Kamis, 27 Desember 2018

Sofia: Jurnal Al-Mumtaz, Volume 7, Nomor 2, Juli-Desember 2018


EFEKTIVITAS LARUTAN DAUN JAMBU BIJI (PSIDIUM GUAJAVA LINN) SEBAGAI INSEKTISIDA SEMPROT TERHADAP
KEMATIAN NYAMUK ANOPHELES


Oleh:
Sofia
(Dosen Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Aceh)

ABSTRAK
Keberadaan nyamuk yang berdekatan dengan kehidupan manusia dan hewan menimbulkan masalah yang cukup serius dikarenakan nyamuk bertindak sebagai vektor beberapa penyakit yang sangat penting dengan tingginya tingkat kesakitan dan kematian. Nyamuk Anopheles merupakan salah satu vektor yang dapat menyebabkan penyakit malaria, untuk itu perlu dilakukan pengendalian terhadap nyamuk tersebut. Daun jambu biji (Psidium guajava) memiliki zat beracun bagi serangga, yang dapat digunakan sebagai insektisida alami.Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dosis larutan daun jambu biji (Psidium guajava) yang efektif sebagai insektisida semprot terhadap kematian nyamuk Anopheles. Penelitian ini bersifat eksperimen semu (quasi experiment).Sampel yang digunakan adalah nyamuk Anopheles dengan setiap perlakuan 10 ekor nyamuk dewasa. Total nyamuk yang diperlukan 180 ekor. Analisa hasil menggunakan Uji Anova satu arah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan jumlah nyamuk yang mati pada masing-masing dosis yang digunakan. Hasil penelitian menunjukkan larutan daun jambu biji efektif sebagai insektisida semprot terhadap kematian nyamuk Anopheles dengan nilai p < 0,000. Masyarakat dapat memanfaatkan daun jambu biji sebagai insektisida nabati yang aman bagi kesehatan dalam melakukan pengendalian terhadap nyamuk khususnya Anophels.

Kata Kunci : Insektisida, Daun jambu biji, Nyamuk Anopeheles.

PENDAHULUAN
Nyamuk Anopheles merupakan salah satu vektor yang dapat menyebabkan penyakit yaitu malaria. Secara nasional angka kesakitan malaria selama tahun 2009-2016 cenderung menurun yaitu dari 1,8 per 1.000 penduduk berisiko pada tahun 2009 menjadi 0,84 per 1.000 penduduk berisiko pada tahun 2016. Papua merupakan provinsi dengan angka kesakitan malaria tertinggi, yaitu 45,85 per 1.000 penduduk. Angka ini sangat tinggi jika dibandingkan dengan provinsi lainnya. Empat provinsi dengan angka kesakitan malaria per 1.000 penduduk tertinggi lainnya, yaitu Papua Barat (10,20), Nusa tenggara Timur (5,17), Maluku (3,83), dan Maluku Utara (2,44) sedangkan di provinsi Aceh angka kesakitan malaria 0,05 per 1.000 penduduk. Pada tahun 2016 terdapat 413 kabupaten/kota dengan angka kesakitan malaria per 1.000 penduduk, sementara target Rencana Strategi Kementerian Kesehatan untuk angka kesakitan malaria tahun 2016 adalah jumlah kabupaten/kota dengan angka kesakitan malaria per 1.000 penduduk sebanyak 360 kabupaten/kota.[1] Selama tahun 2016 di Kota Banda Aceh dilaporkan ada 735 suspek malaria dan dilakukan pemeriksaan sediaan darah, ditemukan 1 kasus posistif di UPTD Puskesmas Batoh.[2] Selama ini berbagai upaya pengendalian nyamuk Anopheles telah dilakukan diantaranya melalui penyemprotan, penggunaan anti nyamuk bakar/elektrik dan semprot sintetik. Penggunaan insektisida yang berlebihan dan berulang-ulang dapat menimbulkan dampakyang tidak diinginkan yaitu matinya musuh alami, pencemaran lingkungan dan dapat membahayakan kesehatan masyarakat. Selain itu juga biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan pemberantasan nyamuk sangat mahal dan nyamuk akan mengalami resisten untuk itu perlu adanya insektisida yang lebih ramah lingkungan salah satunya dengan memanfaatkan daun jambu biji untuk mengendalikan vektor malaria.
Jambu biji (Psidium guajava Linn) adalah salah satu tumbuhan yang daunnya mengandung bahan kimia Beta-sitosterol, alkaloid, saponin, flavonoid, tanin, eugenol, minyak atsiri, minyak lemak, damar dan berbagai senyawa lainnya. Tanaman jambu biji banyak tumbuh di Indonesia dan sudah lama dimanfaatkan oleh masyarakat, namun pemanfaatannya hanya sebatas pada buahnya untuk dikonsumsi, pemanfaatan daunnya hanya sebagian kecil saja yaitu sebagai obat anti diare, disentri, radang usus dan gangguan pencernaan.[3]
Daun jambu biji (Psidium guajava) juga ternyata memiliki zat beracun bagi serangga, seperti tanin, flavonoid, zat samak, saponin, triterpenoid, asam malat, minyak atsiri. Tannin dapat menurunkan kemampuan mencerna makanan pada serangga dengan cara menurunkan aktivitas enzim pencernaan. Saponin dapat menghambat kerja proteolitik yang menyebabkan penurunan aktivitas enzim pencernaan dan penggunaan protein. Flavonoid merupakan senyawa kimia yang memiliki sifat insektisida. Flavonoid menyerang bagian syaraf pada beberapa organ vital serangga sehingga timbul suatu perlemahan syaraf, seperti pernapasan dan menimbulkan kematian. Minyak atsiri adalah senyawa yang memberikan bau khas tumbuhan.[4] Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dosis larutan daun jambu biji (Psidium guajava Linn) yang efektif sebagai insektisida semprot terhadap kematian nyamuk Anopheles.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini bersifat eksperimen semu (quasi experiment) yaitu untuk mengetahui efektivitas larutan daun jambu biji sebagai insektisida semprot terhadap kematian nyamuk Anopheles. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian iniadalah Rancangan Acak Lengkap. Percobaan dilakukan dengan 6 jenis dosis larutan daun jambu biji masing-masing 0% (sebagai kontrol), 20 ml / 80 ml aquadest, 40 ml / 60 ml aquadest, 60 ml / 40 ml aquadest, 80 ml / 20 ml aquadest dan 100 ml larutan. Setiap percobaan diamati selama 2 jam, 12 jam dan 24 jam, dan dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali.
Subjek dalam penelitian ini adalah nyamuk Anopheles stadium dewasa. Dan sampel yang digunakan adalah sebanyak 180 ekor nyamuk Anopheles. Dimana masing-masing perlakuan dan kontrol menggunakan sampel sebanyak 10 ekor nyamuk Anopheles yang disemprotkan larutan daun jambu biji dengan dosis yang sudah ditentukan. Data hasil pengamatan dianalisis secara statistik dengan uji Anova One Way.  Uji Anova dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rata-rata nyamuk Anopheles yang mati pada pemberian perasan daun jambu biji.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Jumlah Kematian Nyamuk Anopheles yang Mati Setelah Disemprotkan Larutan Daun Jambu Biji dengan 3 kali Pengulangan

No
Pengulangan
Dosis larutan perasan daun jambu biji
Jumlah
Kontrol
20 ml/80 ml aqua
40 ml/60 ml aqua
60 ml/40 ml aqua
80 ml/20 ml aqua
100 ml larutan
1
P1
0
1
1
5
7
8
22
2
P2
0
0
2
6
6
9
23
3
P3
0
0
1
4
8
6
19
Jumlah
0,00
1,00
4,00
15,00
21,00
23,00
64,00
Rata-rata
0,00
0,33
1,33
5,00
7,00
7,67
21,33
Sumber : Hasil penelitian
Jumlah nyamuk  yang mati setelah disemprotkan larutan daun jambu biji paling banyak didapatkan pada dosis 100 ml  dengan jumlah nyamuk  yang mati berjumlah 23 ekor nyamuk . Pada dosis 80ml/20ml  jumlah nyamuk  yang mati berjumlah 21 ekor nyamuk, dosis 60ml/40ml  berjumlah 15 ekor nyamuk, dosis 40ml/60ml berjumlah 4 ekor nyamuk , dan dosis 20ml/80ml berjumlah 1 ekor nyamuk yang mati. Setiap perlakuan dan pengulangan  memiliki  perbedaan  terhadap  jumlah  nyamuk  yang mati meskipun hanya sedikit perbedaan yang terlihat.

Tabel 2. Hasil Uji Statistik Anova Pada Larutan Daun Jambu Biji Terhadap Kematian Nyamuk Anopheles

Variabel
Mean
Std. Deviation
95% LC
Nilai p
Kontrol
0,00
0,00
0,00 – 0,00
0,000
20ml/80ml
0,33
0,58
-1,10 – 1,77

40ml/60ml
1,33
0,58
-0,10 – 2,77

60ml/40ml
5,00
1,00
2,52 – 7,48

80ml/20ml
7,00
1,00
4,52 – 9,48

100ml
7,67
1,53
3,87 – 11,46

Total
3,56
3,31
1,91 – 5,20

Sumber : Hasil penelitian

Hasil uji statistik didapatkan nilai p < (0.00), sehingga diketahui bahwa ada pengaruh larutan daun jambu biji terhadap kematian nyamuk.     Untuk menguji perbedaan efektivitas dosis larutan daun jambu biji terhadap kematian nyamuk  maka dilanjutkan dengan uji LSD (Lest Significant Different).
Tabel 3. Hasil Uji Lsd pada Perbedaan Efektivitas Larutan Daun Jambu Biji  Terhadap Kematian Nyamuk Anopheles
Dosis

Rata-rata
Std. Eror
Sig.
Kontrol
20ml/80ml
-0,33
0,75
0,66

40ml/60ml
-1,33
0,75
0,10
60ml/40ml
-5,00*
0,75
0,00
80ml/20ml
-7,00*
0,75
0,00
100ml
-7,67*
0,75
0,00
20ml/80ml
Kontrol
0,33
0,75
0,66

40ml/60ml
-1,00
0,75
0,20
60ml/40ml
-4,67*
0,75
0,00
80ml/20ml
-6,67*
0,75
0,00
100ml
-7,33*
0,75
0,00
40ml/60ml
Kontrol
1,33
0,75
0,10

20ml/80ml
1,00
0,75
0,20
60ml/40ml
-3,67*
0,75
0,00
80ml/20ml
-5,67*
0,75
0,00
100ml
-6,33*
0,75
0,00
60ml/40ml
Kontrol
5,00*
0,75
0,00

20ml/80ml
4,67*
0,75
0,00
40ml/60ml
3,67*
0,75
0,00
80ml/20ml
-2,00*
0,75
0,02
100ml
-2.67*
0,75
0,00
80ml/20ml
Kontrol
7,00*
0,75
0,00

20ml/80ml
6,67*
0,75
0,00
40ml/60ml
5,67*
0,75
0,00
60ml/40ml
2,00*
0,75
0,02
100ml
-0,67
0,75
0,39
100ml
Kontrol
7,67*
0,75
0,00

20ml/80ml
7,33*
0,75
0,00
40ml/60ml
6,33*
0,75
0,00
60ml/40ml
2,67*
0,75
0,00
80ml/20ml
0,67
0,75
0,39
Sumber : Hasil penelitian
Keterangan :    * = Ada perbedaan
Hasil uji Lsd menunjukkan ada perbedaan nyata terhadap kematian nyamuk setelah diberikan larutan daun jambu biji dengan kontrol yang tidak diberikan larutan daun jambu biji.

PEMBAHASAN
Setelah dilakukannya pengujian dengan 6 perlakuan dan 3 kali pengulangan dengan masing-masing dosis larutan larutan daun jambu biji  yang digunakan yaitu 20ml/80ml, 40ml/60ml, 60ml/40ml, 80ml/20ml, 100ml, dan kontrol (Aquades) membuat nyamuk mati dalam jumlah yang tinggi dari total 10 ekor nyamuk setiap kandangnya. Setiap pelakuan dan pengulangan memiliki perbedaan terhadap jumlah nyamuk yang mati meskipun hanya sedikit perbedaan yang terlihat. Namun, hal tersebut membuktikan bahwa larutan larutan daun jambu biji  efektif terhadap kematian nyamuk  Anopheles.
Penelitian seperti ini telah dilakukan oleh Dikki Triyadi, hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun jambu biji mempunyai potensi daya bunuh dan mampu membunuh nyamukAedesaegypti dengan konsentrasi diatas 10%.Selain itu ekstrak daun jambu biji mempunyai efek sublethal terhadap nyamukAedesaegypti, terlihat dari adanya Kerusakan morfologi nyamuk, perilaku nyamuk serta adanya penghambatan perkembangan pada nyamuk.[5]
Daun jambu biji (Psidium guajava) juga ternyata memiliki zat beracun bagi serangga, seperti tanin, flavonoid, zat samak, saponin, triterpenoid, asam malat, minyak atsiri. Tannin dapat menurunkan kemampuan mencerna makanan pada serangga dengan cara menurunkan aktivitas enzim pencernaan. Saponin dapat menghambat kerja proteolitik yang menyebabkan penurunan aktivitas enzim pencernaan dan penggunaan protein. Flavonoid merupakan senyawa kimia yang memiliki sifat insektisida. Flavonoid menyerang bagian syaraf pada beberapa organ vital serangga sehingga timbul suatu perlemahan syaraf, seperti pernapasan dan menimbulkan kematian. Minyak atsiri adalah senyawa yang memberikan bau khas tumbuhan. Minyak atsiri hanya ditemukan pada tumbuhan yang memiliki sel glandula.



KESIMPULAN
Larutan daun jambu biji efektif digunakan sebagai insektisida alami untuk membunuh nyamuk Anopheles.   Penggunaan larutan daun jambu biji untuk membunuh nyamuk  yang paling efektif adalah pada dosis 80ml/20ml aquadest dengan jumlah kematian nyamuk pada dosis ini juga tergolonng banyak yaitu 21 ekor nyamuk.

SARAN
Masyarakat dapat memanfaatkan tanaman jambu biji atau daun jambu biji sebagai insektisida nabati yang aman bagi kesehatan dan relatif murah dalam mengendalikan/membunuh nyamuk sebagai pengganti insektida sintetik yang umumnya lebih berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.
  

DAFTAR PUSTAKA



Kemenkes RI. 2017. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI 2017. ISBN 978-602-416-253-5.
Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh. 2016. Profil Kesehatan Kota Banda Aceh Tahun 2016.
Hariana, A. 2013. 262 Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Cetakan pertama. Jakarta : Penebar Swadaya.
Dalimartha, S. 2005. Tanaman Obat di Lingkungan Sekitar. Jakarta:  Penerbit Puspa Swara.
Triyadi, D. 2012. Efek Sublethal Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava) Terhadap Larva Nyamuk Aedes aegypti. Skripsi. Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar