Kamis, 27 Desember 2018

Idwar dan Magfirah: Jurnal Al-Mumtaz, Volume 7, Nomor 2, Juli-Desember 2018, hal. 79-84


HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA (DEPO MEDROKSI PROGESTERON ASETAT)  DENGAN PERUBAHAN TEKANAN DARAH  PADA IBU ASEPTOR KB DI DESA KARANG ANYAR
KECAMATAN LANGSA BARO KOTA LANGSA

Oleh:
Idwar1 dan Magfirah2

1 Dosen Prodi Keperawatan Langsa Poltekkes Kemenkes Aceh:  idwaredo@gmail.com
 2Dosen Prodi Kebidanan Langsa Poltekkes Kemenkes Aceh: magfirah_mhskia@yahoo.com

ABSTRAK
Salah satu metode kontrasepsi hormonal dengan menggunakan suntik yang paling sering digunakan adalah DMPA. Depo Medroxyprogresterone Asetat (DMPA) berisi depo medroxy progesterone asetat  150 mg dengan daya guna 3 bulan. Mekanisme kerja dari DMPA adalah menekan ovulasi, mengentalkan lendir servik, membuat endometrium kurang baik untuk implantasi dari ovum  yang telah dibuahi dan mempengaruhi kecepatan transpor ovum di dalam tuba fallopi. Efek samping dari kandungan hormon progesteron pada sistem reproduksi adalah servisitis dan pada kondisi umum dapat menimbulkan nafsu makan meningkat, depresi, kelemahan, serta libido menurun sedangkan pada sistem    kardiovaskuler dapat menyebabkan perubahan tekanan darah. Penelitian ini bertujuan melihat Hubungan Antara Lama Pemakaian Kontrasepsi Suntik DMPA (Depo Medroksi Progesteron Asetat)  Dengan Perubahan Tekanan Darah  Pada Ibu Aseptor KB Di Desa Karang Anyar Kecamatan Langsa Baro Kota Langsa. Desain penelitian bersifat analitik dengan rancangan penelitian crosectional. Populasi pada penelitian ini adalah ibu aseptor KB suntik DMPA berjumlah 32 orang. Hasil penelitian menujukan bahwa lama pemakaian suntik DMPA > 2 tahun sebanyak 20 orang (62,5%) yang ≤ 2 tahun sebanyak 12 orang (37,5%). Untuk variable perubahan tekanan darah, yang ada mengalami perubahan sebanyak18 orang (56,3%) dan yang tidak mengalami perubahan sebanyak 14 (43,7%). Setelah dilakukan uji chi-square didapatkan hasil ada hubungan antara lama pemakaian kontrasepsi suntik DMPA terhadap perubahan tekanan darah pada ibu akseptor KB dengan nilai P value 0,017. Disarankan untuk ibu akseptor KB agar tidak menggunakan kontrasepsi untuk jangka waktu yang lama dan dapat di gantikan dengan alat kontrasepsi yang lain, agar tekanan darah ibu tidak meningkat lebih tinggi.

Kata Kunci      : Kontrasepsi Suntik DMPA (Depo Medroksi Progesteron Asetat),
                         Tekanan Darah 

RELATIONSHIP BETWEEN DURATION OF USE OF INJECTABLE DMPA CONTRACEPTION (DEPO MEDROKSI PROGESTERONE ASETAT) WITH CHANGES IN BLOOD PRESSURE ON KB KB RECEPTORS IN KARANG ANYAR VILLAGE, LANGSA BARO DISTRICT, LANGSA CITY

1Ministry of Health Republic of Indonesia Health Polytechnic of Aceh Prodi D-III Nursing Langsa. idwaredo@gmail.com
2Ministry of Health Republic of Indonesia Health Polytechnic of Aceh Prodi D-III Kebidanan Langsa. Email: magfirah_mhskia@yahoo.com

One of the most commonly used hormonal contraceptive methods using injections is DMPA. The Medroxyprogresterone Asetat (DMPA) Depo contains a 150 mg medroxy progesterone acetate depot with a usefulness of 3 months. The mechanism of action of DMPA is suppressing ovulation, thickening the cervical mucus, making the endometrium less good for implantation of the fertilized ovum and affecting the speed of ovum transport in the fallopian tube. Side effects of the hormone progesterone in the reproductive system are cervicitis and in general conditions can increase appetite, depression, weakness, and decreased libido while the cardiovascular system can cause changes in blood pressure. This study aims to look at the relationship between the duration of use of DMPA injection contraception (Depo Medroksi Progesterone Asetat) with changes in blood pressure on mothers of family planning acceptors in Karang Anyar Village, Langsa Baro District, Langsa City. The study design was analytical with a crosectional research design. The population in this study were 32 DMPA injection KB acceptors. The results showed that the duration of use of DMPA injections> 2 years was 20 people (62.5%) who ≤ 2 years were 12 people (37.5%). For variable changes in blood pressure, there were 18 changes (56.3%) and 14 (43.7%). After the chi-square test, it was found that there was a relationship between the duration of DMPA injection contraceptive use to changes in blood pressure in family planning acceptors with a P value of 0.017. It is recommended for mothers of family planning acceptors not to use contraception for a long time and can be replaced with other contraceptives, so that maternal blood pressure does not increase higher.

Keywords: DMPA injection contraception (Depo Medroksi Progesterone Acetate), Blood pressure

PENDAHULUAN
Keluarga Berencana merupakan upaya pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama. Upaya untuk mengoptimalkan manfaat  keluarga berencana bagi kesehatan, pelayanannya harus digabungkan dengan pelayanan kesehatan reproduksi yang telah tersedia yaitu pelayanan kontrasepsi. Kontrasepsi merupakan bagian dari pelayanan kesehatan reproduksi untuk pengaturan kehamilan, dan merupakan hak setiap individu sebagai makhluk seksual1.
Metode kontrasepsi ada 5 macam, yakni metode kontrasepsi sederhana, kontrasepsi hormonal, alat kontrasepsi dalam rahim, metode kontrasepsi mantap, metode kontrasepsi darurat. Metode kontrasepsi sederhana pada dasarnya terbagi menjadi 2 yaitu sederhana tanpa alat dan dengan alat. Metode kontrasepsi sederhana tanpa alat terdiri dari metode alamiah (metode kalender, suhu basal badan, lendir serviks, symthothermal), metode amenorhoe laktasi (MAL), dan coitus interuptus. Metode kontrasepsi sederhana dengan alat terdiri dari mekanik (kondom, diafragma) dan kimiawi (spermisid). Metode kontrasepsi hormonal merupakan salah satu metode kontrasepsi yang mempunyai efektifitas tinggi. Hormonal yang terkandung dalam kontrasepsi ini adalah hormon sintetik estrogen dan progesteron. Metode kontrasepsi hormonal terdiri dari pil, suntik dan implant. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) merupakan suatu alat yang dimasukan kedalam rahim wanita untuk tujuan kontrasepsi, AKDR terdiri dari dua jenis yaitu AKDR  non-hormonal  dan  yang  mengandung  hormonal.  Metode     kontrasepsi mantap ada 2 yaitu Metode Operatif Pria (MOP) dan Metode Operatif Wanita (MOW), sedangkan kontrasepsi darurat adalah kontrasepsi yang dipakai setelah senggama oleh wanita1.
Salah satu metode kontrasepsi hormonal dengan menggunakan suntik yang paling sering digunakan adalah DMPA. Depo Medroxyprogresterone Asetat (DMPA) berisi depo medroxy progesterone asetat berisi 150 mg dengan daya guna  3 bulan. Mekanisme kerja dari DMPA adalah menekan ovulasi, mengentalkan lendir servik, membuat endometrium kurang baik untuk implantasi dari ovum  yang telah dibuahi dan mempengaruhi kecepatan transpor ovum di dalam tuba fallopi2.
Kontrasepsi suntik DMPA memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari kontrasepsi DMPA ini adalah efektivitasnya tinggi dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan-tahun, tidak berpengaruh pada hubungan suami istri dan tidak memiliki pengaruh terhadap ASI1. Kekurangan dari kontrasepsi suntik DMPA adalah terganggunya pola haid diantaranya adalah amenorhea, menoragia dan muncul bercak (spotting), terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian dan peningkatan berat badan2. Efek samping dari kandungan hormon progesteron pada sistem reproduksi adalah servisitis dan pada kondisi umum dapat menimbulkan nafsu makan meningkat, depresi, kelemahan, serta libido menurun sedangkan pada sistem    kardiovaskuler dapat menyebabkan perubahan tekanan darah3.
Perubahan tekanan darah tinggi dapat terjadi pada 5% pemakaian kontrasepsi hormonal. Tekanan darah akan meningkat secara bertahap dan bersifat tidak menetap. Jika tekanan darah tinggi menetap setelah penggunaan kontrasepsi hormonal dihentikan, maka telah terjadi perubahan permanen pada pembuluh darah akibat aterosklerosis4. Wanita yang memakai kontrasepsi hormonal selama 5 tahun atau lebih, frekuensi perubahan tekanan darah tinggi meningkat 2 sampai 3 kali daripada tidak memakai alat kontrasepsi hormonal. Risiko terjadinya tekanan darah tinggi akan meningkat dengan bertambahnya umur, lama pemakaian kontrasepsi, dan bertambahnya berat badan4.
Wanita yang memakai kontrasepsi hormonal mengalami peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik terutama pada 2 tahun pertama penggunaannya. Tidak pernah ditemukan terjadi peningkatan yang patologik, karena jika pemakaian kontrasepsi di hentikan, biasanya tekanan darah akan kembali normal5.
Study pendahuluan yang telah dilakukan di Desa Karang Anyar pada ibu aseptor KB suntik DMPA sebanyak 10 orang, didapatkan hasil dimana ibu yang menggunakan KB suntik DMPA dengan lama pemakaian > 2 Tahun memiliki tekanan darah yang meningkat sebanyak 6 orang, yang memiliki tekanan darah yang tetap sebanyak 1 orang dan ibu pengguna KB suntuk DMPA dengan lama pemakaian < 2 tahun memiliki tekanan darah yang tetap (tidak berubah) sebanyak 3 orang.
Berdasakan uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti tentang Hubungan Antara Lama Pemakaian Kontrasepsi Suntik Dmpa (Depo Medroksi Progesteron Asetat)  Dengan Perubahan Tekanan Darah Pada Ibu Aseptor KB Di Desa Karang Anyar Kecamatan Langsa Baro Kota Langsa.

METODELOGI PENELITIAN
Penelitian ini bersifat analitik dengan rancangan penelitian cross sectional dimana variabel dependen dan independi diteliti secara bersamaan, dan untuk melihat Hubungan Antara Lama Pemakaian Kontrasepsi Suntik DMPA (Depo Medroksi Progesteron Asetat)  Dengan Perubahan Tekanan Darah Pada Ibu Aseptor KB. Lokasi penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Karang Anyar Kecamatan Langsa Baro Kota Langsa. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu akseptor KB yang memakai alat kontrasepsi Suntik DMPA (Depo Medroksi Progesteron Asetat)  yang berjumlah 159 orang. Sampel penelitian ini adalah ibu akseptor KB  yang memakai alat kontrasepsi Suntik DMPA berjumlah 32 responden. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan rumus Proportional Stratified Sample. Pengambilan sampel dimasing-masing desa dilakukan secara Systematic Random Sampling dimana setiap responden diseleksi secara acak. Caranya adalah membagi jumlah atau anggota populasi dengan perkiraan jumlah sampel yang diinginkan, hasilnya adalah interval sampel. Sampel di ambil dengan membuat daftar elemen atau anggota populasi secara acak antara 1 sampai dengan banyaknya anggota populasi. Kemudian membagi dengan jumlah sampel yang diinginkan, hasilnya sebagai interval adalah X, maka yang terkena sampel adalah setiap kelipatan dari X tersebut. Sampel pertama di ambil berdasarkan lemparan dadu11.

HASIL PENELITIAN
1.        Analisis Univariat
Tabel 1    Distribusi Responden Menurut Lama Pemakaian Kontrasepsi  Suntik DMPA (Depo Medroksi Progesteron Asetat)   Pada Ibu Aseptor KB Di Desa Karang Anyar Kecamatan Langsa Baro Kota Langsa
No
Lama Pemakaian Suntik DMPA (Depo Medroksi Progesteron Asetat)

f

%
1

2
Lama

Tidak Lama
20

12
62,5

37,5

Total
32
100

Berdasarkan tabel di atas dari 32 responden mayoritas yang telah lama menggunakan kontrasepsi suntik DMPA sebanyak 20 (62,5%) responden.
Tabel  2   Distribusi Responden Menurut Perubahan Tekanan Dara Pada Ibu Aseptor KB Di Desa Karang Anyar Kecamatan Langsa Baro Kota Langsa
No
Perubahan Tekanan Darah

f

%
1

2
Ada Perubahan

Tidak Ada Perubahan
18

14
56,3

43,7

Total
32
100
Berdasarkan tabel 2 diatas dari 32 responden mayoritas yang ada perubahan tek56,3anan darah setelah menggunakan kontrasepsi suntik  sebanyak 18 (%) responden.

2.        Analisis Bivariat
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Hubungan Antara Lama Pemakaian Kontrasepsi Suntik DMPA (Depo Medroksi Progesteron Asetat) Dengan Perubahan Tekanan Darah  Pada Ibu Aseptor KB Di Desa Karang Anyar Kecamatan Langsa Baro Kota Langsa

No
Lama Pemakaian Kontrasepsi Suntik DMPA
Perubahan TD
Jumlah
P Value
Ada Perbahan
Tidak Ada Perubahan
f
%
f
%
f
%
1
Lama
15
75
5
25
20
100


0,017
2
Tidak Lama
3
25
9
75
12
100
Jumlah
18
56,2
14
43,8
32
100
Berdasarkan tabel 3  diatas diketahui dari 20 responden  yang telah lama menggunakan kontrasepsi suntik DMPA dan ada mengalami perubahan tekanan darah sebanyak 15 (75%) responden. Setelah dilakukan uji chi-square didapatkan hasil ada hubungan antara lama pemakaian kontrasepsi suntik DMPA terhadap perubahan tekanan darah pada ibu akseptor KB dengan  nilai P value 0,017.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian diketahui dari 20 responden  yang telah lama menggunakan kontrasepsi suntik DMPA dan ada mengalami perubahan tekanan darah sebanyak 15 (75%) responden. Setelah dilakukan uji chi-square didapatkan hasil ada hubungan antara lama pemakaian kontrasepsi suntik DMPA terhadap perubahan tekanan darah pada ibu akseptor KB dengan  nilai P value 0,017.
Penelitian ini senada dengan teori menurut Dewi, perubahan tekanan darah tinggi dapat terjadi pada 5% pemakaian kontrasepsi hormonal. Tekanan darah akan meningkat secara bertahap dan bersifat tidak menetap. Jika tekanan darah tinggi menetap setelah penggunaan kontrasepsi hormonal dihentikan, maka telah terjadi perubahan permanen pada pembuluh darah akibat aterosklerosis. Wanita yang memakai kontrasepsi hormonal selama 5 tahun atau lebih, frekuensi perubahan tekanan darah tinggi meningkat 2 sampai 3 kali daripada tidak memakai alat kontrasepsi hormonal. Risiko terjadinya tekanan darah tinggi akan meningkat dengan bertambahnya umur, lama pemakaian kontrasepsi, dan bertambahnya berat badan4
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ningsih dan Suesti dengan judul Hubungan Antara Lama Pemakaian Kontrasepsi Suntik DMPA (Depo Medroksi Progesteron Asetat)  Dengan Perubahan Tekanan Darah Di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif  korelasi dengan pendekatan waktu Cross Sectional. Metode pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling sebanyak 91 responden. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Kendall Tau (τ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar akseptor KB suntik DMPA di Puskesmas Mergangsan memakai KB suntik DMPA dengan kategori lama atau >2 tahun 57 akseptor (62,6%), dan sebagian.besar akseptor mengalami perubahan tekanan darah dengan kategori naik 57 akseptor (62,6%). Hasil uji korelasi Kendall Tau diperoleh nilai p value 0,01, maka ada hubungan yang signifikan antara lama pemakaian kontrasepsi suntik DMPA  (Depo Medroksi Progesteron Asetat) dengan perubahan tekanan darah di Puskesmas Mergangsan.12
Penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tandean, Rina dan Rivelino dengan judul Hubungan Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik DMPA (Depo Medroksi Progesteron Asetat) dengan Tekanan Darah Pada Ibu Di Puskesmas Ranotana Weru. Desain penelitian yang digunakan yaitu deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dengan jumlah sampel sebanyak 98 responden. Analisis yang digunakan yaitu uji statistik chi-square. Hasil penelitian didapat ada hubungan yang signifikan antara penggunaan alat kontrasepsi suntik dengan tekanan darah dengan nilai P value = 0,021.13
Menurut asumsi peneliti penggunaan kontrasepsi Suntik DMPA (Depo Medroksi Progesteron Asetat)  yang terlalu lama akan meningkatkan tekanan darah pada ibu akseptor. Tekanan darah dapat terjadi pengaruh hormon progesteron yang terkandung dalam kontrasepsi suntik tersebut. Akan tetapi ibu akseptor yang memakai kontrasepsi ini tidak perlu khawatir akan kenaikan tekanan darah yang terjadi pada ibu karena jika penggunaan kontrasepsi suntik DMPA (Depo Medroksi Progesteron Asetat) dihentikan maka tekanan darah ibu akan menurun. Maka sebaiknya ibu tidak menggunakan kontrasepsi suntik DMPA (Depo Medroksi Progesteron Asetat) dalam jangka waktu yang lama.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian, dapat diambil beberapa kesimpulan Hubungan Antara Lama Pemakaian Kontrasepsi Suntik DMPA (Depo Medroksi Progesteron Asetat)  Dengan Perubahan Tekanan Darah  Pada Ibu Aseptor KB Di Desa Karang Anyar Kecamatan Langsa Baro Kota Langsa. Berdasarkan analisis univariat terhadap 32 responden mayoritas yang telah lama menggunakan kontrasepsi suntik DMPA sebanyak 20 (62,5%) responden. Hasil analisis univariat terhadap 32 responden mayoritas yang ada perubahan tek56,3anan darah setelah menggunakan kontrasepsi suntik  sebanyak 18 (%) responden. Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji chi-square disimpulkan ada hubungan antara lama pemakaian kontrasepsi suntik DMPA terhadap perubahan tekanan darah pada ibu akseptor KB dengan  nilai P value 0,017.   
SARAN
Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian, disarankan untuk : Diharapkan sebagai bahan rujukan untuk pengembangan ilmu penegtahuan tentang alat kontrasepsi khususnya Kontrasepsi Suntik DMPA (Depo Medroksi Progesteron Asetat). Diharapkan sebagai bahan masukan bagi pelayanan kesehatan untuk pelayanan yang lebih optimal.

DAFTAR PUSTAKA

1 Saifuddin, A.B. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Ed. 2,    Cet 2. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
2 Handayani, S. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta : Pustaka Rihama
3  Varney. 2007. Buju ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta. EGC
4 Dewi, S. dan Famila, D. 2010. Hidup Bahagia Dengan Hipertensi. Yogyakarta : A Plus Books
5 Baziard, A. 2002. Kontrasepsi Hormonal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirihardjo
6 Rekomendasi Praktik Pilihan Untuk Penngunaan Kontrasepsi Edisi 2,2009

7 Hartanto, H. 2003. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan
8 Subekti, P. 2004. Kontrasepsi dan Penggunaanya. Yogyakarta : Cahaya Tugu
9 Rahardja, Kirana, 2007, Obat-obat Penting ed.6, 717, PT. Elex Media Computa, Jakarta
10 Alimum Aziz. 2008. Keterampilan Dasar Pratik Kebidanan. Salemba Jakarta
11 Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
12 Ningsih, N.F 2012dengan judul Hubungan Antara Lama Pemakaian Kontrasepsi Suntik DMPA (Depo Medroksi Progesteron Asetat)  Dengan Perubahan Tekanan Darah Di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta
13  Tendean, B. Kundre, R. Hamel, R. 2017. Hubungan penggunaan alat kontrasepsi suntik  Depomedroksi Progesteron Asetat (DMPA)  dengan Tekanan Darah pada Ibu di  Puskesmas Ranotana Weru. e-journal Keperawatan (e-Kp) Vol.5 No 1.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar