Jumat, 29 Desember 2017

Gustiana: Jurnal Al-Mumtaz, Volume 6, Nomor 2, Juli-Desember 2017, hal. 35-42

 

ANALISIS TINGKAT KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KUTA BARO

KABUPATEN ACEH BESAR

 

Oleh:

Gustiana

 

ABSTRAK

Jumlah lansia terus terjadi peneningkatan, tahun 1971 dari 5,3 juta jiwa  meningkat 14,4 juta di tahun 2000. Diperkirakan tahun2020populasi lansia 28,8 juta.Peningkatan jumlah lansia akan disertai berbagai masalah yang mempengaruhi aspek kehidupan, secara individu, keluarga maupun masyarakat.Pemerintah menyediakan fasilitas posyandu, dalam memberikan pelayanan holistik dan berkesinambungan untuk lansia, namun kunjungan ke posyandu masih dibawah target 70%.Penelitian ini bertujuan menganalisis tingkat kunjungan lansia ke posyandu.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia di desa cucum berjumlah 39 lansia, dengan menggunakanpendekatan cross sectional. Analisa data menggunakan uji Chi Square. Hasil Penelitian  tidak ada hubungan pengetahuan lansia dengan kunjungan ke posyandu, dengannilai p=1,000 (p>0,05), tidak ada hubungan sikap lansia dengan kunjungan ke posyandu  dengan nilai p=0,831(p>0,05), tidak ada hubungan dukungan keluarga dengan kunjungan lansia ke posyandu dengan nilai p=0,072 (p>0,05) dan tidak ada hubungan dukungan petugas dengan kunjungan lansia  ke posyandu  dengan p=1,000 (p>0,05).

 

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, dukungan  keluarga, dukungan  petugas , lanjut usia

 

 

THE ANALYSIS OF OLD AGE VISIT DEGREE TO HEALTH CARE CENTRE

IN THE REGION OF PUBLIC HEALTH CENTER OF KUTA BARO

KABUPATEN ACEH BESAR

 

ABSTRACT

A number of old age onward increase from year to tear, from 5,3 million populations in the year 1971 to year 2000 become 14,4 millions. It is predicted in the year 2020 old age population would be 28,8 million populations. The increase of old age number will appear various matters which influence a life aspect, whether it is individually, family and people. For giving a holistic service and sustainable on the old age, the government provides facilities namely health care centre, however, the number of old age visit to health care centre is still not significant under 70% target.This research purposes to analyze degree of old age visit to health care.The population in the research is the entire of old ages in the cucum village job area of public health centre Kota Baro amounted 39 old ages.It is also quantitative study by using cross sectional. Data analysis utilizes Chi Square test.The research result gained is not related to a number of visit to health care centre for old age with the score p=1,000 (p>0,05), there is no relation with action of visit number to health care centre with the score P=0,831(p>0,05), there is no relation about family support with the visit number of old age to health care centre with the score  p=0,072 (p>0,05) and there is no official support with the visit number to health care centre with the score p=1,000 (p>0,05).

 

Kata Kunci : knowledge,attitude, family support,official support, old age

PENDAHULUAN

Keberhasilan  pembangunan nasional suatu bangsa terlihat dari peningkatan taraf hidup dan umur harapan hidup. Dengan semakin meningkatnya umur harapan hidup penduduk menyebabkan jumlah penduduk lansia terus meningkat. Populasi lansia di dunia terus bertambah,  tahun 2007 jumlah lansia sebesar 18,96 juta jiwa, tahun 2009 meningkat menjadi 20.547.541 jiwa, diperkirakan tahun 2025 meningkat 13,6% dan tahun 2050 sebanyak 23,7%1.Peningkatanjumlah lansia juga terjadi di Aceh, tahun 1971 dari 5,3 juta lansia meningkat menjadi 14,4 juta di tahun 2000. Pada tahun2020 diperkirakan populasi lansia 28,8 juta jiwa2. Meningkatnya jumlah lansia akandisertai dengan berbagai perubahan biologis, psikologis dan sosiologis, yang mempengaruhi aspek kehidupan lansia baik secara individu, keluarga dan masyarakat3.

            Perubahan biologis yang terjadi pada lansia antara lain penurunan indra penglihatan, gangguan indera pengecap, penurunan indera pendengaran terjadi karena adanya kemunduran fungsi sel syaraf, ganguan fungsi mengunyahsehingga berdampak pada kurangnya asupan gizi lansia,penurunan mobilitas usus sehingga terjadi gangguan saluran pencernaan seperti perut kembung, nyeri, penurunaan nafsu makan, kemampuan motorik menurun,penurunan dayaingat,  penurunan kapasitas ginjal untuk mengeluarkan urine diluar kesadaranmengakibatkan dehidrasi3. Untuk mengatasi berbagai persoalan lansia, pemerintah menyelenggarakan fasilitas kesehatan berupa posyandu lansia4.

Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang telah disepakatidandigerakan oleh masyarakat. Pelayanannya menitikberatkan pada upayapromotif danpreventif. Posyandu jugamemberikan pelayanansosial,agama,pendidikan, keterampilan, olahraga,senibudaya,serta pelayananlainnya yangdibutuhkan lansia,dengantujuanuntuk meningkatkan kualitashidup melalui peningkatan kesehatandankesejahteraan1. Bentukpelayanannya meliputipemeriksaan fisikdanmental emosional yangdicatat dandipantau dengan KMS, yang berguna untukmengetahuilebihawalpenyakit yangdiderita,atau ancaman masalah kesehatan yangdihadapi, olahraga,pengembangan ketrampilan, bimbinganpendalaman agama4.

Kegiatan posyandu lansia yang berjalan baik akan memberikan manfaat untuk  lansia mendapatkan pelayanan dasar. Seharusnya para lansia berupaya memanfaatkan posyandu untuk memantau kesehatannya. Namun fenomena di lapangan di lapangan menunjukkan fakta yang berbeda, pemanfaatan posyandu lansia masih di bawah target yang ditentukan yaitu 85%.Penyebab rendahnya keaktifan lansia ke posyandu dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap dan sosial ekonomi5.Keaktifan lansia ke posyandu juga dipengaruhi oleh pekerjaan, pendidikan, sikap, dukungan keluarga dan dukungan petugas 6,7.Kunjungan lansia ke posyandu dipengaruhi oleh pengetahuan, dukungan keluarga jarak tempat tinggal, sarana dan prasarana, prilaku lansia, ekonomi dan keadaan fisik dari lansia 8,9

Menurut Green kepatuhan lansia ke posyandu dipengaruhi oleh: faktor pendorong  meliputi pengetahuan, pendidikan, sikap, pekerjaan, keyakinan dan demografi, faktor pemungkinmeliputi ketersediaan sarana, prasarana dan fasilitas kesehatan dan fakctor penguat meliputi sikap dan prilaku tokoh masyarakat, tokoh agama dan petugas kesehatan, termasuk undang-undang terkait10.

Berdasarkan studi pendahuluan di Puskesmas Kota Baro didapatkan 10 posyandu lansia  di 10 desa yaitu : Meunasah Baktring, Lam Neuhen, LambaetGue, Cucom, Cot Raya, Lamtring, Cot Raya, Lamteube Geupula, Lamseunong dan Puuk.Pencapaian kunjungan lansia masih di bawah target yang ditetapkan yaitu 70%. Berdasarkan permasalahan tersebut penelititertarikuntuk menganilisis tingkat kunjunganlansia ke posyandu di desa cucom di wilayah kerja Puskesmas Kota Baro Kabupaten Aceh Besar meliputi variabel pengetahuan, sikap, dukungan keluarga dan dukungan petugas.

 

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini bersifat survey analitik dengan pendekatan cross sectional11. Penelitian ini dilakukan di desa cucom, pada bulan Agustus – Oktober 2016.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia perempuandi desa Cucum berjumlah 39, Instrumen dalam penelitian adalah kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan denganpengetahuan, sikap, dukungan keluarga dan dukungan petugas.Data primer dikumpulkan oleh 4 kader, sedangkan data skunderdiperoleh dari KMS lansia. Pengolahan data menggunakan uji chi square.

 

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.         Analisis Bivariat

a.       Hubungan Pengetahuan dengan kunjungan lansia ke posyandu

Tabel 1. Hubungan Pengetahuan Dengan Kunjungan Lansia Ke Posyandu Di Desa Cucum Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar 2016

 

No

 Pengetahuan

 

 

Kunjungan Posyandu 

 

Total   %

ρ value

 

Tidak aktif

%

aktif 

%

 

 

1

Cukup 

  3          

50

3

50              6

100

 

1,000

 

2

Baik  

17

51,5

16

48,5          33

100

            Sumber : Data Primer ( Diolah Tahun 2016)

 

              Berdasarkan tabel 1 diatas didapatkan sebanyak 3(50%) lansia pengetahuan cukup tidak aktif ke posyandu, dibandingkan lansia berpengetahuan baik 17(51,5%). Setelah dilakukan analisis uji chi square didapat nilai p= 1,000 (p>0,05), berakti tidak ada hubungan antara pengetahuan lansia dengan kunjungan ke posyandu.

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Widyaning yang menyatakan ada hubungan antara pengetahuan dengan kehadiran lansia ke posyandu lansia.Pengetahuan merupakansalahsatufaktor instrinsikyangmempengaruhi motivasi.Keterbatasan pengetahuan akan mengakibatkan dampak yang kurang baik dalam pemeliharaan kesehatannya. Lansia yang hadir ke posyandu, akan mendapatkan pengetahuan tentang bagaimana cara hidup sehat dengan masalah kesehatan yang melekat pada lansia12.Pengetahuanakanmanfaat posyandudapatdiperolehdaripengalaman pribadi dalamkehidupansehari-hari, sehingga membuatpengetahuan meningkat, yangmenjadidasarpembentukan sikap serta mendorong  minat lansia untuk mengikuti kegiatanposyandu.Walaupun demikian, tingkat pengetahuan seseorangtidakselalumemotivasi perilaku, sehingga walaupun lansia berpengetahuan baik tentang posyandu, tidakselalu berperilakuaktifberkunjung keposyandu13

Berdasarkan observasi didapatkan, lansia berkunjung ke posyandu karenaingin melakukan pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan Hb, asam urat, glukosa dan kolesterol, juga untuk meminta obat salap untuk gatal-gatal.

 

b.      Hubungan sikap dengan kunjungan lansia ke posyandu

Tabel 2.Hubungan Sikap Dengan Kunjungan Lansia Ke Posyandu Di Desa Cucum Kecamatan Kuta baro Kabupaten Aceh Besar 2016

 

 

No

 

Sikap  

Kunjungan posyandu  

 

 Total      %

ρ value

Tidak Aktif

%

aktif 

%

1

Negatif

   8

57,2

6

42,8

   14         100

 

0,831

2

Positif  

  13

52

12

 48

   25         100

            Sumber : Data Primer ( Diolah Tahun 2016)

 

              Berdasarkan tabel 2 tersebut diatas didapatkan bahwa lansia yang mempunyai sikap negatif sebanyak 8(57,2%) tidak aktif melakukan kunjungan ke posyandu dibandingkan lansia dengan sikap positif  sebanyak 13(52%). Hasil analisis uji chi square didapat nilai p=0,831 (p> 0,05), berakti tidak ada hubungan antara sikap lansia dengan kunjungan  lansia ke posyandu.

              Penelitian ini berbeda dengan penelitianSusilowati yang menyatakan ada hubungan antara sikap dengan pemanfaatan posyandu lansia.Lansia yang bersikap positif terhadap posyandu, lebih patuh ke posyandu dari pada lansia yang memiliki sikap negatif6.Sikap merupakan perasaan mendukung atau tidak pada suatu objek, Sikap didapatkan dari pengalaman yang sangat berpengaruh terhadap tanggapan seseorang terhadap objek.Penilaian pribadi dan sikap yang baik merupakan dasar atas kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu, dengan sikap yang baik lansia akan selalu hadir dan mengikuti kegiatan yang diadakan di posyandu lansia.

Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa lansia maka diketahui alasan tidak berkunjung ke posyandu dikarenakan sibuk atau lupa hari pelaksanaan posyandu. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Samathayang menyatakan alasan lansia tidakdatang ke posyandu dikarenakan sibukbekerja atauada kegiatan lain 36,5%, tidakmendapat informasimengenaiwaktu pelaksanaan kegiatan 25%, sudah tidak dapatberjalan jauh 6,2%,  merasa sehat, sehingga tidakperlukeposyandu5,2%, karena malas4%,  dan  1% mengatakan langsungkeRSkalau merasa sakit14.

Berdasarkan observasi didapatkan pelaksanaan posyandu lansia dilakukan  bersamaan dengan posyandu balita, sehingga mengakibatkan antrian yang panjang untuk lansia. Bila pada terdengar bayi menangis pada saat diimunisasi, lansia meminta petugas mendahulukan pelayanan untuk balita.Lansia juga mengiginginkan kegiatan senam.Hal ini senada dengan penelitianSuseno dimana lansia mengharapkan beberapa program posyandu seperti jalan sehat, senam lansia, pengembangan ketrampilan dan kegiatan kerohanian15.

 

C. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kunjungan Lansia Ke Posyandu

Tabel 3.Hubungan Dukungan Keluarga DenganKunjungan Lansia Ke PosyanduDi Desa Cucum Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar

 

No

Dukungan keluarga   

Kunjungan lansia  

 

Total       %

 

ρ value

 

Tidak aktif 

%

aktif  

%           

 

1

Tidak mendukung

12

70,6

5

29,4

  17    

100

0,072

2

Mendukung

 8

36,4

14

63,6

22

100

            Sumber : Data Primer ( Diolah Tahun 2016)

 

Berdasarkan tabel 4 diatas didapatkan lansia yang tidak mendapat dukungan keluarga tidak aktif ke posyandu 12(70,6%), dibandingkan lansia yang mendapat dukungan keluarga 8 (36,4%). Hasil analisis chi square didapat nilai p=0,072 (p >0,05), maka dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan kunjungan lansia ke posyandu.

Penelitian ini sesuai dengan penelitianHandayani16yang menyatakan tidak ada hubungandukungan keluarga dengan keaktifan lansia ke posyandu. Hal tersebut dikarenakan banyak keluarga yangsibuk dengan pekerjaan, sehingga tidak sempat mengingatkan atau mengantarkan lansia ke posyandu.Kurangnya dukungan tersebut dikarenakan keluarga menganggap kegiatan posyandu kurang bermanfaat dan  lebih baik melakukan pemeriksaan kesehatan datang ke RS atau dokter.  

Namun penelitian ini berbeda dengan penelitian Anggraini dan Mardiana yang menyatakan ada hubungan dukungan keluarga dengan keaktifan lansia ke posyandu17,18.Keluargaberperan penting dalam mendorong minatataukesediaanlansiauntuk mengikuti kegiatanposyandu.Keluargamenjadimotivator untuk lansiauntukmendampingi atau mengantarlansiakeposyandu,mengingatkanjikalupa danberusaha membantu mengatasisegalapermasalahanlansia18.Dukungan keluarga sangat diperlukan lansia untuk menyokong rasa percaya diri dan perasaan dapat menguasai lingkungan, sehingga dapat mengembangkan kecendrungan lansia pada hal positif dan mengurangi gangguan psikologis yang berpengaruh kuat terhadap stress dan depresi19.Efek dukungan keluarga terhadapkesehatanterbuktidapat menurunkan mortalitas, mempercepat penyembuhan,meningkatkan kesehatan kognitif,fisikdanemosi19.Hal tersebut dapatdiwujudkan dengan caramenghormatidanmenghargaiorangtua,mengajaknya dalam acara keluarga, sertamemeriksakan kesehatannya.

Berdasarkan observasi didapatkan ada beberapa lansia datang ke posyandu diantar oleh anaknya apabila tidak sibuk. Namun disisi lain lain ada juga lansia yang tidak ingin menyusahkan anak-anaknya, sehingga datang sendiri ke posyandu apabila tidak lupa. Hal ini senada dengan penelitianIndah yang menyatakan kehadiran lansia ke posyandu tampa diantar atau didampingi oleh keluarga, disamping itu lansia yang kurang aktif ke posyandu dikarenakan mengalami gangguan kesehatan atau hambatan untuk mendatangi posyandu18.Walaupun kurang dukungan keluarga, lansia yang aktif ke posyandu biasa nya masih didapatkan dukungan sosial dari teman, dengan cara  mendatangi rumah lansia  lainnya untuk hadir dalam kegiatan posyandu 15.

 

D. Hubungan Dukungan Petugas dengan Kunjungan Lansia Ke Posyandu

Tabel 4.Hubungan Dukungan Petugas  dengan Kunjungan  Lansia Ke Posyandu Di Desa Cucum Kecamatan Kuta Baro Kab. Aceh Besar

 

No

 

Dukungan petugas 

Kunjungan posyandu    

 

Total

 

%

ρ value

Tidak Aktif  

%

aktif  

%

1

Tidak Mendukung 

5

55,5

4

44,4

9

100

 

1,000

2

Mendukung 

15

50

15

50

30

100

Sumber : Data Primer ( Diolah Tahun 2016)

 

Berdasarkan tabel 4didapatkan lansia yang tidak mendapatkan dukungan petugas tidak aktif melakukan kunjungan ke posyandu sebanyak 5 (55,5%) dibanding responden yang mendapat dukungan petugas 15 (50%). Hasil analisis uji chi square didapat nilai p=1,000 (p>0,05), maka disimpulkan tidak terdapat hubungan antara dukungan petugas dengan kunjungan lansia ke posyandu.

Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Aryantiningsih yang menyatakan  lansia yang tidak mendapatkan dukungan petugas berpeluangan 2,508 kali untuk tidak memanfaatkan posyandu dibandingkan dengan lansia yang mendapatkan dukungan petugas8. Penilaian petugas ini dinilai kurang dikarenakan kegiatan yang dilakukan petugas belum banyak perubahan dan harapan lansia petugas mau mendatangi rumahnya apabila sudah lama tidak berkunjung ke posyandu18

            Penelitian ini berbeda dengan hasil Mardiana yang menyatakan ada hubungan peran petugas dengan pemanfaatan posyandu lansia Kencana di Puskesmas Sukabumi Bandar Lampung18.Sikap petugas sangat mempengaruhi kehadiran lansia ke posyandu.Hal ini senada dengan penelitian Kresnawatiyang mengatakan bahwa lansia merasa senang dan bersemangat mengikuti posyandu lansia karena kader dan petugas kesehatan ramah, menerima dan mau mendengarkan.Kader selalu memberikan penyuluhan, pemeriksaan kesehatan, bertukar pendapat dan berusaha membantu lansia mengalami masalah7.

Berdasarkan observasi didapatkan pelayanandi meja pendaftaran, penimbangan tidak dilakukan oleh kader, disebabkan kader posyandu sedang melakukan tugas di posyandu balita.Hal ini dikarenakan posyandu lansia tidak ada kader posyandu lansia, sehingga untuk menyikapi hal tersebut  pelaksanaan posyandu lansia diadakan bersamaan dengan posyandu balita. Jadual pelaksaaan posyandu lansia diadakan setiap tanggal 18 tiap bulannya, namun saat posyandu berbenturan dengan acara di desa seperti acara pernikahan, sunat,  makapelaksanaan posyandu dimajukan.Padapelaksanaan posyandu di Wilayah Puskesmas Kuta Baro dihadiri oleh petugas puskesmas (dokter, petugas lab dan petugas posyandu). Bila terjadi masalah pada lansia dan tidak bisa  di tangani di posyandu, maka lansia akan di rujuk ke puskesmas.

 

KESIMPULAN

1.         Tidak ada hubungan pengetahuan dengan tingkat kunjungan lansia ke posyandu  dengan nilai ρ = 1,000 ( ρ > 0,05 )

2.         Tidak ada hubungan sikap dengan tingkat kunjungan lansia ke posyandu dengan nilai ρ = 0,831 ( ρ > 0,05 )

3.         Tidak ada hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kunjungan lansia ke posyandu dengan nilaiρ = 0,072  ( ρ > 0,05 )

4.         Tidak ada hubungan dukungan petugas dengan tingkat kunjungan lansia ke posyandu dengan nilaiρ = 1,000 ( ρ > 0,05 )

 

SARAN

1.        Diharapkan pelaksanaan posyandu lansia sebaiknya dilaksanakan terpisah dengan posyandu balita, agar pemeriksaan untuk lansia dilakukan secara menyeluruh, terfokus dan tidak mengantri.

2.        Perlu dilakukan pelatihan kader untuk posyandu lansia, dikarenakan selama ini  digunakankader posyandu balita. 

3.        Perlu dilakukan variasi kegiatan seperti senam untuk lansia, sehingga lansia aktif berkunjung ke posyandu.

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI, 2014, Situasi & Analisis Lanjut Usia.

Dinkes Aceh. 2012. Profil Kesehatan Aceh.

Hernawati, I. 2006. Pedoman Tatalaksana Gizi Usia Lanjut Untuk Tenaga Kesehatan. Depkes, Jakarta

Depkes RI. 2005. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Petugas Kesehatan, Kebijakan Program. Departemen Kesehatan RI

Gama, K, 2014. Faktor-faktor penyebab rendahnya keaktifan posyandu lansia 

Susilowati dkk, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Lanjut Usia Ke Posyandu Desa Tegal Giri, Nogosari Boyolali , FK Universitas Muhammadiyah Surakarta .

Kresnawati I dan Kartinah, Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Keaktifan Lansia Dalam Mengikuti Kegiatan Di Posyandu Lansia Desa Gonilan Kecamatan Kartasura

Aryantiningsih,S (2014), Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Posyandu Lansia Di Kota Pekan Baru, An Nadaa Vol 1 No 2 Des 2014.

Mubarak, Wahid dkk (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas. Konsep dan aplikasi jilid 2. Jakarta . Salemba Medika

Green et al.1990. Community Health, 7th ed. Amerika: Mosby Year Book

Sudigdo,  2002. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis.  Jakarta: Sagung Seto

Widyaning P, Herdini. 2013. Faktor-faktor yang berhubungan dengan frekuensi kehadiran lanjut usia di posyandu lansia. Jurnal ilmiah kebidanan. Volume 4/nomor1/juni 2013.

Kurniasari, L.2013.Hubungan AntaraTingkat Pengetahuan, TingkatPendidikan danStatus Pekerjaan denganMotivasiLansia Berkunjung ke Posyandu  Lansiadi Desa Dadirejo Kecamatan TirtoKabupatenPekalongan. STIKes Muhammadiyah.Pekalongan.

Samantha dkk, 2014 , Karakteristik Demografi Dan Alasan Lansia Tidak Berpartisipasi Dalam Posyandu Lansia Di Wilyah Kerja Puskesmas Payangan

Suseno, D,H dkk, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia Dalam Mengikuti Kegiatan Posyandu Lansia Di Desa Kauman Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten.

Handayani dan Wahyuni , 2012, Hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan lansia dalam mengikuti posyandu lansia di posyandu Jetis Desa Krajan Kecamatan weru Kabupaten Sukoharjo. Gaster vol 9 no 1 februari 2012

Anggraini,D dkk,2015, faktor dominan lansia aktif mengikuti kegiatan posyandu di dusun Ngentak, Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia.

Mardiana Z, 2014, factor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan posyandu lansia Kencana, Jurnal Keperawatan Volume X, No 1, April 2014

Hawari, D , 2008, Manajement Stress, cemas dan depresi , Jakarta , FKUI

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar