Kamis, 29 Juni 2017

Irma Seriana dan Oktalia Sabrida: Jurnal Al-Mumtaz, Volume 6, Nomor 1, Januari-Juni 2017, hal. 15-22

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN
PERAWATAN PAYUDARA PADA MASA NIFAS DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS BANDA RAYA KOTA BANDA ACEH

Oleh:
Irma Seriana dan Oktalia Sabrida
Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Aceh

ABSTRAK
Perawatan payudara masa nifas jika dilakukan dengan benar dan teratur dapat mempersiapkan laktasi saat menyusui pertama kali.Studi pendahuluan di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Raya Kota Banda Aceh pada bulan Mei-Juni 2016, jumlah ibu nifas tercatat 38 orang. Hasil wawancara kepada responden terdapat 3 orang yang mengerti tentang perawatan payudara dan 7 orang yang sama sekali belum mengerti tentang pentingnya perawatan payudara masa nifas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan usia, pendidikan, pekerjaan dan dukungan suami dengan perawatan payudara pada masa nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Raya Kota Banda Aceh. Penelitian ini merupakan penelitian analitik yang dilakukan di Wilayah kerja Puskesmas Banda Raya Kota Banda Aceh.Sampel yang diambil yaitu 38 responden ibu nifas. Pengambilan sampel dengan teknik total sampling. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner yang diisi oleh responden.Analisis datamenggunakan chisquare test.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan usia dengan perawatan payudara dengan nilai p value=0.002 (p<0 .05="" ada="" antara="" dan="" dengan="" dukungan="" hubungan="" nilai="" o:p="" p="" payudara="" pekerjaan="" pendidikan="" perawatan="" perawtan="" suami="" value="0.038">

Kata Kunci :Karakteristik Ibu, Dukungan Suami, Perawatan Payudara



PENDAHULUAN


Perawatan pasca persalinan (masa nifas) merupakan perawatan selamaenam minggu atau 40 hari.Pada masa ini, ibu mengalami perubahan fisik danalat-alat reproduksi yang kembali ke keadaan sebelum hamil, masa laktasi(menyusui), dan perubahan psikologi1.
Perawatan payudara adalah suatu tindakan untuk merawat payudaraterutama pada masa nifas (masa menyusui) untuk memperlancarkan ASI2.Pada masa nifas terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan terkaitdengan personal hygiene, salah satunya adalah perawatan payudara.Perawatan payudara pada masa nifas merupakan suatu usaha yang dilakukanagar kondisi payudara baik, demi mencapai keberhasilan menyusui.Perawatan payudara pada masa nifas bertujuan memperbanyak ataumemperlancar produksi ASI, merangsang payudara dan mempengaruhihipofise untuk mengeluarkan hormon prolaktin dan oksitosin. Hormonprolaktin mempengaruhi jumlah produksi ASI, sedangkan hormon oksitosinmempengaruhi proses pengeluaran ASI3.
Bagi seorang wanita payudara adalah organ tubuh yang sangatpenting untuk kelangsungan perkembangan Bayi Baru Lahir (BBL).Payudara secara natural akan mengeluarkan ASI begitu ibu melahirkan,tetapi bukan berarti seorang wanita atau ibu tidak merawat payudara4. Perawatan payudara dilakukan untuk menjaga kelangsunganproduksi ASI.Payudara yang mengalami pembengkakan mengakibatkanpengeluaran ASI yang tidak sempurna dan timbunan ASI dalam saluransehingga timbul benjolan pada payudara, bendungan ASI, mastitis, danabses payudara. Mastitis biasanya disebabkan oleh infeksi Staphylococusaureus dan sumbatan susu yang berlanjut/ endungan ASI. Infeksi-infeksitersebut ditandai dengan nyeri pada payudara, kemerahan area payudarayang membengkak, demam, menggigil, dan penderita merasa lemah dantidak nafsu makan.Mengatasi hal ini maka ibu perlu menyusui bayi lebihsering, kompres payudara yang bengkak dengan air hangat dan keluarkanASI dengan pompa5.
Pada negara berkembang, khususnya di daerah yang penduduknyaberpendidikan rendah, pengetahuan rendah dan tingkat ekonomi rendah,pengetahuan ibu mengenai perawatan payudara masih kurang.Umumnyapengetahuan tentang perawatan payudara diperoleh dari keluarga ataupunteman.Untuk menghindari kebiasaan yang salah, diperlukan bantuan daripetugas kesehatan yang dapat memberikan pendidikan kesehatan yangbenar tentang perawatan payudara6.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh badan penelitian danpengembangan di bidang kesehatan seluruh Indonesia pada tahun 2014didapatkan 46% ketidaklancaran ASI terjadi akibat kurang perawatanpayudara, 25% akibat frekuensi menyusui yang kurang dari 8x/hari, 14%akibat BBLR, 10% akibat prematur, dan 5% akibat penyakit akut maupunkronis7. Komplikasi yang terjadi masa nifas akibat tidak merawat payudarayaitu bendungan ASI, mastitis, abses payudara di Indonesia terbanyakadalah pada ibu-ibu pekerja, sebanyak 16% dari ibu yang menyusui.Adanya kesibukan keluarga dan pekerjaan menurunkan tingkat perawatandan perhatian ibu dalam melakukan perawatan payudara sehingga akancenderung mengakibatkan terjadinya peningkatan angka kejadianbendungan ASI8.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2014menunjukkan bahwa pemberian ASI di Indonesia saat ini memprihatinkan,persentase bayi yang menyusu ekslusif sampai dengan 6 bulan hanya15,3%. Hal ini disebabkan kesadaran masyarakat dalam meningkatkanpemberian ASI masih relatif rendah9.Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2009-2010menunjukkan bahwa 55 % ibu menyusui mengalami mastitis dan putting susu lecet. Puting susu lecet terjadi karena dua faktor yaitu karena kondisiputing yang jarang dibersihkan dan posisi ibu menyusui yang kurangbenar. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya perawatan payudaraselama hamil hingga pasca persalinan.Provinsi Aceh mencatat bahwa AKI 2014 sebesar 190,6 per100.000 kelahiran hidup. Cakupan kunjungan ibu nifas di provinsi Aceh2014 sudah sangat baik yaitu 450.536 orang. Menurut hasil laporan DinasKesehatan Banda Aceh Kecamatan Banda Raya tahun 2014 jumlahsasaran ibu nifas tahun 2013-2014 yaitu ada 3.962 orang, yang mengalami infeksi pada payudara sebanyak 1.560 orang sehinggaperawatan payudara sangat rendah dan ibu malas dalam menyusui bayiakibatnya bayi mudah terinfeksi seperti gastro-intestinal, pernafasan danvirus10. Berdasarkan hasil survei awal bulan Desember yang di peroleh daripuskesmas Banda Raya Tahun 2015 didapatkan ibu nifas sebanyak 538jiwa, 5 orang dengan ketidaklancaran ASI, 8 orang akibat frekuensimenyusui yang kurang dari 8x/hari, 3 akibat BBLR, 10 orang akibatprematur, 5 orang akibat mastitis dan abses payudara,serta 6 orangbendungan ASI. Selain itu hasil wawancara penulis kepada 10 orang ibu nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Raya didapatkan bahwa terdapat 3 orang (25%) dapat menyusui pada hari pertama dan mendapatdukungan suami, namun masih ada sebanyak 7 orang (75%) yang mengatakantidak mendapat dukungan suami dan harus dilakukanrangsangan atau perawatan payudara terlebih dahulu untuk pengeluaran ASI.Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ratih Wulansari tahun2014 di Wilayah Kerja Puskesmas Tepusen Kabupaten Temanggungmenunjukkan bahwa ada hubungandukungan suami dengan perawatan payudara pada ibu nifas di WilayahKerja Puskesmas Tepusen Temanggung, dengan dengan nilai p-value 0,045 (α = 0,05).



METODE


Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Raya Kota Banda Aceh.Sampel dalam penelitian ini adalah ibu nifas yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Raya yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi sebanyak 38 orang.Analisis data menggunakan uji statistikChi-Square.



HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1.Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu dan Dukungan Suami

Variabel
f
%
Usia
20-35 Tahun
36-45 Tahun

33
5

86.8
13.2
Pendidikan
Tinggi
Menengah
Dasar

12
11
15

31.6
28.9
39.5
Pekerjaan
Bekerja
Tidak Bekerja

21
17

55.3
44.7
Dukungan Suami
Ada
Tidak Ada

18
20

47.4
52.6





Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 38 respondenterdapat 33 ibu nifas (86.8%) dengan usia 20-35 tahun. Sebagian besar ibu berpendidikan Dasar sebanyak 15 orang (39.5%), Sebaigian besar ibu nifas  bekerja yaitu sebanyak 21 orang (55.3%) dan sebagian besar ibu nifas tidak mendapatkan  dukungan  suami sebanyak 20 orang   (52.6%).







Tabel 2.Hubungan Usia Ibu dengan Perawatan Payudara Masa Nifas

No.
Usia Ibu
Perawatan Payudara Masa Nifas
Total
p
Ya
Tidak
f
%
f
%
f
%
1.
Dewasa Awal
3
9.1
30
90.9
33
100
0,002
2.
Dewasa Tengah
4
80
1
20
5
100

Total
7
18.4
31
81.6
38
100



Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 33 orang responden yang usia dewasa awal dan tidak melakukan tindakan perawatan payudara ada 30 responden (90.9%).  Sedangkan 5 responden yang usia dewasa pertengahan dan melakukan tindakan perawatan payudara ada 4 orang (80%). Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan Chi-Squaredidapatkan nilai p value=0.002 (p<0 .05="" ada="" antara="" dengantindakan="" hubungan="" masa="" nifas.="" o:p="" pada="" payudara="" perawatan="" usia="">



Tabel 3.Hubungan Pendidikan Ibu dengan Perawatan Payudara Masa Nifas
No.
Pendidikan Ibu
Perawatan Payudara Masa Nifas
Total
p
Ya
Tidak
f
%
f
%
f
%
1.
Tinggi
5
41.7
7
58.3
12
100
0,021
2.
3.
Menengah
Dasar
2
0
18.2
0
9
15
81.8
100
11
15
100
100

Total
7
18.4
31
81.6
38
100



Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa dari 15 orang responden yang berpendidikan dasar dan tidak melakukan tindakan perawatan payudara ada 15 responden (100%).Dari 12 responden yang pendidikan tinggi dantidak melakukan perawatan payudara ada 7 orang (58.3%). Sedangkandari 11 responden yang pendidikan menengah dan tidak melakukan

tindakan perawatan payudara ada 9 orang (81.8%).Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan Chi-squaredidapatkan nilai p value= 0.021 (p<0 .05="" ada="" antara="" hubungan="" masa="" nifas.="" o:p="" pada="" payudara="" pendidikandengan="" perawatan="" tindakan="">



Tabel 4.Hubungan Pekerjaan Ibu dengan Perawatan Payudara Masa Nifas
No.
Pekerjaan Ibu
Perawatan Payudara Masa Nifas
Total
p
Ya
Tidak
f
%
f
%
f
%
1.
Bekerja
1
4.8
20
95.2
21
100
0,031
2.
Tidak Bekerja
6
35.3
11
64.7
17
100

Total
7
18.4
31
81.6
38
100



Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa dari 21 orang respondenyang bekerja dan tidak melakukan tindakan perawatan payudara ada 20responden (95.2%).Dari 17 responden yang tidak bekerja dan tidakmelakukan tindakan perawatan payudara ada 11 orang (64.7%).Sedangkanresponden yang tidak bekerja dan melakukan tindakan perawatan payudarasebanyak 6 orang (35.3%).Dan responden yang bekerja dan melakukan tindakanperawatan payudara ada 1 orang (4.8%).Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji Chi-squaredidapatkan nilai p value=0.031 (p<0 .05="" ada="" antara="" hubungan="" masa="" nifas.="" o:p="" pada="" payudara="" pekerjaandengan="" perawatan="" tindakan="">



Tabel 5.Hubungan Dukungan Suami dengan Perawatan Payudara Masa Nifas
No.
Dukungan Suami
Perawatan Payudara Masa Nifas
Total
p
Ya
Tidak
f
%
f
%
f
%
1.
Ada
6
33.3
12
66.7
18
100
0,002
2.
Tidak Ada
1
5.0
19
95
  20
100

Total
7
18.4
31
81.6
38
100



Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat bahwa dari 20 orang respondenyang tidak ada dukungan suami dan tidak melakukan tindakan perawatanpayudara ada 19 responden (95%) dan dari 18 reponden yang adadukungan suami dan tidak melakukan tindakan perawatan payudara ada12 orang (66.7%). Sedangkan responden yang ada dukungan suami danmelakukan tindakan perawatan payudara ada 6 orang (33.3%) danresponden tidak ada dukungan suami dan melakukan tindakan perawatanpayudara ada 1 orang (5.0).Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji Chi-squaredidapatkan nilai p value=0.038 (p<0 .05="" ada="" antara="" dengan="" dukungansuami="" hubungan="" masa="" nifas.="" o:p="" pada="" payudara="" perawatan="" tindakan="">





Hubungan Usia Ibu dengan Tindakan Perawatan Payudara pada Masa Nifas Di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Raya
Dari 33 ibu nifas dengan usia dewasa awal ada 30 responden (90.9%) yang tidak melakukan tindakan perawatan  payudaradan ada 3 responden (9.1%) yang melakukan tindakan perawatan payudara.Setelah  dilakukan uji statistik dengan menggunakan Chi-Squaredidapatkan nilai p value=0.002 (p<0 .05="" ada="" angka="" antara="" awal="" banyak="" dengantindakan="" dewasa="" dimana="" hubungan="" ibunifas="" maka="" masa="" nifas.="" nifas="" o:p="" pada="" payudara="" perawatan="" semakin="" tindakanmelakukan="" usia="" yang="">
Menurut Jumiati11 perawatan payudara sering disebut denganBreast Care yang bertujuan untuk memelihara kebersihan payudara danmemperbanyak atau memperlancar produksi ASI.Perawatan payudarajuga merupakan suatu tindakan yang dilaksanakan, baik oleh pasienmaupun dibantu orang lain yang dilaksanakan mulai hari pertama ataukedua setelah melahirkan. Perawatan payudara bertujuan untukmelancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya aliran sususehingga mempelancar pengeluaran ASI, serta menghindari terjadinyapembekakan dan kesulitan menyusui, selain itu juga menjaga kebersihanpayudara agar tidak mudah terkena infeksi.
Menurut Ahya12 dalam beberapa kasus, muncul dimana ASItidak dapat keluar lancar sehingga tidak dapat menyusui bayinya.Hal inibiasanya disebabkan oleh berbagai faktor, seperti frekuensi menyusui yangkurang, BBLR, Prematur, adanya penyakit akut/kronik, dan perawatanpayudara yang kurang.
Menurut Arini13berdasarkan umur yang kurang dari 20 tahundianggap masih belum matang secara fisik, mental, dan psikologi dalam menghadapi kehamilan, persalinan, serta pemberian ASI ekslusif. Umurlebih dari 35 tahun dianggap berbahaya, sebab baik alat reproduksi maupunfisik ibu sudah jauh berkurang dan menurun, selain itu bisa terjadi risikobawaan pada bayinya dan juga dapat meningkatkan kesulitan padakehamilan, persalinan, dan nifas.
Menurut hasil penelitian Rahajeng Putriningrum14 yang usia 20-35 tahun melakukan perawatan payudara dan ada hubungan bermaknaantara usia dewasa awal dengan perawatan payudara pada masa nifas,dimana di peroleh nilai p-value 0.002 (p<0 .049="" akan="" atau="" bahwa="" beberapa="" berasumsi="" berkisar="" bertambahnya="" dan="" dapatberpengaruh="" diperolehnya="" erdasarkan="" hasil="" ibumempengaruhi="" ini="" kemampuan="" kesamaan="" lain="" lanjut="" melakukan="" mengingatpengetahuan="" menjelang="" menurun.="" o:p="" pada="" payudara="" peneliti="" penelitian="" penelitianorang="" perawatan="" perawatanpayudara="" responden="" sseorang="" tentang="" teori="" terbanyak="" terdapat="" terhadap="" tertentu="" tetapipada="" tindakan="" umur-umur="" umur="" usia="" yang="">
20-35 tahun hal ini menunjukkan pada usia tersebut seorang wanita merupakan masa reproduksi.

Hubungan Pendidikan dengan Tindakan Perawatan PayudaraPada Masa Nifas Di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Raya
Dari 15 ibu nifas yang berpendidikan dasar ada 15responden (100%) yang tidak melakukan tindakan perawatan payudaradan ada 0 (0%) yang melakukan tindakan perawatan payudara.Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan Chi-squaredidapatkan nilai p value= 0.021 (p<0 .05="" ada="" angka="" antarapendidikan="" banyak="" dengan="" dimana="" hubungan="" ibu="" maka="" masa="" nifas.="" nifas="" o:p="" pada="" payudara="" pendidikan="" perawatan="" semakin="" semakinbanyak="" tindakan="" tinggi="" yang="">
Menurut Arini13 tingkat pendidikan ibu yang rendahmengakibatkan kurangnya pengetahuan ibu dalam menghadapi masalah,terutama dalam pemberian ASI ekslusif.Menurut Notoatmodjo15 pendidikan adalah suatu usaha untukmenyediakan kondisi psikologi dari sasaran agar mereka berperilakusesuai dengan tuntutan nilai kesehatan. Sedangkan pelatihan merupakan
bagian dari proses pendidikan, hanya saja ruang lingkupnya dibatasipada aspek-aspek yang lebih khusus, maka pelatihan memiliki ruangyang lebih sempit, bahwa pelatihan merupakan bagian dari prosespendidikan, sehingga dalam pelatihan hanya dikhususkan pada tujuanuntuk merubah kemapuan serta ketrampilan dalam melaksanakan tugaspekerjaan sesuai dengan yang dibutuhkan atau yang diharapkan oleh
organisasi. Tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang dapat diperolehbaik secara formal maupun informal. Tahap pendidikan sangat
menentukan kemampuan seseorang dalam mengatasi berbagai masalahdalam kehidupannya, baik di lingkungan sosial maupun di lingkungankerjanya.
Hasil penelitian Yoni Rustiana15 ada hubungan yangsignifikan antara pendidikan dengan perawatan payudara pada ibumenyusui pasca persalinan dengan nilai p-value 0,001(p<0 bahwapendidikan="" baik="" bisa="" dalam="" ditempuh="" erdasarkan="" hasil="" ibu="" makasemakin="" melakukan="" mempengaruhi="" mengambiltindakan="" menunjukkan="" o:p="" oleh="" payudara.="" payudara.namun="" payudara="" pendidikan="" penelitian="" perawatan="" sehingga="" semakin="" seseorang="" tepat="" tidak="" tindakan="" yang="">
menutup kemungkinan bahwa seseorang yang memiliki pendidikandasar juga benar dalam melakukan tindakan perawatan payudara.

Hubungan Pekerjaan dengan Tindakan Perawatan Payudara padaMasa Nifas Di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Raya
Dari 21 orang responden ibu nifas yang bekerja terdapat 20 responden(95.2%) yang tidak melakukan tindakan perawatan payudara dan ada 1responden (4.8%) yang melakukan tindakan perawatan payudara.Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji Chi-squaredidapatkan nilai p value=0.031 (p<0 .05="" ada="" angka="" antara="" banyak="" bekerja="" dimana="" hubungan="" ibu="" maka="" masa="" nifas.="" nifas="" o:p="" pada="" payudara="" pekerjaandengan="" perawatan="" semakin="" semakinbanyak="" tindakan="" tindakanperawatan="" yang="">
Menurut Anoraga17kerja merupakan sesuatu yang dbutuhkanoleh manusia.Kebutuhan itu bisa bermacam-macam, berkembang danberubah, bahkan seringkali tidak disadari oleh pelakunya. Seseorangbekerja karena adanya sesuatu yang hendak dicapainya dan orangberharap bahwa aktifitas kerja yang dilakukannya akan membawanyakepada suatu keadaan yang lebih memuaskan daripada keadaansebelumnya.Menurut Mulyati18pekerjaan adalah mata pencaharian,sesuatu yang dilakukan untuk pendapatan nafkah.Lamanya seseorangbekerja sehari-hari pada umumnya 6-8 jam (sisa 16-18 jam)dipergunakan untuk kehidupan dalam keluarga, masyarakat, istirahat, tidur dan lain-lain.Dalam seminggu, dibuat 5-6 hari kerja dalamseminggu.Bertambah luasnya lapangan kerja, semakin mendorongbanyaknya kaum wanita di sekitar swasta. Disatu sisi hal ini berdampakpositif bagi pertambahan pendapatan, namun disisi lain berdampaknegatif terhadap perawatan payudara.Menurut hasil penelitian Lili Windari16 pada penelitian inimenunjukkan bahwa yang bekerja dengan perawatan payudara padamasa nifas dan ada hubungan bermakna antara bekerja denganperawatan payudara pada masa nifas diperoleh nilai p value= 0.001(p<0 .05="" o:p="">
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa banyaknya responden yang bekerja merupakan salah satu indikasi yangdapat dijadikan sebagai sumber informasi oleh ibu nifas dalamlingkungan kerjanya dengan cara bertukar pikiran dengan temansekerjanya tentang berbagai informasi yang berkaitan dengan perawatan
payudara. Semakin banyak informasi yang diperoleh ibu nifas makaakan semakin meningkatkan tingkat kesadaran ibu nifas dalammelakukan perawatan payudara. Hal ini juga disebabkan oleh tingginyatingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan oleh ibuyang bekerja jika dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja.Karenapada umumnya ibu yang bekerja memiliki pengalaman yang banyakdalam kehidupan sehari-hari.Meski di dalam teori menyatakan ibu yangtidak bekerja lebih banyak waktunya daripada ibu yang bekerja haltersebut ada betulnya juga.

Hubungan Dukungan Suami dengan Tindakan PerawatanPayudara Pada Masa Nifas Di Wilayah Kerja Puskesmas BandaRaya
Dari 20 orang responden ibu nifas yang tidak ada dukungan suamiada 19 responden (95%) yang tidak melakukan tindakan perawatanpayudara dan terdapat 1 responden (5.0%) yang melakukan tindakanperawatan payudara.Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji Chisquaredidapatkan nilai p value=0.038 (p<0 .05="" ada="" angka="" antaradukungan="" banyak="" dengan="" dimana="" dukungan="" hubungan="" ibu="" makasemakin="" masa="" nifas="" o:p="" pada="" payudara.="" payudara="" perawatan="" semakin="" suami="" tidak="" tindakan="" yang="">
Menurut Chomaria19 dukungan sosial (suami) sangat pentingdalam mempersiapkan, mendorong dan mendukung ibu sertamenciptakan suasana yang kondusif bagi ibu hamil dan menyusui.danmenurut Monika20, akan tetapi suami juga dapat menjadi hambatanbagi ibu nifas, dimana suami sendiri kurang merespon dan memberikandukungannya kepada ibu nifas selama menjalani masa pemulihansetelah persalinan.
Menurut hasil penelitian Ratih Wulan Sari21 menunjukkanbahwa dari 56 responden sebagian besar responden mendapat dukungansuami kategori kurang dan melakukan tindakan perawatan payudarasebanyak 20 orang (35.7%) ibu nifas dan kategori baik dan melakukantindakan perawatan payudara sebanyak 36 orang (65.3%) ada hubunganbermakna antara dukungan suami dengan perawatan payudara padamasa nifas di peroleh nilai dengan p-value=0.045 (p<0 .05="" atau="" bagus="" bahwadukungan="" belum="" berpengaruh="" buku="" dalam="" dan="" dengan="" dukungan="" erdasarkan="" hasil="" hendaknyaibu="" ibu="" informasi="" kepadapasangannya="" maka="" masa="" masanifas="" melakukan="" melalui="" memberikan="" menambah="" mendapatkandukungan="" menggali="" menunjukkan="" nifas="" o:p="" payudara.="" payudara="" penelitian="" pengetahuan="" perawatan="" sangat="" suami="" sudah="" tenagakesehatan="" tentang="" tentangperawatan="" terhadap="" tidak="" wawasan="" yang="">

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara karakteristik ibu dan dukungan suami dengan perawatan payudara masa nifas.

UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada Kepala Puskesmas Banda Raya Kota Banda Aceh yang telah memberikan izin tempat penelitian dan turut membantu memperlancar jalannya penelitian ini.Semoga bantuan yang diberikan mendapatkan imbalan dari Yang Maha Kuasa.


DAFTARA PUSTAKA


Ambarwati. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas.Yogyakarta : Mitra Cendikia.
Sitti saleha. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Salemba medika, Jakarta.
Yuli, AR. 2013. Hubungan Perawatan Payudara Dengan Kelancaran ASI padaIbu Nifas Di Polindes Mojekerto Tahun 2013. Karya Tulis Ilmiah, Universitas Mayjen Sungkono Mojokerto.
Saryono. 2011. Metodologi Pada Masa Persalinan Penerbit. Jakarta: Salemba Medika.
Ari Sulistyawati. 2009.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta:Salemba Medika.
Alia. 2014.Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Patolologi pada Masa Post PartumDengan Abses Payudara Tahun 2014.Jawa Tengah : Karya Tulis Ilmiah,Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Sains AlQuran.
Arini H. 2011.Mengapa seorang ibu harus menyusui. Flashbooks, Jakarta.
Anggraini, Y. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Pustaka Rihama: Yogyakarta.
Bahiyatun. 2011.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas. EGC, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 2007.Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar. 
Eny Retna Ambarwati dan Diah Wulandari. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. PustakaTarbiyah, Jakarta.
Idayanti. 2011.Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Mastitis PadaIbu Post Partum Di RSIA Pertiwi Makassar.
Manuaba, IBG. 2007Pengantar Kuliah Obstetri. EGC, Jakarta.
Mochtar Rustam. 2010.Sinopsis Obstetri. Jakarta.
Notoatmojo. 2007. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Edisi revisi, Rineka Cipta, Jakarta. 
Priastuti. 2009. Hubungan antara praktik perawatan payudara dengan kejadian mastitis pada ibu nifas di BPS Nunuk Desa Bandengan Kabupaten Jepara.
Perinansia. 2004. Teknik Menyusui Yang Benar, Jakarta.
Rohani. 2011. Asuhan Kebidanan pada masa persalinan. Salemba  Medika, Jakarta.
Siti Bandiyah. 2009. Kehamilan Persalinan dan Gangguan Kehamilan, Nuha Medika, Yogjakarta. 
Sugiyono. 2008. Statistik untuk penelitian, IKAPI: Bandung.
Suherni. 2009.Perawatan Masa Nifas, Salemba Medika, Jakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar