ANALISIS
TINGKAT KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU
DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS KUTA BARO
KABUPATEN
ACEH BESAR
Oleh:
Gustiana
ABSTRAK
Jumlah lansia terus terjadi peneningkatan,
tahun 1971 dari 5,3 juta jiwa meningkat 14,4
juta di tahun 2000. Diperkirakan tahun2020populasi lansia 28,8 juta.Peningkatan
jumlah lansia akan disertai berbagai masalah yang mempengaruhi aspek kehidupan,
secara individu, keluarga maupun masyarakat.Pemerintah menyediakan fasilitas
posyandu, dalam memberikan pelayanan holistik dan berkesinambungan untuk
lansia, namun kunjungan ke posyandu masih dibawah target 70%.Penelitian ini
bertujuan menganalisis tingkat kunjungan lansia ke posyandu.Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh lansia di desa cucum berjumlah 39 lansia, dengan menggunakanpendekatan cross sectional. Analisa data menggunakan uji Chi
Square. Hasil Penelitian tidak ada hubungan pengetahuan lansia dengan
kunjungan ke posyandu, dengannilai p=1,000 (p>0,05), tidak ada hubungan
sikap lansia dengan kunjungan ke posyandu
dengan nilai p=0,831(p>0,05), tidak ada hubungan dukungan keluarga
dengan kunjungan lansia ke posyandu dengan nilai p=0,072 (p>0,05) dan tidak
ada hubungan dukungan petugas dengan kunjungan lansia ke posyandu
dengan p=1,000 (p>0,05).
Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, dukungan keluarga, dukungan petugas , lanjut
usia
THE
ANALYSIS OF OLD AGE VISIT DEGREE TO HEALTH CARE CENTRE
IN
THE REGION OF PUBLIC HEALTH CENTER OF KUTA BARO
KABUPATEN
ACEH BESAR
ABSTRACT
A number
of old age onward increase from year to tear, from 5,3 million populations in
the year 1971 to year 2000 become 14,4 millions. It is predicted in the year
2020 old age population would be 28,8 million populations. The increase of old
age number will appear various matters which influence a life aspect, whether
it is individually, family and people. For giving a holistic service and
sustainable on the old age, the government provides facilities namely health
care centre, however, the number of old age visit to health care centre is
still not significant under 70% target.This
research purposes to analyze degree of old age visit to health care.The
population in the research is the entire of old ages in the cucum village job
area of public health centre Kota Baro amounted 39 old ages.It is also
quantitative study by using cross sectional.
Data analysis utilizes Chi Square test.The research result gained is not
related to a number of visit to health care centre for old age with the score
p=1,000 (p>0,05), there is no relation with action of visit number to health
care centre with the score P=0,831(p>0,05), there is no relation about
family support with the visit number of old age to health care centre with the
score p=0,072 (p>0,05) and there is
no official support with the visit number to health care centre with the score
p=1,000 (p>0,05).
Kata Kunci :
knowledge,attitude, family support,official support, old
age
PENDAHULUAN
Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa terlihat
dari peningkatan taraf hidup dan umur harapan hidup. Dengan semakin
meningkatnya umur harapan hidup penduduk menyebabkan jumlah penduduk lansia
terus meningkat. Populasi lansia di dunia terus bertambah, tahun 2007 jumlah lansia sebesar 18,96 juta
jiwa, tahun 2009 meningkat menjadi 20.547.541 jiwa, diperkirakan tahun 2025
meningkat 13,6% dan tahun 2050 sebanyak 23,7%1.Peningkatanjumlah
lansia juga terjadi di Aceh, tahun 1971 dari 5,3 juta lansia meningkat menjadi
14,4 juta di tahun 2000. Pada tahun2020 diperkirakan populasi lansia 28,8 juta
jiwa2. Meningkatnya jumlah lansia akandisertai dengan berbagai perubahan biologis,
psikologis dan sosiologis, yang mempengaruhi aspek kehidupan lansia baik secara individu,
keluarga dan masyarakat3.
Perubahan biologis yang terjadi pada lansia antara
lain penurunan indra penglihatan, gangguan indera pengecap, penurunan indera
pendengaran terjadi karena adanya kemunduran fungsi sel syaraf, ganguan fungsi
mengunyahsehingga berdampak pada kurangnya asupan gizi lansia,penurunan
mobilitas usus sehingga terjadi gangguan saluran pencernaan seperti perut
kembung, nyeri, penurunaan nafsu makan, kemampuan motorik menurun,penurunan
dayaingat, penurunan kapasitas ginjal
untuk mengeluarkan urine diluar kesadaranmengakibatkan dehidrasi3. Untuk
mengatasi berbagai persoalan lansia, pemerintah menyelenggarakan fasilitas
kesehatan berupa posyandu lansia4.
Posyandu lansia
adalah pos pelayanan terpadu
untuk usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang telah disepakatidandigerakan
oleh masyarakat. Pelayanannya menitikberatkan pada upayapromotif
danpreventif. Posyandu jugamemberikan pelayanansosial,agama,pendidikan,
keterampilan, olahraga,senibudaya,serta pelayananlainnya
yangdibutuhkan lansia,dengantujuanuntuk meningkatkan kualitashidup melalui peningkatan
kesehatandankesejahteraan1. Bentukpelayanannya
meliputipemeriksaan fisikdanmental emosional yangdicatat
dandipantau dengan
KMS, yang berguna untukmengetahuilebihawalpenyakit yangdiderita,atau
ancaman masalah kesehatan yangdihadapi, olahraga,pengembangan ketrampilan,
bimbinganpendalaman agama4.
Kegiatan
posyandu lansia yang berjalan baik akan memberikan manfaat untuk lansia mendapatkan pelayanan dasar.
Seharusnya para lansia berupaya memanfaatkan posyandu untuk memantau
kesehatannya. Namun fenomena di lapangan di lapangan menunjukkan fakta yang berbeda,
pemanfaatan posyandu lansia masih di bawah target yang ditentukan yaitu
85%.Penyebab rendahnya keaktifan lansia ke posyandu dipengaruhi oleh
pengetahuan, sikap dan sosial ekonomi5.Keaktifan lansia ke
posyandu juga dipengaruhi oleh pekerjaan, pendidikan, sikap, dukungan keluarga
dan dukungan petugas 6,7.Kunjungan lansia ke posyandu
dipengaruhi oleh pengetahuan, dukungan keluarga jarak tempat tinggal, sarana
dan prasarana, prilaku lansia, ekonomi dan keadaan fisik dari lansia 8,9
Menurut Green
kepatuhan lansia ke posyandu dipengaruhi oleh: faktor pendorong meliputi pengetahuan, pendidikan, sikap,
pekerjaan, keyakinan dan demografi, faktor pemungkinmeliputi ketersediaan
sarana, prasarana dan fasilitas kesehatan dan fakctor penguat meliputi sikap
dan prilaku tokoh masyarakat, tokoh agama dan petugas kesehatan, termasuk
undang-undang terkait10.
Berdasarkan studi pendahuluan di Puskesmas Kota Baro didapatkan 10
posyandu lansia di 10 desa yaitu :
Meunasah Baktring, Lam Neuhen, LambaetGue, Cucom, Cot Raya, Lamtring, Cot Raya,
Lamteube Geupula, Lamseunong dan Puuk.Pencapaian kunjungan lansia masih di
bawah target yang ditetapkan yaitu 70%. Berdasarkan
permasalahan tersebut penelititertarikuntuk menganilisis tingkat kunjunganlansia ke posyandu di desa cucom di
wilayah kerja Puskesmas Kota Baro Kabupaten Aceh Besar meliputi variabel pengetahuan,
sikap, dukungan keluarga dan dukungan petugas.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini bersifat survey analitik dengan pendekatan cross
sectional11. Penelitian
ini dilakukan di desa cucom, pada bulan Agustus – Oktober 2016.Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh lansia perempuandi desa Cucum berjumlah 39, Instrumen dalam penelitian adalah kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan denganpengetahuan, sikap, dukungan keluarga dan dukungan petugas.Data primer dikumpulkan oleh 4 kader, sedangkan
data skunderdiperoleh dari KMS lansia. Pengolahan
data menggunakan uji chi
square.
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1.
Analisis Bivariat
a.
Hubungan
Pengetahuan dengan kunjungan lansia ke posyandu
Tabel 1. Hubungan Pengetahuan
Dengan Kunjungan Lansia Ke Posyandu Di Desa Cucum Kecamatan Kuta Baro Kabupaten
Aceh Besar 2016
No |
Pengetahuan |
Kunjungan Posyandu |
Total % |
ρ value |
|
|||||||||||
Tidak aktif |
% |
aktif |
% |
|
||||||||||||
|
1 |
Cukup |
3 |
50 |
3 |
50 6 |
100 |
1,000 |
||||||||
|
2 |
Baik |
17 |
51,5 |
16 |
48,5 33 |
100 |
|||||||||
Sumber : Data Primer ( Diolah Tahun
2016)
Berdasarkan tabel 1 diatas didapatkan sebanyak 3(50%)
lansia pengetahuan cukup tidak aktif ke posyandu, dibandingkan lansia berpengetahuan
baik 17(51,5%). Setelah dilakukan analisis uji chi square didapat nilai p= 1,000 (p>0,05), berakti tidak ada
hubungan antara pengetahuan lansia dengan kunjungan ke posyandu.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Widyaning yang
menyatakan ada hubungan antara pengetahuan dengan kehadiran lansia ke posyandu
lansia.Pengetahuan merupakansalahsatufaktor
instrinsikyangmempengaruhi motivasi.Keterbatasan
pengetahuan akan mengakibatkan dampak yang kurang baik dalam pemeliharaan
kesehatannya. Lansia yang hadir ke posyandu, akan mendapatkan pengetahuan
tentang bagaimana cara hidup sehat dengan masalah kesehatan yang melekat pada
lansia12.Pengetahuanakanmanfaat posyandudapatdiperolehdaripengalaman pribadi dalamkehidupansehari-hari,
sehingga membuatpengetahuan meningkat,
yangmenjadidasarpembentukan sikap serta mendorong minat
lansia untuk mengikuti
kegiatanposyandu.Walaupun
demikian, tingkat pengetahuan seseorangtidakselalumemotivasi
perilaku, sehingga walaupun lansia berpengetahuan baik tentang posyandu, tidakselalu berperilakuaktifberkunjung
keposyandu13
Berdasarkan
observasi didapatkan, lansia berkunjung ke posyandu karenaingin melakukan
pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan Hb, asam urat, glukosa dan
kolesterol, juga untuk meminta obat salap untuk gatal-gatal.
b. Hubungan sikap dengan kunjungan lansia ke posyandu
Tabel 2.Hubungan Sikap Dengan Kunjungan Lansia Ke Posyandu Di Desa
Cucum Kecamatan Kuta baro Kabupaten Aceh Besar 2016
No |
Sikap |
Kunjungan posyandu |
Total
% |
ρ value |
|||
Tidak Aktif |
% |
aktif |
% |
||||
1 |
Negatif |
8 |
57,2 |
6 |
42,8 |
14 100 |
0,831 |
2 |
Positif |
13 |
52 |
12 |
48 |
25 100 |
Sumber : Data Primer ( Diolah Tahun
2016)
Berdasarkan tabel 2 tersebut diatas didapatkan bahwa lansia
yang mempunyai sikap negatif sebanyak 8(57,2%) tidak aktif melakukan kunjungan
ke posyandu dibandingkan lansia dengan sikap positif sebanyak 13(52%). Hasil analisis uji chi square didapat nilai p=0,831 (p>
0,05), berakti tidak ada hubungan antara sikap lansia dengan kunjungan lansia ke posyandu.
Penelitian
ini berbeda dengan penelitianSusilowati yang menyatakan ada hubungan antara sikap
dengan pemanfaatan posyandu lansia.Lansia yang bersikap positif terhadap
posyandu, lebih patuh ke posyandu dari pada lansia yang memiliki sikap negatif6.Sikap
merupakan perasaan mendukung atau tidak pada suatu objek, Sikap didapatkan dari
pengalaman yang sangat berpengaruh terhadap tanggapan seseorang terhadap objek.Penilaian
pribadi dan sikap yang baik merupakan dasar atas kesediaan lansia untuk
mengikuti kegiatan posyandu, dengan sikap yang baik lansia akan selalu hadir dan
mengikuti kegiatan yang diadakan di posyandu lansia.
Setelah dilakukan
wawancara dengan beberapa lansia maka diketahui alasan tidak berkunjung ke
posyandu dikarenakan sibuk atau lupa hari pelaksanaan posyandu. Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian Samathayang menyatakan alasan
lansia tidakdatang ke posyandu
dikarenakan sibukbekerja
atauada kegiatan
lain 36,5%, tidakmendapat informasimengenaiwaktu
pelaksanaan
kegiatan 25%, sudah tidak dapatberjalan
jauh 6,2%, merasa sehat, sehingga tidakperlukeposyandu5,2%,
karena malas4%,
dan 1% mengatakan langsungkeRSkalau
merasa sakit14.
Berdasarkan observasi didapatkan pelaksanaan posyandu lansia dilakukan
bersamaan dengan posyandu balita,
sehingga mengakibatkan antrian yang panjang untuk lansia. Bila pada terdengar bayi
menangis pada saat diimunisasi, lansia meminta petugas mendahulukan pelayanan
untuk balita.Lansia juga mengiginginkan kegiatan senam.Hal ini senada dengan
penelitianSuseno dimana lansia
mengharapkan beberapa program posyandu seperti jalan sehat, senam lansia,
pengembangan ketrampilan dan kegiatan kerohanian15.
C. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kunjungan Lansia Ke Posyandu
Tabel 3.Hubungan Dukungan Keluarga DenganKunjungan Lansia Ke
PosyanduDi Desa Cucum Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar
No |
Dukungan keluarga |
Kunjungan lansia |
Total % |
|
ρ value |
|
||||
Tidak aktif |
% |
aktif |
% |
|
||||||
1 |
Tidak mendukung |
12 |
70,6 |
5 |
29,4 |
17 |
100 |
0,072 |
||
2 |
Mendukung |
8 |
36,4 |
14 |
63,6 |
22 |
100 |
|||
Sumber : Data Primer ( Diolah Tahun
2016)
Berdasarkan tabel 4 diatas didapatkan lansia yang tidak
mendapat dukungan keluarga tidak aktif ke posyandu 12(70,6%), dibandingkan lansia
yang mendapat dukungan keluarga 8 (36,4%). Hasil analisis chi square didapat nilai p=0,072 (p >0,05), maka dapat
disimpulkan tidak terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan kunjungan
lansia ke posyandu.
Penelitian ini
sesuai dengan penelitianHandayani16yang
menyatakan tidak ada hubungandukungan keluarga dengan keaktifan lansia
ke posyandu. Hal tersebut dikarenakan banyak keluarga yangsibuk dengan
pekerjaan, sehingga tidak sempat mengingatkan atau mengantarkan lansia ke
posyandu.Kurangnya dukungan tersebut dikarenakan keluarga menganggap kegiatan
posyandu kurang bermanfaat dan lebih
baik melakukan pemeriksaan kesehatan datang ke RS atau dokter.
Namun
penelitian ini berbeda dengan penelitian Anggraini dan Mardiana yang menyatakan ada hubungan dukungan
keluarga dengan keaktifan lansia ke posyandu17,18.Keluargaberperan penting dalam mendorong
minatataukesediaanlansiauntuk mengikuti kegiatanposyandu.Keluargamenjadimotivator untuk lansiauntukmendampingi atau mengantarlansiakeposyandu,mengingatkanjikalupa
danberusaha
membantu mengatasisegalapermasalahanlansia18.Dukungan keluarga sangat diperlukan lansia untuk
menyokong rasa percaya diri dan perasaan dapat menguasai lingkungan, sehingga
dapat mengembangkan kecendrungan lansia pada hal positif dan mengurangi
gangguan psikologis yang berpengaruh kuat terhadap stress dan depresi19.Efek
dukungan
keluarga terhadapkesehatanterbuktidapat
menurunkan
mortalitas, mempercepat
penyembuhan,meningkatkan
kesehatan
kognitif,fisikdanemosi19.Hal tersebut dapatdiwujudkan dengan
caramenghormatidanmenghargaiorangtua,mengajaknya dalam acara
keluarga, sertamemeriksakan
kesehatannya.
Berdasarkan
observasi didapatkan ada beberapa lansia datang ke posyandu diantar oleh
anaknya apabila tidak sibuk. Namun disisi lain lain ada juga lansia yang tidak ingin
menyusahkan anak-anaknya, sehingga datang sendiri ke posyandu apabila tidak
lupa. Hal ini senada dengan penelitianIndah yang menyatakan kehadiran lansia ke
posyandu tampa diantar atau didampingi oleh keluarga, disamping itu lansia yang
kurang aktif ke posyandu dikarenakan mengalami gangguan kesehatan atau hambatan
untuk mendatangi posyandu18.Walaupun
kurang dukungan keluarga, lansia yang aktif ke posyandu biasa nya masih
didapatkan dukungan sosial dari teman, dengan cara mendatangi rumah lansia lainnya untuk hadir dalam kegiatan posyandu 15.
D. Hubungan Dukungan Petugas dengan Kunjungan Lansia Ke Posyandu
Tabel
4.Hubungan Dukungan Petugas dengan
Kunjungan Lansia Ke Posyandu Di Desa
Cucum Kecamatan Kuta Baro Kab. Aceh Besar
No |
Dukungan petugas |
Kunjungan posyandu |
Total |
% |
ρ value |
|||
Tidak Aktif |
% |
aktif |
% |
|||||
1 |
Tidak Mendukung |
5 |
55,5 |
4 |
44,4 |
9 |
100 |
1,000 |
2 |
Mendukung |
15 |
50 |
15 |
50 |
30 |
100 |
Sumber
: Data Primer ( Diolah Tahun 2016)
Berdasarkan tabel 4didapatkan lansia yang tidak
mendapatkan dukungan petugas tidak aktif melakukan kunjungan ke posyandu
sebanyak 5 (55,5%) dibanding responden yang mendapat dukungan petugas 15 (50%).
Hasil analisis uji chi square didapat
nilai p=1,000 (p>0,05), maka disimpulkan tidak terdapat hubungan antara
dukungan petugas dengan kunjungan lansia ke posyandu.
Penelitian ini
sesuai dengan hasil penelitian Aryantiningsih yang menyatakan lansia yang tidak mendapatkan dukungan petugas
berpeluangan 2,508 kali untuk tidak memanfaatkan posyandu dibandingkan dengan
lansia yang mendapatkan dukungan petugas8. Penilaian petugas ini
dinilai kurang dikarenakan kegiatan yang dilakukan petugas belum banyak
perubahan dan harapan lansia petugas mau mendatangi rumahnya apabila sudah lama
tidak berkunjung ke posyandu18
Penelitian ini berbeda dengan hasil Mardiana
yang menyatakan ada hubungan peran petugas dengan pemanfaatan posyandu lansia
Kencana di Puskesmas Sukabumi Bandar Lampung18.Sikap petugas
sangat mempengaruhi kehadiran lansia ke posyandu.Hal ini senada dengan
penelitian Kresnawatiyang
mengatakan bahwa lansia merasa senang dan bersemangat mengikuti posyandu lansia
karena kader dan petugas kesehatan ramah, menerima dan mau mendengarkan.Kader
selalu memberikan penyuluhan, pemeriksaan kesehatan, bertukar pendapat dan
berusaha membantu lansia mengalami masalah7.
Berdasarkan
observasi didapatkan pelayanandi meja pendaftaran, penimbangan tidak dilakukan
oleh kader, disebabkan kader posyandu sedang melakukan tugas di posyandu balita.Hal
ini dikarenakan posyandu lansia tidak ada kader posyandu lansia, sehingga untuk
menyikapi hal tersebut pelaksanaan
posyandu lansia diadakan bersamaan dengan posyandu balita. Jadual pelaksaaan
posyandu lansia diadakan setiap tanggal 18 tiap bulannya, namun saat posyandu
berbenturan dengan acara di desa seperti acara pernikahan, sunat, makapelaksanaan posyandu dimajukan.Padapelaksanaan
posyandu di Wilayah Puskesmas Kuta Baro dihadiri oleh petugas puskesmas
(dokter, petugas lab dan petugas posyandu). Bila terjadi masalah pada lansia
dan tidak bisa di tangani di posyandu,
maka lansia akan di rujuk ke puskesmas.
KESIMPULAN
1.
Tidak ada
hubungan pengetahuan dengan tingkat kunjungan lansia ke posyandu dengan nilai ρ = 1,000 ( ρ > 0,05 )
2.
Tidak ada
hubungan sikap dengan tingkat kunjungan lansia ke posyandu dengan nilai ρ =
0,831 ( ρ > 0,05 )
3.
Tidak ada hubungan
dukungan keluarga dengan tingkat kunjungan lansia ke posyandu dengan nilaiρ =
0,072 ( ρ > 0,05 )
4.
Tidak ada
hubungan dukungan petugas dengan tingkat kunjungan lansia ke posyandu dengan
nilaiρ = 1,000 ( ρ > 0,05 )
SARAN
1.
Diharapkan
pelaksanaan posyandu lansia sebaiknya dilaksanakan terpisah dengan posyandu
balita, agar pemeriksaan untuk lansia dilakukan secara menyeluruh, terfokus dan
tidak mengantri.
2.
Perlu dilakukan
pelatihan kader untuk posyandu lansia, dikarenakan selama ini digunakankader posyandu balita.
3.
Perlu dilakukan
variasi kegiatan seperti senam untuk lansia, sehingga lansia aktif berkunjung
ke posyandu.
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI, 2014, Situasi & Analisis Lanjut Usia.
Dinkes Aceh. 2012. Profil Kesehatan Aceh.
Hernawati, I. 2006. Pedoman
Tatalaksana Gizi Usia Lanjut Untuk Tenaga Kesehatan. Depkes, Jakarta
Depkes RI. 2005. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut
Petugas Kesehatan, Kebijakan Program. Departemen Kesehatan RI
Gama, K, 2014.
Faktor-faktor penyebab rendahnya keaktifan posyandu lansia
Susilowati
dkk, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Lanjut Usia Ke Posyandu Desa
Tegal Giri, Nogosari Boyolali , FK Universitas Muhammadiyah Surakarta .
Kresnawati I dan Kartinah, Hubungan Dukungan
Keluarga Dengan Keaktifan Lansia Dalam Mengikuti Kegiatan Di Posyandu Lansia
Desa Gonilan Kecamatan Kartasura
Aryantiningsih,S
(2014), Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Posyandu Lansia Di
Kota Pekan Baru, An Nadaa Vol 1 No 2 Des 2014.
Mubarak, Wahid dkk (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas. Konsep dan
aplikasi jilid 2. Jakarta . Salemba Medika
Green et al.1990. Community Health, 7th ed. Amerika: Mosby
Year Book
Sudigdo, 2002. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto
Widyaning P, Herdini.
2013. Faktor-faktor yang berhubungan
dengan frekuensi kehadiran lanjut usia di posyandu lansia. Jurnal ilmiah
kebidanan. Volume 4/nomor1/juni 2013.
Kurniasari, L.2013.Hubungan
AntaraTingkat Pengetahuan, TingkatPendidikan danStatus
Pekerjaan denganMotivasiLansia Berkunjung
ke Posyandu Lansiadi Desa
Dadirejo Kecamatan TirtoKabupatenPekalongan.
STIKes Muhammadiyah.Pekalongan.
Samantha
dkk, 2014 , Karakteristik Demografi Dan Alasan Lansia Tidak Berpartisipasi
Dalam Posyandu Lansia Di Wilyah Kerja Puskesmas Payangan
Suseno,
D,H dkk, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia Dalam Mengikuti Kegiatan
Posyandu Lansia Di Desa Kauman Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten.
Handayani
dan Wahyuni , 2012, Hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan lansia dalam
mengikuti posyandu lansia di posyandu Jetis Desa Krajan Kecamatan weru
Kabupaten Sukoharjo. Gaster vol 9 no 1 februari 2012
Anggraini,D dkk,2015, faktor dominan lansia
aktif mengikuti kegiatan posyandu di dusun Ngentak, Jurnal Ners dan Kebidanan
Indonesia.
Mardiana
Z, 2014, factor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan posyandu lansia Kencana,
Jurnal Keperawatan Volume X, No 1, April 2014
Hawari,
D , 2008, Manajement Stress, cemas dan depresi , Jakarta , FKUI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar