Kamis, 27 Juni 2019

Yenny Lisbeth Siahaan: Jurnal Al-Mumtaz, Volume 8, Nomor 1, Januari-Juni 2019, hal. 93-97


PENGETAHUAN ORANG TUA TERHADAP PERUBAHAN STATUS
KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT  PADA ANAK TK A METHODIST 6 MEDAN

Oleh:
Yenny Lisbeth Siahaan
Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Medan

ABSTRAK
Latar Belakang :Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak melibatkan interaksi antara orangtua dan dokter gigi. Pada anak balita pengaruh orang tua sangat berperan dalam membetuk perilaku anak. Sikap dan perilaku orang tua terutama ibu yang biasanya orang terdekat dengan anak. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan gigi salah satunya adalah dengan memberikan pendidikan kesehatan gigi melalui penyuluhan. Tujuan: Melihat perbedaan status kebersihan gigi dan mulut anak setelah dilakukan penyuluhan kepada orang tua. Metode:Penelitian ini bersifat deskriptif dengan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui gambaran hubungan tingkat pengetahuan cara menyikat gigi dengan kebersihan gigi dan mulut pada anak. Penelitian ini merupakan penelitian populasi yang dilakukan pada anak TK A Methodis 6 Medan dengan jumlah responden 30 orang anak. Hal ini dapat dilihat dari hasil persentase Debris Indeks, Calculus Indeks, dan OHI-S pada anak. Persentase tingkat pengetahuan tentang cara manyikat gigi yang baik terhadap kebersihan gigi dan mulut pada anak TK A Methodist 6 Medan yaitu dengan kriteria baik sebanyak 10 orang (33,3%), kriteria sedang sebanyak 13 orang (43,3%), dan 7 orang anak yang memiliki kriteria buruk sebanyak 7 orang anak (23,3%). Dari hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa peran orang tua dalam membimbing anak melakukan sikat gigi secara rutin sangatlah penting dalam meningkatkan keberihan gigi dan mulut.

Kata Kunci     : Pengetahuan, Status Kebersihan Gigi dan Mulut
Datar pustaka   : 8 referensi (1990-2012)



Latar Belakang Masalah
Karies gigi serta adalah penyakit gigi dan mulut yang paling banyak dijumpai pada anak-anak di Jakarta 90% anak mengalami masalah gigi berlubang dan 80% penyakit gusi. Angka itu lebih parah pada anak-anak golongan ekonomi menengah kebawah. Hasil penelitian (Yuyus R, dkk) di Jakarta pada 1000 orang menunjukan anak balita yang bebas karies sebesar 14,1%, anak yang mempunyai karies lebih dari 4 gigi 85,9%, sedangkan DMFT 6,8 gigi.
Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak melibatkan interaksi antara orangtua dan dokter gigi. Pada anak balita pengaruh orang tua sangat berperan dalam membetuk perilaku anak. Sikap dan perilaku orang tua terutama ibu yang biasanya orang terdekat dengan anak dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut memberi pengaruh yang cukup singnifikan terhadap sikap dan perilaku anak. Peningkatan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut sangat diberdayakan mulai dari usia dini yaitu dengan mencegah, merawat dan memlihara kesehatan gigi.
Seorang ibu sudah seharusnya mempunyai pengetahuan, sikap dan perilaku yang baik terhadap kesehatan gigi dan mulut khususnya pada anak usia dini (dibawah 5 tahun) agar dapat memberikan oral health education kepada anak. Hasil penelitian (Suryawati dkk)  di kecamatan Ciputat dan Kecamatan Pasar Minggu menunjukan bahwa 76,8% ibu balita yang memliki pengetahuan yang kurang terhadap kesehatan gig dan mulut 84,1% memiliki sikap yang baik dan 89% memiliki perilaku yang kurang dalam usaha pemeliharaan kesehatan gigi anak. (Suryawati dkk, 2009)
  Rumusan masalah
Berdasarkan apa yang diuraikan diatas peneliti merasa tertarik untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan orang tua terhadap perubahan statutus kebersihan gigi dan mulut anak  TK  Methodist 6 Medan 2018.

Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui “Gambaran Tingkat Penegetahuan Cara Menyikat Gigi Dengan Kebersihan Gigi Dan Mulut, Mengetahui Persentase Debris Indeks, Calculus Indeks, Dan OHI-S Pada Anak Pada Anak TK  Methodist6 Medan Kec Medan Sunggal Tahun 2014”

Manfaat Penelitian
1.         Meningkatkan pengetahuan dan tanggung jawab orangtua dalam meningkatkan status kebersihan gigi dan mulut anak TK Methodist
2.         Sebagai masukan atau informasi bagi pihak sekolah tentang pengetahuan terhadap kebersihan gigi dan mulut anak
3.         Hasil ini dapat di gunakan sebagai bahan referensi di perpustakaan Poltekkes Kemenkes Jurusan Keperawatan Gigi Medan.

Metode Penelitian
Kerangka Konsep

Variabel Bebas
Pengetahuan
·         Baik
·         Sedang
·         Buruk
 
Variabel Terikat
Kebersihan Gigi dan Mulut
·      Debris Indeks
·      Kalkulus Indeks
·      OHI-S
 
 


                                                                                                                         




Desain penlitian
            Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dengan cross sectional, dimana peneliti akan mendeskripsikan bagaimana Gambaran Tingkat Pengetahuan Orang Tua Terhadap Perubahan Status Kebersihan Gigi Dan Mulut Pada Anak TK Methodist 6 Medan.
Tempat dan Waktu Penelitian
Di                    : Sekolah TK Methodist 6 Medan.
Waktu              : Bulan Juni  2015
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua/ anak TK  di sekolah Methodis 6 Medan dan sampel penelitian sebanyak 30 orang anak
Besaran sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010).Sementara menurut Suharsimi Arikunto (1998) menyatakan ‘Apabila subjek penelitian kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua. Bila subjeknya lebih dari 100,dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih. Jadi sampel yang akan diteliti adalah berjumlah 30 orang.
Bahan dan alat penelitian
                1.        Bahan
Format Asuhan Keperawatan Gigi dan Mulut untuk mencatat hasil pemeriksaan
Handscon, Masker,  Sikat gigi,  Pasta gigi, Povidone Iodine, Obat kumur (chlorhexidine gluconate), Disclosingsolution, Gelas plastic, Air bersih, Bengkok besar, Tissue
                2.        Alat
alat pemeriksaan : Sonde, Kaca mulut, Pinset, Eksavator


A.       Alur penlitian
1.        Pemeriksaan kebersihan gigi anak
2.        Penyuluhan dan bimbingan kepeda orang tua
3.        Bimbingan prang tua kepada anak cara menyikat gigi di rumah
4.        Pemeriksaan kebersihan gigi  setelah dilakukan penyuluhan dan bimbingan orang tua kepada anak dirumah


 
 












B.       Analisis data
Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode survey, data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang langsung diperoleh atau diambil oleh peneliti dari responden dengan cara pemeriksaan lansung ke mulut siswa yang menjadi sampel penelitian
                                              

Hasil Dan Pembahasan
Hasil Penelitia yang dilakukan pada 30 anak TK  Methodist 6 Medan tentang cara menyikat gigi yang baik  didapat hasil sebagai berikut

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Respnden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Tentang Cara Menyikat Gigi pada  Anak TK A  Methodist 6

No
Pengetahuan
N
%
1
2
3
Baik
Sedang
Buruk
10
13
7
33.3
43.3
23.3
Total
30
100%

Tabel 2 : Distribusi Frekuensi Responden  Kriteria Debris (DI)  Anak TK  Methodist  6 Medan

No
Debris Indeks
N
%
1
2
3
Baik
Sedang
Buruk
7
18
5
23.3
60
16.7
Total
30
100%

Tabel3Distribusi Frekuensi Respnden Berdasarkan Kriteria Kalkulus  Anak TK  Methodist  6 Medan
No
Pengetahuan
N
%
1
2
3
Baik
Sedang
Buruk
30
0
0
100
0
0
Total
30
100%

Tabel 4 Distribusi Frekuensi RespndenBerdasarkan Kriteria OHI-S  Anak TK Methodist  6 Medan
No
Debris Indeks
N
%
1
2
3
Baik
Sedang
Buruk
7
18
5
23.3
60
16.7
Total
30
100%

Pembahsan
Berdasarkan hasil yang diperoleh melalui kuesioner yaitu persentase tingkat pengetahuan tentang cara menyikat gigi yang baik pada anak TK A Methodist 6 Medan yaitu dengan criteria baik sebanyak 10 anak (33.3 %), yang kriteria sedang sebanyak 13 anak  (43.35) dan  kriteria yang buruk sebanyak 7 responden (23.3%). Dapat disimpulkan bahwa pada anak- anak TK  tersebut belum memahami secara benar bagaimana cara menyikat gigi yang baik dan benar.
Selain itu dari 30 anak TK  tersebut yang telah mengisi kuesioner kemudian dilakukan pemeriksaan langsung, sehingga diperoleh 7 anak yang memiliki Indeks DI dan CI (OHI-S) dengan criteria baik 7 anak, yang memiliki indeks criteria sedang indeks OHI-S yang buruk
Dari hasil data yang diperoleh, diperlukan pemahaman yang lebih untuk anak-anak TK tersebut, ini bisa diperoleh lewat bimbingan orang tua dan lingkungan sekolah itu sendiri. Dengan melakukan kegiatan UKGS dan melakukan penyuluhan-penyuluhan tentang kesehehatan khususntya kesehatan gigi.
Bentuk dan ukuran sikat gigi baik kepala, bahan, permukaan, susunan serabutnya serta bagian tangkainya sangat bervariasi. Hal ini tidak mengherankan karena efisiensi sebuah sikat gigi dalam menghilangkan palk sebagian terbesar, tergantung pada kemampuan individu dan sangat kecil sekali dipengaruhi oleh jenis iskat dan cara penyikatannya ( Edwina 2002)
Pengetahuan bukanlah fakta dari suatu kenyataan yang sedang dipelajari, melainkan sebagian konstruksi kognitif seseorang terhadap obyek, pengalaman, maupun lingkungannya. Pengetahuan bukanlah suatu yang sudah ada dan tersedia dan semetara orang laintinggal menerimany. Pengetahuan adalah sebagian suatu pembentukan yang terus menerus oelh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman- pemahaman baru ( Notoatmodjo, 2007)

Kesimpulan
1.        Persentase tingkat pengetahuan tentang cara manyikat gigi yang baik terhadap kebersihan gigi dan mulut pada anak TK A Methodist 6 Medan yaitu dengan kriteria baik sebanyak 10 orang (33,3%), kriteria sedang sebanyak 13 orang (43,3%), dan 7 orang anak yang memiliki kriteria buruk sebanyak 7 orang anak (23,3%).
2.        Persentase kriteria  kebersihan gigi dan mulut OHI-S debris indeks (DI) dan kalkulus (CI) telah diteliti diperoleh 7 orang anak yang memiliki indeks OHI-S dengan kriteria baik, sedangkan kriteria OHI-S yang terbesar adalah kriteria sedang yaitu sebanyak 18 orang anak, dan  kriteria OHI-S yang buruk sebanyak 5 orang anak

Saran
1.    Diharapkan kepada anak- anak TK Methodist 6 Medan tetap menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan menyikat gigi minimal 2 kali sehari, yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur.
2.    Untuk pihak sekolah kiranya menjalin hubungan ke pihak kesehatan dalam memberikan tentang penyuluhan kesehatan khususnya kesehatan gigi dan mulut.
3.    Diharapkan kepada orangtua yang memiliki anak untuk lebih memperhatikan kebersihan gigi dan mulut anaknya.

REFERENSI

Depkes. 2013. Badan penelitian dan Pengembangan Kesehatan.. Lapoan Hasil Rset Kesehatan (RISKESDAS) Nasional Jakarta
Eriska Riyanti. 2005. Pengenalan Dan Perawatan Kesehatan Gigi Anak Sejak Dini. Seminar Sehari Kesehatan Psikologi Anak . Gedung lab. Utama Pramita.
Edwina A. M.Kidd, Sally Joyston-Bechal. 2012. Dasar-Dasar Karies Penyakit gigi dan Penanggulangan. Buku Kedokteran EGC.
Green, Lawrerence. 1990. Health Education Planing, A Diagnostic Aproach The Jhon Hopkins University. Myfield Publishing Co. 
Herijulianti E, Svasti T, Artini S. 2001. Pendidikan Kesehatan Gigi. EGC. 2002.
Manson, JD., Eley, BM. 1993. Buku Ajar  Periodonti, EGC Jakarta.
Maulani .C dan Enterprise. J,. 2005. Kiat Merawat Gigi Anak , Panduan Orang Tua Dalam Merawat Dan Menjaga Kesehatan Gigi Anak-Anaknya. EGC. 
Notoatmodjo,  S. 2007. Kesehatan Masyarakat : ilmu dan Seni Jakarta, Rineka Cipta,
Sondang P, Hamada T. 2008. Menuju gigi dan mulut sehat. Medan : USU Press,
Yunus R,Magdarina DA, 2002. Siswati F. Karies Gigi Pada Anak Balita di Wilayah DKI. Cermin Dunia kedokteran



Tidak ada komentar:

Posting Komentar