PERBEDAAN
KONSEP DIRI PENDERITA DIABETIK FOOT ULCER YANG DI RAWAT SECARA MODERN DAN
KONVENSIONAL DI KOTA LANGSA
Oleh:
Nora Hayani
Dosen Prodi D-III Keperawatan Kota Langsa
ABSTRAK
Diabetic Foot
Ulcer merupakan suatu komplikasi dari
infeksi atau suatu proses peradangan, luka atau perubahan degeneratif yang
dikaitkan dengan penyakit kronis seperti diabetes mellitus. Infeksi pada kaki
diabetik dapat terjadi pada kulit, otot dan tulang yang umumnya dapat
disebabkan oleh kerusakan dari pembuluh darah, syaraf dan menurunnya aliran
darah kedaerah luka. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui perbadaan konsep diri penderita diabetik foot
ulcer yang dirawat secara modern dan konvensional. Penelitian ini bersifat
survey analitik dengan desain crossectional, populasi pada penelitian ini
adalah penderita diabetik foot ulcer di Kota Langsa. Jumlah sampel sebanyak 30
responden, dimana dari Rumah Sakit Umum Daerah langsa berjumlah 8 responden,
rumah sakit Cut Meutia 7 responden, dan 15 responden dari Balai Asuhan Keperawatan
Edwcare yang diambil dengan teknik
Accidental sampling. Instrumen yang
digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner untuk mengukur Konsep diri.
Hasil penelitian menunjukkan konsep diri penderita diabetik foot ulcer yang
dirawat secara modern mayoritas responden mengalami konsep diri positif yaitu
14 responden (93,3%), konsep diri penderita diabetik foot ulcer yang dirawat
secara konvensional mengalami konsep diri negatif yaitu 13 responden (86,7%). Hasil uji statistik Chi-square diperoleh p value 0,00 (p<0 ada="" berarti="" dan="" dengan="" diri="" hal="" hubungan="" ini="" konsep="" konvensional.="" luka="" modern="" perawatan="" secara="" span="">Diharapkan kepada pihak rumah sakit, klinik, perawat,
masyarakat dan keluarga dalam memberikan perawatan pada penderita diabetik foot
ulcer agar memberikan dukungan dan memperhatian tidak hanya berfokus pada luka
namun keadaan psikologis klien harus diperhatiakan agar cepat proses
penyembuhan luka. 0>
Kata Kunci : Diabetik Foot Ulcer, Modern, Konvensional, Konsep Diri
DIFFERENCES CONCEPT OF SELF DIABETIC FOOT ULCER DIABETICS MODERN AND
CONVENTIONAL INFORMATION IN THE LANGSA CITY
By:
Nora Hayani
Prodi D-III Nursing Langsa City
ABSTRACT
Diabetic Foot Ulcer is a complication of infection or a process of inflammation, injury or degenerative changes associated with chronic diseases such as diabetes mellitus. Infection of the diabetic foot may occur in the skin, muscles and bones that can generally be caused by damage from blood vessels, nerves and decreased blood flow to the wound. This study aims to find out the concept of self sufferers diabetic foot ulcer who treated in a modern and conventional. This research is an analytic survey with crossectional design, population in this research is diabetic foot ulcer patient in Langsa City. The number of samples were 30 respondents, of which 8 respondents from local public hospital, Cut Meutia 7 respondents, and 15 respondents from Edwcare Nursing Care Center taken by Accidental sampling technique. The instrument used in this study is a questionnaire to measure self-concept. The results showed self-concept of diabetic foot ulcer patients who treated in modern majority of respondents experienced self-concept of positive that is 14 respondents (93,3%), self concept diabetic patient foot ulcer that treated conventionally experience self negative concept that is 13 respondents (86,7 %). Chi-square statistical test results obtained p value 0.00 (p <0 .05="" a="" and="" care="" conventional.="" in="" is="" means="" modern="" o:p="" of="" relationship="" self-concept="" there="" this="" with="" wound="">0>
It is expected that hospitals, clinics, nurses, communities and families provide care to diabetic foot ulcer patients to provide support and care not only focus on the wound but the psychological state of the client should be paid attention to in order to quickly wound healing process.
Keywords: Diabetic Foot Ulcer, Modern, Conventional, Self Concept
PENDAHULUAN
Diabetic Foot Ulcer merupakan suatu komplikasi dari infeksi atau
suatu proses peradangan, luka atau perubahan degeneratif yang dikaitkan dengan
penyakit kronis seperti diabetes mellitus. Infeksi pada kaki diabetik dapat
terjadi pada kulit, otot dan tulang yang umumnya dapat disebabkan oleh kerusakan
dari pembuluh darah, syaraf dan menurunnya aliran darah kedaerah luka.1
Berbagai
perubahan kesehatan tersebut dapat menimbulkan gangguan baik fisik maupun
psikologis bagi penderita. Penderita diabetes harus tergantung pada terapi
pengelolaan diabetes. Hal tersebut dapat menimbulkan permasalahan misalnya
pasien merasa lemah karena harus membatasi diet. Setiap perubahan dalam
kesehatan dapat menjadi stressor yang mempengaruhi konsep diri. 2
Perubahan
konsep diri (Harga diri) seseorang dapat dikarenakan oleh salah satu hal yang
mempengaruhinya seperti adanya perubahan gaya hidup, dan terserangnya seseorang
oleh penyakit. Berat kecilnya suatu penyakit sangat mempengaruhi konsep diri
seperti halnya seseorang yang mengalami diabetic
foot ulcer, dianggap merupakan suatu penyakit yang menakutkan, karena
mempunyai dampak negatif yang kompleks terhadap kelangsungan kualitas hidup
individu. Salah satu diantaranya adalah amputasi. Apabila luka atau gangren
tersebut mengancam jiwa seseorang .
Perubahan pasien dalam memandang dirinya secara negatif, misalnya
pasien merasa putus asa dan tidak dapat
menerima keadaannya akan mempengaruhi konsep diri. Pasien merasa stress dan
terganggu yang akhirnya dapat memperberat keadaan sakitnya. Rasa tidak berdaya
sering terjadi pada individu dengan penyakit kronis. Ketidak berdayaan
merupakan suatu persepsi bahwa tindakan seseorang tidak akan mempengaruhi hasil
(Pinci, 2008).3
Pada
penderita diabetes mellitus kebanyakan datang berobat dalam fase lanjut,
terlihat dari proporsi ulkus kaki diabetik wagner III – IV mencapai 74,6%
dibandingkan dengan wagner I-II yang hanya mencapai 25,4% dari seluruh kasus
ulcus kaki diabetik yang dirawat dirumah sakit Sanglah, dengan kecenderungan
semakin tinggi derajat ulkus maka semakain besar resiko amputasi. 4
Menurut
Global status report on Noncommunicable Diseases (NCD) World Health
Organization (WHO) Diabetes Mellitus menempati peringkat ke-6 sebagai
penyebab kematian. International Diabetes Federation (IDF)
memperhitungkan angka kejadian diabetes mellitus di dunia pada tahun 2012
adalah 371 juta jiwa, tahun 2013 meningkat menjadi 382 juta jiwa dan
diperkirakan pada tahun 2035 DM akan meningkat menjadi 592 juta jiwa 5
Di Indonesia
angka kejadian DM termasuk urutan terbesar ke-7 dunia yaitu sebesar 7,6 juta
jiwa sedangkan angka kejadian penderita ulkus diabetikum sebesar 15% dari
penderita DM. Bahkan angka kematian dan amputasi masih tinggi yaitu sebesar
32,5% dan 23,5% 6
Perawatan luka dahulunya dilakukan secara
konvensional yaitu alami dan tradisional, namun sekarang telah mengalami
perkembangan sangat pesat terutama dalam dua decade terakhir, ditunjang dengan
kemajuan tehnologi kesehatan. Disamping itu perawatan luka berkaitan dengan
psikologis pasien yang makin disertai dengan kondisi penyakit degeneratif dan kelainan metabolik. Kondisi tersebut biasanya memerlukan perawatan yang tepat agar proses
penyembuhan bisa optimal, salah satu manajemen perawatan luka dengan modern
dressing7
Berdasarkan Data yang di peroleh di Balai
Asuhan Keperawatan EdWcare Kota Langsa tahun 2015 (periode Januari sampai
Desember) terdapat 148 penderita Diabetetes Mellitus dan penderita Foot Ulcer sebanyak 97 (66,9%) sedangkan pada bulan Maret 2017 penderita Diabetetes Mellitus dan penderita Foot Ulcer sebanyak 25
orang. Penderita
Diabetes Foot Ulcer juga sebahagian besar dirawat di rumah sakit umum Kota Langsa pada tahun 2016 sebanyak 629
orang.
Dampak yang ditimbulkan
dari diabetic foot ulcer berpengaruh
terhadap pasien itu sendiri dan
apabila luka tersebut tidak dirawat dengan baik akan menimbulkan kondisi yang
semakin parah bahkan resiko yang paling buruk adalah amputasi dan kematian.
Gangguan lainnya yang akan dialami oleh pasien antara lain adalah
gangguan fisik yang meliputi gangguan konsep diri, gangguan ekonomi karena
besarnya biaya yang dikeluarkan saat melakukan perawatan luka kaki diabetikum,
hingga gangguan spiritual.
METODE
PENELITIAN
Penelitian
ini bersifat survey analitik dengan desain crossectional. Besar sampel sebanyak
30 responden dengan teknik pengambilan sampel dengan metode accidental sampling. Tempat penelitian di Balai Asuhan
Keperawatan Edwcare, Rumah sakit Umum Daerah Langsa Dan Rumah Sakit Cut Meutia
Langsa.
Instrumen
penelitian dibuat dalam bentuk kuesioner yang terdiri dari kuesioner konsep
diri (citra tubuh, ideal diri, harga diri, gangguan peran, gangguan identitas).
Konsep diri dikatagorikan atas negatif dan positif.
Analisa
data pada penelitian ini dengan metode statistik univariat yang bertujuan
untuk menjelaskan dan mendiskripsikan setiap variabel penelitian yang
ditampilkan berupa distribusi frekuensi dan persentase. Analisa bivariat
menggunakan uji Chi-Square pada
tingkat kepercayaan 95% (α=0,05).
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Analis Univariat
a.
Konsep
Diri Responden yang Dirawat Secara Modern
Tabel 4.1
Konsep Diri Responden yang Dirawat Secara Modern di Balai Asuhan Keperawatan EdWcare Langsa Tahun 2017
No
|
Konsep Diri
|
Frekuensi
|
%
|
1
|
Negatif
|
1
|
6.7
|
2
|
Positif
|
14
|
93,3
|
Jumlah
|
15
|
100
|
b.
Konsep
Diri Responden Yang Dirawat Secara Konvensional
Tabel 4.2.
Konsep Diri Responden yang Dirawat Secara Konvensional di Rumah Sakit Umum dan Cut Meutia Kota Langsa Tahun 2017
No
|
Konsep Diri
|
Frekuensi
|
%
|
1
|
Negatif
|
13
|
13.3
|
2
|
Positif
|
2
|
86.7
|
Jumlah
|
15
|
100
|
Sumber : Data
Primer (diolah) 2017
2.
Analisis
Bivariat
a.
Hubungan Perawatan Luka Dengan Konsep Diri
Tabel 4.3
Hubungan Perawatan Luka Diabetic Food Ulcer dengan Konsep diri Responden Di Kota Langsa Tahun 2017
No
|
Perawatan
Luka Diabetic Food Ulcer
|
Konsep
Diri
|
p-
Value
|
|||||
Negatif
|
Positif
|
Jumlah
|
||||||
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
|||
1
2
|
Modern
Konvensional
|
1
13
|
6,7
86,7
|
14
2
|
93,3
13,3
|
15
15
|
100
100
|
0,000
|
Jumlah
|
14
|
16
|
30
|
Sumber : Data Primer (Diolah Tahun 2017)
Berdasarkan diatas menunjukkan bahwa dari 15 responden yang mendapat perawatan luka diabetic food ulcer
secara modern mayoritas memiliki konsep diri positif sebanyak 14 responden
(93,3%) dan dari 15 responden yang mendapat perawatan luka diabetic food ulcer
secara konvensional mayoritas memiliki konsep diri negatif sebanyak 13 responden (86,7%). Hasil uji statistic Chi–Square (Pearson Chi-Square) pada derajat kepercayaan 95%
(α=0,05) diperoleh nilai p Value =
0,000 (p<0 antara="" bahwa="" berarti="" dan="" dapat="" dengan="" diabetic="" diri.="" disimpulkan="" diterima="" ditolak="" foot="" ha="" ho="" hubungan="" konsep="" konvensional="" luka="" modern="" perawatan="" secara="" sehingga="" span="" terdapat="" ulcer="" yang=""> 0>
PEMBAHASAN
Konsep Diri Responden yang Dirawat Secara Modern
Hasil penelitian menunjukan dari 15 responden mayoritas memiliki konsep diri yang positif sebanyak 14
responden (93,3%), dan minoritas memiliki konsep diri yang negatif yaitu sebanyak
1 responden (6,7%).
Berbagai
perubahan kesehatan dapat menimbulkan
gangguan baik fisik maupun psikologis bagi penderita. Penderita diabetes harus
tergantung pada terapi pengelolaan diabetes. Hal tersebut dapat menimbulkan
permasalahan misalnya pasien merasa lemah karena harus membatasi diet. Setiap
perubahan dalam kesehatan dapat menjadi stressor yang mempengaruhi konsep diri 2.
Menurut penelitian perubahan konsep diri (Harga diri) seseorang
dapat dikarenakan adanya perubahan gaya hidup dan faktor penyakit yang
dideritanya. diabetic foot ulcer dianggap
suatu penyakit yang menakutkan, karena mempunyai dampak negatif terhadap
kelangsungan kualitas hidup pasien. Perawatan Luka Modern lebih menekankan pada proses
penyembuhan luka, sehingga responden merasa bahwa luka diabetik foot ulcer akan sembuh tidak harus
diamptasi. Sehingga banyak responden yang memiliki konsep diri yang positif.
Menurut Werthen
(2007), mengatakan bahwa Perawatan Luka Modern lebih menekankan pada proses
penyembuhan luka yang menggunakan balutan modern meskipun ada
proses penempelan balutan pada dasar luka tetapi bersifat lembab sehingga mudah
dilepaskan dari dasar luka dan mampu mengikat bakteri serta mencegah terjadinya
perdarahan berlebihan. Ketika dilakukan pencucian luka luka pada balutan
modern, serabut-serabut tersebut akan rontok dari dasar luka dengan membawa
debris-debris dan jaringan yang mati.
Konsep Diri Responden yang Dirawat Secara Konvensional
Hasil penelitian dari 15 responden yang dirawat secara konvensional mayoritas
memiliki konsep diri yang negatif sebanyak 13 responden (86,7 %), dan minoritas memiliki konsep diri yang positif yaitu sebanyak 2 responden (13,3%).
Perawatan luka konvensional menggunakan balutan konvensional
bersifat melekat dengan dasar luka, minimal menyerap eksudat, frekuensi
penggantian balutan lebih sering dan perubahan warna dasar luka menjadi merah
sangat lambat. Adanya proses perlekatan antara kasa dengan dasar luka dapat
menyenbakan terjadinya cidera ulang terhadap gelung-gelung kapiler yang akan
dan baru terbentuk sehingga proses angiogenesis akan lebih lama dan menimbilkan
resiko infeksi sebagai dampak melekatnya serabut-serabut kassa pada dasar luka
sebagai media pertumbuhan mikrobakteri. Kondisi ini dapat merangsang produksi
dan ekspresi TGF beta 1 berulang-ulang sehingga sel akan terus berusaha
memperbaharui jaringan yang cidera. Apabila terjadi dalam waktu yang lama hal
ini dapat memperlama fase inflamasi sehingga luka akan menjadi kronik serta
sulit untuk berproliferasi 9.
Menurut
penelitian 8, menunjukkan
bahwa mayoritas klien ulkus diabetik memiliki konsep diri kurang baik (82,4%).
Hal ini disebabkan oleh perasaan rendah diri sehubungan dengan kondisi luka
kaki yang dialami, merasa keluarga tidak dapat menerima keadaan dirinya
sehubungan dengan kondisi luka kaki/ganggren. Hal ini didukung oleh penelitia 11,
mengatakan bahwa ada konstribusi yang signifikan antara dukungan keluarga
terhadap kualitas hidup penderita diabetik foot ulcer. Hal yang sama didapat
pada penelitian 10, mengatakan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan harga diri pada pasien
ulkus diabetikum di RSUD Dr. Moewardi.
Menurut
penelitian12,
mengatakan bahwa ada hubungan yang erat antara kejadian luka kaki diabetik
dengan gangguan konsep diri pada penderita diabetik foot ulcer.
Hubungan Konsep
diri dengan Perawatan Luka Modern dan Konvensional Penderta Diabetik Foot Ulcer
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 15 responden yang mendapat perawatan luka diabetic food ulcer
secara modern mayoritas memiliki konsep diri positif sebanyak 14 responden
(93,3%) dan dari 15 responden yang mendapat perawatan luka diabetic food ulcer
secara konvensional mayoritas memiliki konsep diri negatif sebanyak 13 responden (86,7%). Hasil uji statistic Chi–Square (Pearson Chi-Square) pada derajat kepercayaan 95%
(α=0,05) diperoleh nilai p Value =
0,000 (p<0 antara="" berarti="" dan="" dengan="" diabetic="" diri.="" foot="" hubungan="" konsep="" konvensional="" luka="" modern="" perawatan="" secara="" span="" terdapat="" ulcer="" yang=""> 0>
Menurut penelitian
Handayani (2010), mendapatkan hasil bahwa pada pasien diabetic foot ulcer
dengan adanya perubahan fisik dan penafsiran semua situasi tersebut sebagai hal
yang negatif 14.
Penelitian ini juga didukung oleh teori bahwa perubahan penampilan, struktur
atau fungsi tubuh memerlukan penyesuaian konsep diri (citra tubuh) 13
Hasil penelitian terkait yang dilakukan oleh 2 tentang hubungan antara stress dengan konsep diri pada
penderita Diabetes Mellitus (DM ) tipe 2 menunjukkan bahwa ada hubungan antara
stress dengan konsep diri pada penderita DM tipe 2 yang bermakna
(P value = 0,039; = 0,05).
Perawatan
kaki pasien dengan luka diabetik bersifat preventif dan kuratif, kegiatan ini
mencakup tindakan mencuci kaki dengan benar, mengeringkan dan mengaplikasikan
dressing yang tepat. Dengan melakukan perawatan kaki secara teratur dapat
mengurangi penyakit kaki diabetik sebesar 50-60% yang mempengaruhi kualitas
hidup (Soegondo, 2015).
Turner
(2012) mengatakan bahwa keuntungan yang dapat dirasakan pasien dengan metode
perawatan luka modern
diantaranya mempercepat granulasi dan reepitelisasi. Pernyataan ini didukung
oleh Winter (2009), kelembapan pada lingkungan luka akan mempercepat proses
penyembuhan luka.
Berdasarkan
hasil wawancara pada pasien terkait manfaat perawatan luka secara rutin,
didapatkan beberapa manfaat yang dirasakan oleh pasien, diantaranya adalah luka
lebih bersih, kering, tidak berbau, rapi, dan mengurangi nyeri. Pasien
termotivasi untuk tetap melakukan perawatan dengan rutin, karena pasien
merasakan manfaat yang positif. Dampak lain yang dapat dirasakan pasien adalah
kepercayaan diri yang tinggi saat bersosialisasi dengan kondisi luka yang
tertutup rapi oleh balutan yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Antari & Rasdini (2012), Pengaruh Dukungan Sosial terhadap
Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus. Jurnal Keperawatan Bali: Udayani
Agren, M.S & Werthen, M.(2007) The Extracelluler in Wound
Healing A Closer Look At Therapeutics for Cronic Wound, int J Low Extrem
Wound.
Casey.G. (2000) Modern Wound dressings,
nurs stan.;15(5):47-51.
Handayani, T.N (2010), Pengaruh Pengelolaan Depresi dengan
Latihan Pernafasan Yoga terhadap perkembangan Proses Penyembuhan Ulkus
Diabetikum.
Lestari,S (2009), Hubungan Ulkus Diabetik dengan Gangguan Konsep
Diri pada Pasien di RSUD Dr Moewardi
Lestari,S (2009), Hubungan Ulkus Diabetik dengan Gangguan Konsep
Diri pada Pasien di RSUD Dr Moewardi.
Misnadiarly. (2006). Diabetes
Melitus Gangren, Ulcer, Infeksi, Mengenali Gejala, Menanggulangi, Dan Mencegah Komplikasi. Jakarta:
Pustaka Obor Populer.
Muliawan,M.,Samadi,N.,Yasa,K.P.(2007). Pola
Kuman dan Korelasi Klinis Ulcus Kaki Diabetikum di RSUP Sanglah Denpasar
(Tesis).
Nanang. (2008). Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2
Dengan Komplikasi Foot Ulcer di
RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro tahun 2008.. Diakses
dari eprints.ums.ac.id
Prastica.
(2013). Perbedaan Angka Kejadian
Ulkus Diabetikum Pada Pasien Diabetes Mellitus Dengan Dan Tanpa Hipertensi di
RSUD Dr. Saiful Anwar Malang diakses dari http://old.fk.ub.ac.id
Pinci. (2008). Konsep Diri – Hargailah Diri Sendiri.
diakses tanggal 23 Maret 2016 dari http://pinci.2pt.net/
Potter, A.P, & Perry. G.A (2010), Fundamental Keperawatan.
Jakarta, Salemba Medika
Ruslan, D.K, Rosyid, F.N, & Jadmiko, A.W (2016), Hubungan
antara Dukungan Keluarga dengan Harga Diri pada Pasien Ulkus Diabetikum.
Jom Jurnal PSIK, Vol 1 nomor 2 tahun 2014
Triyanisya.
(2013). Jumlah Penyandang Diabetes
Di Indonesia Terbanyak Ketujuh Di Dunia. Metrotvnews.
Sofiana. (2012). Hubungan Antara Stress Dengan Konsep Diri Pada Penderita
Diabetes Mellitus (DM ) tipe 2. Diakses dari download.portalgaruda.org.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar