EFEKTIVITAS
LARUTAN DAUN JAMBU BIJI (PSIDIUM GUAJAVA LINN) SEBAGAI INSEKTISIDA
SEMPROT TERHADAP
KEMATIAN
NYAMUK ANOPHELES
Oleh:
Sofia
(Dosen Jurusan Kesehatan Lingkungan
Poltekkes Kemenkes Aceh)
ABSTRAK
Keberadaan
nyamuk
yang berdekatan
dengan kehidupan
manusia dan
hewan menimbulkan
masalah yang
cukup serius dikarenakan nyamuk
bertindak sebagai
vektor beberapa penyakit yang
sangat penting dengan
tingginya tingkat
kesakitan
dan kematian. Nyamuk Anopheles
merupakan salah satu vektor yang dapat menyebabkan penyakit malaria, untuk itu
perlu dilakukan pengendalian terhadap nyamuk tersebut. Daun jambu
biji (Psidium guajava) memiliki
zat beracun bagi serangga, yang dapat digunakan sebagai
insektisida alami.Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dosis larutan daun jambu biji
(Psidium guajava)
yang efektif sebagai
insektisida semprot terhadap kematian
nyamuk Anopheles. Penelitian ini bersifat eksperimen semu (quasi experiment).Sampel
yang digunakan adalah nyamuk Anopheles dengan setiap perlakuan 10 ekor nyamuk dewasa.
Total nyamuk yang diperlukan 180 ekor. Analisa hasil menggunakan Uji Anova satu arah untuk mengetahui ada tidaknya
perbedaan jumlah nyamuk yang mati pada masing-masing dosis yang digunakan. Hasil penelitian menunjukkan larutan daun
jambu biji efektif sebagai insektisida semprot terhadap kematian nyamuk Anopheles dengan nilai p < 0,000. Masyarakat dapat
memanfaatkan daun jambu biji sebagai insektisida nabati yang aman bagi
kesehatan dalam melakukan pengendalian terhadap nyamuk khususnya Anophels.
PENDAHULUAN
Nyamuk Anopheles
merupakan salah satu vektor yang dapat menyebabkan penyakit yaitu malaria. Secara
nasional angka kesakitan malaria selama tahun 2009-2016 cenderung menurun yaitu
dari 1,8 per 1.000 penduduk berisiko pada tahun 2009 menjadi 0,84 per 1.000
penduduk berisiko pada tahun 2016. Papua merupakan provinsi dengan angka
kesakitan malaria tertinggi, yaitu 45,85 per 1.000 penduduk. Angka ini sangat
tinggi jika dibandingkan dengan provinsi lainnya. Empat provinsi dengan angka
kesakitan malaria per 1.000 penduduk tertinggi lainnya, yaitu Papua Barat
(10,20), Nusa tenggara Timur (5,17), Maluku (3,83), dan Maluku Utara (2,44)
sedangkan di provinsi Aceh angka kesakitan malaria 0,05 per 1.000 penduduk.
Pada tahun 2016 terdapat 413 kabupaten/kota dengan angka kesakitan malaria per
1.000 penduduk, sementara target Rencana Strategi Kementerian Kesehatan untuk
angka kesakitan malaria tahun 2016 adalah jumlah kabupaten/kota dengan angka
kesakitan malaria per 1.000 penduduk sebanyak 360 kabupaten/kota.[1] Selama tahun 2016 di Kota Banda
Aceh dilaporkan ada 735 suspek malaria dan dilakukan pemeriksaan sediaan darah,
ditemukan 1 kasus posistif di UPTD Puskesmas Batoh.[2] Selama ini berbagai
upaya
pengendalian
nyamuk Anopheles
telah dilakukan
diantaranya melalui penyemprotan, penggunaan
anti nyamuk bakar/elektrik dan
semprot sintetik. Penggunaan
insektisida yang
berlebihan dan berulang-ulang
dapat menimbulkan dampakyang
tidak diinginkan yaitu
matinya musuh alami,
pencemaran lingkungan dan dapat membahayakan kesehatan masyarakat.
Selain itu juga biaya yang
diperlukan dalam pelaksanaan
pemberantasan
nyamuk sangat
mahal
dan nyamuk akan mengalami resisten
untuk itu perlu adanya
insektisida yang lebih
ramah lingkungan
salah
satunya dengan
memanfaatkan daun
jambu biji untuk mengendalikan vektor
malaria.
Jambu biji (Psidium guajava Linn) adalah
salah satu
tumbuhan yang daunnya mengandung
bahan kimia Beta-sitosterol,
alkaloid, saponin,
flavonoid, tanin,
eugenol,
minyak atsiri, minyak
lemak,
damar
dan berbagai
senyawa
lainnya. Tanaman
jambu biji banyak
tumbuh di Indonesia
dan sudah lama dimanfaatkan
oleh masyarakat,
namun
pemanfaatannya
hanya
sebatas pada
buahnya untuk dikonsumsi, pemanfaatan
daunnya hanya
sebagian
kecil saja yaitu
sebagai obat anti
diare, disentri, radang
usus dan gangguan
pencernaan.[3]
Daun
jambu biji (Psidium guajava) juga ternyata memiliki zat
beracun
bagi serangga, seperti
tanin, flavonoid, zat samak,
saponin, triterpenoid, asam malat,
minyak atsiri. Tannin dapat menurunkan kemampuan mencerna
makanan
pada
serangga dengan
cara
menurunkan aktivitas
enzim
pencernaan. Saponin dapat menghambat
kerja proteolitik yang menyebabkan penurunan aktivitas enzim pencernaan
dan penggunaan protein. Flavonoid merupakan senyawa
kimia yang memiliki
sifat insektisida. Flavonoid
menyerang bagian
syaraf pada
beberapa organ
vital serangga sehingga
timbul suatu perlemahan syaraf, seperti pernapasan dan menimbulkan kematian.
Minyak atsiri adalah senyawa yang memberikan bau
khas tumbuhan.[4]
Tujuan
penelitian adalah untuk mengetahui
dosis larutan daun jambu biji (Psidium
guajava Linn) yang efektif sebagai insektisida semprot terhadap
kematian nyamuk
Anopheles.
METODE
PENELITIAN
Penelitian ini
bersifat eksperimen semu (quasi experiment) yaitu untuk mengetahui
efektivitas larutan daun jambu biji sebagai insektisida semprot terhadap
kematian nyamuk Anopheles. Rancangan penelitian yang digunakan dalam
penelitian iniadalah Rancangan Acak Lengkap. Percobaan dilakukan dengan 6 jenis
dosis larutan daun jambu biji masing-masing 0% (sebagai kontrol), 20 ml / 80 ml
aquadest, 40 ml / 60 ml aquadest, 60 ml / 40 ml aquadest, 80 ml / 20 ml
aquadest dan 100 ml larutan. Setiap percobaan diamati selama 2 jam, 12 jam dan
24 jam, dan dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali.
Subjek dalam
penelitian ini adalah nyamuk Anopheles stadium dewasa. Dan
sampel yang digunakan adalah sebanyak 180 ekor nyamuk Anopheles. Dimana masing-masing perlakuan dan kontrol menggunakan
sampel sebanyak 10 ekor nyamuk Anopheles
yang disemprotkan larutan daun jambu biji dengan dosis yang sudah ditentukan. Data hasil pengamatan dianalisis secara statistik dengan uji Anova One Way. Uji Anova
dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rata-rata nyamuk Anopheles yang mati pada pemberian
perasan daun jambu biji.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Jumlah Kematian Nyamuk Anopheles yang Mati Setelah
Disemprotkan Larutan Daun Jambu Biji dengan 3 kali Pengulangan
No
|
Pengulangan
|
Dosis larutan perasan daun jambu biji
|
Jumlah
|
|||||
Kontrol
|
20
ml/80 ml aqua
|
40
ml/60 ml aqua
|
60 ml/40 ml aqua
|
80
ml/20 ml aqua
|
100
ml larutan
|
|||
1
|
P1
|
0
|
1
|
1
|
5
|
7
|
8
|
22
|
2
|
P2
|
0
|
0
|
2
|
6
|
6
|
9
|
23
|
3
|
P3
|
0
|
0
|
1
|
4
|
8
|
6
|
19
|
Jumlah
|
0,00
|
1,00
|
4,00
|
15,00
|
21,00
|
23,00
|
64,00
|
|
Rata-rata
|
0,00
|
0,33
|
1,33
|
5,00
|
7,00
|
7,67
|
21,33
|
Sumber : Hasil penelitian
Jumlah
nyamuk yang mati setelah disemprotkan
larutan daun jambu biji paling banyak didapatkan pada dosis 100 ml dengan jumlah nyamuk yang mati berjumlah 23 ekor nyamuk . Pada
dosis 80ml/20ml jumlah nyamuk yang mati berjumlah 21 ekor nyamuk, dosis
60ml/40ml berjumlah 15 ekor nyamuk,
dosis 40ml/60ml berjumlah 4 ekor nyamuk , dan dosis 20ml/80ml berjumlah 1 ekor
nyamuk yang mati. Setiap perlakuan dan pengulangan memiliki
perbedaan terhadap jumlah
nyamuk yang mati meskipun hanya
sedikit perbedaan yang terlihat.
Tabel 2. Hasil
Uji Statistik Anova Pada Larutan Daun Jambu Biji Terhadap Kematian Nyamuk
Anopheles
Variabel
|
Mean
|
Std. Deviation
|
95% LC
|
Nilai p
|
Kontrol
|
0,00
|
0,00
|
0,00 – 0,00
|
0,000
|
20ml/80ml
|
0,33
|
0,58
|
-1,10 – 1,77
|
|
40ml/60ml
|
1,33
|
0,58
|
-0,10 – 2,77
|
|
60ml/40ml
|
5,00
|
1,00
|
2,52 – 7,48
|
|
80ml/20ml
|
7,00
|
1,00
|
4,52 – 9,48
|
|
100ml
|
7,67
|
1,53
|
3,87 – 11,46
|
|
Total
|
3,56
|
3,31
|
1,91 – 5,20
|
Sumber : Hasil penelitian
Hasil uji statistik didapatkan
nilai p < (0.00), sehingga diketahui bahwa ada pengaruh larutan daun jambu biji
terhadap kematian nyamuk. Untuk
menguji perbedaan efektivitas dosis larutan daun jambu biji terhadap kematian
nyamuk maka dilanjutkan dengan uji LSD (Lest Significant
Different).
Tabel 3. Hasil Uji Lsd pada Perbedaan Efektivitas Larutan Daun
Jambu Biji Terhadap Kematian Nyamuk Anopheles
Dosis
|
Rata-rata
|
Std.
Eror
|
Sig.
|
|
Kontrol
|
20ml/80ml
|
-0,33
|
0,75
|
0,66
|
40ml/60ml
|
-1,33
|
0,75
|
0,10
|
|
60ml/40ml
|
-5,00*
|
0,75
|
0,00
|
|
80ml/20ml
|
-7,00*
|
0,75
|
0,00
|
|
100ml
|
-7,67*
|
0,75
|
0,00
|
|
20ml/80ml
|
Kontrol
|
0,33
|
0,75
|
0,66
|
40ml/60ml
|
-1,00
|
0,75
|
0,20
|
|
60ml/40ml
|
-4,67*
|
0,75
|
0,00
|
|
80ml/20ml
|
-6,67*
|
0,75
|
0,00
|
|
100ml
|
-7,33*
|
0,75
|
0,00
|
|
40ml/60ml
|
Kontrol
|
1,33
|
0,75
|
0,10
|
20ml/80ml
|
1,00
|
0,75
|
0,20
|
|
60ml/40ml
|
-3,67*
|
0,75
|
0,00
|
|
80ml/20ml
|
-5,67*
|
0,75
|
0,00
|
|
100ml
|
-6,33*
|
0,75
|
0,00
|
|
60ml/40ml
|
Kontrol
|
5,00*
|
0,75
|
0,00
|
20ml/80ml
|
4,67*
|
0,75
|
0,00
|
|
40ml/60ml
|
3,67*
|
0,75
|
0,00
|
|
80ml/20ml
|
-2,00*
|
0,75
|
0,02
|
|
100ml
|
-2.67*
|
0,75
|
0,00
|
|
80ml/20ml
|
Kontrol
|
7,00*
|
0,75
|
0,00
|
20ml/80ml
|
6,67*
|
0,75
|
0,00
|
|
40ml/60ml
|
5,67*
|
0,75
|
0,00
|
|
60ml/40ml
|
2,00*
|
0,75
|
0,02
|
|
100ml
|
-0,67
|
0,75
|
0,39
|
|
100ml
|
Kontrol
|
7,67*
|
0,75
|
0,00
|
20ml/80ml
|
7,33*
|
0,75
|
0,00
|
|
40ml/60ml
|
6,33*
|
0,75
|
0,00
|
|
60ml/40ml
|
2,67*
|
0,75
|
0,00
|
|
80ml/20ml
|
0,67
|
0,75
|
0,39
|
Sumber : Hasil penelitian
Keterangan : * = Ada
perbedaan
Hasil uji Lsd menunjukkan ada perbedaan nyata
terhadap kematian nyamuk setelah diberikan larutan daun jambu biji dengan
kontrol yang tidak diberikan larutan daun jambu biji.
PEMBAHASAN
Setelah dilakukannya pengujian dengan 6
perlakuan dan 3 kali pengulangan dengan masing-masing dosis larutan larutan
daun jambu biji yang digunakan yaitu
20ml/80ml, 40ml/60ml, 60ml/40ml, 80ml/20ml, 100ml, dan kontrol (Aquades)
membuat nyamuk mati dalam jumlah yang tinggi dari total 10 ekor nyamuk setiap
kandangnya. Setiap pelakuan dan pengulangan memiliki perbedaan terhadap jumlah
nyamuk yang mati meskipun hanya sedikit perbedaan yang terlihat. Namun, hal
tersebut membuktikan bahwa larutan larutan daun jambu biji efektif terhadap kematian nyamuk Anopheles.
Penelitian seperti ini telah dilakukan oleh Dikki Triyadi, hasil penelitian
menunjukkan bahwa ekstrak daun jambu biji mempunyai potensi daya bunuh dan
mampu membunuh nyamukAedesaegypti
dengan konsentrasi diatas 10%.Selain itu ekstrak daun jambu biji mempunyai efek
sublethal terhadap nyamukAedesaegypti,
terlihat dari adanya Kerusakan morfologi nyamuk, perilaku nyamuk serta adanya
penghambatan perkembangan pada nyamuk.[5]
Daun
jambu biji (Psidium guajava) juga ternyata memiliki zat
beracun
bagi serangga, seperti
tanin, flavonoid, zat samak,
saponin, triterpenoid, asam malat,
minyak atsiri. Tannin dapat menurunkan kemampuan mencerna
makanan
pada
serangga dengan
cara
menurunkan aktivitas
enzim
pencernaan. Saponin dapat menghambat
kerja proteolitik yang menyebabkan penurunan aktivitas enzim pencernaan
dan penggunaan protein. Flavonoid merupakan senyawa
kimia yang memiliki
sifat insektisida. Flavonoid
menyerang bagian
syaraf pada
beberapa organ
vital serangga sehingga
timbul suatu perlemahan syaraf, seperti pernapasan dan menimbulkan kematian.
Minyak atsiri adalah senyawa yang memberikan bau
khas tumbuhan. Minyak
atsiri hanya ditemukan
pada tumbuhan yang
memiliki
sel glandula.
KESIMPULAN
Larutan daun jambu biji efektif digunakan
sebagai insektisida alami untuk membunuh nyamuk Anopheles. Penggunaan larutan daun jambu biji untuk membunuh
nyamuk yang paling efektif adalah pada dosis
80ml/20ml aquadest dengan jumlah kematian nyamuk pada dosis ini juga tergolonng
banyak yaitu 21 ekor nyamuk.
SARAN
Masyarakat
dapat memanfaatkan tanaman jambu biji atau daun jambu biji sebagai insektisida
nabati yang aman bagi kesehatan dan relatif murah dalam mengendalikan/membunuh
nyamuk sebagai pengganti insektida sintetik yang umumnya lebih berbahaya bagi
kesehatan dan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar