Kamis, 29 Juni 2017

Rima Hayati dan Putri Nanda Lusiana: Jurnal Al-Mumtaz, Volume 6, Nomor 1, Januari-Juni 2017, hal. 37-42

FORMULASI SEDIAAN GEL HAND SANITIZER
EKSTRAK ETANOL DAUN KENIKIR
(Cosmos caudatus Kunth)

Oleh:
Rima Hayati dan Putri Nanda Lusiana

Jurusan Farmasi, Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kemenkes RI Aceh

ABSTRAK
Daun kenikir (Cosmos caudatus Kunth) mengandung beberapa senyawa kimia diantaranya adalah flavonoid. Berdasarkan penelitian sebelumnya senyawa flavonoid pada daun kenikir berperan sebagai antibakteri pada penggunaan secara topikal. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan pemanfaatan daun kenikir menjadi sediaan hand sanitizer berbentuk gel. Hand sanitizer merupakan cairan pembersih tangan yang efektif terhadap penurunan jumlah angka kuman di tangan. Ekstraksi daun kenikir dilakukan dengan menggunakan metode maserasi dengan menggunakan etanol 96%. Formula gel hand sanitizer mengandung ekstrak etanol daun kenikir  dengan konsentrasi 2%. Uji stabilitas terhadap gel dilakukan pada suhu kamar selama 28 hari dan pengamatan dilakukan pada hari ke 1, 7, 14, 21 dan 28. Evaluasi organoleptis menunjukkan bahwa gel berwarna hijau jernih, homogen dan pH sediaan 6 yang stabil selama penyimpanan. Sedangkan uji viskositas cenderung menurun dari 3625 cP (hari ke 1) menjadi 2163 (hari ke 28). Hasil pengujian daya sebar menunjukkan kecenderungan untuk meningkat dimana daya sebar hari ke 1 sebesar 6,13 cm dan hari ke 28 menjadi 6,88 cm. Uji hedonik terhadap 20 orang responden memberikan hasil suka terhadap bentuk sediaan (35%), warna sediaan (55%) dan bau sediaan (90%). Berdasarkan data penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun kenikir dapat dikembangkan dalam bentuk sediaan gel hand sanitizer.

Kata kunci: daun kenikir (Cosmos caudatus Kunth), ekstrak, gel hand sanitizer

ABSTRACT
The leaves of kenikir (Cosmos caudatus Kunth) contained flavonoids which have antibacterial activity. This research aims to develop extract of kenikir leaves into hand sanitizer gel. Extraction of kenikir leaves using maseration method with ethanol 96%. Hand sanitizer gel contained 2% extract of kenikir leaves. Stability study performed at room temperature within 28 days. Organoleptic properties showed that the gel has green color, homogen and pH of gel was measured 6. Viscosity study showing a decline from day 1 (3625 cP) to day 28 (2163 cP). Spreadability study from gel showing an increase from day 1 (6,13 cm) to day 28 (6,88 cm). For hedonic testing from 20 respondents showed that respondents like the dosage form of the gel (35%), color (55%) and smell(90%).

Key words    :  Kenikir leaves (Cosmos caudatus Kunth), extract, hand sanitizer gel.



Pendahuluan
Kenikir (Cosmos caudatus Kunth) merupakan tanaman perdu yang biasa tumbuh di perkebunan atau pinggir sungai. Daun kenikir mengandung metabolit sekunder berupa alkaloid, flavonoid, tanin, kuinon, polifenolat dan monoterpen atau seskuiterpen (Safita dkk., 2015). Kandungan flavonoid didalam daun kenikir telah diteliti memiliki aktivitas antibakteri (Chotiah dkk., 2015). Flavonoid merupakan kelompok senyawa fenol yang mempunyai kecenderungan untuk mengikat protein sehingga mengganggu proses metabolisme bakteri dengan cara membentuk senyawa kompleks terhadap protein ekstraseluler yang mengganggu integritas membran sel bakteri (Cowan, 1999).

Dalam aktivitas sehari – hari bakteri menempel pada permukaan tangan yang terjadi melalui kontak fisik. Agar tidak menimbulkan penyakit, maka salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan hand sanitizer (Desiyanto dan Djannah, 2013). Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan kandungan flavonoid didalam daun kenikir menjadi sediaan gel hand sanitizer.

Metode Penelitian
Bahan
Kenikir (Cosmos caudatus Kunth), etanol 96%, Carbopol® 940, gliserin, trietanolamin, aquadest, natrium metabisulfit.  

Alat
Timbangan analitik, bejana maserasi, blender, kain flannel, viscometer Brookfield, vacuum rotary evaporator, pH universal, spatula, lumpang, alat-alat gelas yang biasa digunakan di laboratorium.

Jalannya Penelitian
1. Determinasi Tumbuhan
Sebelum dilakukan penelitian daun kenikir (Cosmos caudatus Kunth) terlebih dahulu diperiksa di laboratorium FMIPA Biologi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh untuk memastikan spesiesnya.
2.Penyiapan Simplisia Daun Kenikir (Cosmos caudatus Kunth) (Setiawan, 2016)
1.      Dikumpulkan daun kenikir segar sebanyak 5 kg.
2.      Dicuci bersih daun kenikir segar.
3.      Dikeringkan dibawah sinar matahari dengan ditutupi kain hitam.
4.      Ditimbang simplisia kering.
5.      Dihaluskan dengan menggunakan blender dan diperoleh serbuk daun kenikir sebanyak 300 gram.
6.      Disimpan dalam wadah
3.Pembuatan Ekstrak
1.      Ditimbang serbuk daun kenikir sebanyak 300 gram dan dimasukkan kedalam wadah maserasi.
2.      Direndam dengan etanol 96% sebanyak 2250 mL.
3.      Ditutup bejana maserasi dengan kain hitam, dibiarkan dan disimpan selama 5 hari terlindung dari cahaya matahari sambil sesekali diaduk.
4.      Setelah 5 hari, maserat disaring dengan menggunakan kain flannel ke dalam beaker glass.
5.      Ditambahkan sisa etanol 96% sebanyak 750 mL.
6.  Disimpan dalam wadah tertutup terlindung cahaya selama 2 hari.
  7. Disaring dan diuapkan dengan menggunakan alat vacuum rotary evaporator pada suhu 50°C hingga diperoleh ekstrak kental.

4.Formulasi Gel Ekstrak Etanol Daun Kenikir
Ekstrak etanol daun kenikir dengan konsentrasi 2% diformulasi menjadi gel dengan mengacu pada formula basis  yang telah diteliti sebelumnya (Sari dan Isadiartuti, 2006) seperti pada Tabel 1 sebagai berikut :

Tabel1. Formula gel hand sanitizer ekstrak
             daun kenikir
Bahan
Jumlah (%)
Carbopol® 940
0,5
Trietanolamin
0,5
Gliserin
1
Natrium metabisulfit
0,2
Aquadest
ad 100

Tahap pengerjaannya adalah sebagai berikut :
1.      Ditimbang semua bahan yang diperlukan.
2.      Dimasukkan Carbopol® 940 ke dalam lumpang dan ditambah aquadest kemudian digerus terus menerus hingga jernih dan homogen (M1).
3.      Dilarutkan natrium metabisulfit dengan menggunakan aquadest kemudian ditambahkan gliserin, diaduk sampai homogen (M2).
4.      Ditambahkan ekstrak etanol daun kenikir kedalam M2 gerus hingga homogen.
5.      Dimasukkan M2 kedalam M1, gerus hingga homogen.
6.      Ditambahkan trietanolamin tetes demi tetes sambil diaduk perlahan sampai terbentuk gel yang jernih.

5.Evaluasi Sediaan
Evaluasi dilakukan terhadap sediaan gel dengan melakukan pengamatan selama 28 hari dan pengamatan dilakukan pada hari ke 1, 7, 14, 21 dan 28 terhadap parameter : organoleptis, homogenitas, pH dan uji daya sebar. Sedangkan uji viskositas hanya dilakukan pada hari ke 1 dan ke 28.

a. Uji Organoleptis      

Diambil sejumlah gel, diamati secara visual meliputi bentuk, warna dan bau yang terjadi dari sediaan gel (Anief, 1997).  
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas ditentukan dengan cara diambil gel sebayak 0,5 gram dioleskan pada kaca transparan. Homogenitas ditunjukkan dengan tidak adanya butiran kasar.
c. Uji pH
Uji nilai pH menggunakan stik pH universal. Sampel gel sebanyak 0,5 gram  diencerkan dalam 5 mL aquadest. Stik pH universal dicelupkan ke dalam larutan, diamkan beberapa saat dan diukur pH.
d. Uji Daya Sebar
 Uji daya sebar dilakukan dengan cara gel ditimbang sebanyak 0,5 g kemudian diletakkan ditengah kaca bulat berskala. Diatas gel diletakkan kaca bulat lain atau bahan transparan lain dan pemberat sehingga berat kaca bulat dan pemberat 150 g, didiamkan 1 menit, kemudian dicatat diameter penyebarannya.

e. Uji Viskositas

Uji viskositas bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kekentalan gel yang mempengaruhi daya sebar gel ketika digunakan pada kulit. Uji viskositas gel dilakukan dengan menggunakan alat viscometer Brookfield.  
f. Uji Hedonik
Sebanyak 20 responden laki – laki dan perempuan diminta untuk menilai bentuk sediaan, warna dan bau.

Hasil dan Pembahasan
Ekstrak kental daun kenikir yang diperoleh dengan metoda maserasi berwarna hijau kehitaman dengan bau tajam dan khas. Rendemen ekstrak yang diperoleh adalah 7,83%.
Evaluasi terhadap sediaan gel hand sanitizer yang mengandung ekstrak daun kenikir sebesar 2% dilakukan selama 28 hari dan pengamatan dilakukan pada hari ke 1, 7, 14, 21 dan 28. Berdasarkan hasil uji tersebut dapat diketahui bahwa sediaan gel berwarna hijau jernih dan berbau khas ekstrak kenikir yang stabil selama penyimpanan.

Gambar 1. Gel hand sanitizer ekstrak
                   daun kenikir 2%

Hasil pegujian homogenitas menunjukkan bahwa pada penyimpanan selama 28 hari sediaan tetap homogen dan tidak ada butiran kasar. Pada pengukuran pH sediaan menunjukkan pH 6 dan stabil selama penyimpanan. pH sediaan ini memenuhi kriteria pH kulit, yaitu dalam interval 4,5 – 6,5 (Tranggono dan Latifa, 2007). Data pengamatan terhadap uji daya sebar gel dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Data uji daya sebar gel hand
               sanitizer ekstrak daun kenikir
Hari ke-
Daya sebar (cm)
1
6,13 ± 0,06
7
6,26 ± 0,11
14
6,48 ± 0,08
21
6,60 ± 0,10
28
6,88 ± 0,08
Berdasarkan data pada tabel diatas dapat dilihat bahwa daya sebar gel berada dalam rentang daya sebar gel yang baik, yaitu antara 5-7 cm (Garg dkk., 2002). Pada penyimpanan sediaan selama 28 hari terlihat kecenderungan peningkatan daya sebar sediaan.

Tabel 3. Data uji viskositas gel hand
               sanitizer ekstrak daun kenikir
Hari ke-
Rata – rata viskositas (cP)
1
3626
28
2163

Pengamatan terhadap viskositas sediaan dilakukan pada hari ke 1 dan ke 28. Data viskositas sediaan gel menunjukkan bahwa sediaan memenuhi persyaratan viskositas sediaan gel, yaitu 2000 – 4000 cP. Namun selama penyimpanan terjadi penurunan viskositas sediaan. Data penurunan viskositas ini sejalan dengan data hasil uji daya sebar dimana semakin rendah viskositas sediaan makin besar daya sebar.
Uji hedonik dilakukan terhadap 20 orang responden terdiri dari laki – laki dan perempuan untuk mengetahui tanggapan responden terhadap sediaan gel hand sanitizer ekstrak daun kenikir 2%. Setiap responden akan menilai sediaan berdasarkan parameter bentuk sediaan, warna dan bau. Berdasarkan data pada Tabel 4 dibawah terlihat bahwa responden menyukai bentuk gel. Sebagian besar responden juga menyukai warna sediaan dan baunya.



Tabel 4. Uji hedonik
Tanggapan
Kategori
Bentuk
Warna
Bau
Tidak suka
0
0
0
Kurang suka
0
2
0
Cukup suka
13
7
2
Suka
7
11
18
Total
20
20
20

Kesimpulan
1.    Ekstrak etanol daun kenikir (Cosmos caudatus Kunth) dapat diformulasi dalam bentuk sediaan gel dengan konsentrasi 2%.
2.    Berdasarkan hasil evaluasi sediaan selama 28 hari terlihat bahwa sediaan stabil secara organoleptik, homogen dan stabil pada pH 6. Daya sebar cenderung meningkat sedangkan viskositas sediaan cenderung turun namun masih dalam rentang yang dipersyaratkan untuk sediaan gel.

  
DAFTAR PUSTAKA

Anief, M. 1997. Ilmu Meracik Obat. Gajah Mada University Press,Yogyakarta.
Chotiah, S. DK, T.I, Munawaroh, R. 2015. Ekstrak Etanol Daun Kenikir ( Cosmos caudatus. (L.) H.B.K) sebagai antibakteri terhadap Streptococcus mutans dan Staphylococcus epidermis. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
Cowan, M.M., 1999, Plant Product as Antimicrobial Agents, Clinical Microbiology Reviews vol. 12, No.4: 564-82
Desiyanto, F.A. dan Djannah, S.N.2013.  Efektivitas Mencuci Tangan Menggunakan Cairan Pembersih Tangan Antiseptik (  Hand Sanitizer) Terhadap Jumlah Angka Kuman. Fakultas
Kesehatan Masyarakat. Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Yogyakarta.
Garg, A., D. Aggarwal, s. Garg, and A. K. Sigla. 2002. Spreading of Semisolid Formulation: An Update. Pharmaceutical Technology. September: 84 – 102.
Safita, G., Sakti E.R.E., Safnir L. 2015. Uji Aktivitas Antibakteri Daun Kenikir (Cosmos caudatus Kunth) dan Daun Sintrong (Crassochephalum crepidioides (Benth.) S. Moore Terhadap Bakteri Staphylococcus ureus dan Pseudomonas aeruginosa. Prosising Penelitian Sivitas Akademika Unisba ( Kesehatan Dan Farmasi), Bandung.
Sari R dan Isadiartuti, D. 2006. Studi Efektivitas Sediaan Gel Antiseptik Tangan Daun Sirih ( Piper betle Linn). Majalah Farmasi Indonesia. 17(4).163-169
Setiawan P.M.S. 2016 Uji Efektifitas Ekstrak Etanol Daun Kenikir ( Cosmos caudatus kunth ) Terhadap Perpanjangan Waktu Perdarahan Mencit Jantan Galur balb-C. Artikel ilmiah .
Tranggono, R.I. dan Fatma Latifah. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik, Editor: Joshita Djajadisastra. Penerbit Pustaka Utama, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar