HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA (DEPO MEDROKSI PROGESTERON ASETAT) DENGAN PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA IBU ASEPTOR KB DI DESA KARANG ANYAR
KECAMATAN LANGSA BARO KOTA LANGSA
Oleh:
Idwar1
dan Magfirah2
1 Dosen Prodi Keperawatan Langsa Poltekkes Kemenkes Aceh: idwaredo@gmail.com
ABSTRAK
Salah satu
metode kontrasepsi hormonal dengan menggunakan suntik yang paling sering
digunakan adalah DMPA. Depo Medroxyprogresterone Asetat (DMPA) berisi depo
medroxy progesterone asetat 150 mg
dengan daya guna 3 bulan. Mekanisme kerja dari DMPA adalah menekan ovulasi,
mengentalkan lendir servik, membuat endometrium kurang baik untuk implantasi
dari ovum yang telah dibuahi dan
mempengaruhi kecepatan transpor ovum di dalam tuba fallopi. Efek samping dari kandungan hormon progesteron pada
sistem reproduksi adalah servisitis dan pada kondisi umum dapat menimbulkan
nafsu makan meningkat, depresi, kelemahan,
serta libido menurun sedangkan pada sistem
kardiovaskuler dapat menyebabkan perubahan tekanan darah. Penelitian ini
bertujuan melihat Hubungan Antara Lama Pemakaian Kontrasepsi Suntik DMPA (Depo
Medroksi Progesteron Asetat) Dengan
Perubahan Tekanan Darah Pada Ibu Aseptor
KB Di Desa Karang Anyar Kecamatan Langsa Baro Kota Langsa. Desain penelitian
bersifat analitik dengan rancangan penelitian crosectional. Populasi pada
penelitian ini adalah ibu aseptor KB suntik DMPA berjumlah 32 orang. Hasil penelitian menujukan bahwa lama pemakaian suntik
DMPA > 2 tahun sebanyak 20 orang (62,5%) yang ≤ 2 tahun sebanyak 12 orang
(37,5%). Untuk variable perubahan tekanan darah, yang ada mengalami perubahan
sebanyak18 orang (56,3%) dan yang tidak mengalami perubahan sebanyak 14
(43,7%). Setelah dilakukan uji chi-square didapatkan hasil ada hubungan antara
lama pemakaian kontrasepsi suntik DMPA terhadap perubahan tekanan darah pada
ibu akseptor KB dengan nilai P value 0,017. Disarankan untuk ibu akseptor KB
agar tidak menggunakan kontrasepsi untuk jangka waktu
yang lama dan dapat di gantikan dengan alat kontrasepsi yang lain, agar tekanan
darah ibu tidak meningkat lebih tinggi.
Kata Kunci : Kontrasepsi Suntik DMPA (Depo
Medroksi Progesteron Asetat),
Tekanan Darah
RELATIONSHIP
BETWEEN DURATION OF USE OF INJECTABLE DMPA CONTRACEPTION (DEPO MEDROKSI
PROGESTERONE ASETAT) WITH CHANGES IN BLOOD PRESSURE ON KB KB RECEPTORS IN
KARANG ANYAR VILLAGE, LANGSA BARO DISTRICT, LANGSA CITY
1Ministry of Health Republic of
Indonesia Health Polytechnic of Aceh Prodi D-III Nursing Langsa. idwaredo@gmail.com
2Ministry of Health Republic of
Indonesia Health Polytechnic of Aceh Prodi D-III Kebidanan Langsa. Email: magfirah_mhskia@yahoo.com
One of the most commonly used hormonal
contraceptive methods using injections is DMPA. The Medroxyprogresterone Asetat
(DMPA) Depo contains a 150 mg medroxy progesterone acetate depot with a
usefulness of 3 months. The mechanism of action of DMPA is suppressing
ovulation, thickening the cervical mucus, making the endometrium less good for
implantation of the fertilized ovum and affecting the speed of ovum transport
in the fallopian tube. Side effects of the hormone progesterone in the
reproductive system are cervicitis and in general conditions can increase
appetite, depression, weakness, and decreased libido while the cardiovascular
system can cause changes in blood pressure. This study aims to look at the
relationship between the duration of use of DMPA injection contraception (Depo
Medroksi Progesterone Asetat) with changes in blood pressure on mothers of
family planning acceptors in Karang Anyar Village, Langsa Baro District, Langsa
City. The study design was analytical with a crosectional research design. The
population in this study were 32 DMPA injection KB acceptors. The results
showed that the duration of use of DMPA injections> 2 years was 20 people
(62.5%) who ≤ 2 years were 12 people (37.5%). For variable changes in blood
pressure, there were 18 changes (56.3%) and 14 (43.7%). After the chi-square
test, it was found that there was a relationship between the duration of DMPA
injection contraceptive use to changes in blood pressure in family planning
acceptors with a P value of 0.017. It is recommended for mothers of family
planning acceptors not to use contraception for a long time and can be replaced
with other contraceptives, so that maternal blood pressure does not increase
higher.
Keywords: DMPA injection contraception (Depo Medroksi
Progesterone Acetate), Blood pressure
PENDAHULUAN
Keluarga Berencana merupakan upaya pelayanan kesehatan preventif
yang paling dasar dan utama. Upaya untuk mengoptimalkan manfaat keluarga berencana bagi kesehatan,
pelayanannya harus digabungkan dengan pelayanan kesehatan reproduksi yang telah
tersedia yaitu pelayanan kontrasepsi. Kontrasepsi merupakan bagian dari
pelayanan kesehatan reproduksi untuk pengaturan kehamilan, dan merupakan hak
setiap individu sebagai makhluk seksual1.
Metode
kontrasepsi ada 5 macam, yakni metode kontrasepsi sederhana, kontrasepsi
hormonal, alat kontrasepsi dalam rahim, metode kontrasepsi mantap, metode
kontrasepsi darurat. Metode kontrasepsi sederhana pada dasarnya terbagi menjadi
2 yaitu sederhana tanpa alat dan dengan alat. Metode kontrasepsi sederhana
tanpa alat terdiri dari metode alamiah (metode kalender, suhu basal badan,
lendir serviks, symthothermal), metode amenorhoe
laktasi (MAL), dan coitus interuptus.
Metode kontrasepsi sederhana dengan alat terdiri dari mekanik (kondom,
diafragma) dan kimiawi (spermisid).
Metode kontrasepsi hormonal merupakan salah satu metode kontrasepsi yang
mempunyai efektifitas tinggi. Hormonal yang terkandung dalam kontrasepsi ini
adalah hormon sintetik estrogen dan progesteron. Metode kontrasepsi hormonal
terdiri dari pil, suntik dan implant. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) merupakan
suatu alat yang dimasukan kedalam rahim wanita untuk tujuan kontrasepsi, AKDR
terdiri dari dua jenis yaitu AKDR
non-hormonal dan yang
mengandung hormonal. Metode
kontrasepsi mantap ada 2 yaitu Metode Operatif Pria (MOP) dan Metode
Operatif Wanita (MOW), sedangkan kontrasepsi darurat adalah kontrasepsi yang
dipakai setelah senggama oleh wanita1.
Salah satu
metode kontrasepsi hormonal dengan menggunakan suntik yang paling sering
digunakan adalah DMPA. Depo
Medroxyprogresterone Asetat (DMPA) berisi depo medroxy progesterone asetat berisi 150 mg dengan daya
guna 3 bulan. Mekanisme kerja dari DMPA
adalah menekan ovulasi, mengentalkan
lendir servik, membuat endometrium kurang
baik untuk implantasi dari ovum yang
telah dibuahi dan mempengaruhi kecepatan transpor
ovum di dalam tuba fallopi2.
Kontrasepsi
suntik DMPA memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari kontrasepsi DMPA
ini adalah efektivitasnya tinggi dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan-tahun,
tidak berpengaruh pada hubungan suami istri dan tidak memiliki pengaruh
terhadap ASI1. Kekurangan dari kontrasepsi suntik DMPA adalah
terganggunya pola haid diantaranya adalah amenorhea,
menoragia dan muncul bercak (spotting), terlambatnya kembali
kesuburan setelah penghentian pemakaian dan peningkatan berat badan2.
Efek samping dari kandungan hormon progesteron
pada sistem reproduksi adalah servisitis
dan pada kondisi umum dapat menimbulkan nafsu makan meningkat, depresi,
kelemahan, serta libido menurun sedangkan
pada sistem kardiovaskuler dapat menyebabkan perubahan tekanan darah3.
Perubahan
tekanan darah tinggi dapat terjadi pada 5% pemakaian kontrasepsi hormonal.
Tekanan darah akan meningkat secara bertahap dan bersifat tidak menetap. Jika
tekanan darah tinggi menetap setelah penggunaan kontrasepsi hormonal
dihentikan, maka telah terjadi perubahan permanen pada pembuluh darah akibat aterosklerosis4. Wanita yang
memakai kontrasepsi hormonal selama 5 tahun atau lebih, frekuensi perubahan
tekanan darah tinggi meningkat 2 sampai 3 kali daripada tidak memakai alat
kontrasepsi hormonal. Risiko terjadinya tekanan darah tinggi akan meningkat
dengan bertambahnya umur, lama pemakaian kontrasepsi, dan bertambahnya berat
badan4.
Wanita yang
memakai kontrasepsi hormonal mengalami peningkatan tekanan darah sistolik dan
diastolik terutama pada 2 tahun pertama penggunaannya. Tidak pernah ditemukan
terjadi peningkatan yang patologik, karena jika pemakaian kontrasepsi di
hentikan, biasanya tekanan darah akan kembali normal5.
Study
pendahuluan yang telah dilakukan di Desa Karang Anyar pada ibu aseptor KB
suntik DMPA sebanyak 10 orang, didapatkan hasil dimana ibu yang menggunakan KB
suntik DMPA dengan lama pemakaian > 2 Tahun memiliki tekanan darah yang
meningkat sebanyak 6 orang, yang memiliki tekanan darah yang tetap sebanyak 1
orang dan ibu pengguna KB suntuk DMPA dengan lama pemakaian < 2 tahun
memiliki tekanan darah yang tetap (tidak berubah) sebanyak 3 orang.
Berdasakan
uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti tentang Hubungan Antara Lama
Pemakaian Kontrasepsi Suntik Dmpa (Depo
Medroksi Progesteron Asetat) Dengan
Perubahan Tekanan Darah Pada Ibu Aseptor KB Di Desa Karang Anyar Kecamatan
Langsa Baro Kota Langsa.
METODELOGI
PENELITIAN
Penelitian ini
bersifat analitik dengan rancangan
penelitian cross sectional dimana variabel dependen dan
independi diteliti secara bersamaan, dan untuk melihat Hubungan Antara Lama
Pemakaian Kontrasepsi Suntik DMPA (Depo
Medroksi Progesteron Asetat) Dengan
Perubahan Tekanan Darah Pada Ibu Aseptor KB. Lokasi
penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Karang Anyar Kecamatan Langsa Baro
Kota Langsa. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu akseptor KB yang
memakai alat kontrasepsi Suntik DMPA (Depo
Medroksi Progesteron Asetat) yang
berjumlah 159 orang. Sampel penelitian ini adalah ibu akseptor
KB yang memakai alat kontrasepsi Suntik DMPA berjumlah 32 responden. Teknik
pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan rumus Proportional
Stratified Sample. Pengambilan sampel dimasing-masing desa dilakukan secara Systematic
Random Sampling dimana setiap responden diseleksi secara acak. Caranya
adalah membagi jumlah atau anggota populasi dengan perkiraan jumlah sampel yang
diinginkan, hasilnya adalah interval sampel. Sampel di ambil dengan membuat
daftar elemen atau anggota populasi secara acak antara 1 sampai dengan
banyaknya anggota populasi. Kemudian membagi dengan jumlah sampel yang
diinginkan, hasilnya sebagai interval adalah X, maka yang terkena sampel adalah
setiap kelipatan dari X tersebut. Sampel pertama di ambil berdasarkan lemparan
dadu11.
HASIL PENELITIAN
1.
Analisis
Univariat
Tabel 1 Distribusi
Responden Menurut Lama Pemakaian Kontrasepsi
Suntik DMPA (Depo Medroksi
Progesteron Asetat) Pada Ibu
Aseptor KB Di Desa Karang Anyar Kecamatan Langsa Baro Kota Langsa
No
|
Lama
Pemakaian Suntik DMPA (Depo Medroksi
Progesteron Asetat)
|
f
|
%
|
1
2
|
Lama
Tidak Lama
|
20
12
|
62,5
37,5
|
Total
|
32
|
100
|
Berdasarkan tabel di atas dari 32 responden mayoritas yang telah lama menggunakan
kontrasepsi suntik DMPA sebanyak 20 (62,5%) responden.
Tabel 2 Distribusi Responden Menurut Perubahan Tekanan Dara Pada Ibu Aseptor KB Di Desa Karang Anyar
Kecamatan Langsa Baro Kota Langsa
No
|
Perubahan
Tekanan Darah
|
f
|
%
|
1
2
|
Ada Perubahan
Tidak Ada
Perubahan
|
18
14
|
56,3
43,7
|
Total
|
32
|
100
|
Berdasarkan tabel 2 diatas dari 32 responden mayoritas yang ada perubahan
tek56,3anan darah setelah menggunakan kontrasepsi suntik sebanyak 18 (%) responden.
2.
Analisis Bivariat
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Hubungan Antara
Lama Pemakaian Kontrasepsi Suntik DMPA (Depo
Medroksi Progesteron Asetat) Dengan Perubahan Tekanan Darah Pada Ibu Aseptor KB Di Desa Karang Anyar
Kecamatan Langsa Baro Kota Langsa
No
|
Lama
Pemakaian Kontrasepsi Suntik DMPA
|
Perubahan TD
|
Jumlah
|
P Value
|
||||
Ada Perbahan
|
Tidak Ada Perubahan
|
|||||||
f
|
%
|
f
|
%
|
f
|
%
|
|||
1
|
Lama
|
15
|
75
|
5
|
25
|
20
|
100
|
0,017
|
2
|
Tidak Lama
|
3
|
25
|
9
|
75
|
12
|
100
|
|
Jumlah
|
18
|
56,2
|
14
|
43,8
|
32
|
100
|
Berdasarkan tabel 3 diatas
diketahui dari 20 responden yang telah
lama menggunakan kontrasepsi suntik DMPA dan ada mengalami perubahan tekanan
darah sebanyak 15 (75%) responden. Setelah dilakukan uji chi-square didapatkan hasil ada hubungan antara lama pemakaian
kontrasepsi suntik DMPA terhadap perubahan tekanan darah pada ibu akseptor KB
dengan nilai P value 0,017.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian diketahui dari 20 responden yang telah lama menggunakan kontrasepsi
suntik DMPA dan ada mengalami perubahan tekanan darah sebanyak 15 (75%)
responden. Setelah dilakukan uji chi-square didapatkan hasil ada hubungan
antara lama pemakaian kontrasepsi suntik DMPA terhadap perubahan tekanan darah
pada ibu akseptor KB dengan nilai P value
0,017.
Penelitian ini senada dengan teori menurut Dewi, perubahan tekanan
darah tinggi dapat terjadi pada 5% pemakaian kontrasepsi hormonal. Tekanan
darah akan meningkat secara bertahap dan bersifat tidak menetap. Jika tekanan
darah tinggi menetap setelah penggunaan kontrasepsi hormonal dihentikan, maka
telah terjadi perubahan permanen pada pembuluh darah akibat aterosklerosis. Wanita yang memakai
kontrasepsi hormonal selama 5 tahun atau lebih, frekuensi perubahan tekanan
darah tinggi meningkat 2 sampai 3 kali daripada tidak memakai alat kontrasepsi
hormonal. Risiko terjadinya tekanan darah tinggi akan meningkat dengan
bertambahnya umur, lama pemakaian kontrasepsi, dan bertambahnya berat badan4
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Ningsih dan Suesti dengan judul Hubungan Antara Lama Pemakaian Kontrasepsi Suntik DMPA (Depo
Medroksi Progesteron Asetat) Dengan
Perubahan Tekanan Darah Di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta. Metode penelitian
yang digunakan adalah deskriptif
korelasi dengan pendekatan waktu Cross
Sectional. Metode pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling sebanyak 91 responden. Analisis data dilakukan
dengan menggunakan uji Kendall Tau (τ).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar akseptor KB suntik DMPA di
Puskesmas Mergangsan memakai KB suntik DMPA dengan kategori
lama atau >2 tahun 57 akseptor (62,6%),
dan sebagian.besar akseptor mengalami perubahan tekanan darah
dengan kategori naik 57 akseptor (62,6%). Hasil uji korelasi Kendall Tau diperoleh nilai p value 0,01, maka ada hubungan yang
signifikan antara lama pemakaian kontrasepsi suntik DMPA (Depo Medroksi Progesteron Asetat) dengan
perubahan tekanan darah di Puskesmas Mergangsan.12
Penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Tandean, Rina dan Rivelino dengan judul Hubungan Penggunaan Alat
Kontrasepsi Suntik DMPA (Depo Medroksi Progesteron Asetat) dengan
Tekanan Darah Pada Ibu Di Puskesmas Ranotana Weru. Desain penelitian yang
digunakan yaitu deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional,
dengan jumlah sampel sebanyak 98 responden. Analisis yang digunakan yaitu uji
statistik chi-square. Hasil penelitian didapat ada hubungan yang signifikan
antara penggunaan alat kontrasepsi suntik dengan tekanan darah dengan nilai P
value = 0,021.13
Menurut asumsi peneliti penggunaan kontrasepsi Suntik DMPA (Depo
Medroksi Progesteron Asetat) yang
terlalu lama akan meningkatkan tekanan darah pada ibu akseptor. Tekanan darah
dapat terjadi pengaruh hormon progesteron yang terkandung dalam kontrasepsi
suntik tersebut. Akan tetapi ibu akseptor yang memakai kontrasepsi ini tidak
perlu khawatir akan kenaikan tekanan darah yang terjadi pada ibu karena jika
penggunaan kontrasepsi suntik DMPA (Depo Medroksi Progesteron Asetat)
dihentikan maka tekanan darah ibu akan menurun. Maka sebaiknya ibu tidak
menggunakan kontrasepsi suntik DMPA (Depo Medroksi Progesteron Asetat)
dalam jangka waktu yang lama.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil
penelitian, dapat diambil beberapa kesimpulan Hubungan Antara Lama Pemakaian
Kontrasepsi Suntik DMPA (Depo Medroksi
Progesteron Asetat) Dengan Perubahan
Tekanan Darah Pada Ibu Aseptor KB Di
Desa Karang Anyar Kecamatan Langsa Baro Kota Langsa. Berdasarkan
analisis univariat terhadap 32 responden mayoritas yang telah lama menggunakan kontrasepsi
suntik DMPA sebanyak 20 (62,5%) responden. Hasil
analisis univariat terhadap 32 responden mayoritas yang ada perubahan tek56,3anan darah
setelah menggunakan kontrasepsi suntik
sebanyak 18 (%) responden. Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji chi-square
disimpulkan ada hubungan antara lama pemakaian kontrasepsi suntik DMPA terhadap
perubahan tekanan darah pada ibu akseptor KB dengan nilai P value 0,017.
SARAN
Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian,
disarankan untuk : Diharapkan sebagai bahan rujukan
untuk pengembangan ilmu penegtahuan tentang alat kontrasepsi khususnya
Kontrasepsi Suntik DMPA (Depo Medroksi
Progesteron Asetat). Diharapkan sebagai bahan masukan bagi pelayanan kesehatan untuk
pelayanan yang lebih optimal.
DAFTAR
PUSTAKA
1 Saifuddin,
A.B. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kontrasepsi Ed. 2, Cet 2. Jakarta
: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
2 Handayani, S. 2010. Buku Ajar
Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta : Pustaka Rihama
3 Varney. 2007.
Buju ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta. EGC
4 Dewi, S. dan Famila, D. 2010. Hidup
Bahagia Dengan Hipertensi. Yogyakarta : A Plus Books
5 Baziard, A. 2002. Kontrasepsi
Hormonal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirihardjo
6 Rekomendasi Praktik Pilihan Untuk Penngunaan Kontrasepsi Edisi 2,2009
7 Hartanto, H. 2003. Keluarga
Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan
8 Subekti, P. 2004. Kontrasepsi
dan Penggunaanya. Yogyakarta : Cahaya Tugu
9 Rahardja, Kirana, 2007, Obat-obat Penting ed.6, 717, PT. Elex Media
Computa, Jakarta
10 Alimum Aziz.
2008. Keterampilan Dasar Pratik Kebidanan. Salemba Jakarta
11 Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
12 Ningsih, N.F 2012dengan judul Hubungan Antara Lama
Pemakaian Kontrasepsi Suntik DMPA (Depo Medroksi Progesteron Asetat) Dengan Perubahan Tekanan Darah Di Puskesmas
Mergangsan Yogyakarta
13 Tendean,
B. Kundre, R. Hamel, R. 2017. Hubungan penggunaan alat kontrasepsi suntik Depomedroksi Progesteron Asetat (DMPA) dengan Tekanan Darah pada Ibu di Puskesmas Ranotana Weru. e-journal Keperawatan (e-Kp) Vol.5 No 1.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar