HUBUNGANSELF MANAGEMENT
PASIENDIABETES MELLITUS TIPE II DENGAN KADAR GULA DARAH
DI RUMAH SAKIT dr. ZAINOEL ABIDIN
BANDA ACEH
Oleh:
Nunung Sri
Mulyani
ABSTRAK
Upaya yang
sangat penting dilakukan oleh penderita diabetes mellitus adalah dengan
mengatur pola makan (diet), olahraga/aktifitas fisik, dan pengontrolan kadar
gula darah secara rutin hal ini dinamakan dengan self management.Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan self management pasien diabetes mellitus
tipe II dengan kadar gula darah di Poliklinik Endokrin Rumah Sakit Umum Daerah
dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.Penelitian ini bersifat deksriptif analitik
dengan desain cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara Kuota
Sampling. Instrumen penelitian adalah kuesioner, data dikumpulkan dengan cara
wawancara dan observasidi Poliklinik Endokrin Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Zainoel Abidin Banda Aceh pada bulan Agustus 2015. Data dianalisa secara
univariat dan bivariat, dengan uji statistik chi-square test dengan tingkat
kepercayaan 0,05 (95%).Didapatkan bahwa self management pasien diabetes
mellitus tipe II berada pada kategori kurang baik , yaitu 13 responden (52%), sedangkan
tingkat kadar gula darah (KGD) sebagian besar berada pada kategori tidak
normal, yaitu 13 responden (52%).Dari hasil uji statistik diperoleh nilai 0,001
(<0 abidin="" aceh.="" adahubungan="" bahwa="" banda="" dapat="" darah="" dengan="" di="" diabetes="" disimpulkan="" dr.="" endokrin="" gula="" ii="" kadar="" management="" mellitus="" nbsp="" o:p="" pasien="" poliklinik="" rumah="" sakit="" sehingga="" self="" tipe="" umum="" zainoel="">0>
Kata Kunci : Self Management,
Diabetes Mellitus, Kadar Gula Darah.
PENDAHULUAN
Diabetes mellitus tipe II adalah suatu kelainan metabolisme glukosa
yang disebabkan oleh resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin dan dapat
menyebabkan berbagai komplikasi kronik.1 Diabetes mellitus tipe II
dulu dikenal sebagai tipe dewasa atau tipe onset
maturitas dan tipe non-independent diabetes mellitus (NIDDM). Diabetes
mellitus tipe II sering dikaitkan dengan obesitas.2 Diabetes
mellitus tipe II dapat mempengaruhi seluruh aspek kehidupan penderitanya dan
pasien DM tipe II memiliki peningkatan resiko terjadinya komplikasi dan dapat
mengancam jiwa apabila tidak segera ditangani dan dilakukan pengontrolan yang
tepat.3
Menurut laporan World Health
Organization(WHO) Indonesia menempati urutan keempat terbesar dari jumlah
penderita diabetes mellitus dengan prevalensi 8,6% dari total penduduk
sedangkan posisi urutan diatasnya yaitu India, China, dan Amerika Serikat dan
(WHO) memprediksi kenaikan jumlah penyandang diabetes mellitus di Indonesia
dari jumlah 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030.
Senada dengan WHO International Diabetes
Foundation(IDF) pada tahun 2009
memprediksi kenaikan jumlah penyandang diabetes mellitus dari 7 juta pada tahun
2009 menjadi 12 juta pada tahun 2030.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013
menyebutkan terjadi peningkatan prevalensi pada penderita diabetes mellitus
yang diperoleh berdasarkan wawancara 1,1% pada tahun 2007 menjadi 1,5% pada tahun
2013 sedangkan prevalensi diabetes mellitus berdasarkan diagnosis dokter atau
gejala pada tahun 2013 sebesar 2,1% dengan prevalensi terdiagnosis tertinggi
pada daerah Sulawesi Tengah (3,7%) dan paling rendah pada daerah Jawa Barat (0,5%). Dari data Riskesdas
tersebut menyebutkan prevalensi dari penderita diabetes mellitus cenderung
meningkat pada wanita dibandingkan dengan laki-laki dan terjadi peningkatan
prevalensi diabetes mellitus sesuai dengan pertambahan umur namun mulai umur ≥
65 tahun cenderung menururn dan cenderung lebih tinggi pada penderita yang
tinggal di perkotaan dibandingkan dengan perdesaan. Hasil Riskesdas tahun 2013
menyebutkan prevalensi dari pengonsumsian makanan atau minuman yag manis
sebesar 53,1% dan makanan dengan penyedap rasa sebesar 77,3%.4
Berdasarkan data dari RSUD dr.Zainoel Abidin Banda Aceh dalam tahun
2014 jumlah pasien rawat jalan menurut golongan umur 40-60 tahun sebanyak 873
pasien dan menurut jenis kelamin kasus diabetes mellitus tipe II lebih banyak
diderita oleh wanita dibandingkan laki-laki dengan jumlah kasus baru diabetes
mellitus selama tahun 2014 yang diderita oleh wanita sebanyak 858 kasus
sedangkan laki-laki sebanyak 650 kasus. Diantara beberapa kasus diabetes mellitus tipe II yang terjadi di RSUD
dr.Zainoel Abidin Banda Aceh, penyebab salah satunya adalah diakibatkan oleh
pengelolaan diri (self management)
yang kurang baik yang menyebabkan peningkatan kadar gula darah.
Diabetes mellitus tipe II dapat mempengaruhi seluruh aspek
penderitanya dan pasien diabetes mellitus tipe II memiliki peningkatan resiko
terjadinya komplikasi dan dapat mengancam jiwa apabila tidak ditangani dan
dilakukan pengontrolan yang tepat. Masalah-masalah tersebut dapat diminimalkan
dengan melakukan pengelolaan terhadap penyakitnya yaitu dengan cara self management. Self management menggambarkan perilaku individu yang dilakukan
secara sadar, bersifat universal, dan terbatas pada diri sendiri.3Self management diabetes adalah tindakan
yang dilakukan perorangan untuk mengontrol diabetes meliputi tindakan
pengobatan dan pencegahan komplikasi. Tujuan self management adalah untuk mencapai pengontrolan gula darah
secara optimal serta mencegah terjadinya komplikasi, karenaself management memiliki peranan penting dalam meningkatkan
kualitas kesehatan dan kesejahteraan pasien.3
Menurut Perkeni (2011) manajemen diabetes mellitus terdiri dari
edukasi, terapi gizi medis, latihan jasmani, intervensi farmakologis, dan
monitoring keton dan gula darah. Kadar gula darah dipengaruhi oleh olahraga,
diet, pola hidup, obat-obatan/terapi insulin, genetik, obesitas, usia, dan self management.
Self
management (manajemen diri) pada penderita diabetes mellitus dilakukan untuk
mengontrol kadar gula darah dan mengurangi resiko serius terhadap komplikasi
penyakit. Self management yang
efektif terhadap diabetes mellitus seringkali mengharuskan perubahan gaya hidup
pasien diabetes mellitus, meliputi pengawasan diri terhadap gula darah,
obat-obatan, mengontrol kandungan gula dan nutrisi dalam makanan, olahraga yang
teratut, dan perawatan kaki dan kulit.
METODE
Penelitian ini
bersifat deksriptif analitik dengan desain cross
sectional yaitu melihat Hubungan Self
Management Pasien Diabetes Mellitus tipe II dengan Kadar Gula Darah di
Poliklinik Endokrin RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.Penelitian ini dilaksanakan
pada tanggal Januari 2015 di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Pengambilan
sampel dilakukan dengan cara Kuota
Sampling yaitu teknik menentukan sampel dari populasi yang memiliki
ciri-ciri tertentu sampai jumlah yang diinginkan dengan kriteria inklusi :
bersedia menjadi sampel, penderita dewasa berumur > 40 tahun, pasien dalam
keadaan sadar dan dapat berkomunikasi, tidak membedakan jenis kelamin.Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 32 orang.
Data self management pasien yang diperoleh
dengan menggunakan kuesioner dan observasi dimana data management diet pasien diperoleh dengan menggunakan food recalldan data kadar gula darah
yang didapat dari hasil pemeriksaan kadar gula darah. Analisis statistik yang
digunakan adalah Chi-Squaremenggunakan
perangkat lunak analisia data.
HASIL
PENELITIAN
1.
Karakteristik
Sampel
Tabel.
1
Karakteristik
Sampel
Usia
|
n
|
%
|
40-60 tahun
60-75 tahun
|
20
12
|
62,5
37,5
|
Jenis Kelamin
|
||
Laki-Laki
Perempuan
|
22
10
|
68,8
31,2
|
Pendidikan
|
||
Dasar
Menengah
Tinggi
|
19
8
5
|
59,4
25,0
15,6
|
Pekerjaan
|
||
Buruh
Ibu
Rumah Tangga (IRT)
Nelayan
Pensiunan
PNS
Swasta
|
1
9
1
4
3
14
|
3,1
28,1
3,1
12,5
9,4
43,8
|
Jumlah
|
32
|
100
|
Berdasarkan tabel. 1 didapatkan
karakteristik pasien penderita Diabetes Mellitus Tipe II yang menjadi responden
dalam penelitian ini dari segi usia sebagian besar responden yaitu berusia
40-60 tahun sebanyak 20 orang responden (62,5%). Responden dengan jenis kelamin
didominasi oleh laki-laki yaitu sebanyak 22 orang responden (68,8%). Sedangkan
responden terbanyak pendidikan dasar yaitu sebanyak 19 orang responden (59,4%).
Pekerjaan responden yang dominan adalah pekerjaan swasta yaitu sebanyak 14 orang responden (43,8%).
2.
Management
Diet, Olagraga dan Pengontrolan Gula Darah
Tabel 2. Management Diet, Olahraga dan
Pengontrolan Kadar GulaDarah
Diet
|
n
|
%
|
Baik
Kurang Baik
|
19
13
|
59,3
40,7
|
Olahraga
|
||
Baik
Kurang Baik
|
17
15
|
53,1
46,9
|
Pengontrolan Kadar Gula Darah
|
||
Baik
Kurang Baik
|
29
3
|
90,7
9,3
|
32
|
100
|
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa sebagian besar responden
menerapkan, diet yang baik sebanyak 19 orang responden (59,3%). Responden sebagian
besar melakukan olahraga dan termasuk dalam kategori baik sebanyak 17 orang
responden (53,1%). Sedangkan responden yang sebagian besar melakukan
pengontrolan kadar gula darah secara rutin sebanyak 29 orang responden (90,7%).
3.
Self Management Pasien
Diabetes Mellitus
Tabel 4. Self Management(Diet, Olahraga, dan
Pengontrolan Kadar Gula Darah)
No
|
Self
Management
|
n
|
%
|
1
|
Baik
|
16
|
50
|
2
|
Kurang
Baik
|
16
|
50
|
Jumlah
|
32
|
100
|
Berdasarkan tabel. 4 dapat diketahui bahwa self management pasien Diabetes Mellitus Tipe II yang meliputi
diet, olahraga, dan pengontrolan kadar gula darah. Dari aspek diet dilihat
penerapan prinsip 3J (tepat jumlah, tepat jenis, tepat jadwal) jika diterapkan
ketiganya maka termasuk dalam self
management baik, dari aspek olahraga dilihat penerapan prinsip olahraga
bagi penderita diabetes mellitus jika diterapkan prinsip olahraganya maka
termasuk dalam self management baik,
dan dari aspek pengontrolan KGD dilihat frekuensi pengontrolan KGD yang
dilakukan jika pengontrolan KGD dilakukan secara rutin maka termasuk dalam self management baik. Jika ketiga aspek
diet, olahraga, dan pengontrolan KGD dilakukan maka dikatakan self management baik. Self management pasien Diabetes Mellitus
Tipe II dalam jumlah yang sama yaitu baik sebanyak 16 orang responden (50%) dan
kurang baik sebanyak 16 orang responden (50%).
4.
Kadar
Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus
Tabel 5. Kadar Gula DarahPada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di
Poliklinik Endokrin RSUD dr.Zainoel Abidin Banda Aceh
No
|
Kadar Gula Darah
|
n
|
%
|
1
|
Normal
|
16
|
50
|
2
|
Tidak
Normal
|
16
|
50
|
Jumlah
|
32
|
100
|
Berdasarkan tabel 5 diatas dapat dilihat bahwa kadar gula darah
pasien Diabetes Mellitus Tipe II dalam jumlah yang sama yaitu kategori normal
sebanyak 16 orang responden (50%) dan kategori tidak normal sebanyak 16 orang
responden (50%).
5.
Hubungan
Self Management dengan Kadar Gula
Darah
Tabel 6. Hubungan Self
Management Pasien Diabetes Mellitus Tipe II dengan Kadar Gula Darah di Poliklinik
Endokrin Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh
Self Management
|
KGD
|
Total
|
p
|
|||
Normal
|
Tidak
Normal
|
|||||
N
|
%
|
n
|
%
|
|||
Baik
|
11
|
68,75
|
5
|
31,25
|
16
|
0,001
|
KurangBaik
|
5
|
31,25
|
11
|
68,75
|
16
|
|
Jumlah
|
16
|
100
|
16
|
100
|
32
|
Berdasarkan tabel 6 didapatkan bahwa dari 16 responden yang
menerapkan self management yang baik
terdapat 11 orang responden (68,75%)
responden yang
memiliki KGD normal, sedangkan dari 16 orang responden yang memiliki self managementkurang baik terdapat 11
orang responden (68,75%) yang memiliki KGD tidak normal.
PEMBAHASAN
Hasil uji
statistik didapatkan nilai p=0,034 (<0 antara="" berarti="" bermakna="" hubungan="" i="" ini="" menemukan="" penelitian="" yang="">self
management0>
pasien Diabetes Mellitus Tipe II dengan Kadar Gula Darah di
Poliklinik Endokrin RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Diabetes mellitus
banyak ditemukan pada kelompok usia pertengahan (40-60 tahun) yaitu sebesar
62,5% dan menurun pada kelompok usia lanjut (60-75 tahun) dengan persentase
37,5%. Hal ini sesuai dengan data yang didapatkan dari Riskesdas (2013) yang
menyebutkan bahwa prevalensi diabetes mellitus meningkat sesuai dengan
pertambahan umur namun mulai umur ≥ 65 tahun cenderung menurun. Status gizi
responden yang dilihat dari Indeks Massa Tubuh (IMT) sebagian besar responden
memiliki status gizi gemuk yaitu 34,4%, gizi lebih (obesitas) merupakan
faktor-faktor yang dapat menyebabkan diabetes mellitus. Peningkatan kasus
diabetes mellitus yang disebabkan oleh obesitas terjadi setiap tahunnya, hal
ini mencerminkan bahwa ada hubungan yang sangat erat antara obesitas dan diabetes
mellitus. Obesitas merusak pengaturan energi metabolisme dengan dua cara, yaitu
obesitas menimbulkan resistensi leptin dan meningkatkan resistensi insulin
(Adamo dan Whitney, 2006).
Sulitria (2013)
Penyakit diabetes mellitus dapat menyebabkan komplikasi apabila tidak ditangani
dan dilakukan self management yang
baik, komplikasi dapat terjadi seiring berjalannya waktu. Lama menderita
penyakit diabetes mellitus sebagian besar >5 tahun yaitu 52% dimana
kemungkinan untuk terjadi komplikasi ke penyakit lain lebih besar dikarenakan
penyakit diabetes mellitus termasuk penyakit kronis yang memerlukan perawatan
sepanjang hidup. Dengan menerapkan self
management yang baik meliputi diet dengan menarapkan prinsip 3J (tepat
jenis, tepat jumlah, tepat jadwal), olahraga dengan menerapkan prinsip olahraga
bagi penderita diabetes mellitus, olahraga dilakukan minimal 3-4 seminggu,
durasi waktunya minimal 30 menit, dan jenis olahraga yang dilakukan merupakan
jenis olahraga ringan seperti jogging dan bersepeda, dan pengontrolan KGD yang
dilakukan setiap bulannya untuk meningkatkan kualitas hidup penderita diabetes
mellitus dan mencegah terjadinya komplikasi penyakit. Komplikasi yang diderita
oleh responden sebagian adalah hipertensi (18,8%).
Self
management merupakan upaya individu untuk mengatur atau mengendalikan
perilakunya sendiri. Melalui self
management,individu dapat melatih dirinya, pelatihan untuk mengevaluasi,
memonitor, mengatur, dan bertanggung jawab untuk individu itu sendiri. Self management pasien diabetes mellitus
tipe II adalah suatu cara yang dilakukan penderita diabetes mellitus tipe II
untuk mengatur pola makan (diet), pemeriksaan kadar gula darah secara rutin,
dan olahraga. Diet merupakan dasar pengobatan individu dengan diabetes
mellitus. Menjaga berat badan adalah salah satu faktor dalam memantau
pengendalian diabetes mellitus dan mempertahankan berat badan ideal merupakan
kriteria utama dalam manajemen diabetes.
Kenaikan kadar
gula darah yang terlalu sering dan tidak terkontrol dapat menyebabkan rusaknya
pembuluh darah, saraf, dan struktur internal lainnya. Mengontrol KGD bagi
penderita diabetes mellitus sangat penting karna karena dapat membantu
menentukan penanganan medis yang tepat sehingga mengurangi resiko komplikasi
yang berat dan menyesuaikan/mengontrol, aktifitas fisik, dan kebutuhan kadar
insulin untuk memperbaiki KGD sehari-hari. Menurut Askandar (2007) manajemen
yang efektif terhadap diabetes mellitus mengharuskan perubahan gaya hidup
pasien diabetes mellitus, meliputi pengawasan diri terhadap kadar gula darah
pengkonsumsian obat-obatan, mengontrol kandungan gula dan nutrisi dalam
makanan, olahraga yang teratur, dan perawatan kaki dan kulit.
Self
management merupakan pengelolaan diri dari penderita diabetes mellitus
meliputi diet, olahraga, dan pengontrolan kadar gula darah. Kadar gula darah
yang terkontrol merupakan hal yang dapat menentukan kualitas hidup penderita
diabetes mellitus. Cara yang dapat dilakukan yaitu dengan menerapkan self management, mempertahankan berat
badan ideal dan status gizi normal (Sidiq, 2014).
PenelitianSutandi (2012) Self ManagementEducation (DSME)
sebagaiMetodeAlternatifDalamPerawatanMandiriPasien Diabetes Mellitus di
DalamKeluarga, hasilpenelitiannyamenjelaskanbahwaperawatanmandiripasien
diabetes mellitus meliputi diet, olahraga, pengontrolankadarguladarah,
perawatan kaki dankulit,
sertaterapiobat-obatandapatmenjagakadarguladarahdalambatas normal
danterkontrol, danpenelitianSulistria (2013) mengenai Tingkat Self CarePasienRawatJalan Diabetes
Mellitus Tipe II di PuskesmasKalirungkut,
darihasilpenelitiannyadijelaskanbahwapasien diabetes mellitus tipe II yang
memilikitingkatself care(diet,
olahraga, pengukurankadarguladarah, perawatan kaki dankulit,
danterapiobat-obatan) yang tinggidapatmemilikikadarguladarahdalambatas normal
dandapatmencegahterjadinyakomplikasi yang berat.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Ada hubungan self managementpasien diabetes mellitus
tipe II dengan kadar gula darah di Poliklinik Endokrin Rumah Sakit Umum Daerah
dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.Diharapkan pada pihak rumah sakit untuk selalu
meningkatkan upaya promosi kesehatan khususnya kepada pasien penderita diabetes
mellitus tipe II, agar pasien dapat mencapai kualitas hidup yang optimal.
UCAPAN TERIMA
KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada manajemen Poliklinik
Endokrin Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dan semua pihak
yang telah membantu kelancaran pelaksanaan penelitian ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Yuanita, dkk. 2014. Pengaruh Diabetes Self Management Education (DSME) Terhadap Resiko Terjadinya Ulkus
Diabetik pada Pasien Rawat Jalan dengan Diabetes Mellitus Tipe II RSD dr.
Soebandi Jember. Vol.2, No. 1, Tahun 2014
Price, SA. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Penerbit EGC. Jakarta
Sulistria, YM. 2013. Tingkat Self
Care Pasien Rawat Jalan Diabetes Mellitus Tipe II di Puskesmas Kalirungkut
Surabaya. Vol.2, No. 2, Tahun 2013.
Riskesdas, 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta.
Hartono, A. 2006. Terapi Gizi dan Diet RumahSakit. Penerbit EGC.
Jakarta.
Masthura. 2013. Pengaruh Pemberian Jus Mengkudu Terhadap Kadar Gula
Darah pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe II di BLUD RSUD Meuraxa Banda Aceh.
KTI Jurusan Gizi : Aceh.
Maulida, M. 2013. Pengaruh Pemberian Serat Apel terhadap Penurunan
Kadar Gula Darah pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe II di Gampong Mulia
Kecamatan Kuta Alam Kota Banda Aceh. KTI Jurusan Gizi : Aceh.
Putri, NM. 2013. Hubungan Pola Makan dan Dukungan Keluarga dengan
Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus Tipe II RSUD dr. Zainoel Abidin Banda
Aceh. KTI Jurusan Gizi : Aceh.
Sutandi, A. 2012. Self
Management Education (DSME) sebagai Metode Alternatif Dalam Perawatan
Mandiri Pasien Diabetes Mellitus di Dalam Keluarga. No.31, Tahun 2012
Whitney, C. 2006. Penemuan Baru Memerangi Diabetes melalui Diet
Golongan Darah. Penerbit B-first PT. Bentang Pustaka. Yogyakarta.
Price, SA. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Penerbit EGC. Jakarta.
Moore, MC. 1997. Buku Pedoman Terapi Diet dan Nutrisi. Penerbit
Hipokrates. Jakarta.
Pranadji, DK. 2004. Perencanaan Menu untuk Penderita Diabetes
Mellitus. PT. Penebar Swadaya. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar