FORMULASI
SEDIAAN GEL HAND SANITIZER
EKSTRAK
ETANOL DAUN KENIKIR
(Cosmos caudatus Kunth)
Oleh:
Rima
Hayati dan Putri Nanda Lusiana
Jurusan Farmasi, Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kemenkes RI Aceh
ABSTRAK
Daun kenikir (Cosmos caudatus Kunth) mengandung
beberapa senyawa kimia diantaranya adalah flavonoid. Berdasarkan penelitian sebelumnya senyawa flavonoid pada daun kenikir
berperan sebagai antibakteri pada penggunaan secara topikal. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan pemanfaatan daun
kenikir menjadi sediaan hand sanitizer berbentuk gel. Hand sanitizer merupakan cairan pembersih tangan
yang efektif terhadap penurunan jumlah angka kuman di tangan. Ekstraksi daun kenikir dilakukan dengan menggunakan
metode maserasi dengan menggunakan etanol 96%. Formula gel hand sanitizer mengandung ekstrak etanol daun kenikir dengan konsentrasi 2%. Uji stabilitas terhadap gel dilakukan pada
suhu kamar selama 28 hari dan pengamatan dilakukan pada hari ke 1, 7, 14, 21
dan 28. Evaluasi organoleptis menunjukkan bahwa gel berwarna hijau jernih,
homogen dan pH sediaan 6 yang stabil selama penyimpanan. Sedangkan uji
viskositas cenderung menurun dari 3625 cP (hari ke 1) menjadi 2163 (hari ke
28). Hasil pengujian daya sebar menunjukkan kecenderungan untuk meningkat
dimana daya sebar hari ke 1 sebesar 6,13 cm dan hari ke 28 menjadi 6,88 cm. Uji
hedonik terhadap 20 orang responden memberikan hasil suka terhadap bentuk sediaan
(35%), warna sediaan (55%) dan bau sediaan (90%). Berdasarkan data penelitian
ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun kenikir dapat dikembangkan
dalam bentuk sediaan gel hand sanitizer.
Kata kunci:
daun kenikir (Cosmos
caudatus Kunth), ekstrak, gel
hand sanitizer
ABSTRACT
The leaves of kenikir (Cosmos
caudatus Kunth) contained flavonoids which have antibacterial activity. This
research aims to develop extract of kenikir leaves into hand sanitizer gel.
Extraction of kenikir leaves using maseration method with ethanol 96%. Hand
sanitizer gel contained 2% extract of kenikir leaves. Stability study performed
at room temperature within 28 days. Organoleptic properties showed that the gel
has green color, homogen and pH of gel was measured 6. Viscosity study showing a decline from day 1
(3625 cP) to day 28 (2163 cP). Spreadability study from gel showing an increase
from day 1 (6,13 cm) to day 28 (6,88 cm). For hedonic testing from 20
respondents showed that respondents like the dosage form of the gel (35%),
color (55%) and smell(90%).
Key words : Kenikir leaves (Cosmos caudatus Kunth), extract, hand sanitizer gel.
Pendahuluan
Kenikir (Cosmos caudatus Kunth) merupakan tanaman perdu yang biasa tumbuh di perkebunan atau
pinggir sungai. Daun kenikir mengandung metabolit sekunder berupa alkaloid,
flavonoid, tanin, kuinon, polifenolat dan monoterpen atau seskuiterpen (Safita
dkk., 2015). Kandungan flavonoid didalam daun kenikir telah diteliti memiliki
aktivitas antibakteri (Chotiah dkk., 2015). Flavonoid merupakan kelompok
senyawa fenol yang mempunyai kecenderungan untuk mengikat protein sehingga
mengganggu proses metabolisme bakteri dengan cara membentuk senyawa kompleks
terhadap protein ekstraseluler yang mengganggu integritas membran sel bakteri
(Cowan, 1999).
Dalam aktivitas
sehari – hari bakteri menempel pada permukaan tangan yang terjadi melalui
kontak fisik. Agar tidak menimbulkan penyakit, maka salah satu cara yang dapat
dilakukan adalah dengan menggunakan hand
sanitizer (Desiyanto dan Djannah, 2013). Penelitian ini bertujuan untuk
memanfaatkan kandungan flavonoid didalam daun kenikir menjadi sediaan gel hand sanitizer.
Metode
Penelitian
Bahan
Kenikir (Cosmos caudatus
Kunth), etanol 96%, Carbopol® 940, gliserin, trietanolamin, aquadest,
natrium metabisulfit.
Alat
Timbangan
analitik, bejana maserasi, blender,
kain flannel, viscometer Brookfield, vacuum rotary evaporator, pH universal,
spatula, lumpang, alat-alat gelas yang biasa digunakan di laboratorium.
Jalannya Penelitian
1.
Determinasi Tumbuhan
Sebelum dilakukan penelitian daun kenikir (Cosmos caudatus Kunth) terlebih dahulu diperiksa di laboratorium
FMIPA Biologi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh untuk memastikan spesiesnya.
2.Penyiapan
Simplisia Daun Kenikir (Cosmos
caudatus Kunth) (Setiawan, 2016)
1.
Dikumpulkan
daun kenikir segar sebanyak 5 kg.
2.
Dicuci
bersih daun kenikir segar.
3.
Dikeringkan
dibawah sinar matahari dengan ditutupi kain hitam.
4.
Ditimbang
simplisia kering.
5.
Dihaluskan
dengan menggunakan blender dan
diperoleh serbuk daun kenikir sebanyak 300 gram.
6.
Disimpan
dalam wadah
3.Pembuatan
Ekstrak
1.
Ditimbang
serbuk daun kenikir sebanyak 300 gram dan dimasukkan kedalam wadah maserasi.
2.
Direndam dengan
etanol 96% sebanyak 2250 mL.
3.
Ditutup bejana
maserasi dengan kain hitam, dibiarkan dan disimpan selama 5 hari terlindung
dari cahaya matahari sambil sesekali diaduk.
4.
Setelah 5 hari,
maserat disaring dengan menggunakan kain flannel ke dalam beaker glass.
5.
Ditambahkan sisa etanol 96% sebanyak 750 mL.
6. Disimpan
dalam wadah tertutup terlindung cahaya selama 2 hari.
7. Disaring
dan diuapkan dengan menggunakan alat vacuum
rotary evaporator pada suhu 50°C hingga diperoleh ekstrak
kental.
4.Formulasi
Gel Ekstrak Etanol Daun Kenikir
Ekstrak etanol
daun kenikir dengan konsentrasi 2% diformulasi menjadi gel dengan mengacu pada
formula basis yang telah diteliti
sebelumnya (Sari dan Isadiartuti, 2006) seperti pada Tabel 1 sebagai berikut :
Tabel1. Formula gel hand
sanitizer ekstrak
daun kenikir
Bahan
|
Jumlah (%)
|
Carbopol® 940
|
0,5
|
Trietanolamin
|
0,5
|
Gliserin
|
1
|
Natrium metabisulfit
|
0,2
|
Aquadest
|
ad 100
|
Tahap pengerjaannya adalah sebagai berikut :
1.
Ditimbang semua
bahan yang diperlukan.
2.
Dimasukkan Carbopol® 940 ke dalam lumpang dan ditambah aquadest kemudian digerus terus
menerus hingga jernih dan homogen (M1).
3.
Dilarutkan
natrium metabisulfit dengan menggunakan aquadest kemudian
ditambahkan gliserin, diaduk sampai homogen
(M2).
4.
Ditambahkan
ekstrak etanol daun kenikir kedalam M2 gerus hingga homogen.
5.
Dimasukkan M2
kedalam M1, gerus hingga homogen.
6.
Ditambahkan trietanolamin tetes demi tetes sambil diaduk
perlahan sampai terbentuk gel yang jernih.
5.Evaluasi
Sediaan
Evaluasi dilakukan terhadap sediaan gel
dengan melakukan pengamatan selama 28 hari dan pengamatan dilakukan pada hari
ke 1, 7, 14, 21 dan 28 terhadap parameter : organoleptis, homogenitas, pH dan
uji daya sebar. Sedangkan uji viskositas hanya dilakukan pada hari ke 1 dan ke
28.
a. Uji Organoleptis
Diambil sejumlah gel, diamati secara visual meliputi
bentuk, warna dan bau yang terjadi dari sediaan gel (Anief, 1997).
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas ditentukan dengan cara diambil gel sebayak 0,5 gram dioleskan pada kaca transparan. Homogenitas
ditunjukkan dengan tidak adanya butiran kasar.
c. Uji pH
Uji nilai pH menggunakan stik pH universal. Sampel gel
sebanyak 0,5 gram diencerkan dalam 5 mL
aquadest. Stik pH universal dicelupkan ke dalam larutan, diamkan beberapa saat
dan diukur pH.
d. Uji Daya Sebar
Uji daya sebar
dilakukan dengan cara gel ditimbang sebanyak 0,5 g kemudian diletakkan ditengah
kaca bulat berskala. Diatas gel diletakkan kaca bulat lain atau bahan
transparan lain dan pemberat sehingga berat kaca bulat dan pemberat 150 g,
didiamkan 1 menit, kemudian dicatat diameter penyebarannya.
e. Uji Viskositas
Uji viskositas bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kekentalan
gel yang mempengaruhi daya sebar gel ketika digunakan pada kulit. Uji
viskositas gel dilakukan dengan menggunakan alat viscometer Brookfield.
f. Uji Hedonik
Sebanyak 20
responden laki – laki dan perempuan diminta untuk menilai bentuk sediaan, warna
dan bau.
Hasil dan Pembahasan
Ekstrak kental
daun kenikir yang diperoleh dengan metoda maserasi berwarna hijau kehitaman
dengan bau tajam dan khas. Rendemen ekstrak yang diperoleh adalah 7,83%.
Evaluasi
terhadap sediaan gel hand sanitizer yang mengandung ekstrak daun kenikir
sebesar 2% dilakukan selama 28 hari dan pengamatan dilakukan pada hari ke 1, 7,
14, 21 dan 28. Berdasarkan hasil uji tersebut dapat diketahui bahwa sediaan gel
berwarna hijau jernih dan berbau khas ekstrak kenikir yang stabil selama
penyimpanan.
Gambar 1. Gel hand sanitizer
ekstrak
daun
kenikir 2%
Hasil pegujian
homogenitas menunjukkan bahwa pada penyimpanan selama 28 hari sediaan tetap
homogen dan tidak ada butiran kasar. Pada pengukuran pH sediaan menunjukkan pH
6 dan stabil selama penyimpanan. pH sediaan ini memenuhi kriteria pH kulit,
yaitu dalam interval 4,5 – 6,5 (Tranggono dan Latifa, 2007). Data pengamatan
terhadap uji daya sebar gel dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2. Data uji daya sebar gel hand
sanitizer ekstrak
daun kenikir
Hari ke-
|
Daya
sebar (cm)
|
1
|
6,13 ± 0,06
|
7
|
6,26 ± 0,11
|
14
|
6,48 ± 0,08
|
21
|
6,60 ± 0,10
|
28
|
6,88 ± 0,08
|
Berdasarkan
data pada tabel diatas dapat dilihat bahwa daya sebar gel berada dalam rentang
daya sebar gel yang baik, yaitu antara 5-7 cm (Garg dkk., 2002). Pada
penyimpanan sediaan selama 28 hari terlihat kecenderungan peningkatan daya
sebar sediaan.
Tabel 3. Data uji viskositas gel hand
sanitizer ekstrak
daun kenikir
Hari ke-
|
Rata – rata viskositas (cP)
|
1
|
3626
|
28
|
2163
|
Pengamatan
terhadap viskositas sediaan dilakukan pada hari ke 1 dan ke 28. Data viskositas
sediaan gel menunjukkan bahwa sediaan memenuhi persyaratan viskositas sediaan
gel, yaitu 2000 – 4000 cP. Namun selama penyimpanan terjadi penurunan
viskositas sediaan. Data penurunan viskositas ini sejalan dengan data hasil uji
daya sebar dimana semakin rendah viskositas sediaan makin besar daya sebar.
Uji hedonik
dilakukan terhadap 20 orang responden terdiri dari laki – laki dan perempuan
untuk mengetahui tanggapan responden terhadap sediaan gel hand sanitizer ekstrak daun kenikir 2%. Setiap responden akan
menilai sediaan berdasarkan parameter bentuk sediaan, warna dan bau.
Berdasarkan data pada Tabel 4 dibawah terlihat bahwa responden menyukai bentuk
gel. Sebagian besar responden juga menyukai warna sediaan dan baunya.
Tabel 4. Uji hedonik
Tanggapan
|
Kategori
|
||
Bentuk
|
Warna
|
Bau
|
|
Tidak suka
|
0
|
0
|
0
|
Kurang suka
|
0
|
2
|
0
|
Cukup suka
|
13
|
7
|
2
|
Suka
|
7
|
11
|
18
|
Total
|
20
|
20
|
20
|
Kesimpulan
1.
Ekstrak etanol daun kenikir (Cosmos caudatus Kunth) dapat diformulasi dalam bentuk sediaan gel
dengan konsentrasi 2%.
2.
Berdasarkan hasil evaluasi sediaan selama 28 hari
terlihat bahwa sediaan stabil secara organoleptik, homogen dan stabil pada pH
6. Daya sebar cenderung meningkat sedangkan viskositas sediaan cenderung turun
namun masih dalam rentang yang dipersyaratkan untuk sediaan gel.
DAFTAR PUSTAKA
Anief, M. 1997. Ilmu Meracik Obat. Gajah Mada
University Press,Yogyakarta.
Chotiah, S. DK, T.I, Munawaroh, R. 2015. Ekstrak Etanol
Daun Kenikir ( Cosmos caudatus. (L.)
H.B.K) sebagai antibakteri terhadap Streptococcus
mutans dan Staphylococcus epidermis. Fakultas Farmasi Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
Cowan, M.M., 1999, Plant Product
as Antimicrobial Agents, Clinical Microbiology Reviews vol. 12, No.4: 564-82
Desiyanto, F.A.
dan Djannah, S.N.2013. Efektivitas
Mencuci Tangan Menggunakan Cairan Pembersih Tangan Antiseptik ( Hand
Sanitizer) Terhadap Jumlah Angka Kuman. Fakultas
Kesehatan Masyarakat. Universitas
Ahmad Dahlan Yogyakarta. Yogyakarta.
Garg, A., D. Aggarwal, s. Garg, and A. K. Sigla. 2002. Spreading of Semisolid Formulation: An Update. Pharmaceutical Technology. September: 84 – 102.
Safita, G., Sakti E.R.E., Safnir L. 2015. Uji
Aktivitas Antibakteri Daun Kenikir (Cosmos
caudatus Kunth) dan Daun Sintrong (Crassochephalum
crepidioides (Benth.) S. Moore Terhadap Bakteri Staphylococcus ureus dan Pseudomonas
aeruginosa. Prosising Penelitian Sivitas Akademika Unisba ( Kesehatan Dan
Farmasi), Bandung.
Sari R dan Isadiartuti, D. 2006. Studi
Efektivitas Sediaan Gel Antiseptik Tangan Daun Sirih ( Piper betle Linn). Majalah
Farmasi Indonesia. 17(4).163-169
Setiawan P.M.S. 2016 Uji Efektifitas Ekstrak Etanol Daun Kenikir (
Cosmos caudatus kunth ) Terhadap Perpanjangan Waktu Perdarahan Mencit
Jantan Galur balb-C. Artikel ilmiah .
Tranggono, R.I. dan Fatma Latifah. 2007. Buku
Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik, Editor: Joshita Djajadisastra. Penerbit
Pustaka Utama, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar