KARAKTERISTIK UMUR REMAJA PUTRI TERHADAP DISMENOREA PRIMER PADA MAHASISWI
PRODI D-III KEBIDANAN LANGSA POLTEKKES KEMENKES ACEH
HARACTERISTICS
OF PRINCESS ADOLESCENT ADMINISTRATION IN PRIMARY DISMENOREA IN STUDENTS OF
D¬-III PRODUCTS OF MIDWIFE VOCATIONAL VOCATIONAL SCHOOL OF HEALTH POLYTECHNIC
ACEH
Oleh:
Alchalidi
Prodi Kebidanan LangsaPoltekkes Kemenkes Aceh
ABSTRAK
Latar Belakang : Permasalahan dismenorea
adalah permasalahan yang sering dikeluhkan saat wanita datang kedokter atau
tenaga kesehatan yang berkaitan dengan haid. Manajemen nyeri dapat dilakukan
oleh seorang tenaga kesehatan dengan menggunakan metode farmakologis dan nonfarmakologis.
Secara farmakologis dengan obat golongan anti nyeri, sedangkan
cara nonfarmakologis dapat dilakukan dengan relaksasi, hipnoterapi, kompres air
hangat, senam atau olahraga secara teratur, yoga, distraksi dan massage.
Mengkonsumsi bahan makanan (buah dan sayuran) yang dapat memicu
perlepasan endorphin dan
juga yang mengandung vitamin E serta
analgetik alami, salah satu bahan
makanan yang merangsang otak melepaskan hormon endorphin dan vitamin E yaitu coklat, serta sayuran wortel yang mengandung vitamin E dan analgetik alami. Tujuan
umum penelitian ini adalah : untuk mengetahui karakteristik umur remaja putri terhadap kejadian disminore primer.
Jenis penelitian ini adalah metode survey yang bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional, jumlah sampel 24 orang ibu hamil.
Hasil penelitian : Secara deskriptip terdapat perbedaan rerata
disminore primer paiap masing- usia remaja putri. Kesimpulan : Dari 24
responden didapatkan hasil Semuanya mengalami kombinasi gejala dismenore
primer, sedangkan yang terbanyak adalah
nyeri perut bagian bawah.
Keywords: Disminore
ABSTRACT
Background: Dysmenorrhoea
problems are problems that are often complained of when women come to the
doctor or health workers related to menstruation. Pain management can be done
by a health worker using pharmacological and non-pharmacological methods.
Pharmacologically with anti-pain drugs, while non-pharmacological methods can
be done with relaxation, hypnotherapy, warm water compresses, gymnastics or
regular exercise, yoga, distraction and massage. Consuming food ingredients
(fruits and vegetables) that can trigger endorphin release and also containing
vitamin E and natural analgesics, one of the foods that stimulates the brain to
release endorphin hormones and vitamin E, chocolate, and carrots containing
vitamin E and natural analgesics. The general purpose of this study is:
to determine the characteristics of the age of adolescent girls towards the
incidence of primary dysminore. This type of research is an analytical survey
method with cross sectional approach, a sample of 24 pregnant women. Results:
Descriptive there were differences in the mean primary dysminore per year of
adolescent girls. Conclusion: From 24 respondents obtained the results
All experienced a combination of dysmenorrhea symptoms primary, while the most
is lower abdominal pain.
Keywords: Disminore
PENDAHULUAN
Dilihat
dari siklus kehidupan, masa remaja merupakan masa yang paling sulit untuk dilalui oleh
individu.Masa ini bisa dikatakan sebagai masa yang paling kritis
bagi perkembangan pada tahap-tahap berikutnya. Perubahan yang mencolok terjadi
ketika anak perempuan dan laki-laki memasuki
usia remaja. Perubahan yang terjadi meliputi perubahan fisik maupun perubahan psikologis,
yang merupakan sebuah ciri dari anakanak menuju pada kedewasaan.
Remaja adalah individu baik perempuan maupun laki-laki yang berada
pada masa/ usia antara anak-anak dan dewasa. Masa remaja merupakan masa penghubung
antara masa anak anak dengan dewasa.(Lukman, 2004).
Menstruasi
adalah tanda bahwa siklus masasubur telah dimulai.Pada masa ini tingkakesuburan
seorang wanita mencapai puncaknyadan secara seksualitas sudah siap untuk
memilikketurunan.Menstruasi terjadi saat lapisan dalamdinding rahim luruh dan
keluar dalam bentuk yangdikenal dengan istilah darah menstruasi. Menstruasi
pada masa ini paling teraturdan siklus pada alat reproduksi yang dipengaruh
hormon cukup baik untuk kehamilan. Dalam keadaan normal, masa reproduksi
dimulai ketikasudah terjadi pengeluaran sel telur yang matang(ovulasi) pada
siklus menstruasi (Proverawati danmisaroh, 2009).
Menstruasi
atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis dalam wanita yang
terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi.Periode ini
penting dalam hal reproduksi, biasanya terjadi setiap bulan antara remaja
sampai menopause. (Joseph dan Nugroho, 2010)
Namun
ada kalanya terdapat kelainan atau gangguan yang ada hubungan dengan menstruasi
diantaranya premenstrual tension (ketegangan sebelum haid), mastodinia,
mittelschmerz (rasa nyeri saat ovulasi) dan dismenore (rasa nyeri
saat menstruasi) (Manuaba, 1999).Rasa nyeri pada saat menstruasi tentu saja
sangat menyiksa bagi wanita. Sakit menusuk, nyeri yang hebat di sekitar bagian
bawah dan bahkan kadang mengalami kesulitan berjalan sering dialami ketika haid menyerang. Nyeri ini
dapat berlangsung setengah hari sampai lima hari dan sering kali tampak seperti
nyeri berkepanjangan. Banyak wanita terpaksa harus berbaring karena terlalu
menderita sehingga tidak dapat mengerjakan sesuatu apapun.Ada yang pingsan, ada
yang merasa mual, ada juga yang
benar-benar muntah.Hal ini sangat mengganggu aktivitas wanita sehari
hari dan dapat berdampak pada turunnya produktivitas kerja (Kingston, 1995).
Permasalahan dismenorea adalah
permasalahan yang sering dikeluhkan saat wanita datang kedokter atau tenaga
kesehatan yang berkaitan dengan haid. Kondisi ini akan bertambah parah apabila
disertai dengan kondisi psikis yang tidak stabil. Terlebih lagi dikalangan
wanita yang berkerja dan harus tetap masuk kerja dalam kondisi kesakitan (Anurogo,2011). Salah
satu penyebab dari dismenorea diduga
karena terjadinya ketidak seimbangan hormonal dan tidak ada hubungan dengan
organ reproduksi. Nyeri tersebut timbul akibat adanya hormon prostaglandin yang
membuat otot rahim berkontraksi (Jayati,2017).
Dismenorea
adalah
rasa sakit yang menyertai menstruasi sehingga dapat menimbulkan gangguan
perkerjaan sehari-hari. Rasa sakit yang menyerupai kejang ini terasa diperut
bagian bawah. Biasanya dimulai 24 jam sebelum haid datang, dan berlangsung
sampai 12 jam pertama dari masa haid. Sesudah itu semua rasa tidak enak tadi
hilang3. Kondisi dismenorea ini
makin parah bila disertai dengan kondisi psikis yang tidak stabil seperti
stress, depresi, cemas berlebihan, dan keadaan sedih atau gembira yang
berlebihan. Dismenorea dapat
menyerang perempuan yang mengalami haid pada usia berapapun (Anurogo,2011)..
Dismenorea
dapat
dialami dari setengah wanita yang sedang mestruasi, dan prevalensinya sangat
bervariasi. Berdasarkan data dari beberapa negara, angka kejadian dismenorea didunia cukup tinggi.
Diperkirakan 50% dari seluruh wanita didunia menderita dismenorea dalam sebuah siklus menstruasi. Pasien melaporkan nyeri
saat haid, dimana sebanyak 12% dismenorea
sudah parah, 37% dismenorea sedang dan 49% dismenorea
masih ringan (Hapsari Retni, 2013).
Berdasarkan data dari World
Health Organization (WHO), angka kejadian dismenorea sebesar 1.769.425 jiwa (90%) dengan 10-15% mengalami dismenorea berat. Sedangkan di Indonesia angka kejadian dismenorea sebesar 107.673 jiwa (64,25%), yang
terdiri dari 59.671 jiwa (54,89%) mengalami dismenorea primer dan 9.496 jiwa (9,36%) yang mengalami dismenorea skunder (Puspita Nara,
2018).
Manajemen nyeri dapat dilakukan oleh seorang
tenaga kesehatan dengan menggunakan metode farmakologis dan nonfarmakologis.
Secara farmakologis dengan obat golongan anti nyeri, sedangkan cara
nonfarmakologis dapat dilakukan dengan relaksasi, hipnoterapi, kompres air
hangat, senam atau olahraga secara teratur, yoga, distraksi dan massage ( Anjelina, 2015).
Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi gejala nyeri pada dismenorea, seperti mengkonsumsi obat-obatan
antinyeri (asam mefenamat, ibuprofen, metapiron dan lain-lain). Penggunaan
analgesik yang berlebihan dapat membuat seseorang ketergantungan terhadap efek
penghilang nyeri, hal ini tentu saja berbahaya, ditambah lagi dengan efek
samping penggunaan analgesik jangka panjang yang dapat menyebabkan terjadinya
kerusakan hati bahkan hipertensi ( Puspita, 2013)
Data yang didapat dari Prodi Kebidanan Langsa Poltekkes Kemenkes
Aceh jumlah mahasiswi tingkat I, II dan III berjumlah 108 mahasiswi, jumlah mahasiswi
tingat I berjumlah 46 mahasiswi. Mahasiswi yang mengalami dismenorea primer dari tingkat I, II dan III sebanyak 98 mahasiswi,
mahasiswi tingkat 1 yang mengalami dismenorea berjumlah 32 mahasiswi. Berdasarkan
studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan februari 2019 dengan cara wawancara terhadap 10
mahasiswi yang mengalami dismenorea, 7 mahasiswi mengkonsum siobat anti nyeri untuk
mengurangi rasa dismenorea yang
dirasakan dan sebanyak 3 mahasiswi tidak mengkonsumsi obat apapun.
Dismenorea terjadi saat 2-3 tahun setelah menarche dan mencapai maksimalnya pada usia 15-25 tahun. Dismenorea primer tersebut dialami oleh
60-75 % perempuan muda. Dari tiga perempat jumlah tersebut mengalami dismenorea dengan tingkat berat dan
terkadang menyebabkan tidak berdaya dalam memahami nyerinya tersebut (Jayati, 2010)
METODE
Jenis penelitian ini adalah menggunakan
metode survey yang bersifat analitik dengan pendekatan Cross Sectional
yaitu
penelitian yang mempelajari
dinamika karakteristik
umur remaja putri terhadap disminore primer, dengan
cara
pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat.. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan cara
Simple Random Sampling (pengambilan sampel secara acak sederhana) yaitu sebuah sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga tiap unit
penelitian dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih
sebagai sampel
(Nasriah. P,
2010).
Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh mahasiswi tingkat I yang mengalami Disminore
primer Tingkat I yaitu sebanyak 32 mahasiswi.
Penelitian ini adalah menggunakan
metode survey yang bersifat analitik dengan pendekatan Cross Sectional.
Berdasarkan
hasil pengumulan data penelitian maka
karakteristik responden adalah sebagai berikut
Tabel 1 : Distribusi frekuensi
Karakteristik Umur Responden
No
|
Umur
|
F
|
%
|
1
|
18 Tahun
|
13
|
54,2
|
2
|
19 Tahun
|
8
|
33,3
|
3
|
20 Tahun
|
3
|
15,5
|
Total
|
24
|
100
|
Tabel di atas diketahui bahwa dari 24 (100 %) responden tingkat I,
mayoritas mahasiswi berumur 18 tahun sebanyak 13 orang (54,2%) dan minoritas
mahasiswi yang berumur 20 tahun sebanyak 3 orang (15,5%).
DISKUSI
Pada tabel
diatas menunjukkan bahwa umur responden sebagian besar berumur 18-20 tahun,
wanita yang biasanya mengalami disminore primer berumur 15-25 tahun, jadi
kemungkinan besar responden mengalan disminore primer. Lama menstruasi
menstruasi merupakan salah satu faktor resiko seorang wanita menderita
disminore primer, lama menstruasi yang normal 3-7 hari, jika lebih dari itu
maka dikatakan mengalami disminore primer berat.
Munculnya
disminore primer yaitu sebagian sejak menstruasi pertama, muncul 6-12 bulan
setelah menarkhe. Waktu hilangnya gejala disminore primer 24-48 jam sejak
mulainya menstruasi. Dampak dari disminore primer yaitu produktifitas menurun.
Hal
ini sejalan dengan teori yang menjelaskan bahwa menstruasi biasanya antara 3-5
hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah yang
sedikitsedikit kemudian, dan ada yang sampai 7-8 hari. Pada setiap wanita biasanya lama menstruasi itu tetap. Jumlah darah yang keluar rata-rata
33,2 ± 16 cc. Lama menstruasi lebih dari normal (7 hari) menimbulkan adanya kontraksi uterus, dan semakin banyak prostaglandin yang dikeluarkan.
Produksi prostaglandin yang berlebihan
menimbulkan rasa nyeri, sedangkan kontraksi
uterus yang terus menerus menyebabkan
suplai darah ke uterus terhenti dan
terjadi disminore (Anurogo, 2011).
Menurut
Prawirohardjo (2005), dismenore primer (disebut juga sebagai dismenore
idiopatik, esensial, intrinsik)
adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada alat-alat genital
yang nyata, atau tidak ada hubungan dengan kelainan ginekologik. Dismenore
primer merupakan rasa sakit yang wajar dan biasa terjadi, disebabkan
karena tingginya kadar prostaglandin atau
zat yang membuat otot-otot rahim berkontraksi dan melepaskan dindingnya. Dismenore
primer terjadi mpada hari pertama sampai hari ketiga menstruasi.
Berdasarkan
hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar siswi Remaja putri yang
mengalami menstruasi dini (premature).Hal ini disebabkan faktor internal
dan eksternal.Faktor internal karena ketidakseimbangan hormon bawaan lahir.Hal
ini juga berkorelasi dengan faktor eksternal seperti asupan gizi pada makanan
yang dikonsumsi. Tidak kualitas gizi yang lebih baik pada masyarakat saat ini
memicu menstruasi dini, tapi gizi yang kurang juga mengakibatkan hal yang sama.
Dalam
1 tahun setelah terjadinya menarche, ketidakteraturan menstruasi masih
sering dijumpai. Ketidakteraturan terjadinya menstruasi adalah kejadian yang
biasa dialami oleh para remaja putri, namun demikian hal ini dapat menimbulkan
keresahan pada diri remaja itu sendiri. Sekitar 2 tahun setelah menarcheakan
terjadi ovulasi. Ovulasi ini tidak harus terjadi setiap bulan tetapi dapat
terjadi setiap 2 atau 3 bulan dan secara beransur siklusnya akan menjadi lebih
teratur. Dengan terjadinya ovulasi, dismenore primer dapat timbul.
Dengan bertambahnya umur nyeri haid akan
semakin berkurang dan hilang dengan sendirinya (Proverawati dan misaroh,
(2009).
Teori
oleh Basalamah et al, (1993) dalam
Yustianingsih 2004, bahwa dismenore primer dapat dijumpai pada wanita
muda yang telah berusia antara usia 15-25 tahun dan akan menghilang pada usia
akhir 20-an atau 30-an tanpa ditemukan kelainan alat genital pada pemeriksaan
ginekologi sedangkan berdasarkan tingkat pendidikan , seluruh siswi dapat
mengalami dismenore primer. Hal ini sesuai dengan teoriteorim bahwa dismenore
primer dapat terjadi pada usia-usia sekolah.Absensi pada siswi sekolah yang
diakibatkan oleh dismenore primer mencapai 25%.
Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Wahit.et.al.(2007), yang menyatakan bahwa
faktor umur adalah variable penting yang mempengaruhi respon nyeri. Anak belum
bisa mengungkapkan nyeri, sehingga harus mengkaji respon nyeri pada anak,
anak-anak mempunyai respon nyeri yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan
usia remaja, dewasa dan orang tua. Anak-anak mempunyai respon yang lebih tinggi
karena dapat mengekspresikan nyeri lebih bebas.Pada orang dewasa kadang
melaporkan nyeri jika sudah patologis dan mengalami kerusakan fungsi.Pada
lansia cenderung memendam nyeri yang dialami, karena mereka menganggap nyeri
adalah hal alamiah yang harus dijalani dan mereka takut kalau mengalami
penyakit berat atau meninggal jika nyeri diperiksakan.
Teori
ini diajukan oleh Hipoorates bahwa akhir-akhir ini diyakini bahwa dilatasi
serviks akan merupakan pengobatan permanen diemenore primer, hal ini didukung
oleh hilangnya dismenore primer setelah kelahiran anak yang pertama (Akerlund,
1979 dalam Wiiduri 1995).
KESIMPULAN
Hasil penelitian ini adalah menunjukkan bahwa umur responden
sebagian besar berumur 18-20 tahun mengalami disminor primer.
DAFTAR PUSTAKA
Andriyani
Avie. Panduan Kesehatan Wanita Haid,
Hamil, Melahirkan, Nifas, Menyusui. Jakarta : As-Salam. 2012
Anjelina,
N. Perbedaan Efektifitas Tehnik Yoga
(Chat Strech Exercise) Dengan Senam Dismenore Terhadap Penurunan Nyeri Haid
(Dismenorhea Primer). Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. Malang (Unpublis) Hal-34 2013
Anurogo.
Cara Jitu Mengatasi NYeri Haid. Yogyakarta.
Andi. 2011
Devi,
N. Gizi Saat Sindrome Menstruasi. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu
Populer Kelompok Gramedia. 2012
Hapsari
Retni W dan Tri Anasari. Efektifitas Teknik Relaksasi Nafas Dalam dan Metode Pemberian Cokelat
Terhadap Penurunan Intensitas Dismenore
Pada Remaja Putri Di SMK Swagaya 2 Purwokerto. Jurnal Involusi Kebidanan. Vol 3, No 5, Januari 2013. Hal-28 3013
Haryono
Rudy. Siap Menghadapi Menstruasi &
Menopause. Yogyakarta: Gosyen Publishing. 2018
Jayati.
FR. Efektifitas Pemberian Yogurt Terhadap
Penurunan Nyeri Haid (Dismenorhea) Pada Wanita Usia 18-22 Tahun Di Wilayah
Sumber Sari. Skripsi. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang. Malang ( Unpublis). Hal : 2-5 2010
Kumalasari
I dan Iwan A. Kesehatan Reproduksi :
Untuk Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. 2012
LailaNajmi
L. Buku Pintar Menstruasi Solusi
Mengatasi Segala Keluhan. Jogjakarta
: Buku Biru. 2011
Lestari
NMSD. Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA
III. Pengaruh Dismenorea Pada Remaja. 2013 ; 329 - 9. Journal Undikha. 2013
Lukman, Abdul Jabbar. 2004. Remaja Hari Ini Adalah Pemimpin Masa
Depan. Jakarta: BKKB
Nasriah. P,
2010. Faktor-faktor
yang
mempengaruhi pengetahuan
remaja tentang kesehatan reproduksi di SMA Negeri 1
Mojogedang.http://faktor-faktorkespro.com
Prawirohardjo, S. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Proverawati, A dan Misaroh, S. 2009. Menarche
Menstruasi Pertama Penuh Makna. Yogyakarta: Nuha Medika.
Pudiastuti
Ratna D. 3 Fase Penting Pada Wanita
(Menarche, Menstruasi dan Menopause). Jakarta : Elex Media Komputido. 2012
Sinaga
Emawati, Nonon S, Suprihatin et al. Manajemen Kesehatan Menstruasi. Jakarta
: Global One. 2017
Widyastuti
Y, Anita R dan Yulianti Eka P. Kesehatan
Reproduksi. Jakarta: FitraMaya. 2017
Live Dealer Roulette at Slots - Play For Free
BalasHapusLive Roulette 슬롯 나라 at Slots.lv casino is one 벳익스플로어 of the most entertaining and 승인 전화 없는 가입 머니 innovative 아르고캡쳐 games 구글 룰렛 available online. Try this live dealer roulette game for free.