Kamis, 27 Juni 2019

Yuni Sari: Jurnal Al-Mumtaz, Volume 8, Nomor 1, Januari-Juni 2019, hal. 87-92


GAMBARAN KADAR KOLESTEROL PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DMPA
DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS SAPTA JAYA KABUPATEN
ACEH TAMIANG TAHUN 2019
 
DESCRIPTION OF CHOLESTEROL LEVELS IN DMPA INJECTION KB ACCEPTORS

IN THE WORKING AREA UPTD PUBLIC HEALTH CENTER SAPTA JAYA DISTRICT

ACEH TAMIANG IN 2019

Oleh:
Yuni Sari
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Aceh

ABSTRAK
Kadar kolesterol darah yang tinggi, dapat memberi akibat yang serius terhadap kesehatan individu. Seseorang dengan kadar kolesterol darah diatas 200 mg/dl memiliki resiko tinggi mengalami gangguan kesehatan, dan semakin tinggi kadar kolesterol darah, semakin tinggi pula resiko terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah. Beberapa studi epidemiologi pada sekurang-kurangnya 14 negara menunjukkan bahwa hiperkolesterolemia termasuk dalam tiga faktor utama penyebab penyakit jantung koroner selain hipertensi dan kebiasaan merokok. Uniknya, hiperkolesterolemia merupakan satu-satunya faktor resiko yang dengan sendirinya dapat menyebabkan atherosclerosis tanpa kombinasi dengan faktor lain. Hal ini salah satu nya disebabkan metode KB yang banyak dipilih oleh wanita  adalah KB hormonal yaitu sebesar (46.84%) dan jenis suntikan yang paling sering digunakan adalah Depo-MedroxyprogesteronAcetat (DMPA) atau yang sering dikenal dengan Depo Progestin. Wanita pengguna Depo Progestin lebih beresiko mengalami peningkatan berat badan, yang diakibatkan oleh akumulasi lemak terutama lemak viseral. Hal tersebut disebabkan karena tubuh mengalami penurunan kadar esterogen sehingga memicu terjadinya obesitas dan peningkatan lemak viseral pada obesitas terpengaruh oleh perubahan hormon leptin yang berfungsi pengatur nafsu makan..
Tujuan umum penelitian ini adalah : untuk mengetahui gambaran kadar kolesterol pada wanita akseptor KB suntik DMPA. Jenis penelitian ini adalah metode survey yang bersifat analitik   dengan   pendekatan   cross   sectional. Hasil penelitian : Secara deskriptip terdapat perbedaan kadar kolesterol pada pengguna DMPA ditinjau dari lama pemakaian. Dari 24 responden didapatkan hasil tidak ada responden yang memiliki kolesterol normal, 18 orang responden (75%) memiliki kadar kolesterol menengah dan 6 orang (25%) memiliki kadar kolesterol tinggi. Dari 6 orang yang memiliki kadar kolesterol tinggi (>240 mg/dl), 4 orang sudah menggunakan DMPA selama 3 tahun dan 2 orang lagi 2,5 tahun. Kesimpulan : Kadar kolesterol pemakai DMPA dipengaruhi oleh lamanya pemakaian. Disarankan untuk pengguna DMPA agar menyeimbangkan pola hidup untuk menurunkan kadar kolesterol dan mengganti kontrasepsi dengan metode non hormonal setiap 2 tahun.

Keywords: Cholesterol, KB DMPA, Reproductive Age Women

ABSTRACT
High blood cholesterol levels, can have serious consequences on individual health. Someone with a blood cholesterol level above 200 mg / dl has a high risk of experiencing health problems, and the higher the blood cholesterol level, the higher the risk of heart disease and blood vessels. Several epidemiological studies in at least 14 countries show that hypercholesterolemia is included in three main factors causing coronary heart disease in addition to hypertension and smoking habits. Uniquely, hypercholesterolemia is the only risk factor which in itself can cause atherosclerosis without combination with other factors. This is partly due to the method of birth control that is mostly chosen by women is hormonal birth control that is equal to (46.84%) and the type of injection most often used is Depo-Medroxyprogesteron Acetat (DMPA) or commonly known as Depo Progestin. Women using Depo Progestin are more at risk of weight gain, which is caused by fat accumulation, especially visceral fat. This is because the body has decreased estrogen levels so that triggers obesity and increased visceral fat in obesity is affected by changes in the hormone leptin which functions to regulate appetite. The general objective of this study is: to find out the description of cholesterol levels in women with DMPA injection acceptor KB. This type of research is an analytical survey method with cross sectional approach. Results: Descriptive there were differences in cholesterol levels in DMPA users in terms of duration of use. From 24 respondents, there were no respondents who had normal cholesterol, 18 respondents (75%) had moderate cholesterol levels and 6 people (25%) had high cholesterol levels. Of the 6 people who have high cholesterol levels (> 240 mg / dl), 4 people have used DMPA for 3 years and 2 more 2,5  years.
Conclusion: DMPA cholesterol level is influenced by the duration of use. It is recommended for DMPA users to balance their lifestyle to reduce cholesterol levels and replace contraception with non-hormonal methods every 2 years.
 

PENDAHULUAN
Kadar kolesterol darah yang tinggi, dapat memberi akibat yang serius terhadap kesehatan individu. Seseorang dengan kadar kolesterol darah diatas 200 mg/dl memiliki resiko tinggi mengalami gangguan kesehatan, dan semakin tinggi kadar kolesterol darah, semakin tinggi pula resiko terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah (Griffin RM, 2004). Beberapa studi epidemiologi pada sekurang-kurangnya 14 negara menunjukkan bahwa hiperkolesterolemia termasuk dalam tiga faktor utama penyebab penyakit jantung koroner selain hipertensi dan kebiasaan merokok. Uniknya, hiperkolesterolemia merupakan satu-satunya faktor resiko yang dengan sendirinya dapat menyebabkan atherosclerosis tanpa kombinasi dengan faktor lain (Hatma RD,2011).
Menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2015, hiperkolesterolemia telah menyebabkan sepertiga dari jumlah penyakit jantung iskemik. Sedangkan kematian mencapai 2.6 juta jiwa (4.5% dari total kematian) dan 29.7 juta jiwa mengalami ketidak mampuan menjalani kehidupan normal (WHO, 2015). Sementara sebanyak 37% angka kematian di Indonesia disebabkan oleh penyakit jantung dan pembuluh darah. Dimana sebanyak   35.9% penduduk yang berusia 15 tahun ke atas memiliki nilai kolesterol total diatas nilai normal, yang mencakup kategori borderline high (200-239 mg/dl) dan High (≥240 mg/dl) (Riskesdas, 2018). Hal ini juga didukung hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 yang memperlihatkan bahwa prevalensi penyakit pembuluh darah seperti hipertensi yaitu sebesar 34.1% per 1000 penduduk (Riskesdas, 2018). Bahkan prevalensi hiperkolesterolemia lebih tinggi diperkotaan dibandingkan pedesaan, dan pada wanita lebih banyak di banding pria. Hal ini salah satu nya disebabkan metode KB yang banyak dipilih oleh wanita  adalah KB hormonal yaitu sebesar (46.84%) dan jenis suntikan yang paling sering digunakan adalah Depo-MedroxyprogesteronAcetat (DMPA) atau yang sering dikenal dengan Depo Progestin. Wanita pengguna Depo Progestin lebih beresiko mengalami peningkatan berat badan, yang diakibatkan oleh akumulasi lemak terutama lemak viseral. Hal tersebut disebabkan karena tubuh mengalami penurunan kadar esterogen sehingga memicu terjadinya obesitas dan peningkatan lemak viseral pada obesitas terpengaruh oleh perubahan hormon leptin yang berfungsi pengatur nafsu makan (Wahyuni, 2016).
            Pemakaian DMPA  memiliki efek samping yaitu menyebabkan hormon estrogen tidak seimbang, yang berakibat pada penurunan HDL (High Density Lipoprotein) dan peningkatan LDL (Low Density Lipoprotein) hal tersebut akan mengakibatkan peningkatan kolesterol total. 
            Pemakaian DMPA didapatkan perubahan sementara pada lemak darah dan mulai tampak dalam beberapa minggu setelah penyuntikan, sehingga disarankan pengukuran kadar lemak darah pada pemakaian jangka panjang (Adam JM, 2015). Upaya pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, yaitu memberikan konseling pra pemilihan metode kontrasepsi, sebelum melahirkan dan setelah persalinan atau berganti cara dan yang ada efek samping/ komplikasi dengan meningkatkan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (BKKBN, 2015). Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan lama pemakaian kontrasepsi suntik DMPA dengan kadar kolesterol pada akseptor KB.
            Peningkatan penggunaan kontrasespi suntikan DMPA dalam masyarakat, tentu sangat berpengaruh terhadap meningkatnya keluhan gangguan bagi akseptor yang berkontribusi terhadap kehidupan masyarakat. Untuk itu perlu adanya upaya solusi dalam mengatasi berbagai faktor yang diduga berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan disfungsi pada akseptor DMPA melalui penelitian.

METODE
Jenis penelitian ini adalah menggunakan metode survey yang bersifat analitik   dengan   pendekatan   Cross   Sectional   yaitu   penelitian   yang mempelajari dinamika hubungan antara KB DMPA terhadap kadar kolesterol, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat.. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan cara Simple Random Sampling (pengambilan sampel secara acak sederhana) yaitu sebuah sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitian dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel (Nasriah.  P,  2010).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh akseptor KB DMPA yang mengalami hiperkolesterol di wilayah kerja UPTD Puskesmas Sapta Jaya Kabupaten Aceh Tamiang.



HASIL
Penelitian ini adalah menggunakan metode survey yang bersifat analitik   dengan   pendekatan   Cross   Sectional. Berdasarkan hasil  pengumulan data penelitian maka karakteristik responden adalah sebagai berikut.


Tabel 1 : Distribusi frekuensi Karakteristik Responden
Karakteristik
F
%
Usia


26-30 tahun
5
20.8
31-35 tahun
3
12.5
36-40 tahun 
16
66.7
Total
24
100
Pekerjaan


Pegawai Negeri Sipil (PNS)
1
4.2
Non Pegawai Negeri Sipil (PNS)
0
0.0
Tidak Bekerja
23
95.8
Total
24
100
Lamanya Pemakaian DMPA


1.5 tahun
5
20.8
2.5 tahun
8
33.3
3 tahun
11
45.8
Total
24
100
Klasifikasi Kadar Kolesterol


Normal
0
0
Sedang
18
75
Tinggi
6
25
Total
24
100

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden berada dalam rentang usia 36-40 tahun yakni sebesar 66.7% (16 responden). Sedangkan berdasarkan pekerjaan mayoritas responden adalah tidak bekerja yakni sebesar 95.8% (23 responden) dan berdasarkan lamanya pemakaian DMPA bahwa mayoritas responden menjadi akseptor KB DMPA selama 3 tahun yakni sebesar 45.8% (11 responden). Tabel diatas juga menunjukkan bahwa mayoritas kadar kolesterol pretest yaitu sedang yakni sebesar 66.7% (18 responden). Sedangkan kadar kolesterol posttest  mayoritas normal yakni sebesar 66.7% (16 responden).

DISKUSI
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai hubungan pemakaian KB DMPA terhadap kadar kolesterol pada wanita aseptor KB suntik DMPA maka dibahas hasil bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kolesterol menurut (Hartanto, 2006), antara lain : usia, stress, obesitas, medikasi (obatobatan lainnya), variasi diurnal dan jenis kelamin. Pada penelitian ini, semua responden merupakan wanita yang masih termasuk dalam usia subur (Hartanto, 2006). Faktor stres dipengaruhi hormon stres, yaitu adrenalin maupun kortisol, dipercaya bisa mendorong produksi kolesterol dalam tubuh. Produksi kolesterol diperlukan tubuh antara lain untuk memperbaiki sel-sel yang rusak (Nilawati, 2008). 
            Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh (Sanger, Loho, dan Wirasti, 2008) mengenai pengaruh suntikan depo medroxy progesteron asetat terhadap profil lipid, dimana didapatkan terjadi penurunan kadar HDL-kolesterol setelah 12 bulan pemakaian. Terjadinya penurunan kadar HDL kolesterol akan meningkatkan resiko meningkatnya kadar kolesterol. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh (Halimah, Haitami dan Arsyad, 2017) dengan tingkat kadar kolesterol berkisar antara 203-269 mg/dL dalam kategori abnormal sebanyak 11 (55%) orang pada pemakaian kontrasepsi suntik DMPA002E
            Hal ini sesuai dengan pernyataan Saifuddin (2006), yang mengatakan bahwa salah satu kerugian dari pemakaian KB DMPA yaitu terjadi perubahan pada lipid serum dimana meningkatnya kadar kolesterol pada penggunaan kangka panjang. Kolesterol tidak larut dalam air ataupun darah. Kolesterol diangkut ke berbagai jaringan dalam tubuh dengan bantuan senyawa yang tersusun atas lemak dan protein yaitu lipoprotein. Kolesterol LDL (low density lipoprotein) cenderung tersimpan dalam arteri.  
            Umur dapat mempengaruhi profil lipid semakin tua seseorang maka terjadi penurunan berbagai fungsi organ tubuh sehingga keseimbangan profil lipid darah sulit tercapainya akibatnya kadar trigliserida, kolesterol total dan LDL meningkat dan kadar HDL menurun.
            Efek samping dari penggunaan kontrasepsi suntik lebih dari 24 bulan telah dibahas pada hasil penelitian Rahayu dan Wijanarko, 2017 yang didapatkan bahwa kontrasepsi suntik DMPA dengan lama pemakaian setelah dua tahun yaitu gangguan menstruasi berupa amenore, kejadian keputihan, peningkatan berat badan (Rahayu, 2017). Efek samping dari pemakaian kontrasepsi suntik DMPA dalam jangka panjang juga mempengaruhi kepadatan mineral tulang (The American Collage).  Efek samping lam lebih dari 36 bulan  kontrasepsi ini secara signifikan juga berpengaruh pada fraksi lemak menyebabkan meningkatkannya kolesterol LDL dimana dapat mempengaruhi peningkatan kolesterol total bila dibandingkan dengan penggunaan cyclofem (Sudhberata, 2005).
Hormon estrogen merupakan hormon yang dapat meningkatkan retensi elektrolit pada ginjal yang menimbulkan peningkatan peningkatan reabsorbsi natrium dan air yang menyebabkan hipervolemi kemudian curah jantung meningkat dan mengakitabkan peningkatan tekanan darah. Sedangkan hormon progesteron dapat merendahkan kadar HDL-kolesterol (kolesterol baik) serta meninggikan kadar LDL-kolesterol (kolesterol jahat) dalam darah sehingga menimbulkan kadar kolesterol darah meningkat.

KESIMPULAN
Hasil penelitian ini adalah kadar hiperkoleterolmia didapati pada pemakaian DMPA > 2,5 tahun.


























DAFTAR PUSTAKA


Griffin RM. High Cholesterol: What It Can Do to You. 2004. Available athttp://www.webmd.com/cholesterolanagement/features/high-cholesterol-risks-top-2-dangers.
Hatma RD. Lipid Profiles among Diverse Ethnic Groups in Indonesia. Acta Med Indones-Indones J Intern Med. 2011. 43(1):4-11.
Nelson RH.Hyperlipidemia as a Risk Factor for Cardiovascular Disease. Prim Care. 2013. 40(1): 195-211. doi:10.1016/j.pop.2012.11.003.
WHO. Global Health Observatory (GHO) Data: Raised Cholesterol. 2015.  Available at http://www.who.int/gho/ncd/risk_factors/cholesterol_text/en/
WHO. Noncommunicable Diseases (NCD) Country Profiles. 2014. Available at http://www.who.int/nmh/countries/idn_en.pdf
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia wahyuni, 2016
Wahyuni ES. Efek Paparan Depo Progestin terhadap Hormon Pengatur Nafsu Makan (Leptin) dan Berat Badan pada Tikus Putih Betina. Jurnal Kebidanan Indonesia.2016. http://jurnal.akbid-mu.ac.id/index.php/jurnalmus/article/
view/134.
BKKBN. Peserta KB Aktif Menurut Metode Kontrasepsi. Jakarta: BKKBN;  2018. 
Nasriah.  P,  2010.  Faktor-faktor  yang  mempengaruhi  pengetahuan  remaja tentang kesehatan reproduksi di SMA Negeri 1 Mojogedang.http://faktor-faktorkespro.com
Nilawati SD, Krisnatuti B, Mahendra, dan Djing OE. Care Yourself Kolesterol. Cetakan 1. Jakarta: Penebar Plus+. 2008.
The American College of Obstetricians and Gynecologists. Depot Medroxyprogesterone Acetat and Bone Effect. 2014;123(602):1398–402. 
Hartanto A. Terapi Gizi dan Diet Rumah Saki. 2 ed. Jakarta: EGC; 2006. Halimah, Haitami dan Arsyad, 2017
Sanger OG, Loho M., Wirasti CR. Pengaruh Suntikan Depo Medroxy Progesteron Asetat terhadap Profil Lipid. 2008;32(3).
Rahayu TB, Wijanarko N. Efek Samping Akseptor Kb Suntik Depo Medroksi Progesterone Acetat (DMPA) Setelah 2 Tahun Pemakaian. J Kesehat “Samodra Ilmu.” 2017;08(01):32–8.  The American Collage
Sudhaberata K. Perbandingan Kadar Fraksi Lemak pada Pemakaian  Jurnal Gema Keperawatan |  75 Kontrasepsi Suntik Cyclofem dengan Depo Provera. Semarang: Universitas Diponogoro; 2005.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar