Rabu, 25 Desember 2019

Yushida dan Siti Rahmah: Jurnal Al-Mumtaz, Volume 8, Nomor 2, Juli-Desember 2019, hal. 75-79


PENGARUH PENYULUHAN TENTANG TOILET TRAINING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TERHADAP PENGETAHUAN
ORANG TUA MURID DI PAUD NURUL FALAH KECAMATAN
JOHAN PAHLAWAN KABUPATEN ACEH BARAT

Oleh:
Yushida dan Siti Rahmah

ABSTRAK
Toilet training adalah suatu usaha untuk melatih anak agar mampu mengontrol dalam buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB). Dalam meningkatkan kemampuan atau keberhasilan toilet training pada balita sangat berkaitan dengan pola asuh orang tua. Tujuan penelitian untuk menganalisa pengaruh penyuluhan tentang toilet training dengan menggunakan media leaflet terhadap pengetahuan orang tua murid di PAUD Nurul Falah Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat. Jenis penelitian quasi eksperimen, one group pre-post test . Populasi penelitian ini adalah orang tua yang memiliki balita di PAUD Nurul Falah Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, berjumlah 40 orang. Pemilihan sampel yang di gunakan yaitu purposive sampling dengan kriteria inklusi dan eklusi yang berjumlah 37 orang. Metode analisa data adalah univariat dan Bivariat. Hasil uji kolmogorof  smirnof data tidak berdistribusi normal maka menggunakan uji Wilcoxon. Hasil analisa data menunjukkan ada perbedaan sebelum dan sesudah penyuluhan toilet training dengan media leaflet dengan nilai p-value 0,00<0 ada="" benar.="" dan="" dapat="" dengan="" diharapkan="" leaflet="" media="" melakukan="" memberi="" mempelajari="" meningkatkan="" motivasi="" murid="" o:p="" pada="" paud="" pemahaman="" pengelola="" seluruh="" telah="" toilet="" training="" untuk="" yang="">

Kata Kunci  :Penyuluhan, leaflet, Toilet training, pengetahuan orang tua



PENDAHULUAN
Ikatan emosi dan kasih sayang yang erat antara orang tua dan anak akan berguna untuk menentukan perilaku yang baik, menegakkan disiplin, memberikan kasih sayang, memenuhi kebutuhan pendidikan dan memandirikan anak.1
Dalam mendidik kemandirian anak tentang latihan BAB dan BAK sedini mungkin sangat dibutuhkan pengetahuan keluarga tentang toilet training.2
Namun beberapa orang tua  kurang berperan aktif dan kurang mengerti tentang  kesiapan anak, karena kesibukan atau malas dalam mengantar anak ke toilet, sehingga lebih memakai cara yang praktis dengan diapers.3
Toilet training yang tidak diajarkan sejak dini akan membuat orang tua semakin sulit untuk mengajarkan pada anak ketika anak bertambah usianya.4
Jurnal hasil penelitian Umami. S dan Syaifuddin tentang hubungan pola asuh orang tua dengan keberhasilan toilet training di Yogyakarta menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara pola asuh demokratis dengan keberhasilan toilet training.5
Hasil penjajakan awal menurut pendapat dari lima orang tua yang menggunakan pamper mengatakan bahwa anaknya terkadang masih buang air kecil sembarangan atau masih mengompol. Dari 5 orang tua tersebut yang mengetahui tentang toilet training hanya 1 orang.
Berdasarkan permasalahan yang ada, peneliti tertarik melakukan penelitian Pengaruh Penyuluhan Tentang Toilet Training Dengan Menggunakan Leaflet Terhadap Pengetahuan Orang Tua Murid Paud Nurul Falah.
              Hipotesis penelitian ini adalah ada pengaruh penyuluhan tentang toilet training menggunakan media leaflet terhadap pengetahuan orang tua.

TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Penyuluhan didefinisikan sebagai suatu usaha atau upaya untuk dapat mengubah perilaku seseorang dengan tujuan mereka mampu memecahkan masalahnya sendiri dalam usaha atau kegiatan-kegiatan meningkatkan hasil usaha dan tingkat kehidupannya.4
Media pembelajaran Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak dimatikan atau dijahit. Media ajar jenis leaflet merupakan salah satu dari jenis media cetak. Media cetakan meliputi bahan-bahan yang disiapkan di atas kertas untuk pengajaran dan informasi 4
Toilet training adalah suatu usaha unutk melatih anak agar mampu mengontrol dalam buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB).Toilet training merupakan proses pengajaran untuk mengontrol buang air besar (BAB) dan buang airkecil (BAK) secara benar dan teratur. Toilet Traning adalah sebuah pembiasan pelatihan buang air besar5
Prinsipnya ada 4 aspek dalam tahap persiapan dan perencanaan toilet training yaitu :
1.    Gunakan istilah yang mudah dimengerti oleh anak yang menunjukkan perilaku BAB dan BAK.
2.    Orang tua dapat memperlihatkan penggunan toilet pada anak sebab pada usia ini anak cepat meniru tingkah laku orang tua.
3.    Orang tua hendaknya cepat mengganti celana anak apabila basah karena enkropresis ( mengompol ) atau terkena kotoran, sehingga anak akan merasa risih apabila memakai celana yang basah dan kotor.
4.    Orang tua meminta kepada anak untuk msemberitahu atau menunjukkan bahasa tubuhnya apabila anak ingin BAB atau BAK dan bila anak mampu mengendalikan dorongan buang air besar maka  jangan lupa berikan pujian pada anak.6
Pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui  indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu penginderaan sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.7

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian dengan rancangan quasy eksperimen, one group pre test – post test yaitu terdiri dari satu kelompok perlakuan dengan menggunakan leaflet. 9
Populasi pada penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita 3-5 tahun. Jumlah populasi adalah 40 orang.10 Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive sampling yaitu sampel yang dijadikan subyek penelitian berdasarkan kriteria yang ditentukan.9 Kriteria inklusi yaitu ibu yang memiliki balita berusia 4-5 tahun, bersedia menjadi responden. Kriteria ekslusi yaitu ibu yang sedang sakit berat, berdasarkan criteria tersebut maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 37 orang.
Analisis bivariat, dilakukan untuk menilai perbedaan pengetahuan orang tua sebelum dan sesudah penyuluhan media leaflet menggunakan uji T Test Dependen (Paired T Test).9

HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik responden pada penelitian ini yang diamati adalah: usia, masa kerja dan pendidikan sampel pada penelitian ini berjumlah 37 orang.
Tabel Distribusi  Karakteristik Orang tua berdasarkan   Usia,  Pendidikan dan Pekerjaan
No
Karakteristik
n
%

Usia


1
< 20 tahun
1
  2,7
2
20-35 tahun
24
64,9
3
>35 tahun
12
32,4

Jumlah
37
     100

Pendidikan


1
Pendidikan Dasar
3
  8,2
2
Pendididikan Menengah
18
48,6
3
Pendididikan Tinggi
16
43,2

Jumlah
37
     100


Pekerjaan


1
Ibu Rumah Tangga
   17
   45,9
2
PNS
9
   24,4
3
Swasta
 11
   29,7

Jumlah
37
  100
Tabel di atas menjelaskan bahwa usia responden yang terbesar pada kategori 20-35 tahun sebanyak 24 (64,9%) dan yang terkecil umur <20 17="" 18="" 1="" 3="" 9="" dan="" dasar="" dengan="" ibu="" jenjang="" menengah="" o:p="" pada="" pekerjaan="" pendidikan="" responden="" rumah="" sebanyak="" tahun="" tangga="" terbesar="" terkecil="" yaitu="" yang="">
Sebelum dilakukan uji perbedaan pada kelompok data, untuk memperoleh keakuratan maka peneliti melakukan uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorof smirnov.Hasil uji data ini dinyatakan berdistribusi normal jika nilai p-value > 0,05.
Tabel Distribusi hasil uji normalitas Kolmogorof smirnov
Kelompok
Mean Rank
P value
N
Pengetahuan
16,92
0,039
37
sesudah perlakuan



Berdasarkan tabel tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa hasil uji normalitas kolmogorof smirnov menunjukkan p-value 0,039 < 0,05 artinya data tidak berdistribusi normal
Analisa statistik pengetahuan orang tua tentang toilet training yang dilakukan sebelum dan sesudah menggunakan leaflet, setelah dilakukan uji normalitas data tidak berdistribusi dengan normal sehingga menggunakan uji Wilcoxon Signed Ranks.
Tabel Perbedaan pengetahuan orang tua sebelum dan sesudah pemberian media leaflet di PAUD Nurul Falah
Pengetahuan sesudah perlakuan
N
P value
Negative-Rank
4
0,00
Positive Rank
27

Ties
6

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa nilai pengetahuan toilet training setelah perlakuan, sebagian besar responden dengan nilai positive rank (nilai sesudah perlakuan >nilai sebelum) yaitu 27 responden. Sebagian kecil responden dengan nilai negative rank (nilai sesudah perlakuanyaitu 4 responden. Jumlah responden yang mempunyai nilai Ties (nilai sesudah = nilai sebelum) yaitu 6 responden. Nilai p value 0,00< 0,05. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna peningkatan pengetahuan orang tua sesudah perlakuan penggunaan media leaflet dibandingkan sebelum perlakuan.
Hasil uji statistik dalam penelitian ini setelah dilakukan uji normalitas dengan uji Kolmogorof Smirnov menunjukkan data tidak berdistribusi dengan normal sehingga uji T Dependen tidak digunakan diganti dengan uji Wilcoxon Signed Rank.9 Hasil uji menjelaskan bahwa sebelum dan sesudah perlakuan  diperolehnilai p value 0,00< 0,05 yang berarti terdapat perbedaan yang bermakna peningkatan nilai pengetahuan orang tua tentang toilet training antara sebelum dan sesudah perlakuan.
Pengetahuan seorang individu dapat dipengaruhi oleh usia, pendidikan dan pekerjaan.8 Sebagian besar responden sebanyak 64,9% dengan masa reproduksi sehat. Notoatmodjo (2010), menyatakan bahwa bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur–umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.
Masa reproduksi sehat juga merupakan masa dengan kondisi penerimaan pengetahuan lebih efektif karena didukung dengan kondisi tubuh yang matang dan sehat, sehingga tingkat pemahaman lebih tinggi dibandingkan masa usia yang tidak reproduksi.11
Jenjang Pendidikan yang terbanyak yaitu pendidikan menengah 48,6% dan pendidikan tinggi 43,2%. Faktor ini juga mendukung tingkat pengetahuan seseorang, karena tingkat pendidikan menengah ke atas akan memudahkan pemahaman seseorang dalam upaya memahami suatu pengetahuan karena sudah memiliki wawasan yang lebih baik.7
Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu. Pendidikan merupakan upaya persuasi atau pembelajaran kepada masyarakat agar masyarakat mau melakukan tindakan-tindakan untuk memelihara (mengatasi masalah-masalah) dan meningkatkan kesehatannya. Perubahan atau tindakan kesehatan yang dihasilkan oleh pendidikan kesehatan didasarkan pada pengetahuan dan kesadaran melalui proses pembelajaran sehingga perilaku akan bertahan lama (long lasting) dan menetap karena didasari oleh kesadaran.7
Sedangkan faktor pekerjaan yang terbesar ibu rumah tangga 45,9%. Walaupun demikian wawasan ibu tentang toilet training lebih baik, karena 54,1% orang tua  memiliki pekerjaan. Hal ini diyakini bahwa aktivitas dari pekerjaan akan menambah wawasan dan memudahkan dalam memahami sesuatu pengetahuan.8
Menurut Notoatmodjo (2010), pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Masa kerja yang lebih lama diyakini dapat meningkatkan kemampuan seseorang dalam aspek pengetahuan, sikap dan tindakan.
 Penelitian ini sesuai dengan penelitian Triningsih tahun 2014 tentang perbedaan Pengaruh Pendidikan Kesehatan Toilet Training Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Toilet Training Di PAUD Tunas Harapan Kutoarjo Purworejo, menyatakan terdapat  perbedaan  pengetahuan  ibu  sebelum  dan  sesudah  pendidikan  kesehatan. Sebagai tambahan informasi ilmiah dan pengembangan ilmu pengetahuan tentang pengaruh pendidikan kesehatan toilet training terhadap tingkat pengetahuan ibu tentang toilet training.12
Penelitian ini sesuai dengan penelitian Sintawati M dan Khusnal E., tahun 2016 tentang Pengaruh Penyuluhan Tentang Stimulasi Toilet Training Terhadap Perilaku Dalam Toilet Training Pada Ibu Yang Mempunyai Anak Toddler di Susun Pundung Nogotirto Gamping Sleman, menyatakan ada pengaruh pemberian penyuluhan tentang stimulasi toilet training terhadap perilaku ibu yang mempunyai anak toddler dengan nilai p =0,037,  (p<0 o:p="">

SARAN
Orang tua diharapkan memotivasi anak dalam upaya toilet training secara dini dan memberikan pujian setiap upaya yang dilakukan anak dalam mengontrol BAB dan BAK. Diharapkan pengelola PAUD dapat meningkatkan motivasi pada seluruh murid untuk toilet training yang benar serta memonitor dan memberikan perhatian khusus pada murid yang belum mampu toilet training dengan benar.


DAFTAR PUSTAKA

Nursalam, 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta, Salemba Medika
Nurhayati, 2008. Pertumbuhan dan Perkembangan anak, Jakarta EGC
Supratini, 2004. Pertumbuhan dan Perkembangan Balita diunduh pada tanggal 16 februari 2018
Korak, 2007. Toilet Training diunduh pada tanggal 16 februari 2018
Umami. S dan Syaifuddin, 2017.  Jurnal hubungan pola asuh orang tua dengan keberhasilan toilet training di Yogyakarta.
Widyarini N, 2009. Relasi Orang Tua dan Anak, Jakarta : Elex Medik Komputindo Isna
Notoatmodjo, S;  2010. Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.            2007. Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Sastroasmoro, S, Ismael, S, 1995. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Binarupa Aksara, Jakarta
Sugiyono, 2012. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung
Hikmawati, 2011. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan.Nuha Medika
Triningsih, 2014. Jurnal Perbedaan Pengaruh Pendidikan Kesehatan Toilet Training Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Toilet Training Di PAUD Tunas Harapan Kutoarjo Purworejo.
Sintawati M., Khusnal E,. 2016. Jurnal Pengaruh Penyuluhan Tentang Stimulasi Toilet Training Terhadap Perilaku Dalam Toilet Training Pada Ibu Yang Mempunyai Anak Toddler di Susun Pundung Nogotirto Gamping Sleman
Yusuf Samsul, 2014. Psikologi Perkembangan Anak, Bandung PT diunduh pada tanggal 16 februari 2018
Suherman, 2010. Buku Saku Perkembangan Anak  Jakarta EGC
Notoatmojo, 2010. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni, Jakarta : Rineka Cipta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar