GAMBARAN KADAR KOLESTEROL PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DMPA
DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS SAPTA JAYA KABUPATEN
ACEH TAMIANG TAHUN 2019
DESCRIPTION OF CHOLESTEROL LEVELS IN DMPA INJECTION KB ACCEPTORS IN THE WORKING AREA UPTD PUBLIC HEALTH CENTER SAPTA JAYA DISTRICT ACEH TAMIANG IN 2019
Oleh:
Yuni Sari
Jurusan
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Aceh
ABSTRAK
Kadar kolesterol darah yang tinggi, dapat memberi akibat yang
serius terhadap kesehatan individu. Seseorang dengan kadar kolesterol darah
diatas 200 mg/dl memiliki resiko tinggi mengalami gangguan kesehatan, dan
semakin tinggi kadar kolesterol darah, semakin tinggi pula resiko terjadinya
penyakit jantung dan pembuluh darah. Beberapa studi epidemiologi pada
sekurang-kurangnya 14 negara menunjukkan bahwa hiperkolesterolemia termasuk
dalam tiga faktor utama penyebab penyakit jantung koroner selain hipertensi dan
kebiasaan merokok. Uniknya, hiperkolesterolemia merupakan satu-satunya faktor
resiko yang dengan sendirinya dapat menyebabkan atherosclerosis tanpa
kombinasi dengan faktor lain. Hal ini salah satu nya disebabkan metode KB yang
banyak dipilih oleh wanita adalah KB
hormonal yaitu sebesar (46.84%) dan jenis suntikan yang paling sering digunakan
adalah Depo-MedroxyprogesteronAcetat
(DMPA) atau yang sering dikenal dengan Depo Progestin. Wanita pengguna Depo
Progestin lebih beresiko mengalami peningkatan berat badan, yang diakibatkan
oleh akumulasi lemak terutama lemak viseral. Hal tersebut disebabkan karena
tubuh mengalami penurunan kadar esterogen sehingga memicu terjadinya obesitas
dan peningkatan lemak viseral pada obesitas terpengaruh oleh perubahan hormon leptin
yang berfungsi pengatur nafsu makan..
Tujuan umum penelitian ini adalah : untuk mengetahui gambaran
kadar kolesterol pada wanita akseptor KB suntik DMPA. Jenis penelitian ini adalah metode survey yang bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional. Hasil penelitian : Secara deskriptip terdapat perbedaan kadar
kolesterol pada pengguna DMPA ditinjau dari lama pemakaian. Dari 24 responden
didapatkan hasil tidak ada responden yang memiliki kolesterol normal, 18 orang
responden (75%) memiliki kadar kolesterol menengah dan 6 orang (25%) memiliki
kadar kolesterol tinggi. Dari 6 orang yang memiliki kadar kolesterol tinggi
(>240 mg/dl), 4 orang sudah menggunakan DMPA selama 3 tahun dan 2 orang lagi
2,5 tahun. Kesimpulan : Kadar kolesterol pemakai DMPA dipengaruhi oleh lamanya
pemakaian. Disarankan untuk pengguna DMPA agar menyeimbangkan pola hidup untuk
menurunkan kadar kolesterol dan mengganti kontrasepsi dengan metode non
hormonal setiap 2 tahun.
Keywords: Cholesterol, KB DMPA, Reproductive
Age Women
ABSTRACT
High blood cholesterol levels, can have serious consequences on individual health. Someone with a blood cholesterol level above 200 mg / dl has a high risk of experiencing health problems, and the higher the blood cholesterol level, the higher the risk of heart disease and blood vessels. Several epidemiological studies in at least 14 countries show that hypercholesterolemia is included in three main factors causing coronary heart disease in addition to hypertension and smoking habits. Uniquely, hypercholesterolemia is the only risk factor which in itself can cause atherosclerosis without combination with other factors. This is partly due to the method of birth control that is mostly chosen by women is hormonal birth control that is equal to (46.84%) and the type of injection most often used is Depo-Medroxyprogesteron Acetat (DMPA) or commonly known as Depo Progestin. Women using Depo Progestin are more at risk of weight gain, which is caused by fat accumulation, especially visceral fat. This is because the body has decreased estrogen levels so that triggers obesity and increased visceral fat in obesity is affected by changes in the hormone leptin which functions to regulate appetite. The general objective of this study is: to find out the description of cholesterol levels in women with DMPA injection acceptor KB. This type of research is an analytical survey method with cross sectional approach. Results: Descriptive there were differences in cholesterol levels in DMPA users in terms of duration of use. From 24 respondents, there were no respondents who had normal cholesterol, 18 respondents (75%) had moderate cholesterol levels and 6 people (25%) had high cholesterol levels. Of the 6 people who have high cholesterol levels (> 240 mg / dl), 4 people have used DMPA for 3 years and 2 more 2,5 years.
Conclusion: DMPA cholesterol level is influenced by the duration of use. It is recommended for DMPA users to balance their lifestyle to reduce cholesterol levels and replace contraception with non-hormonal methods every 2 years.
PENDAHULUAN
Kadar
kolesterol darah yang tinggi, dapat memberi akibat yang serius terhadap
kesehatan individu. Seseorang dengan kadar kolesterol darah diatas 200 mg/dl
memiliki resiko tinggi mengalami gangguan kesehatan, dan semakin tinggi kadar
kolesterol darah, semakin tinggi pula resiko terjadinya penyakit jantung dan
pembuluh darah (Griffin RM, 2004). Beberapa studi epidemiologi pada
sekurang-kurangnya 14 negara menunjukkan bahwa hiperkolesterolemia termasuk
dalam tiga faktor utama penyebab penyakit jantung koroner selain hipertensi dan
kebiasaan merokok. Uniknya, hiperkolesterolemia merupakan satu-satunya faktor
resiko yang dengan sendirinya dapat menyebabkan atherosclerosis tanpa kombinasi
dengan faktor lain (Hatma RD,2011).
Menurut data World Health Organization (WHO) tahun
2015, hiperkolesterolemia telah menyebabkan sepertiga dari jumlah penyakit
jantung iskemik. Sedangkan kematian mencapai 2.6 juta jiwa (4.5% dari total
kematian) dan 29.7 juta jiwa mengalami ketidak mampuan menjalani kehidupan
normal (WHO, 2015). Sementara sebanyak 37% angka kematian di Indonesia
disebabkan oleh penyakit jantung dan pembuluh darah. Dimana sebanyak 35.9% penduduk yang berusia 15 tahun ke atas
memiliki nilai kolesterol total diatas nilai normal, yang mencakup kategori borderline
high (200-239 mg/dl) dan High (≥240 mg/dl) (Riskesdas, 2018). Hal
ini juga didukung hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 yang
memperlihatkan bahwa prevalensi penyakit pembuluh darah seperti hipertensi
yaitu sebesar 34.1% per 1000 penduduk (Riskesdas, 2018). Bahkan prevalensi
hiperkolesterolemia lebih tinggi diperkotaan dibandingkan pedesaan, dan pada
wanita lebih banyak di banding pria. Hal ini salah satu nya disebabkan metode
KB yang banyak dipilih oleh wanita
adalah KB hormonal yaitu sebesar (46.84%) dan jenis suntikan yang paling
sering digunakan adalah Depo-MedroxyprogesteronAcetat
(DMPA) atau yang sering dikenal dengan Depo Progestin. Wanita pengguna Depo
Progestin lebih beresiko mengalami peningkatan berat badan, yang diakibatkan
oleh akumulasi lemak terutama lemak viseral. Hal tersebut disebabkan karena
tubuh mengalami penurunan kadar esterogen sehingga memicu terjadinya obesitas
dan peningkatan lemak viseral pada obesitas terpengaruh oleh perubahan hormon leptin
yang berfungsi pengatur nafsu makan (Wahyuni, 2016).
Pemakaian
DMPA memiliki
efek samping yaitu menyebabkan hormon estrogen tidak seimbang, yang berakibat
pada penurunan HDL (High Density Lipoprotein) dan peningkatan LDL (Low
Density Lipoprotein) hal tersebut akan mengakibatkan peningkatan
kolesterol total.
Pemakaian DMPA didapatkan perubahan sementara pada lemak
darah dan mulai tampak dalam beberapa minggu setelah penyuntikan, sehingga
disarankan pengukuran kadar lemak darah pada pemakaian jangka panjang (Adam JM,
2015). Upaya pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, yaitu
memberikan konseling pra pemilihan metode kontrasepsi, sebelum melahirkan dan
setelah persalinan atau berganti cara dan yang ada efek samping/ komplikasi
dengan meningkatkan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (BKKBN, 2015).
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan lama pemakaian kontrasepsi
suntik DMPA dengan kadar kolesterol pada akseptor KB.
Peningkatan
penggunaan kontrasespi suntikan DMPA dalam masyarakat, tentu sangat berpengaruh
terhadap meningkatnya keluhan gangguan bagi akseptor yang berkontribusi
terhadap kehidupan masyarakat. Untuk itu perlu adanya upaya solusi dalam
mengatasi berbagai faktor yang diduga berkaitan langsung maupun tidak langsung
dengan disfungsi pada akseptor DMPA melalui penelitian.
METODE
Jenis penelitian ini adalah menggunakan metode survey yang bersifat
analitik dengan pendekatan Cross Sectional
yaitu
penelitian yang mempelajari
dinamika hubungan antara KB DMPA terhadap kadar kolesterol, dengan
cara
pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat.. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan cara
Simple Random Sampling (pengambilan sampel secara acak sederhana) yaitu sebuah sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga tiap unit
penelitian dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih
sebagai sampel
(Nasriah. P,
2010).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh akseptor KB DMPA yang
mengalami hiperkolesterol di wilayah kerja UPTD Puskesmas Sapta Jaya Kabupaten
Aceh Tamiang.
HASIL
Penelitian ini adalah menggunakan metode survey yang bersifat
analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Berdasarkan hasil pengumulan data
penelitian maka karakteristik responden adalah sebagai berikut.
Tabel 1 : Distribusi frekuensi Karakteristik
Responden
Karakteristik
|
F
|
%
|
Usia
|
|
|
26-30 tahun
|
5
|
20.8
|
31-35 tahun
|
3
|
12.5
|
36-40 tahun
|
16
|
66.7
|
Total
|
24
|
100
|
Pekerjaan
|
|
|
Pegawai Negeri Sipil (PNS)
|
1
|
4.2
|
Non Pegawai Negeri
Sipil (PNS)
|
0
|
0.0
|
Tidak Bekerja
|
23
|
95.8
|
Total
|
24
|
100
|
Lamanya Pemakaian
DMPA
|
|
|
1.5 tahun
|
5
|
20.8
|
2.5 tahun
|
8
|
33.3
|
3 tahun
|
11
|
45.8
|
Total
|
24
|
100
|
Klasifikasi
Kadar Kolesterol
|
|
|
Normal
|
0
|
0
|
Sedang
|
18
|
75
|
Tinggi
|
6
|
25
|
Total
|
24
|
100
|
Berdasarkan
tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden berada dalam rentang usia
36-40 tahun yakni sebesar 66.7% (16 responden). Sedangkan berdasarkan pekerjaan
mayoritas responden adalah tidak bekerja yakni sebesar 95.8% (23 responden) dan
berdasarkan lamanya pemakaian DMPA bahwa mayoritas responden menjadi akseptor
KB DMPA selama 3 tahun yakni sebesar 45.8% (11 responden). Tabel diatas juga
menunjukkan bahwa mayoritas kadar kolesterol pretest yaitu sedang yakni sebesar 66.7% (18 responden). Sedangkan
kadar kolesterol posttest mayoritas
normal yakni sebesar 66.7% (16 responden).
DISKUSI
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai hubungan
pemakaian KB DMPA terhadap kadar kolesterol pada wanita aseptor KB suntik DMPA
maka dibahas hasil bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kolesterol menurut
(Hartanto, 2006), antara lain : usia, stress, obesitas, medikasi (obatobatan lainnya), variasi diurnal
dan jenis kelamin.
Pada penelitian ini, semua responden merupakan wanita yang masih termasuk dalam usia subur
(Hartanto, 2006). Faktor stres dipengaruhi hormon stres, yaitu adrenalin maupun kortisol,
dipercaya bisa mendorong
produksi kolesterol dalam tubuh. Produksi kolesterol diperlukan tubuh antara
lain untuk memperbaiki sel-sel yang rusak (Nilawati, 2008).
Penelitian
ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh (Sanger, Loho, dan Wirasti,
2008) mengenai pengaruh suntikan depo
medroxy progesteron asetat terhadap profil lipid, dimana didapatkan terjadi
penurunan kadar HDL-kolesterol setelah 12 bulan pemakaian. Terjadinya penurunan
kadar HDL kolesterol akan meningkatkan resiko meningkatnya kadar kolesterol.
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh (Halimah, Haitami dan Arsyad, 2017)
dengan tingkat kadar kolesterol berkisar antara 203-269 mg/dL dalam kategori
abnormal sebanyak 11 (55%) orang pada pemakaian kontrasepsi suntik DMPA002E
Hal
ini sesuai dengan pernyataan Saifuddin (2006), yang mengatakan bahwa salah satu
kerugian dari pemakaian KB DMPA yaitu terjadi perubahan pada lipid serum dimana
meningkatnya kadar kolesterol pada penggunaan kangka panjang. Kolesterol tidak
larut dalam air ataupun darah. Kolesterol diangkut ke berbagai jaringan dalam
tubuh dengan bantuan senyawa yang tersusun atas lemak dan protein yaitu
lipoprotein. Kolesterol LDL (low density
lipoprotein) cenderung tersimpan dalam arteri.
Umur
dapat mempengaruhi profil lipid semakin tua seseorang maka terjadi penurunan
berbagai fungsi organ tubuh sehingga keseimbangan profil lipid darah sulit
tercapainya akibatnya kadar trigliserida, kolesterol total dan LDL meningkat
dan kadar HDL menurun.
Efek
samping dari penggunaan kontrasepsi suntik lebih dari 24 bulan telah dibahas
pada hasil penelitian Rahayu dan Wijanarko, 2017 yang didapatkan bahwa
kontrasepsi suntik DMPA dengan lama pemakaian setelah dua tahun yaitu gangguan
menstruasi berupa amenore, kejadian keputihan, peningkatan berat badan (Rahayu,
2017). Efek samping dari pemakaian kontrasepsi suntik DMPA dalam jangka panjang
juga mempengaruhi kepadatan mineral tulang (The
American Collage). Efek samping lam
lebih dari 36 bulan kontrasepsi ini
secara signifikan juga berpengaruh pada fraksi lemak menyebabkan meningkatkannya
kolesterol LDL dimana dapat mempengaruhi peningkatan kolesterol total bila
dibandingkan dengan penggunaan cyclofem (Sudhberata, 2005).
Hormon estrogen merupakan hormon yang dapat
meningkatkan retensi elektrolit pada ginjal yang menimbulkan peningkatan
peningkatan reabsorbsi natrium dan air yang menyebabkan hipervolemi kemudian
curah jantung meningkat dan mengakitabkan peningkatan tekanan darah. Sedangkan
hormon progesteron dapat merendahkan kadar HDL-kolesterol (kolesterol baik)
serta meninggikan kadar LDL-kolesterol (kolesterol jahat) dalam darah sehingga
menimbulkan kadar kolesterol darah meningkat.
KESIMPULAN
Hasil
penelitian ini adalah kadar hiperkoleterolmia didapati pada pemakaian DMPA >
2,5 tahun.
DAFTAR PUSTAKA
Griffin
RM. High Cholesterol: What It Can Do to You. 2004. Available
athttp://www.webmd.com/cholesterolanagement/features/high-cholesterol-risks-top-2-dangers.
Hatma
RD. Lipid Profiles among Diverse Ethnic Groups in Indonesia. Acta Med
Indones-Indones J Intern Med. 2011. 43(1):4-11.
Nelson RH.Hyperlipidemia as a Risk Factor for
Cardiovascular Disease. Prim Care. 2013. 40(1): 195-211.
doi:10.1016/j.pop.2012.11.003.
WHO.
Global Health Observatory (GHO) Data: Raised Cholesterol. 2015. Available at http://www.who.int/gho/ncd/risk_factors/cholesterol_text/en/
WHO.
Noncommunicable Diseases (NCD) Country Profiles. 2014. Available at http://www.who.int/nmh/countries/idn_en.pdf
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia wahyuni, 2016
Wahyuni ES. Efek Paparan Depo Progestin terhadap Hormon Pengatur Nafsu
Makan (Leptin) dan Berat Badan pada Tikus Putih Betina. Jurnal Kebidanan
Indonesia.2016. http://jurnal.akbid-mu.ac.id/index.php/jurnalmus/article/
view/134.
BKKBN. Peserta KB Aktif Menurut Metode Kontrasepsi. Jakarta: BKKBN; 2018.
Nasriah. P,
2010. Faktor-faktor
yang
mempengaruhi pengetahuan
remaja tentang kesehatan reproduksi di SMA Negeri 1
Mojogedang.http://faktor-faktorkespro.com
Nilawati
SD, Krisnatuti B, Mahendra, dan Djing OE. Care Yourself Kolesterol. Cetakan
1. Jakarta: Penebar Plus+. 2008.
The
American College of Obstetricians and Gynecologists. Depot Medroxyprogesterone
Acetat and Bone Effect. 2014;123(602):1398–402.
Hartanto
A. Terapi Gizi dan Diet Rumah Saki. 2 ed. Jakarta: EGC; 2006. Halimah, Haitami
dan Arsyad, 2017
Sanger
OG, Loho M., Wirasti CR. Pengaruh Suntikan Depo Medroxy Progesteron Asetat
terhadap Profil Lipid. 2008;32(3).
Rahayu TB, Wijanarko N. Efek Samping Akseptor Kb Suntik Depo
Medroksi Progesterone Acetat (DMPA) Setelah 2 Tahun Pemakaian. J Kesehat
“Samodra Ilmu.” 2017;08(01):32–8. The
American Collage
Sudhaberata K. Perbandingan Kadar Fraksi Lemak pada Pemakaian Jurnal Gema Keperawatan | 75 Kontrasepsi Suntik Cyclofem dengan Depo
Provera. Semarang: Universitas Diponogoro; 2005.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar