(THE CAPSULE FORMULATION OF EXTRACT ARECA NUT (ARECA CATECHU L.) WITH
AMPROTAB® AS MATERIALS DISINTEGRATOR)
By:
Rima Hayati, Amelia Sari, Pricillia Indah
Kesuma
Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes
Ri Aceh
ABSTRACT
Areca catechu L. is widely used for the
treatment. The nut nutritious plant as medicine for diarrhea on Areca nut.
Areca nut has a bitter taste that is made in the form of capsules. This study
aims to determine whether the ethanol extract of Areca nut (Areca catechu L.)
can be formulated in a capsule and determine the effect of amprotab® as a
disintegrator. In this study, areca seed capsules are made in two formulas with
the use amprotab® (FI) and without amprotab® (F0) using wet granulation method.
The assessment granule flow properties F0 is 4.77 g / sec and FI are 4.77 g /
sec, the test angle is 21,75º break F0 and FI is 21,8º, test bulk density and
tapped density F0 is 21.77% and FI is 18,9º and moisture content test is 3.91%
F0 and FI is 3.93%. The evaluation results of the second capsule formula meets
the requirements. It can be concluded that the use of evaluation amprotab®
granules and capsules do not show much difference
Keywords: Areca Nut, Amprotab®,
Disintegrator, Capsules
FORMULASI KAPSUL DARI EKSTRAK BIJI PINANG
(ARECA CATECHU L.) DENGAN AMPROTAB® SEBAGAI BAHAN PENGHANCUR
ABSTRAK
Tumbuhan pinang
(Areca catechu L.) banyak digunakan untuk pengobatan. Bagian tumbuhan pinang
yang berkhasiat sebagai obat diare terdapat pada biji pinang. Biji pinang
memiliki rasa yang pahit sehingga dibuat dalam bentuk kapsul. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak etanol biji pinang (Areca catechu L.)
dapat diformulasikan dalam sediaan kapsul dan mengetahui pengaruh penggunaan
amprotab® sebagai bahan penghancur. Pada penelitian ini kapsul biji pinang
dibuat dalam dua formula dengan penggunaan amprotab® (FI) dan tanpa amprotab®
(F0) menggunakan metode granulasi basah. Hasil pemeriksaan granul sifat alir F0
adalah 4,77 g/detik dan FI adalah 4,77 g/detik, uji sudut istirahat F0 adalah
21,75º dan FI adalah 21,8º, uji bulk density dan tapped density F0 adalah
21,77% dan FI adalah 18,9º dan uji kadar lembab F0 adalah 3,91% dan FI adalah
3,93%. Hasil evaluasi kapsul kedua formula memenuhi persyaratan.Dapat
disimpulkan bahwa penggunaan amprotab® pada evaluasi granul dan kapsul tidak
menunjukkan perbedaan yang jauh.
Kata Kunci: Biji
Pinang, Amprotab®, Penghancur, Kapsul
PENDAHULUAN
Tumbuhan pinang (Areca catechu L.) telah banyak
digunakan untuk pengobatan dan tumbuhan ini sangat mudah ditemukan, karena
tumbuhan ini sangat mudah tumbuh dan bentuknya yang indah, ada juga yang
menanamnya di pekarangan rumah, taman atau tumbuh sendiri di pinggir sungai
{1}. Menurut penelitian sebelumnya, biji pinang
memiliki khasiat sebagai antidiare {2}.
Biji pinang mengandung alkaloid seperti
arekolin, arekolidin, arekain, guvakolin, guvasin dan isoguvasin. Selain itu
juga mengandung tanin, lemak, kanji dan resin {1}.
Ekstrak etanol biji pinang mengandung komponen berupa alkaloid, flavonoid,
tanin dan glikosida {3}. Kandungan kimia alkaloid (arekolin) dari biji pinang
dapat mengakibatkan mabuk bila dosis terlalu tinggi dan bila dikonsumsi terus
menerus akan menyebabkan kanker mulut {4}. Kandungan senyawa aktif golongan
tanin dan flavonoid bertanggung jawab atas khasiat antidiare {5}.Pelarut ideal
yang sering digunakan adalah etanol atau campurannya dengan air, pelarut ini
merupakan pelarut pengekstraksi yang mempunyai extractive power yang
terbaik untuk hampir semua senyawa, seperti saponin dan flavonoid {6}.
Permasalahan pada biji pinang cenderung
memiliki rasa yang tidak enak dan bau yang khas. Oleh karena itu, untuk
menutupi kekurangan tersebut sediaan dibuat dalam bentuk kapsul.Isi kapsul
dapat berupa granul-granul. Formulasi granul sering membutuhkan penambahan zat
pengisi, lubrikan atau glidan pada bahan aktif untuk mempermudah proses
pengisian kapsul.
Zat penghancur ditambahkan ke dalam formula
kapsul untuk memudahkan deagregasi dan dispersi gumpalan kapsul dalam saluran
cerna {7}. Amprotab® merupakan bahan tambahan yang berfungsi sebagai zat
penghancur karena sifat mengembangnya jika terkena air akan mudah pecah menjadi
partikel kecil {8} .Penelitian sebelumnya memvariasikan amprotab® sebagai
bahan penghancur dengan variasi konsentrasi 2%, 4% dan 6%, pada formula yang
memakai amprotab® 2% menunjukkan hasil evaluasi granul yang terbaik {9}.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik
untuk mengetahui pengaruh penggunaan amprotab® sebagai bahan penghancur
terhadap granulasi ekstrak etanol biji pinang (Areca catechu L.) dalam
sediaan kapsul sehingga dapat diketahui apakah akan menghasilkan sediaan yang
baik sesuai persyaratan Farmakope Indonesia edisi III.
METODE
PENELITIAN
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan selama
penelitian ini meliputi: ayakan, batang pengaduk, blender, cawan porselen ,
corong, desintegrator tester (alat uji waktu hancur), erlenmeyer, hotplate,
kain hitam, labu ukur, lemari pengering, lumpang dan alu, pengaduk, perkamen,
pipet volume, pisau, spatula, stopwacth, timbangan digital, vacum rotary
evaporator, wadah maserasi dan waterbath.
Bahan yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi: amilum singkong (manihot), amprotab®, aquadest, biji
pinang, cangkang kapsul gelatin keras, etanol 80%, laktosa, musilago amili,
pereaksi mayer, hager, borchard dan talk.
Cara Kerja
1. Determinasi Tumbuhan
Determinasi
biji pinang dilakukan di Laboratorium Herbarium Jurusan Biologi FMIPA Unsyiah
Banda Aceh.
2. Ekstraksi Biji Pinang dan Skrining Alkaloid
a. Metode
Maserasi:
1. Dimasukkan 50 gram serbuk kering ke dalam
sebuah bejana. Dituang dengan 375 mL cairan penyari yaitu etanol 80%, lalu
ditutup, biarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil sesekali diaduk.
2. Disaring lalu peras, dicuci ampas dengan cairan
penyari sebanyak 125 mL hingga diperoleh ad 500 mL penyari. Dipindahkan kedalam
bejana tertutup, biarkan ditempat sejuk terlindung dari cahaya selama 2 hari.
Disaring ampasnya lalu di evaporasi pada suhu 85ºC {10}.
b. Skrining fitokimia senyawa alkaloid
Sampel ditambah amonia 10% ditambah kloroform
lalu terbentuk lapisan, pisahkan lapisan kloroform, kemudian lapisan kloroform
tersebut ditambah asam sulfat 2 N lalu didiamkan. Diteteskan dengan pereaksi
mayer (HgCl2 dan KI), hager (Saturasi dengan asam pikrat) dan borchardat (KI
dan iodium) {11}.
3.
Formulasi Sediaan
Kapsul Biji Pinang
Berdasarkan
dosis KHM (kadar hambat minimum) dosis ekstrak biji pinang adalah 6,25 mg/mL
kemudian dikonversikan pada manusia yaitu dikali 10 sehingga satu kapsul berisi
62,5 mg ekstrak {3}.
Tabel 1. Desain
Formula Kapsul Biji Pinang
Bahan
|
FO
|
F1
|
Ekstrak
biji pinang
Amilum manihot
Musilago amili
Laktosa
Amprotab®
Talk
Mg steMg Stearat
|
62,5 mg
5%
10%
9,465 g
-
6%
2%
|
62,5 mg
5%
10%
9,175 g
2%
6%
2%
|
a.
Pembuatan
granulasi basah:
Ditimbang ekstrak biji pinang,
amilum manihot dan laktosa masukkan ke dalam lumpang dan digerus homogen (massa
1).Dibuat musilago amili, (massa 2).Massa 1 ditambahkan ke dalam massa 2,
hingga diperoleh massa yang kompak kemudian digranulasidengan menggunakan
ayakan sesuai ukuran yang diinginkan. Granulat dikeringkan dalam lemari
pengering selama 1 hari menggunakan lampu pijar, dihitung % kadar lembabnya.
Setelah kering ditimbang kembali berat granulnya. Ditimbang fase luar dan
dicampur granull kering dengan fase luar {12}
b.
Evaluasi Granul
1. Sifat alir
Penetapan sifat alir dilakukan dengan
menggunakan corong berdiameter atas 12 cm, diameter bawah 1 cm dan tinggi 10
cm. Cara kerjanya: Dimasukkan 10 gram granul ke dalam corong. Diratakan
permukaannya.Dibuka penutup bawah corong dan secara serentak stopwatch dihidupkan.Dihentikan
stopwatch jika seluruh granul telah habis melewati corong Dicatat waktu
alirnya.Syarat: waktu alir < 10 detik
2. Sudut istirahat
Uji ini dilakukan dengan menggunakan corong
berdiameter atas 12 cm, diameter bawah 1 cm dan tinggi 10 cm. Granul atau massa
dialirkan melalui corong, kemudian diukur jari-jari dan tinggi dari granul yang
jatuh ke bawah menggunakan penggaris {13}{14}.
Tangen α =h
r
3. Bulk density dan tapped density
Penetapan bulk density dan tapped
density dilakukan dengan menggunakan gelas ukur ukuran 100 mL. Cara
kerjanya: Dimasukkan 10 gram granul ke dalam corong. Diukur volume awal granul.Diketukkan
sebanyak 500 kali.Dihitung indeks tap granul {13}.
4. Penentuan kadar lembab
Ditimbang granul, masukkan dalam lemari
pengering (40oC). Hitung % kadar lembab granul {15}{16}
% kadar lembab =W0-W1
×100 %
W0
Persyaratan: 2-4%
c.
Evaluasi Kapsul
1. Uji Keseragaman Bobot
a. Ditimbang 20 kapsul sekaligus, ditimbang lagi satu persatu, dicatat
bobotnya.
b. Dikeluarkan semua isi kapsul, ditimbang seluruh bagian cangkang
tiap kapsul.
c. Dihitung bobot tiap isi kapsul dan bobot rerata tiap isi kapsul.
d. Tidak boleh ada satu kapsul pun yang menyimpang dari berat rerata
pada harga yang ditetapkan pada kolom A di tabel dan tidak boleh lebih dari 2
kapsul yang menyimpang dari berat rerata pada harga yang ditetapkan pada kolom
B.
Tabel 2.
Keseragaman Bobot
Bobot
rata-rata isi tiap kapsul
|
Perbedaan
bobot isi kapsul dalam %
|
|
A
|
B
|
|
≤
120 mg
>
120 mg
|
10
7,5
|
20
15
|
2.
Uji waktu hancur
Dimasukkan
5 butir kapsul ke dalam keranjang (setiap tabung untuk satu kapsul).Dihidupkan
alat, keranjang akan naik-turun 30 kali setiap menit.Kapsul dinyatakan hancur
jika sudah tidak ada lagi bagian kapsul yang tertinggal di atas kasa.Waktu yang
terlama hancur di antara lima kapsul itu dinyatakan sebagai waktu hancur kapsul
yang bersangkutan.Jika waktu hancurnya tidak lebih dari 15 menit, maka kapsul
memenuhi syarat {17}
HASIL DAN
DISKUSI
Determinasi dan Ekstraksi Tumbuhan
Pinang
Hasil
determinasi yang didapat adalah Familia: Arecaceae, Genus: Areca L., DAN Spesies: Areca
catechu L. Proses ekstraksi biji pinang menggunakan metode maserasi,
pelarut yang digunakan adalah etanol 80% yang menghasilkan ekstrak 28,5 gram
(Gambar 1) dengan persentase rendemen ekstrak adalah 57%. Proses skrinning alkaloid
(Gambar 2) menggunakan pereaksi mayer, hager dan borchard, pada pereaksi mayer
hasilnya tidak terbentuk larutan putih keruh, pada uji memakai pereaksi hager
tidak terjadi perubahan warna dan pada uji memakai pereaksi borchard tidak
terbentuk endapan coklat. sehingga dapat dipastikan bahwa ekstrak biji pinang
tidak lagi mengandung alkaloid, karena saat penguapan ekstrak pada suhu tinggi
senyawa alkaloid rusak (Fajar, dkk., 2014).
Gambar 1. Ektrak biji pinang
Gambar 2. Skrinning Alkaloid
Formulasi dan Evaluasi Kapsul Biji
Pinang
Pembuatan
granul dalam 2 formula yaitu F0 (tanpa amprotab®) dan FI (amprotab® 2%)
menggunakan metode granulasi basah dengan mencampurkan ekstrak biji pinang
dengan zat tambahan.Berdasarkan penentuan kadar lembab granul, hasil yang
diperoleh dari Formula F0 sebesar 3,91% dan Formula FI sebesar 3,93%. Hasil
yang diperoleh sesuai dengan persyaratan kadar lembab granul yang baik yaitu
3-5% {13}.
Pertama evaluasi sifat alir, pada pengujian
sifat alir menunjukkan hasil F0 adalah 4,77 g/detik dan FI adalah 4,77 g/detik..
Hal yang mempengaruhi kecepatan aliran serbuk ada beberapa faktor yaitu ukuran
partikel, distribusi ukuran partikel, bentuk partikel dan bobot jenis partikel
{13}.
Kedua evaluasi sudut istirahat, rerata sudut
istirahat F0 adalah 21,75º, FI adalah 21,8º. Hal ini disebabkan karena adanya
penambahan Mg stearat dan talk sebagai pelicin dan pelincir sehingga
meningkatkan daya alir pada granul dan dikarenakan seluruh formula menggunakan lubrikan
yang sama {13}.
Ketiga evaluasi bulk density dan tapped
density, F0 menunjukkan hasil indeks tap 21,77% yang lebih buruk
dibandingkan dengan FI yaitu 18,9. Kandungan lembab berpengaruh pada indeks tap
dan sifat alir massa granul karena semakin lembab massa granul maka akan
mengakibatkan kurang bebasnya granul mengalir {13}.
Tabel 3. Hasil Evaluasi Granul Biji Pinang
Formula
|
Sifat Alir
|
Sudut Istirahat
|
Bulk density dan tapped
density
|
|||
Rerata
|
Kategori
|
Rerata
|
Kategori
|
Rerata
|
Kategori
|
|
F0
|
4,77
|
Baik
|
21,75 º
|
Istimewa
|
21,77
|
Agak Baik
|
FI
|
4,77
|
Baik
|
21,8 º
|
Istimewa
|
18,9
|
Cukup Baik
|
Evaluasi kapsul pertama yang dilakukan adalah
keseragaman bobot menurut Farmakope Indonesia edisi III. Evaluasi bertujuan
untuk memastikan bahwa bobot yang terdapat di dalam kapsul memiliki jumlah yang
sama dan zat aktif yang sama dengan asumsi granul terdistribusi homogen.
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada uji keseragaman bobot kapsul ekstrak biji
pinang tidak ada kapsul yang menyimpang sehingga kapsul memenuhii persyaratan
dari Farmakope Indonesia Edisi III.
Evaluasi kapsul kedua adalah uji waktu hancur menggunakan
alat desintegrator tester.Uji waktu hancur pada F0 adalah 5 menit 41
detik dan FI adalah 5 menit.Hasil uji waktu hancur menunjukkan bahwa kedua
formula memenuhi syarat uji waktu hancur kapsul menurut Farmakope Indonesia
edisi III yaitu waktu hancur tidak lebih dari 15 menit.Formula yang memakai
amprotab® lebih cepat hancur tetapi tidak menunjukkan perbedaan yang jauh
antara F0 dan FI. Disebabkan kedua formula (F0 dan FI) memakai pengikat yang
sama dan dalam jumlah yang sama, karena pengikat berpengaruh dalam waktu hancur
kapsul.
Tabel 4. Hasil Uji Waktu Hancur Kapsul Biji
Pinang
Formula
|
Rerata Pengulangan
(dalam menit dan detik)
|
Rerata
|
||
P I
|
P II
|
P III
|
||
F0
|
5’57”
|
5’8”
|
5’8”
|
5’ 41”
|
FI
|
5’
|
5’
|
5’
|
5’
|
Dari
hasil penelitian menunjukkan bahwa keseluruhan pengujian granul dan evaluasi
kapsul kedua formula dengan penggunaan amprotab® atau tanpa amprotab® memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan menurut Farmakope Indonesia edisi III tahun
1979.
KESIMPULAN
Kapsul
ekstrak biji pinang F0 tanpa amprotab® dan F1 mengandung amprotab® 2% dengan
menggunakan metode granulasi basah memenuhi persyaratan evaluasi kapsul menurut
Farmakope Indonesia tahun 1979.Kapsul ekstrak biji pinang tanpa amprotab® dan
mengandung amprotab® tidak berpengaruh dalam evaluasi granul dan evaluasi
kapsul,
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, A. (2010). Tanaman Obat Indonesia Edisi 1. Jakarta: Salemba
Medika.
Kurniawan, R. (2015). Uji Akivitas Antidiare Ekstrak Etanol Biji
Pinang (Areca catechu L.) Terhadap Mencit Jantan Galur Balb-C yang
Diinduksi Oleum Ricini. Karya Tulis Ilmiah. Banda Aceh, Politeknik
Kesehatan Kementerian Aceh,.
BPP Sumatera Utara. (2011). Pinang Obat Diare.
http://balitbang.sumutprov.go.id/. Tanggal akses 2 Desember 2015
Fleming, T. (2000). PDR for Herbal Medicines. New Jersey:
Medicall Economics Company.
Agusta, A. (2000). Minyak Atsiri Tumbuhan Tropika Indonesia. Bandung
: Penerbit ITB.
Arifianti, L., Oktarina, R. D.&Kusumawati, I. (2014). Pengaruh
Jenis Pelarut Pengekstraksi Terhadap Kadar Sinensetin dalam Ekstrak Daun Orthosiphon
stamineus Benth. E-journal Planta Husada Vol. 2 No. 1: 3
Kemenkes RI. (2014). Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta :Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Suryaningsih, B.A. 2011. Formulasi Tablet Ekstrak Teh Hijau (Camellia
sinensis Lamk.) dengan Metode Granulasi Basah. Skripsi. Bandung :Universitas
IslamBandung.
Sari, N., M. (2015). Formulasi dan Evaluasi Kapsul Chlorpeniramin
Maleat dengan Metode Granulasi Basah Berdasarkan Variasi Amprotab Sebagai
Penghancur. Karya Tulis Ilmiah. Banda Aceh: Politeknik Kesehatan
Kementerian Aceh.
BPOM RI. (2011). Acuan Sediaan Herbal Edisi I Volume IV, Jakarta
:Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.
Harborne, J., B. (1987). Metode Fitokimia: Penentuan Cara Modern
Menganalisis Tumbuhan. Penerjemah: Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro.
Bandung: ITB.
Syamsuni. (2012). Ilmu Resep. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Voigt, R. (1989). Buku Pelajaran Teknologi Farmasi.
Penerjemah: Soendani Noerono. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Roselyndiar. (2012). Formulasi Kapsul Kombinasi Ekstrak Herba
Seledri (Apium graveolens L.) dan Daun Tempuyung (Sonchus arvensis L.).
Skripsi. Jakarta: Universitas Indonesia.
Lieberman,
H. A., Lachman, L., Kanig, J. L. 1994. Teori dan praktek farmasi industri Edisi
III. Penerjemah: Suyatmi S. Jakarta: UI Press.
Sofiah,
S., Faizatun, Riyana, Y. 2007. Formulasi Tablet Matriks Mukoadhesif Diltiazem Hidroklorida
Menggunakan Hidroksi Propil Metil Selulosa dan Carbopol 940. Jurnal Ilmu
Kefarmasian Indonesia Vol. 5 No. 2.
Depkes
RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar