HUBUNGAN PERAN SUAMI TERHADAP KECEMASAN IBU
BERSALIN
DALAM MENGHADAPI PROSES PERSALINAN
Oleh
:
Dewita1, Magfirah2, Emma
Sumasni2
Dosen Prodi
Kebidanan Langsa Poltekkes Kemenkes Aceh1
Dosen Prodi
Kebidanan Langsa Poltekkes Kemenkes Aceh2
Mahasiswa Prodi
D-IV Kebidanan Poltekkes kemenkes Aceh2
Email :
witadewita1980@gmail.com
ABSTRAK
Kecemasan
(ansietas) merupakan gejolak emosi seseorang yang berhubungan dengan sesuatu
diluar dirinya dan mekanisme dirinya yang digunakan dalam mengatasi
permasalahan. Kecemasan yang dialami oleh ibu awal persalinan berhubungan
dengan berbagai macam faktor yang terkait dengan proses persalinan. Ibu
merasakan kehadiran suami sebagai pendamping penolong persalinan akan menambah
kenyamanan, aman, semangat, dukungan emosional
pada ibu saat bersalin. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui hubungan peran suami terhadap kecemasan ibu bersalin dalam
menghadapi proses persalinan di wilayah kerja Puskesmas Birem Bayeun Kabupaten
Aceh Timur. Penelitian ini
bersifat observasional analitik dengan jenis penelitian cross sectional dimana
peneliti melakukan pengamatan terhadap dua variabel yaitu variabel independen
dan dependen. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah ibu bersalin yang akan
menghadapi proses persalinan sebanyak 43 orang. Hasil uji statistic chi-square diperoleh hasil
ada hubungan peran suami terhadap kecemasan ibu bersalin dalam menghadapi
proses persalinan (p=0.000 <0 span="">0> Peran suami dalam membantu proses persalinan
istri dapat menurunkan tingkat kecemasan saat akan menghadapi proses
persalinan.
Kata Kunci : Peran suami, Kecemasan ibu bersalin, Proses
persalinan
PENDAHULUAN
Kecemasan
yang dialami oleh ibu bersalin semakin lama akan semakin meningkat seiring
dengan semakin seringnya kontraksi muncul sehingga keadaan ini akan membuat ibu
semakin tidak kooperatif. Stres persalinan secara reflex menyebabkan
peningkatan kadar katekolamin ibu jauh diatas kadar yang ditemukan pada wanita
yang tidak hamil atau wanita hamil sebelum persalinan. Stress psikologis dan
hipoksia yang berkaitan dengan nyeri dan rasa cemas meningkatkan sekresi
adrenalin. Peningkatan sekresi adrenalin dapat menyebabkan kontraksi uterus
berlebihan sehingga terjadi vasokonstriksi akibatnya aliran darah uterus
menurun. Sehingga mengakibatkan terjadinya hipoksia dan bradikardi janin yang
akhirnya akan terjadi kematian janin (Mukhoirotin & Khusniyah, 2012).
Tahun
2016 proporsi kematian ibu di Provinsi Aceh di dominasi oleh kematian ibu nifas
76 kasus (45 %), diikuti kematian ibu bersalin sebanyak 65 kasus (38 %) dan
kematian ibu dalam keadaan hamil sebanyak 28 kasus (17 %). Daerah terbanyak
memberi kontribusi pada kematian ibu di Aceh adalah Kabupaten Aceh Utara dengan
jumlah kematian ibu mencapai 26 kasus, diikuti Aceh Timur sebanyak 21 kasus dan
Bireuen 11 kasus serta kabupaten/kota lainnya di Aceh yang capaiannya antara 1
sampai 9 kasus. Jumlah persalinan di Provinsi Aceh pada tahun 2017 sebanyak
122.421 ibu bersalin (Dinkes Aceh, 2016).
Menurut
Suyati, dkk (2015), Kemajuan persalinan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah
satunya adalah psikologis ibu. Psikologis ibu yang terganggu akibat ketakutan
atau kecemasan selama bersalin dapat menghambat proses bersalin. Perbedaan
waktu persalinan antara wanita yang mengalami ketakutan dengan yang tidak
mengalami ketakutan adalah 1 jam 32 menit.
Peran
adalah perilaku-perilaku yang berkenaan dengan siapa yang memegang suatu posisi
tertentu, posisi mengidentifikasi status atau tempat seseorang dalam suatu
sistem sosial. Suami dianjurkan untuk berperan aktif dalam mendukung dan
melakukan kegiatan yang dapat memberikan kenyamanan bagi ibu saat menghadapi
proses persalinan. Saat kemajuan persalinan sampai fase kecepatan maksimum,
rasa khawatir ibu menjadi meningkat (Saswita & Marisah, 2011).
Menurut
Maryunani (2011), Kehadiran dan dukungan dari suami akan membantu proses
persalinan berjalan lancar, karena suami dapat berbuat banyak untuk membantu
ibu saat persalinan. Ibu merasakan kehadiran suami sebagai pendamping penolong
persalinan akan menambah kenyamanan, aman, semangat, dukungan emosional pada
ibu saat bersalin.
Kehadiran
suami, walaupun sekedar menemani, memegang tangan istri, dan membisikkan
kata-kata menghibur pada istri akan memberikan dorongan kekuatan mental ekstra
bagi istri. Walaupun tak dapat mengurangi rasa sakit namun kekuatan mental yang
diperoleh istri akan membuatnya lebih kuat menahan sakit, yang pada akhirnya
akan mempermudah proses persalinan (Nikmah, 2018).
Survei
awal yang peneliti lakukan di wilayah kerja Puskesmas Birem Bayeun pada tahun
2018, sebanyak 5 ibu yang peneliti wawancarai diperoleh data sebanyak 3 ibu
mengalami kecemasan sedang, 2 ibu mengalami kecemasan ringan dalam menghadapi
proses persalinan. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian tentang hubungan peran suami terhadap kecemasan ibu
bersalin dalam menghadapi proses persalinan di wilayah kerja Puskesmas Birem
Bayeun Kabupaten Aceh Timur.
BAHAN DAN METODE
Metode
penelitian adalah observasional analitik dengan
desain penelitian cross sectional, dimana peneliti
mengetahui hubungan peran suami terhadap kecemasan ibu bersalin dalam
menghadapi proses persalinan. Tehnik pengumpulan data yaitu wawancara dan
observasi, dimana peneliti mewawancarai responden berdasarkan pedoman yang ada
dilembaran Tailor Manifest Anxiety Scale (T-MAS)
(Notoatmodjo2010)
Peneliti mengamati langsung peran
suami yang diberikan kepada ibu hamil untuk membantu ibu hamil dalam mengatasi
kecemasan saat menghadapi proses
persalinan. Hasil pengamatan yang diperoleh dicatat dilembaran checklistPenelitian dilaksanakan pada
bulan Mei-Juni 2019 dan tempat penelitian di wilayah kerja Puskesmas Birem
Bayeun Kabupaten Aceh Timur. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu
bersalin yang akan menghadapi proses persalinan di wilayah kerja Puskesmas
Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur.
Adapun teknik pengambilan sampel
menggunakan teknik accidental sampling,
yaitu pengambilan sampel secara kebetulan bertemu pada saat peneliti melakukan
penelitian yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi sampel yang telah
ditetapkan (Notoatmojdo, 2010). Kriteria Inklusi penelitian ini adalah Ibu bersalin kala I yang normal dan
Ibu bersalin kala I dengan komplikasi. Teknik analisa data dalam penelitian
menggunakan uji chi square
1.
Peran Suami
Tabel 1.
Distribusi
Frekuensi Peran Suami terhadap Ibu
Dalam
Menghadapi Proses Persalinan
Peran Suami
|
F
|
%
|
-
Aktif
-
Tidak Aktif
|
25
18
|
58,1%
41,9%
|
Pada
tabel 1. dapat lihat, sebagian besar responden yaitu sebanyak 25 (58,1%)
memiliki suami yang berperan aktif terhadap ibu bersalin dalam menghadapi
persalinan.
2.
Kecemasan
ibu bersalin dalam menghadapi proses persalinan
Tabel 2.
Distribusi
Frekuensi Kecemasan Ibu Bersalin
Dalam
Menghadapi Proses Persalinan
|
Kecemasan Ibu Bersalin
|
Total
|
|
|
||||
Peran Suami
|
Ringan
|
Sedang
|
P Value
|
χ²
|
||||
|
N
|
%
|
N
|
%
|
N
|
%
|
|
|
Aktif
|
17
|
68,0
|
8
|
32,0
|
25
|
100
|
0,001
|
11,085
|
Tidak
Aktif
|
3
|
16,7
|
15
|
83,3
|
18
|
100
|
|
|
Pada
tabel 2. dapat dilihat, sebagian besar responden yaitu sebanyak 23 (53,5%)
mengalami kecemasan sedang saat mengadapi proses persalinan.
3.
Hubungan
Peran suami Terhadap Kecemasan
Tabel 3.
Hubungan Peran Suami Terhadap
Kecemasan Ibu Bersalin
Dalam Menghadapi Proses Persalinan
|
Kecemasan Ibu Bersalin
|
Total
|
|
|
||||
Peran Suami
|
Ringan
|
Sedang
|
P Value
|
χ²
|
||||
|
N
|
%
|
N
|
%
|
N
|
%
|
|
|
Aktif
|
17
|
68,0
|
8
|
32,0
|
25
|
100
|
0,001
|
11,085
|
Tidak
Aktif
|
3
|
16,7
|
15
|
83,3
|
18
|
100
|
|
|
Pada
tabel 3 dapat dilihat, bahwa suami yang berperan aktif menemani responden dalam
menghadapi proses persalinan, 17 (68,0%) responden mengalami kecemasan ringan
dan 8 (32,0%) responden mengalami kecemasan sedang. Sedangkan suami yang tidak
berperan aktif, sebanyak 3 (16,7%) responden mengalami kecemasan ringan dan 15
(83,3%) responden mengalami kecemasan sedang dalam menghadapi proses
persalinan.
Gambar 1.
Hubungan Peran Suami Terhadap
Kecemasan Ibu Bersalin Dalam Menghadapi Proses Persalinan
Hasil
uji statistik chi square diperoleh
hasil, nilai p value < nilai α
(0,001 < 0,05) artinya ada hubungan peran suami terhadap kecemasan ibu
bersalin dalam menghadapi proses persalinan.
PEMBAHASAN
Suami
dianjurkan untuk berperan aktif dalam mendukung dan melakukan kegiatan yang
dapat memberikan kenyamanan bagi ibu saat menghadapi proses persalinan. Data
yang diperoleh diwilayah kerja Puskesmas Birem Bayeun sebagian besar ibu hamil
dalam menghadapi persalinan, yaitu sebanyak 25 (58,1%) memiliki suami yang
berperan aktif terhadap ibu bersalin dalam menghadapi persalinan. Sebanyak 18
(41,9%) responden yang memiliki suami tidak berperan aktif terhadap ibu
bersalin dalam menghadapi persalinan.
Hal
ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Mukhoirotin & Khusniyah bahwa
dengan adanya keterlibatan para suami sejak awal kehamilan sampai dengan
persalinan akan mengurangi rasa takut ibu hamil dan dapat mempermudah dalam proses persalinan, serta
ibu hamil dapat mengatasi dengan adanya perubahan tubuh dengan adanya sesosok
manusia mungil di dalam perut, keberhasilan seorang ibu dalam masa kehamilan
sampai dengan proses persalinan dapat dilihat dari seberapa besar perhatian dan
dukungan yang diberikan kepada ibu hamil sehingga dapat mengurangi kecemasan.
Ketidaktahuan
terhadap suatu hal dianggap sebagai tekanan yang dapat mengakibatkan krisis dan
dapat menimbulkan kecemasan. Stress dan kecemasan dapat terjadi pada individu
dengan tingkat pengetahuan yang rendah, disebabkan karena kurangnya informasi
yang diperoleh. Pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan ibu hamil mengenai
segala sesuatu yang berkaitan dengan proses persalinan yang akan dialaminya.
Ibu hamil yang memiliki pengetahuan yang rendah atau sedikit tentang persalinan
cenderung memiliki rasa cemas yang berlebihan. Ibu akan merasakan cemas
terhadap suatu hal yang terjadi dalam proses persalinannya sebelum ia
mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan kejadian saat persalinan
(Fazdria&Meiliani, 2016).
Data
yang diperoleh diwilayah kerja Puskesmas Birem Bayeun, sebagian besar ibu bersalin
yaitu sebanyak 23 (53,5%) mengalami kecemasan sedang saat menghadapi proses
persalinan dan sebanyak 20 (46,5%) responden mengalami kecemasan ringan. Suami
yang berperan aktif menemani ibu dalam menghadapi proses persalinan, 17 (68,0%)
ibu mengalami kecemasan ringan dan 8 (32,0%) ibu mengalami kecemasan sedang.
Sedangkan suami yang tidak berperan aktif, sebanyak 3 (16,7%) ibu mengalami
kecemasan ringan dan 15 (83,3%) ibu mengalami kecemasan sedang dalam menghadapi
proses persalinan.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan peran suami terhadap
kecemasan ibu bersalin dalam menghadapi proses persalinan. Penelitian ini
sesuai dengan penelitian Mukhoirotin dan Khusniyah, dengan judul : Pengaruh
Pendampingan Suami Terhadap Kecemasan Ibu Pada Proses Persalinan Kala I (Fase
Laten-Fase Aktif), hasil adanya pengaruh pendampingan suami terhadap penurunan
tingkat kecemasan dengan nilai ρ = 0,02. Pendampingan suami sangat dibutuhkan
ibu pada proses persalinan karena dengan pendampingan suami yang maksimal dapat
menurunkan kecemasan.
Peran
yang dapat suami lakukan dalam proses persalinan antara lain mengatur posisi
ibu, memberikan nutrisi dan cairan, mengalihkan perhatian ibu dari rasa nyeri
selama proses persalinan, menginformasikan kemajuan persalinan, memberikan
dorongan spiritual, memberi dukungan moral, menghibur dan memberi dorongan
semangat (Mubarak&Chayatin, 2009). Hal yang sama juga dibuktikan
dari hasil penelitian Mukhadiono dkk (2015), dengan judul penelitian : Hubungan
antara dukungan suami dengan tingkat kecemasan pada ibu primigravida trimester
III dalam menghadapi persalinan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas
responden (91,1%) menyatakan bahwa suami memberikan dukungan yang tinggi kepada
istrinya yang sedang hamil. Dukungan ini memberikan kontribusi positif terhadap
suasana psikologis ibu hamil, terutama untuk mengurangi tingkat kecemasan yang
muncul pada kehamilan pertama. Semua responden mengalami kecemasan pada
trimester ketiga. Mayoritas (60,7%) mengalami kecemasan yang parah, diikuti
oleh kecemasan sedang (33,9%), dan hanya 5,4% yang mengalami kecemasan ringan.
Hasil analisis Chi-Square menunjukkan
hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan tingkat kecemasan
primigravida pada trimester ketiga dalam menghadapi persalinan dengan nilai p-Value 0.027.
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa peran suami dalam membantu proses
persalinan istri dapat menurunkan tingkat kecemasan saat akan menghadapi proses
persalinan.
DAFTAR PUSTAKA
Mukhoirotin
& Khusniyah. 2012. Pengaruh Pendampingan Suami Terhadap Kecemasan Ibu Pada
Proses Persalinan Kala I (Fase Laten-Fase Aktif). Jurnal Fakultas
Ilmu Kesehatan UNIPDU Jombang. Vol
1 No.1
Dinkes Aceh.
2017. Profil Kesehatan Aceh 2016. Banda Aceh: Dinas Kesehatan Aceh.
Suyati, Azizah
N, Adawiyah SR. 2015. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Proses Persalinan
dengan Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Trimester III di Desa Sambirejo Jogoroto. https://media.neliti.com/media/publications/171033-ID-hubungan-pengetahuan-ibu-hamil-tentang-p.pdf. Diakses 2 Januari 2019.
Saswita, R & Marisah. 2011. Asuhan
Kebidanan Pada Masa Persalinan. Jakarta:
Salemba Medika.
Maryunani A.
2010. Nyeri Dalam Persalinan ; Tehnik dan
Cara Penanganannya, Jakarta : TIM.
Nikmah K. 2018. Hubungan Pendamping Suami Dengan Tingkat
Kecemasan Ibu Primi Gravidarum Saat Menghadapi Persalinan. Journal for Quality in Women's Health. Vol 1 No.2, pp 15-21.
Notoatmodjo S.
2010. Metodologi Penelitian Kesehatan.
Jakarta : Rineka Cipta.
Mubarak &
Chayatin. 2009. Ilmu Keperawatan
Komunitas ; Konsep dan Aplikasi, Jakarta
: Salemba Medika.
Mukhadiono,
Widyo.S, D. Wahyuningsih. 2015. Hubungan Antara Dukungan Suami Dengan Tingkat
Kecemasan Pada Ibu Ptimigravida Trimester III dalam Menghadapi Persalinan. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman
Journal of Nursing). Vol 10, No.1, pp 53-59
Fazdria. dan S.
Meliani. 2016. Gambaran Tingkat Kecemasan Pada Ibu Hamil Dalam Menghadapi
Persalinan Di Desa Tualang Tengoh Kecamatan Langsa Kota Kabupaten Kota Langsa. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala. Vol 16.
No.1, pp 6-13
Tidak ada komentar:
Posting Komentar