HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN
PERAWATAN PAYUDARA PADA MASA NIFAS DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS BANDA RAYA KOTA BANDA ACEH
Oleh:
Irma Seriana dan Oktalia Sabrida
Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Aceh
ABSTRAK
Perawatan payudara masa nifas jika dilakukan
dengan benar dan teratur dapat mempersiapkan laktasi saat menyusui pertama
kali.Studi pendahuluan di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Raya Kota Banda Aceh
pada bulan Mei-Juni 2016, jumlah ibu nifas tercatat 38 orang. Hasil
wawancara kepada responden terdapat 3 orang yang mengerti tentang perawatan
payudara dan 7 orang yang sama sekali belum mengerti tentang pentingnya
perawatan payudara masa nifas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan usia, pendidikan, pekerjaan dan dukungan suami dengan perawatan
payudara pada masa nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Raya Kota Banda Aceh.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik yang dilakukan di Wilayah kerja
Puskesmas Banda Raya Kota Banda Aceh.Sampel yang diambil yaitu 38 responden ibu
nifas. Pengambilan sampel dengan teknik total sampling. Instrumen penelitian
ini adalah kuesioner yang diisi oleh responden.Analisis datamenggunakan
chisquare test.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan usia dengan
perawatan payudara dengan nilai p value=0.002 (p<0 .05="" ada="" antara="" dan="" dengan="" dukungan="" hubungan="" nilai="" o:p="" p="" payudara="" pekerjaan="" pendidikan="" perawatan="" perawtan="" suami="" value="0.038">0>
Kata
Kunci :Karakteristik Ibu, Dukungan Suami, Perawatan Payudara
PENDAHULUAN
Perawatan pasca persalinan (masa nifas)
merupakan perawatan selamaenam minggu atau 40 hari.Pada masa ini, ibu mengalami
perubahan fisik danalat-alat reproduksi yang kembali ke keadaan sebelum hamil,
masa laktasi(menyusui), dan perubahan psikologi1.
Perawatan payudara adalah suatu tindakan untuk
merawat payudaraterutama pada masa nifas (masa menyusui) untuk memperlancarkan
ASI2.Pada masa nifas terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan
terkaitdengan personal hygiene, salah satunya adalah perawatan
payudara.Perawatan payudara pada masa nifas merupakan suatu usaha yang
dilakukanagar kondisi payudara baik, demi mencapai keberhasilan
menyusui.Perawatan payudara pada masa nifas bertujuan memperbanyak
ataumemperlancar produksi ASI, merangsang payudara dan mempengaruhihipofise
untuk mengeluarkan hormon prolaktin dan oksitosin. Hormonprolaktin
mempengaruhi jumlah produksi ASI, sedangkan hormon oksitosinmempengaruhi proses
pengeluaran ASI3.
Bagi seorang
wanita payudara adalah organ tubuh yang sangatpenting untuk kelangsungan
perkembangan Bayi Baru Lahir (BBL).Payudara secara natural akan mengeluarkan
ASI begitu ibu melahirkan,tetapi bukan berarti seorang wanita atau ibu tidak
merawat payudara4. Perawatan payudara dilakukan untuk menjaga
kelangsunganproduksi ASI.Payudara yang mengalami pembengkakan
mengakibatkanpengeluaran ASI yang tidak sempurna dan timbunan ASI dalam
saluransehingga timbul benjolan pada payudara, bendungan ASI, mastitis, danabses
payudara. Mastitis biasanya disebabkan oleh infeksi Staphylococusaureus dan
sumbatan susu yang berlanjut/ endungan ASI. Infeksi-infeksitersebut ditandai
dengan nyeri pada payudara, kemerahan area payudarayang membengkak, demam,
menggigil, dan penderita merasa lemah dantidak nafsu makan.Mengatasi hal ini
maka ibu perlu menyusui bayi lebihsering, kompres payudara yang bengkak dengan
air hangat dan keluarkanASI dengan pompa5.
Pada negara
berkembang, khususnya di daerah yang penduduknyaberpendidikan rendah,
pengetahuan rendah dan tingkat ekonomi rendah,pengetahuan ibu mengenai
perawatan payudara masih kurang.Umumnyapengetahuan tentang perawatan payudara
diperoleh dari keluarga ataupunteman.Untuk menghindari kebiasaan yang salah,
diperlukan bantuan daripetugas kesehatan yang dapat memberikan pendidikan
kesehatan yangbenar tentang perawatan payudara6.
Berdasarkan
survei yang dilakukan oleh badan penelitian danpengembangan di bidang kesehatan
seluruh Indonesia pada tahun 2014didapatkan 46% ketidaklancaran ASI terjadi
akibat kurang perawatanpayudara, 25% akibat frekuensi menyusui yang kurang dari
8x/hari, 14%akibat BBLR, 10% akibat prematur, dan 5% akibat penyakit akut
maupunkronis7. Komplikasi yang terjadi masa nifas akibat tidak
merawat payudarayaitu bendungan ASI, mastitis, abses payudara di Indonesia
terbanyakadalah pada ibu-ibu pekerja, sebanyak 16% dari ibu yang
menyusui.Adanya kesibukan keluarga dan pekerjaan menurunkan tingkat
perawatandan perhatian ibu dalam melakukan perawatan payudara sehingga akancenderung
mengakibatkan terjadinya peningkatan angka kejadianbendungan ASI8.
Hasil Riset
Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2014menunjukkan bahwa pemberian ASI di
Indonesia saat ini memprihatinkan,persentase bayi yang menyusu ekslusif sampai
dengan 6 bulan hanya15,3%. Hal ini disebabkan kesadaran masyarakat dalam
meningkatkanpemberian ASI masih relatif rendah9.Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2009-2010menunjukkan bahwa 55 % ibu menyusui
mengalami mastitis dan putting susu lecet. Puting susu lecet terjadi karena dua
faktor yaitu karena kondisiputing yang jarang dibersihkan dan posisi ibu
menyusui yang kurangbenar. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya perawatan
payudaraselama hamil hingga pasca persalinan.Provinsi Aceh mencatat bahwa AKI
2014 sebesar 190,6 per100.000 kelahiran hidup. Cakupan kunjungan ibu nifas di
provinsi Aceh2014 sudah sangat baik yaitu 450.536 orang. Menurut hasil laporan
DinasKesehatan Banda Aceh Kecamatan Banda Raya tahun 2014 jumlahsasaran ibu
nifas tahun 2013-2014 yaitu ada 3.962 orang, yang mengalami infeksi pada
payudara sebanyak 1.560 orang sehinggaperawatan payudara sangat rendah dan ibu
malas dalam menyusui bayiakibatnya bayi mudah terinfeksi seperti
gastro-intestinal, pernafasan danvirus10. Berdasarkan hasil survei
awal bulan Desember yang di peroleh daripuskesmas Banda Raya Tahun 2015
didapatkan ibu nifas sebanyak 538jiwa, 5 orang dengan ketidaklancaran ASI, 8
orang akibat frekuensimenyusui yang kurang dari 8x/hari, 3 akibat BBLR, 10
orang akibatprematur, 5 orang akibat mastitis dan abses payudara,serta 6
orangbendungan ASI. Selain itu hasil wawancara penulis kepada 10 orang ibu nifas
di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Raya didapatkan bahwa terdapat 3 orang (25%)
dapat menyusui pada hari pertama dan mendapatdukungan suami, namun masih ada
sebanyak 7 orang (75%) yang mengatakantidak mendapat dukungan suami dan harus
dilakukanrangsangan atau perawatan payudara terlebih dahulu untuk pengeluaran
ASI.Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ratih Wulansari tahun2014 di
Wilayah Kerja Puskesmas Tepusen Kabupaten Temanggungmenunjukkan bahwa ada
hubungandukungan suami dengan perawatan payudara pada ibu nifas di WilayahKerja
Puskesmas Tepusen Temanggung, dengan dengan nilai p-value 0,045 (α =
0,05).
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh ibu nifas yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas
Banda Raya Kota Banda Aceh.Sampel dalam penelitian ini adalah ibu nifas yang
ada di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Raya yang memenuhi kriteria inklusi dan
ekslusi sebanyak 38 orang.Analisis data menggunakan uji statistikChi-Square.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1.Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu dan
Dukungan Suami
Variabel
|
f
|
%
|
Usia
20-35 Tahun
36-45 Tahun
|
33
5
|
86.8
13.2
|
Pendidikan
Tinggi
Menengah
Dasar
|
12
11
15
|
31.6
28.9
39.5
|
Pekerjaan
Bekerja
Tidak Bekerja
|
21
17
|
55.3
44.7
|
Dukungan Suami
Ada
Tidak Ada
|
18
20
|
47.4
52.6
|
Berdasarkan
tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 38 respondenterdapat 33 ibu nifas (86.8%) dengan
usia 20-35 tahun. Sebagian besar ibu berpendidikan Dasar sebanyak 15 orang
(39.5%), Sebaigian besar ibu nifas bekerja yaitu sebanyak 21 orang (55.3%) dan
sebagian besar ibu nifas tidak mendapatkan
dukungan suami sebanyak 20 orang (52.6%).
Tabel 2.Hubungan Usia Ibu dengan Perawatan Payudara
Masa Nifas
No.
|
Usia
Ibu
|
Perawatan
Payudara Masa Nifas
|
Total
|
p
|
||||
Ya
|
Tidak
|
|||||||
f
|
%
|
f
|
%
|
f
|
%
|
|||
1.
|
Dewasa
Awal
|
3
|
9.1
|
30
|
90.9
|
33
|
100
|
0,002
|
2.
|
Dewasa
Tengah
|
4
|
80
|
1
|
20
|
5
|
100
|
|
|
Total
|
7
|
18.4
|
31
|
81.6
|
38
|
100
|
Berdasarkan
tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 33 orang responden yang usia dewasa awal dan
tidak melakukan tindakan perawatan payudara ada 30 responden (90.9%). Sedangkan 5 responden yang usia dewasa
pertengahan dan melakukan tindakan perawatan payudara ada 4 orang (80%).
Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan Chi-Squaredidapatkan
nilai p value=0.002 (p<0 .05="" ada="" antara="" dengantindakan="" hubungan="" masa="" nifas.="" o:p="" pada="" payudara="" perawatan="" usia="">0>
Tabel 3.Hubungan Pendidikan Ibu dengan Perawatan
Payudara Masa Nifas
No.
|
Pendidikan
Ibu
|
Perawatan
Payudara Masa Nifas
|
Total
|
p
|
||||
Ya
|
Tidak
|
|||||||
f
|
%
|
f
|
%
|
f
|
%
|
|||
1.
|
Tinggi
|
5
|
41.7
|
7
|
58.3
|
12
|
100
|
0,021
|
2.
3.
|
Menengah
Dasar
|
2
0
|
18.2
0
|
9
15
|
81.8
100
|
11
15
|
100
100
|
|
|
Total
|
7
|
18.4
|
31
|
81.6
|
38
|
100
|
Berdasarkan
tabel 3 dapat dilihat bahwa dari 15 orang responden yang berpendidikan dasar
dan tidak melakukan tindakan perawatan payudara ada 15 responden (100%).Dari 12
responden yang pendidikan tinggi dantidak melakukan perawatan payudara ada 7
orang (58.3%). Sedangkandari 11 responden yang pendidikan menengah dan tidak
melakukan
tindakan
perawatan payudara ada 9 orang (81.8%).Setelah dilakukan uji statistik dengan
menggunakan Chi-squaredidapatkan nilai p value= 0.021 (p<0 .05="" ada="" antara="" hubungan="" masa="" nifas.="" o:p="" pada="" payudara="" pendidikandengan="" perawatan="" tindakan="">0>
Tabel 4.Hubungan Pekerjaan Ibu dengan Perawatan
Payudara Masa Nifas
No.
|
Pekerjaan
Ibu
|
Perawatan
Payudara Masa Nifas
|
Total
|
p
|
||||
Ya
|
Tidak
|
|||||||
f
|
%
|
f
|
%
|
f
|
%
|
|||
1.
|
Bekerja
|
1
|
4.8
|
20
|
95.2
|
21
|
100
|
0,031
|
2.
|
Tidak
Bekerja
|
6
|
35.3
|
11
|
64.7
|
17
|
100
|
|
|
Total
|
7
|
18.4
|
31
|
81.6
|
38
|
100
|
Berdasarkan
tabel 4 dapat dilihat bahwa dari 21 orang respondenyang bekerja dan tidak
melakukan tindakan perawatan payudara ada 20responden (95.2%).Dari 17 responden
yang tidak bekerja dan tidakmelakukan tindakan perawatan payudara ada 11 orang
(64.7%).Sedangkanresponden yang tidak bekerja dan melakukan tindakan perawatan
payudarasebanyak 6 orang (35.3%).Dan responden yang bekerja dan melakukan
tindakanperawatan payudara ada 1 orang (4.8%).Setelah dilakukan uji statistik
dengan menggunakan uji Chi-squaredidapatkan nilai p value=0.031
(p<0 .05="" ada="" antara="" hubungan="" masa="" nifas.="" o:p="" pada="" payudara="" pekerjaandengan="" perawatan="" tindakan="">0>
Tabel 5.Hubungan Dukungan Suami dengan Perawatan
Payudara Masa Nifas
No.
|
Dukungan
Suami
|
Perawatan
Payudara Masa Nifas
|
Total
|
p
|
||||
Ya
|
Tidak
|
|||||||
f
|
%
|
f
|
%
|
f
|
%
|
|||
1.
|
Ada
|
6
|
33.3
|
12
|
66.7
|
18
|
100
|
0,002
|
2.
|
Tidak
Ada
|
1
|
5.0
|
19
|
95
|
20
|
100
|
|
|
Total
|
7
|
18.4
|
31
|
81.6
|
38
|
100
|
Berdasarkan
tabel 5 dapat dilihat bahwa dari 20 orang respondenyang tidak ada dukungan
suami dan tidak melakukan tindakan perawatanpayudara ada 19 responden (95%) dan
dari 18 reponden yang adadukungan suami dan tidak melakukan tindakan perawatan
payudara ada12 orang (66.7%). Sedangkan responden yang ada dukungan suami
danmelakukan tindakan perawatan payudara ada 6 orang (33.3%) danresponden tidak
ada dukungan suami dan melakukan tindakan perawatanpayudara ada 1 orang
(5.0).Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji Chi-squaredidapatkan
nilai p value=0.038 (p<0 .05="" ada="" antara="" dengan="" dukungansuami="" hubungan="" masa="" nifas.="" o:p="" pada="" payudara="" perawatan="" tindakan="">0>
Hubungan Usia Ibu dengan Tindakan Perawatan Payudara pada Masa
Nifas Di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Raya
Dari 33 ibu nifas dengan usia dewasa awal ada 30 responden (90.9%)
yang tidak melakukan tindakan perawatan
payudaradan ada 3 responden (9.1%) yang melakukan tindakan perawatan
payudara.Setelah dilakukan uji statistik
dengan menggunakan Chi-Squaredidapatkan nilai p value=0.002
(p<0 .05="" ada="" angka="" antara="" awal="" banyak="" dengantindakan="" dewasa="" dimana="" hubungan="" ibunifas="" maka="" masa="" nifas.="" nifas="" o:p="" pada="" payudara="" perawatan="" semakin="" tindakanmelakukan="" usia="" yang="">0>
Menurut Jumiati11 perawatan payudara sering disebut
denganBreast Care yang bertujuan untuk memelihara kebersihan payudara
danmemperbanyak atau memperlancar produksi ASI.Perawatan payudarajuga merupakan
suatu tindakan yang dilaksanakan, baik oleh pasienmaupun dibantu orang lain
yang dilaksanakan mulai hari pertama ataukedua setelah melahirkan. Perawatan
payudara bertujuan untukmelancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya
aliran sususehingga mempelancar pengeluaran ASI, serta menghindari
terjadinyapembekakan dan kesulitan menyusui, selain itu juga menjaga
kebersihanpayudara agar tidak mudah terkena infeksi.
Menurut Ahya12 dalam beberapa kasus, muncul dimana
ASItidak dapat keluar lancar sehingga tidak dapat menyusui bayinya.Hal
inibiasanya disebabkan oleh berbagai faktor, seperti frekuensi menyusui
yangkurang, BBLR, Prematur, adanya penyakit akut/kronik, dan perawatanpayudara
yang kurang.
Menurut Arini13berdasarkan umur yang kurang dari 20
tahundianggap masih belum matang secara fisik, mental, dan psikologi dalam
menghadapi kehamilan, persalinan, serta pemberian ASI ekslusif. Umurlebih dari
35 tahun dianggap berbahaya, sebab baik alat reproduksi maupunfisik ibu sudah
jauh berkurang dan menurun, selain itu bisa terjadi risikobawaan pada bayinya
dan juga dapat meningkatkan kesulitan padakehamilan, persalinan, dan nifas.
Menurut hasil penelitian Rahajeng Putriningrum14 yang
usia 20-35 tahun melakukan perawatan payudara dan ada hubungan bermaknaantara
usia dewasa awal dengan perawatan payudara pada masa nifas,dimana di peroleh
nilai p-value 0.002 (p<0 .049="" akan="" atau="" bahwa="" beberapa="" berasumsi="" berkisar="" bertambahnya="" dan="" dapatberpengaruh="" diperolehnya="" erdasarkan="" hasil="" ibumempengaruhi="" ini="" kemampuan="" kesamaan="" lain="" lanjut="" melakukan="" mengingatpengetahuan="" menjelang="" menurun.="" o:p="" pada="" payudara="" peneliti="" penelitian="" penelitianorang="" perawatan="" perawatanpayudara="" responden="" sseorang="" tentang="" teori="" terbanyak="" terdapat="" terhadap="" tertentu="" tetapipada="" tindakan="" umur-umur="" umur="" usia="" yang="">0>
20-35 tahun hal ini menunjukkan pada usia tersebut seorang wanita
merupakan masa reproduksi.
Hubungan Pendidikan dengan Tindakan Perawatan PayudaraPada Masa
Nifas Di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Raya
Dari 15 ibu nifas yang berpendidikan dasar ada 15responden (100%)
yang tidak melakukan tindakan perawatan payudaradan ada 0 (0%) yang melakukan
tindakan perawatan payudara.Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan Chi-squaredidapatkan
nilai p value= 0.021 (p<0 .05="" ada="" angka="" antarapendidikan="" banyak="" dengan="" dimana="" hubungan="" ibu="" maka="" masa="" nifas.="" nifas="" o:p="" pada="" payudara="" pendidikan="" perawatan="" semakin="" semakinbanyak="" tindakan="" tinggi="" yang="">0>
Menurut Arini13 tingkat pendidikan ibu yang
rendahmengakibatkan kurangnya pengetahuan ibu dalam menghadapi masalah,terutama
dalam pemberian ASI ekslusif.Menurut Notoatmodjo15 pendidikan adalah
suatu usaha untukmenyediakan kondisi psikologi dari sasaran agar mereka berperilakusesuai
dengan tuntutan nilai kesehatan. Sedangkan pelatihan merupakan
bagian dari proses pendidikan, hanya saja ruang lingkupnya
dibatasipada aspek-aspek yang lebih khusus, maka pelatihan memiliki ruangyang
lebih sempit, bahwa pelatihan merupakan bagian dari prosespendidikan, sehingga
dalam pelatihan hanya dikhususkan pada tujuanuntuk merubah kemapuan serta
ketrampilan dalam melaksanakan tugaspekerjaan sesuai dengan yang dibutuhkan
atau yang diharapkan oleh
organisasi. Tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang dapat
diperolehbaik secara formal maupun informal. Tahap pendidikan sangat
menentukan kemampuan seseorang dalam mengatasi berbagai
masalahdalam kehidupannya, baik di lingkungan sosial maupun di
lingkungankerjanya.
Hasil penelitian Yoni Rustiana15 ada hubungan
yangsignifikan antara pendidikan dengan perawatan payudara pada ibumenyusui
pasca persalinan dengan nilai p-value 0,001(p<0 bahwapendidikan="" baik="" bisa="" dalam="" ditempuh="" erdasarkan="" hasil="" ibu="" makasemakin="" melakukan="" mempengaruhi="" mengambiltindakan="" menunjukkan="" o:p="" oleh="" payudara.="" payudara.namun="" payudara="" pendidikan="" penelitian="" perawatan="" sehingga="" semakin="" seseorang="" tepat="" tidak="" tindakan="" yang="">0>
menutup kemungkinan bahwa seseorang yang memiliki pendidikandasar
juga benar dalam melakukan tindakan perawatan payudara.
Hubungan Pekerjaan dengan Tindakan Perawatan Payudara padaMasa
Nifas Di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Raya
Dari 21 orang responden ibu nifas yang bekerja terdapat 20
responden(95.2%) yang tidak melakukan tindakan perawatan payudara dan ada
1responden (4.8%) yang melakukan tindakan perawatan payudara.Setelah dilakukan
uji statistik dengan menggunakan uji Chi-squaredidapatkan nilai p
value=0.031 (p<0 .05="" ada="" angka="" antara="" banyak="" bekerja="" dimana="" hubungan="" ibu="" maka="" masa="" nifas.="" nifas="" o:p="" pada="" payudara="" pekerjaandengan="" perawatan="" semakin="" semakinbanyak="" tindakan="" tindakanperawatan="" yang="">0>
Menurut Anoraga17kerja merupakan sesuatu yang
dbutuhkanoleh manusia.Kebutuhan itu bisa bermacam-macam, berkembang danberubah,
bahkan seringkali tidak disadari oleh pelakunya.
Seseorangbekerja karena adanya sesuatu yang hendak dicapainya dan orangberharap
bahwa aktifitas kerja yang dilakukannya akan membawanyakepada suatu keadaan
yang lebih memuaskan daripada keadaansebelumnya.Menurut Mulyati18pekerjaan
adalah mata pencaharian,sesuatu yang dilakukan untuk pendapatan nafkah.Lamanya
seseorangbekerja sehari-hari pada umumnya 6-8 jam (sisa 16-18 jam)dipergunakan
untuk kehidupan dalam keluarga, masyarakat, istirahat, tidur dan
lain-lain.Dalam seminggu, dibuat 5-6 hari kerja dalamseminggu.Bertambah luasnya
lapangan kerja, semakin mendorongbanyaknya kaum wanita di sekitar swasta.
Disatu sisi hal ini berdampakpositif bagi pertambahan pendapatan, namun disisi
lain berdampaknegatif terhadap perawatan payudara.Menurut hasil penelitian Lili
Windari16 pada penelitian inimenunjukkan bahwa yang bekerja dengan
perawatan payudara padamasa nifas dan ada hubungan bermakna antara bekerja
denganperawatan payudara pada masa nifas diperoleh nilai p value= 0.001(p<0 .05="" o:p="">0>
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa banyaknya responden
yang bekerja merupakan salah satu indikasi yangdapat dijadikan sebagai sumber
informasi oleh ibu nifas dalamlingkungan kerjanya dengan cara bertukar pikiran
dengan temansekerjanya tentang berbagai informasi yang berkaitan dengan
perawatan
payudara. Semakin banyak informasi yang diperoleh ibu nifas
makaakan semakin meningkatkan tingkat kesadaran ibu nifas dalammelakukan perawatan
payudara. Hal ini juga disebabkan oleh tingginyatingkat pemanfaatan pelayanan
kesehatan yang dimanfaatkan oleh ibuyang bekerja jika dibandingkan dengan ibu
yang tidak bekerja.Karenapada umumnya ibu yang bekerja memiliki pengalaman yang
banyakdalam kehidupan sehari-hari.Meski di dalam teori menyatakan ibu yangtidak
bekerja lebih banyak waktunya daripada ibu yang bekerja haltersebut ada
betulnya juga.
Hubungan Dukungan Suami dengan Tindakan PerawatanPayudara Pada Masa
Nifas Di Wilayah Kerja Puskesmas BandaRaya
Dari 20 orang responden ibu nifas yang tidak ada dukungan suamiada
19 responden (95%) yang tidak melakukan tindakan perawatanpayudara dan terdapat
1 responden (5.0%) yang melakukan tindakanperawatan payudara.Setelah dilakukan
uji statistik dengan menggunakan uji Chisquaredidapatkan nilai p
value=0.038 (p<0 .05="" ada="" angka="" antaradukungan="" banyak="" dengan="" dimana="" dukungan="" hubungan="" ibu="" makasemakin="" masa="" nifas="" o:p="" pada="" payudara.="" payudara="" perawatan="" semakin="" suami="" tidak="" tindakan="" yang="">0>
Menurut Chomaria19 dukungan sosial (suami) sangat
pentingdalam mempersiapkan, mendorong dan mendukung ibu sertamenciptakan
suasana yang kondusif bagi ibu hamil dan menyusui.danmenurut Monika20,
akan tetapi suami juga dapat menjadi hambatanbagi ibu nifas, dimana suami
sendiri kurang merespon dan memberikandukungannya kepada ibu nifas selama
menjalani masa pemulihansetelah persalinan.
Menurut hasil penelitian Ratih Wulan Sari21
menunjukkanbahwa dari 56 responden sebagian besar responden mendapat
dukungansuami kategori kurang dan melakukan tindakan perawatan payudarasebanyak
20 orang (35.7%) ibu nifas dan kategori baik dan melakukantindakan perawatan
payudara sebanyak 36 orang (65.3%) ada hubunganbermakna antara dukungan suami
dengan perawatan payudara padamasa nifas di peroleh nilai dengan p-value=0.045
(p<0 .05="" atau="" bagus="" bahwadukungan="" belum="" berpengaruh="" buku="" dalam="" dan="" dengan="" dukungan="" erdasarkan="" hasil="" hendaknyaibu="" ibu="" informasi="" kepadapasangannya="" maka="" masa="" masanifas="" melakukan="" melalui="" memberikan="" menambah="" mendapatkandukungan="" menggali="" menunjukkan="" nifas="" o:p="" payudara.="" payudara="" penelitian="" pengetahuan="" perawatan="" sangat="" suami="" sudah="" tenagakesehatan="" tentang="" tentangperawatan="" terhadap="" tidak="" wawasan="" yang="">0>
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
antara karakteristik ibu dan dukungan suami dengan perawatan payudara masa
nifas.
UCAPAN
TERIMA KASIH
Ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada Kepala Puskesmas Banda
Raya Kota Banda Aceh yang telah memberikan izin tempat penelitian dan turut
membantu memperlancar jalannya penelitian ini.Semoga bantuan yang diberikan
mendapatkan imbalan dari Yang Maha Kuasa.
DAFTARA PUSTAKA
Ambarwati.
2008. Asuhan Kebidanan Nifas.Yogyakarta
: Mitra Cendikia.
Sitti
saleha. 2009. Asuhan Kebidanan Pada
Masa Nifas. Salemba medika, Jakarta.
Yuli,
AR. 2013. Hubungan Perawatan Payudara
Dengan Kelancaran ASI padaIbu Nifas Di Polindes Mojekerto Tahun 2013.
Karya Tulis Ilmiah, Universitas Mayjen Sungkono Mojokerto.
Saryono.
2011. Metodologi Pada Masa
Persalinan Penerbit. Jakarta: Salemba Medika.
Ari
Sulistyawati. 2009.Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta:Salemba Medika.
Alia. 2014.Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Patolologi pada Masa Post PartumDengan
Abses Payudara Tahun 2014.Jawa Tengah : Karya Tulis Ilmiah,Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Sains AlQuran.
Arini
H. 2011.Mengapa seorang ibu harus menyusui. Flashbooks, Jakarta.
Anggraini,
Y. 2010. Asuhan Kebidanan Masa
Nifas. Pustaka Rihama: Yogyakarta.
Bahiyatun.
2011.Buku Ajar Asuhan Kebidanan
Nifas. EGC, Jakarta.
Departemen
Kesehatan RI. 2007.Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar.
Eny
Retna Ambarwati dan Diah Wulandari. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. PustakaTarbiyah, Jakarta.
Idayanti.
2011.Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Mastitis PadaIbu Post
Partum Di RSIA Pertiwi Makassar.
Manuaba,
IBG. 2007Pengantar Kuliah Obstetri.
EGC, Jakarta.
Mochtar
Rustam. 2010.Sinopsis Obstetri.
Jakarta.
Notoatmojo.
2007. Metodelogi Penelitian
Kesehatan. Edisi
revisi, Rineka Cipta, Jakarta.
Priastuti.
2009. Hubungan antara praktik
perawatan payudara dengan kejadian mastitis pada ibu nifas di BPS Nunuk Desa
Bandengan Kabupaten Jepara.
Perinansia.
2004. Teknik Menyusui Yang Benar,
Jakarta.
Rohani.
2011. Asuhan Kebidanan pada masa
persalinan. Salemba Medika,
Jakarta.
Siti
Bandiyah. 2009. Kehamilan
Persalinan dan Gangguan Kehamilan, Nuha Medika, Yogjakarta.
Sugiyono.
2008. Statistik untuk penelitian,
IKAPI: Bandung.
Suherni.
2009.Perawatan Masa Nifas,
Salemba Medika, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar