sendiri. Permintaan sectio caesarea ini tentu bukan tanpa alasan banyak hal yang mungkin dapat mendorong ibu untuk meminta persalinan dengan sectio caesarea. Faktor-faktor yang dominan mendorong ibu persalinan meminta persalinan secara sectio caesarea adalah karena rasa sakit pada persalinan sebesar 96,5% hal ini yang dilakukan oleh ibu yang bersalin dan didapati ada yang tidak kuat menahan rasa sakit tersebut sehingga meminta sectio caesarea, kesehatan lebih terjamin sebesar 53,5% terutama untuk kesehatan bayi maupun ibu jika melahirkan secara sectio caesarea, melakukan sectio caesarea karena ingin sekalian sterilisasi sebesar 35,5%, kosmetik sex sebesar 25%, trauma terhadap persalinan yang pernah dialami dan peristiwa yang tidak menyenangkan seperti ekstraksi vakum, rasa sakit pada persalinan alami menjadi suatu yang mengkhawatirkan ibu sehingga untuk menghindari itu, ibu lebih memilih sectio caesarea dari pada persalinan spontan.7
Rasa nyeri persalinan disebabkan oleh kombinasi peregangan segmen bawah rahim dan iskemia otot-otot rahim. Dengan peningkatan kekuatan kontraksi serviks akan tertarik. Kontraksi yang kuat ini juga mengatasi pengaliran oksigen pada otot-otot rahim sehingga terjadi nyeri iskemik. Keadaan ini diakibatkan oleh kelelahan ditambah lagi dengan kecemasan yang selanjutnya akan menimbulkan ketegangan, menghalangi relaksasi bagian tubuh lainnya. Akibatnya, untuk menghilangkan itu semua ibu bersalin berpikir melahirkan dengan cara operasi. Pada ibu-ibu yang sangat muda atau tua dapat mengalami nyeri yang sangat hebat pada saat persalinan.8
Melahirkan melalui vagina dianggap bisa mengendurkan otot-otot vagina sehingga dipercaya akan mengurangi kenikmatan saat coitus (hubungan intim). Hal ini menyebabkan ibu memilih tindakan persalinan sectio caesarea karena ibu ingin mempertahankan tonus vagina agar tetap utuh. Alasannya demi menjaga keharmonisan hubungan suami istri agar tetap mesra. Hal ini sebenarnya dapat diatasi dengan  latihan senam kegel yang dapat mengembalikan elastisitas otot vagina seperti sebelum melahirkan normal.9
Budaya juga dapat mempengaruhi seluruh pandangan hidup dari kebudayaan juga dapat diturunkan dari generasi ke generasi. Adanya beberapa budaya yang mempercayai untuk memilih tanggal dan waktu persalinan tertentu yang dipercayaiakan membawa hoki (keberuntungan) 3,9
Hasil survey awal di BLUD RSUD Kota Langsapada tahun 2016 jumlah persalinan dengan tindakan sectio caesarea sebanyak 336 kasus, sedangkan Januari sampai Juni 2017 jumlah persalinan sectio caesarea  sebanyak 759 kasus10. Hal ini menunjukkan peningkatan jumlah ibu bersalin dengan SC.
Berdasarkan permasalahan diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judulFaktor-faktor Yang Mempengaruhi Ibu Memilih Persalinan dengan Sectio Caesarea Di BLUD RSUD Kota Langsa.

METODE

Desain Penelitian
Penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross sectional. Populasi adalah seluruh ibu yang bersalin di BLUD RSUD Kota Langsa. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara Accidental sampling yaitu dengan mengambil responden yang tersedia sesuai dengan kriteria inklusi selama penelitian berlangsung. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi menggunakan checklistuntuk mengetahui ada tidaknya indikasi medis dilakukannya SC dan juga kuesioner. Analisis data dengan menggunakan uji Chi-Square.

Tabel 1 : Analisis Karakteristik Ibu

 
 

HASIL

No
Variabel
F
%
1


2


3


4
Sectio Caesarea
Indikasi Medis
Non Indikasi Medis
Nyeri
Ya
Tidak
Cosmetik Sex
Ya
Tidak
Budaya
Ya
Tidak

18
12

23
7

18
23

8
22

60
40

76,7
23,3

60
40

26,7
73,3


Pada tabel diatas menunjukkan bahwa pemilihan persalinan Sectio Caesarea mayoritas dilakukan atas indikasi medis dan rasa nyeri.



Tabel 2: Hubungan Nyeri dengan Sectio Caesarea


No

NyeriPersalinan
Sectio Caesarea
Jumlah

X 2
hitung

P Value
IndikasiMedis
Non IndikasiMedis
F
%
F
%
F
%
1
2

Ya
Tidak
Jumlah
17
1
18
73,9
14,3
6
6
12
26,1
85,7
23
7
30
100
100
7,685
0,009

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 23 responden (100%) yang  adanya Nyeri persalinan  mayoritasmelakukan sectio caesarea karena indikasi medis sebanyak 17 responden (73,9%), dari 7 responden (100%) tidak adanya Nyeri persalinan  mayoritasmelakukan sectio caesarea karena non indikasi medissebanyak 6 responden (87,5%)..


Tabel 3: Hubungan Cosmetik Sex dengan Sectio Caesarea

No

Cosmetik
SEX
Sectio Caesarea
Jumlah

X 2
hitung

P Value
IndikasiMedis
Non IndikasiMedis
F
%
F
%
F
%
1
2

Ya
Tidak
Jumlah
7
11
18
38,9
91,7
11
1
12
61,1
8,3
18
12
30
100
100
8,087
0,007

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 18  responden (100%) yang  adanya cosemtik sex  mayoritasmelakukan sectio caesarea karena non indikasi medis sebanyak 11 responden (38,9%), dari 12 responden (100%) tidak adanya cosmetik sex  mayoritasmelakukan sectio caesarea karena indikasi medissebanyak 11 responden (91,7%).


Tabel 4: Hubungan Budaya dengan Sectio Caesarea

No

Budaya
Sectio Caesarea
Jumlah

X 2
hitung

P Value
IndikasiMedis
Non IndikasiMedis
F
%
F
%
F
%
1
2

Ya
Tidak
Jumlah
6
12
18
75
54,5
2
10
12
25
45,5
8
22
30
100
100
0,989
0,419

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 8 responden (100%) yang  adanya budaya  mayoritasmelakukan sectio caesarea karena indikasi medis sebanyak 6 responden (75%), dari 22responden (100%) tidak adanya budaya mayoritasmelakukan sectio caesarea karena indikasi medissebanyak12 responden (54,5%).


DISKUSI

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara nyeri persalinan  dengan tindakan operasi  sectio caesareadimana  nilai P <(Pvalue=0,009  <= 0,05), sehingga Ho ditolak Ha diterima dengan nilai  X2 hitung = 7,685> X2 = 3,841, dapat diinterprestasikan Nyeri yang  responden rasakan saat persalinan berpengaruh secara signifikan terhadap tindakan operasi  sectio caesarea.                   
Umumnya, seorang wanita yang melahirkan secara alami akan mengalami proses rasa sakit, yaitu berupa rasa mulas disertai rasa sakit pinggang dan pangkal paha yang semakin kuat dan menggigit. Hal ini terjadi karena ketika berkontraksi, otot–otot rahim berkerut sebagai upaya membuka  mulut rahim dan mendorong kepala bayi kearah panggul.Kondisi tersebut karena keadaan yang pernah atau baru akan terjadi dan sering menyebabkan seorang wanita yang akan melahirkan merasa ketakutan, khawatir dan cemas menjalaninya. Akibatnya, untuk menghilangkan itu semua ibu bersalin berpikir melahirkan dengan cara operasi.1,2,5
Dari segi kosmetik sex menunjukkan adanya hubungan antara cosmetik sex   dengan tindakan operasi  sectio caesareadimana  nilai P <(Pvalue=0,007  <= 0,05), sehingga Ho ditolak Ha diterima dengan nilai  X2 hitung = 8,087> X2 = 3,841, dapat diinterprestasikan cosmetik sex  berpengaruh secara signifikan terhadap tindakan operasi  sectio caesarea.Melahirkan melalui vagina dianggap bisa mengendurkan otot-otot vagina sehingga dipercaya akan mengurangi kenikmatan saat coitus (hubungan intim). Hal ini menyebabkan ibu memilih tindakan persalinan sectio caesarea karena ibu ingin mempertahankan tonus vagina agar tetap utuh. Alasannya demi menjaga keharmonisan hubungan suami istri agar tetap mesra. Hal ini sebenarnya dapat diatasi dengan  latihan senam kegel yang dapat mengembalikan elastisitas otot vagina seperti sebelum melahirkan normal3,9
Usai melahirkan secara fisiologis otot vagina akan mengendur, tetapi kekencangan dapat dijaga melalui senam kegel 10 menit sehari. Hal ini dapat dilakukan sebelum dan selama hamil, serta setelah persalinan8,11.
Ditinjau dari segi budaya menunjukkan tidak adanya hubungan antara budaya  dengan tindakan operasi  sectio caesareadimana  nilai P< (Pvalue=0,419<= 0,05), sehingga Ho ditolak Ha diterima dengan nilai  X2 hitung = 0,989> X2 = 3,841, dapat diinterprestasikan budaya pada  saat persalinan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tindakan operasi  sectio caesarea.
Hal ini sesuai dengan pendapat (Dewi, 2010)dimana beberapa budaya masyarakat yang mempercayai dengan memilih tanggal dan waktu persalinan tertentu akan membawa hoki (keberuntungan).9
Sectio caesarea memang memungkinkan seorang wanita yang ingin bersalin merekayasa memilih hari sesuai keinginan namun perlu diketahui mengenai resiko terhadap bayi nya2,3,11. Maka dalam hal ini harus diberikan konseling kepada wanita yang meminta melahirkan dengan sectio caesarea hanya karena ingin memilih tanggal atau waktu persalinan2,9.
Hasil penelitian ini dapat menjadi refleksi trend yang terjadi dimasyarakat mengenai pemilihan keputusan dalam persalinan. Dalam hal ini masyarakat harus lebih cermat dalam memutuskan jenis persalinan dan mengetahui dengan jelas resiko persalinan SC tanpa indikasi medis. Petugas kesehatan khususnya bidan harus lebih gencar dalam melakukan pemeriksaan kehamilan dan memberikan konseling kepada ibu-ibu hamil agar mereka lebih yakin bahwa persalinan itu merupakan proses alamiah dan hanya memutuskan untuk melakukan operasi SC jika berdasarkan indikasi medis.


















DAFTAR PUSTAKA


Kasdu Dini. 2010. OperasiCaesar MasalahdanSolusinya, Jakarta :PuspaSwara

Joanis Mylonas, Klaus Friese, 2015, Indications for and Risks of Elective Cesarean Section, Deutsches Arzteblatt Int. Vol 112(29-30;2015 Jul PMC4555060, Published online 2015 Jul, doi:  10.3238/arztebl.2015.0489

Guihard P, Blondel B. Trends in risk factors for caesarean sections in France between 1981 and 1995: lessons for reducing the rates in the future. BJOG. 2001;108:48–55

Potter JE, Hopkins K. Consumer demand for caesarean sections in Brazil. Demand should be assessed rather than inferredBMJ. 2002;325 

National Institute for Health and Clinical Excellence. RCOG Press. 2nd edition 2011.Caesarean Section - NICE clinical guideline 132

Yusmiati. 2007. Operasi Caesar Pengantar dari A Sampai Z, Jakarta : Edsa Mahkota
Sarmana. 2009. Derterminan Non Medis Dalam Permintaan Persalinan Sectio Caesarea Di RS St. Elisabeth Medan Tahun 2004 http: //library, usu. ac. id/templates/dg_\vperpus_vl_blue/images / mod.gif

Asrinah. 2010. Asuhan kebidanan Masa Persalinan,Yogyakarta :GrahanaIlmu

Dewi. 2010. Hamil dan Melahirkan, Jakarta :Wahyu Media

BLUD RSUD Kota Langsa.2014. Rekapitulasi Jumlah Persalinan Dengan Sectio Caesarea. Aceh

Elizabeth. 2005. Menyambut Kehadiran Buah Hati, Yogyakarta : Openup Publishing



Tidak ada komentar:

Posting Komentar