GAMBARAN USIA IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN
RETENSIO PLASENTA DI BLUD
RSUD CUT NYAK DHIEN MEULABOH
KABUPATEN
ACEH BARAT
TAHUN 2017
Oleh:
Maharani
ABSTRAK
Kehamilan seorang ibu tergantung
pada beberapa faktor, salah satunya adalah faktor usia. Wanita yang melahirkan
pada usia dibawah 20 tahun atau lebih dari 35 tahun merupakan faktor resiko
terjadinya perdarahan pasca persalinan yang dapat mengakibatkan kematian
maternal salah satunya adalah retensio plasenta. Retensio plasenta adalah jika
plasenta tetap tertinggal dalam uterus setengahjam setelah anak lahir. Usia
merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya retensio plasenta. Angka
kejadian perdarahan post partum di
BLUD RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh dari Januari sampai dengan Desember 2016 sebanyak 212 orang, 46 orang
diantaranya mengalami retensio plasenta dan mayoritas dialami oleh ibu yang
berusia > 35 tahun. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran usia
ibu bersalin dengan kejadian retensio plasenta di BLUD RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh
Kabupaten Aceh Barat Tahun 2017.
Metode penelitian ini menggunakan metode survey yang bersifat deskriptif dan
jenis penelitian ini adalah pendekatan retrospektif. Sampel penelitian ini adalah seluruh dokumentasi di ruang bersalin dengan retensio plasenta berjumlah
46 orang. Berdasarkan
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ibu yang mengalami retensio plasenta
mayoritas berusia
> 35 tahun sebanyak 32 orang
(69,5%), sedangkan usia
20-35 tahun sebanyak 11 orang (23,9%), dan usia < 20 tahun sebanyak 3
orang (6,5%). Pada usia > 35 tahun fungsi
reproduksi seorang wanita telah mengalami penurunan
menjelang proses persalinan, oleh karenanya risiko terjadinya perdarahan post partum akan semakin meningkat.
Kata Kunci : Usia Ibu, Retensio Plasenta
PENDAHULUAN
WHO (World Health Organization) memperkirakan 800 perempuan meninggal
setiap harinya akibat komplikasi dan proses kelahiran. Kematian meternal merupakan
akibat meningkatnya komplikasi dan proses kelahiran. Kematian maternal
merupakan akibat meningkatnya komplikasi selama kehamilan, persalinan dan
setelah persalinan (WHO, 2014).
Salah satu penyebab kematian ibu
sebagian besar adalah kasus perdarahan dan salah satu penyebab post partum
adalah retensio plasenta. Di Indonesia angka kematian ibu yang disebabkan oleh
perdarahan pasca persalinan sebesar 30% yang disebabkan oleh retensio plasenta
sebesar 16-17% (Nugroho, 2012).
Angka kematian ibu (AKI) di Aceh
tahun 2015 adalah 134/100.000 Kelahiran Hidup (KH), penyebab utama kematian ibu
adalah perdarahan sebanyak 68 orang, hipertensi dalam kehamilan 32 orang,
infeksi 5 orang, abortus 5 orang, partus lama 3 orang, lain-lain 57 orang yang
belum diketahui penyebabnya (Profil Kesehatan Provinsi Aceh, 2015).
Berdasarkan data yang diperoleh
di BLUD RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Kabupaten Aceh Barat tahun 2017, di
dapatkan jumlah ibu bersalin tahun 2016 sebanyak 1000 orang, dan yang mengalami
perdarahan post partum sebanyak 212
orang, sedangkan 46 orang mengalami perdarahan post partum disebabkan oleh retensio plasenta.
Retensio plasenta adalah
terlambatnya kelahiran plasenta selama setengah jam setelah persalinan bayi
(Manuaba, 2010). Retensio plasenta disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu
faktor maternal seperti usia dan multiparitas, faktor uterus yaitu bekas sectio caesarea (SC), bekas pembedahan
uterus, bekas kuretase, bekas pengeluaran plasenta secara manual, dan bekas
endometritis faktor plasenta yaitu plasenta previa dan implantasi cornual
(Oxom, 2010).
Dari hasil penjajakan awal di
BLUD RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh pada tanggal 17 Juli 2017 pada ruang bersalin
diperoleh data ibu bersalin yang mengalami retensio plasenta berjumlah 46 orang
dengan mayoritas usia > 35
tahun.
METODE PENELITIAN
Metode
penelitian ini menggunakan metode survey yang bersifat deskriptif, dengan pendekatan retrospektif (retrospective).
Penelitian ini dilaksanakan di BLUD RSUD
Cut Nyak Dhien Meulaboh Kabupaten Aceh Barat. Penelitian ini dilaksanakan
selama Juli
sampai dengan Agustus
2017.
Populasi dalam Penelitian ini adalah
seluruh data dokumentasi di Ruang Bersalin yang mengalami retensio plasenta di
BLUD RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Kabupaten Aceh Barat dari Januari sampai dengan
Desember 2016
yang berjumlah 46 orang.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian
ini menggunakan teknik total sampling
yaitu pengambilan sample seluruh jumlah populasi yaitu semua ibu bersalin yang
mengalami retensio plasenta di BLUD RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Kabupaten Aceh
Barat Januari sampai
dengan Desember 2016
yang berjumlah 46 orang.
Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
data sekunder yang diperoleh dari data dokumentasi di ruang bersalin BLUD RSUD
Cut Nyak Dhien Meulaboh Kabupaten Aceh Barat tahun 2016.
Analisa yang digunakan adalah analisa
univariat yang dilakukan untuk memperoleh gambaran setiap variabel, distribusi
frekuensi berbagai variabel yang
diteliti baik variabel dependent maupun variabel independen.
HASIL PENELITIAN
Analisa data yang digunakan untuk
mengetahui distribusi frekuensi usia ibu bersalin dengan kejadian retensio
plasenta di BLUD RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Kabupaten Aceh Barat dari Januari
sampai dengan Desember 2016 (Tabel 1)
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Usia Ibu
Bersalin Dengan Kejadian Retensio Plasenta
Di BLUD RSUD Cut Nyak Dhien
Meulaboh
Tahun 2017
No
|
Usia Ibu (Tahun)
|
Frekuensi
|
(%)
|
1
|
<
20
|
3
|
6,5
|
2
|
20-35
|
11
|
23,9
|
3
|
> 35
|
32
|
69,5
|
|
Jumlah
|
46
|
100
|
Berdasarkan Tabel 1
menunjukkan bahwa
dari 46 orang sempel ibu yang mengalami retensio plasenta mayoritas dengan usia
> 35 tahun
sebanyak 32 orang (69,5%).
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian di
Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh Tahun 2017 menunjukkan bahwa
ibu yang mengalami retensio plasenta mayoritas berusia > 35 tahun sebanyak 32
orang (69,5%).
Usia ibu merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi status kesehatan ibu pada masa kehamilan. Ibu hamil
dengan umur relative muda atau terlalu tua cenderung mudah untuk mengalami
komplikasi kesehatan dibandingkan dengan kurun reproduksi sehat yakni 20-35
tahun. Hal ini erat kaitannya dengan kematangan sel-sel reproduksi, tingkat
kerja organ reproduksi serta tingkat pengetahuan dan pemahaman ibu mengenai pemenuhan gizi
pada masa kehamilan. Hubungan dengan terjadinya retensio plasenta lebih banyak
terjadi pada ibu yang berusia muda atau ibu hamil primigravida usia di atas 35
tahun.
Menurut asumsi peneliti, dari
hasil penelitian yang menunjukkan bahwa
mayoritas ibu yang mengalami retensio plasenta berusia > 35 tahun
membuktikkan semakin lanjut usia seorang ibu dalam menghadapi proses persalinan
maka faktor resiko terjadinya perdarahan postpartum
akan semakin meningkat pula. Hal ini disebabkan karena pada usia > 35
tahun fungsi reproduksi seorang wanita telah mengalami penurunan.
Dari hasil penelitian menunjukkan
bahwa angka kejadian retensio plasenta lebih tinggi dari perdarahan postpartum yang lain (atonia uteri, laserasi jalan lahir, sisa
plasenta, dan gangguan pembekuan darah). Dari 212 orang ibu yang mengalami
perdarahan post partum terdapat 46 orang (21,69%) ibu yang mengalami retensio
plasenta.
Menurut Mochtar (1998), penyebab
dari retensio plasenta salah satunya yaitu plasenta belum terlepas dari dinding
rahim karena tumbuh melekat lebih dalam, plasenta sudah lepas tetapi belum
terlepas karena adanya lingkaran kontriksi pada bagian bawah rahim akibat
kesalahan penangan kala tiga. Implantasi jonjot korion plasenta lebih dalam
dapat menyebabkan terhambat keluarnya plasenta dari kavum uteri.
Menurut asumsi peneliti dari
hasil penelitian yang menunjukkan bahwa mayoritas kejadian perdarahan postpartum disebabkan oleh retensio
plasenta, artinya retensio plasenta merupakan perdarahan postpartum yang harus diwaspadai. Kurangnya informasi dan kunjungan
antenatal care selama kehamilan
kemungkinan menjadi penyebab banyaknya terjadi retensio plasenta selain dari
faktor yang mempengaruhi terjadinya retensio plasenta itu sendiri.
Dari uraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa antenatal care dan
informasi oleh petugas kesehatan sangat diperlukan untuk mengidentifikasi dan
mengatasi faktor resiko yang menyertai kehamilan, persalinan, dan nifas
terutama kemungkinan terjadinya perdarahan postpartum
disebabkan oleh retensio plasenta.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan selama 2 hari pada tanggal 17 sampai dengan 18 Juli 2017 di BLUD RSUD
Cut Nyak Dhien Meulaboh Tahun 2017, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Ibu yang
mengalami retensio plasenta sebanyak 46 orang (21,69 %)
2. Ibu yang
mengalamiretensio plasenta mayoritas berusia > 35 tahun sebanyak 32 orang
(69,5 %)
DAFTAR PUSTAKA
WHO (World Health Organization). 2014. AKI dan AKB DI Dunia www.who.com 2014. pdf. Di Unduh pada tanggal 23 Maret 2017.
Nugroho
T. 2012, Patologi Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika
Profil Kesehatan
Provinsi Aceh. 2015. Jumlah AKI dan AKB di Aceh. Diakses 15 Maret
2017.
Profil
BLUD RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh di Ruang bersalin. 2017. Data ibu yang mengalami perdarahan post partum tahun 2016.
Manuaba, IBG. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB.EGC:
Jakarta
Manuaba, IBG. 2010. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri dan
Ginekologi. Edisi 2. Jakarta:
EGC.
Oxorn,
Harry, dkk. 2010. Ilmu kebidanan patologi
& fisiologi persalinan. YEM: Yogyakarta
Mochtar, Rustam. 2006. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran.EGC:
Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar