PENGARUH PENYULUHAN TENTANG TOILET TRAINING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA
LEAFLET TERHADAP PENGETAHUAN
ORANG TUA MURID DI PAUD NURUL FALAH KECAMATAN
JOHAN PAHLAWAN KABUPATEN ACEH BARAT
Oleh:
Yushida dan Siti Rahmah
ABSTRAK
Toilet training adalah suatu usaha
untuk melatih anak agar mampu mengontrol dalam buang air kecil (BAK) dan buang
air besar (BAB). Dalam meningkatkan kemampuan atau keberhasilan toilet training
pada balita sangat berkaitan dengan pola asuh orang tua. Tujuan penelitian untuk
menganalisa pengaruh penyuluhan tentang toilet training dengan menggunakan
media leaflet terhadap pengetahuan orang tua murid di PAUD Nurul Falah
Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat. Jenis penelitian quasi
eksperimen, one group pre-post test . Populasi penelitian ini adalah orang tua
yang memiliki balita di PAUD Nurul Falah Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten
Aceh Barat, berjumlah 40 orang. Pemilihan sampel yang di gunakan yaitu
purposive sampling dengan kriteria inklusi dan eklusi yang berjumlah 37 orang.
Metode analisa data adalah univariat dan Bivariat. Hasil uji kolmogorof smirnof data tidak berdistribusi normal maka
menggunakan uji Wilcoxon. Hasil analisa data menunjukkan ada perbedaan sebelum
dan sesudah penyuluhan toilet training dengan media leaflet dengan nilai
p-value 0,00<0 ada="" benar.="" dan="" dapat="" dengan="" diharapkan="" leaflet="" media="" melakukan="" memberi="" mempelajari="" meningkatkan="" motivasi="" murid="" o:p="" pada="" paud="" pemahaman="" pengelola="" seluruh="" telah="" toilet="" training="" untuk="" yang="">0>
Kata Kunci :Penyuluhan, leaflet, Toilet training, pengetahuan orang tua
PENDAHULUAN
Ikatan
emosi dan kasih sayang yang erat antara orang tua dan anak akan berguna untuk
menentukan perilaku yang baik, menegakkan disiplin, memberikan kasih sayang,
memenuhi kebutuhan pendidikan dan memandirikan anak.1
Dalam
mendidik kemandirian anak tentang latihan BAB dan BAK sedini mungkin sangat
dibutuhkan pengetahuan keluarga tentang toilet training.2
Namun
beberapa orang tua kurang berperan aktif
dan kurang mengerti tentang kesiapan
anak, karena kesibukan atau malas dalam mengantar anak ke toilet, sehingga
lebih memakai cara yang praktis dengan diapers.3
Toilet
training yang tidak diajarkan sejak dini akan membuat orang tua semakin sulit
untuk mengajarkan pada anak ketika anak bertambah usianya.4
Jurnal
hasil penelitian Umami. S dan Syaifuddin tentang hubungan pola asuh orang tua
dengan keberhasilan toilet training di Yogyakarta menunjukkan adanya hubungan
yang bermakna antara pola asuh demokratis dengan keberhasilan toilet training.5
Hasil
penjajakan awal menurut pendapat dari lima orang tua yang menggunakan pamper
mengatakan bahwa anaknya terkadang masih buang air kecil sembarangan atau masih
mengompol. Dari 5 orang tua tersebut yang mengetahui tentang toilet training hanya 1 orang.
Berdasarkan
permasalahan yang ada, peneliti tertarik melakukan penelitian Pengaruh
Penyuluhan Tentang Toilet Training
Dengan Menggunakan Leaflet Terhadap Pengetahuan Orang Tua Murid Paud Nurul
Falah.
Hipotesis
penelitian ini adalah ada pengaruh penyuluhan tentang toilet training
menggunakan media leaflet terhadap pengetahuan orang tua.
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Penyuluhan
didefinisikan sebagai suatu usaha atau upaya untuk dapat mengubah perilaku
seseorang dengan tujuan mereka mampu memecahkan masalahnya sendiri dalam usaha
atau kegiatan-kegiatan meningkatkan hasil usaha dan tingkat kehidupannya.4
Media
pembelajaran Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat
tapi tidak dimatikan atau dijahit. Media ajar jenis leaflet merupakan salah
satu dari jenis media cetak. Media cetakan meliputi bahan-bahan yang disiapkan
di atas kertas untuk pengajaran dan informasi 4
Toilet
training adalah suatu usaha unutk melatih anak
agar mampu mengontrol dalam buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB).Toilet training merupakan proses
pengajaran untuk mengontrol buang air besar (BAB) dan buang airkecil (BAK)
secara benar dan teratur. Toilet Traning
adalah sebuah pembiasan pelatihan buang air besar5
Prinsipnya ada 4 aspek dalam tahap
persiapan dan perencanaan toilet training
yaitu :
1.
Gunakan istilah yang mudah dimengerti oleh anak yang menunjukkan perilaku
BAB dan BAK.
2.
Orang tua dapat memperlihatkan penggunan toilet pada anak sebab
pada usia ini anak cepat meniru tingkah laku orang tua.
3.
Orang tua hendaknya cepat mengganti celana anak apabila basah
karena enkropresis ( mengompol ) atau terkena kotoran, sehingga anak akan
merasa risih apabila memakai celana yang basah dan kotor.
4.
Orang tua meminta kepada anak untuk msemberitahu atau menunjukkan
bahasa tubuhnya apabila anak ingin BAB atau BAK dan bila anak mampu
mengendalikan dorongan buang air besar maka
jangan lupa berikan pujian pada anak.6
Pengetahuan
merupakan hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek
melalui indra yang dimilikinya (mata,
hidung, telinga dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu penginderaan
sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas
perhatian dan persepsi terhadap objek.7
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini merupakan penelitian dengan rancangan quasy
eksperimen, one group pre test – post test yaitu terdiri dari satu kelompok perlakuan dengan menggunakan
leaflet. 9
Populasi
pada penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita 3-5 tahun. Jumlah populasi
adalah 40 orang.10 Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini
adalah purposive sampling yaitu
sampel yang dijadikan subyek penelitian berdasarkan kriteria yang ditentukan.9
Kriteria inklusi yaitu ibu yang memiliki balita berusia 4-5 tahun, bersedia
menjadi responden. Kriteria ekslusi yaitu ibu yang sedang sakit berat,
berdasarkan criteria tersebut maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 37
orang.
Analisis
bivariat, dilakukan untuk menilai
perbedaan pengetahuan orang tua sebelum dan sesudah penyuluhan media leaflet
menggunakan uji T Test Dependen (Paired T
Test).9
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik responden pada penelitian ini
yang diamati adalah: usia, masa kerja dan pendidikan sampel pada penelitian ini
berjumlah 37 orang.
Tabel Distribusi Karakteristik Orang tua berdasarkan Usia,
Pendidikan dan Pekerjaan
No
|
Karakteristik
|
n
|
%
|
Usia
|
|||
1
|
< 20 tahun
|
1
|
2,7
|
2
|
20-35 tahun
|
24
|
64,9
|
3
|
>35 tahun
|
12
|
32,4
|
Jumlah
|
37
|
100
|
|
Pendidikan
|
|||
1
|
Pendidikan Dasar
|
3
|
8,2
|
2
|
Pendididikan Menengah
|
18
|
48,6
|
3
|
Pendididikan Tinggi
|
16
|
43,2
|
Jumlah
|
37
|
100
|
Pekerjaan
|
|||
1
|
Ibu Rumah Tangga
|
17
|
45,9
|
2
|
PNS
|
9
|
24,4
|
3
|
Swasta
|
11
|
29,7
|
Jumlah
|
37
|
100
|
Tabel di atas
menjelaskan bahwa usia responden yang terbesar pada kategori 20-35 tahun
sebanyak 24 (64,9%) dan yang terkecil umur <20 17="" 18="" 1="" 3="" 9="" dan="" dasar="" dengan="" ibu="" jenjang="" menengah="" o:p="" pada="" pekerjaan="" pendidikan="" responden="" rumah="" sebanyak="" tahun="" tangga="" terbesar="" terkecil="" yaitu="" yang="">20>
Sebelum
dilakukan uji perbedaan pada kelompok data, untuk memperoleh keakuratan maka
peneliti melakukan uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorof smirnov.Hasil uji data ini dinyatakan berdistribusi
normal jika nilai p-value > 0,05.
Tabel
Distribusi hasil uji normalitas Kolmogorof
smirnov
Kelompok
|
Mean Rank
|
P value
|
N
|
Pengetahuan
|
16,92
|
0,039
|
37
|
sesudah perlakuan
|
Berdasarkan
tabel tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa hasil uji normalitas kolmogorof
smirnov menunjukkan p-value 0,039 < 0,05 artinya data tidak berdistribusi
normal
Analisa
statistik pengetahuan orang tua tentang toilet
training yang dilakukan sebelum dan sesudah menggunakan leaflet, setelah
dilakukan uji normalitas data tidak berdistribusi dengan normal sehingga
menggunakan uji Wilcoxon Signed Ranks.
Tabel Perbedaan
pengetahuan orang tua sebelum dan sesudah pemberian media leaflet di PAUD Nurul
Falah
Pengetahuan sesudah perlakuan
|
N
|
P value
|
Negative-Rank
|
4
|
0,00
|
Positive Rank
|
27
|
|
Ties
|
6
|
Berdasarkan
tabel di atas menunjukkan bahwa nilai pengetahuan toilet training setelah
perlakuan, sebagian besar responden dengan nilai positive rank (nilai sesudah perlakuan >nilai sebelum) yaitu 27
responden. Sebagian kecil responden dengan nilai negative rank (nilai sesudah perlakuanyaitu 4
responden. Jumlah responden yang mempunyai nilai Ties (nilai
sesudah = nilai sebelum) yaitu 6 responden. Nilai p value 0,00< 0,05.
Hal ini menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna peningkatan pengetahuan
orang tua sesudah perlakuan penggunaan media leaflet dibandingkan sebelum
perlakuan.
Hasil
uji statistik dalam penelitian ini setelah dilakukan uji normalitas dengan uji
Kolmogorof Smirnov menunjukkan data tidak berdistribusi dengan normal sehingga
uji T Dependen tidak digunakan
diganti dengan uji Wilcoxon Signed Rank.9
Hasil uji menjelaskan bahwa sebelum dan sesudah perlakuan diperolehnilai p value 0,00< 0,05 yang
berarti terdapat perbedaan yang bermakna peningkatan nilai pengetahuan orang
tua tentang toilet training antara sebelum dan sesudah perlakuan.
Pengetahuan
seorang individu dapat dipengaruhi oleh usia, pendidikan dan pekerjaan.8
Sebagian besar responden sebanyak 64,9% dengan masa reproduksi sehat.
Notoatmodjo (2010), menyatakan bahwa bertambahnya umur seseorang dapat
berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada
umur–umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau
mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.
Masa
reproduksi sehat juga merupakan masa dengan kondisi penerimaan pengetahuan
lebih efektif karena didukung dengan kondisi tubuh yang matang dan sehat,
sehingga tingkat pemahaman lebih tinggi dibandingkan masa usia yang tidak
reproduksi.11
Jenjang
Pendidikan yang terbanyak yaitu pendidikan menengah 48,6% dan pendidikan tinggi
43,2%. Faktor ini juga mendukung tingkat pengetahuan seseorang, karena tingkat
pendidikan menengah ke atas akan memudahkan pemahaman seseorang dalam upaya
memahami suatu pengetahuan karena sudah memiliki wawasan yang lebih baik.7
Pendidikan
adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan
sepanjang hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu. Pendidikan merupakan
upaya persuasi atau pembelajaran kepada masyarakat agar masyarakat mau
melakukan tindakan-tindakan untuk memelihara (mengatasi masalah-masalah) dan
meningkatkan kesehatannya. Perubahan atau tindakan kesehatan yang dihasilkan
oleh pendidikan kesehatan didasarkan pada pengetahuan dan kesadaran melalui
proses pembelajaran sehingga perilaku akan bertahan lama (long lasting) dan menetap karena didasari oleh kesadaran.7
Sedangkan
faktor pekerjaan yang terbesar ibu rumah tangga 45,9%. Walaupun demikian
wawasan ibu tentang toilet training lebih baik, karena 54,1% orang tua memiliki pekerjaan. Hal ini diyakini bahwa
aktivitas dari pekerjaan akan menambah wawasan dan memudahkan dalam memahami
sesuatu pengetahuan.8
Menurut
Notoatmodjo (2010), pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut
dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman
itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Masa kerja yang lebih
lama diyakini dapat meningkatkan kemampuan seseorang dalam aspek pengetahuan,
sikap dan tindakan.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian
Triningsih tahun 2014 tentang perbedaan Pengaruh Pendidikan Kesehatan Toilet
Training Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Toilet Training Di PAUD Tunas
Harapan Kutoarjo Purworejo, menyatakan terdapat
perbedaan pengetahuan ibu
sebelum dan sesudah
pendidikan kesehatan. Sebagai
tambahan informasi ilmiah dan pengembangan ilmu pengetahuan tentang pengaruh
pendidikan kesehatan toilet training terhadap
tingkat pengetahuan ibu tentang toilet
training.12
Penelitian ini
sesuai dengan penelitian Sintawati M dan Khusnal E., tahun 2016 tentang
Pengaruh Penyuluhan Tentang Stimulasi Toilet
Training Terhadap Perilaku Dalam Toilet
Training Pada Ibu Yang Mempunyai Anak Toddler
di Susun Pundung Nogotirto Gamping Sleman, menyatakan ada pengaruh
pemberian penyuluhan tentang stimulasi toilet
training terhadap perilaku ibu yang mempunyai anak toddler dengan nilai p =0,037,
(p<0 o:p="">0>
SARAN
Orang tua diharapkan memotivasi
anak dalam upaya toilet training
secara dini dan memberikan pujian setiap upaya yang dilakukan anak dalam
mengontrol BAB dan BAK. Diharapkan pengelola PAUD dapat meningkatkan motivasi
pada seluruh murid untuk toilet training yang benar serta memonitor dan
memberikan perhatian khusus pada murid yang belum mampu toilet training dengan
benar.
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam,
2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak
Jakarta, Salemba Medika
Nurhayati,
2008. Pertumbuhan dan Perkembangan anak,
Jakarta EGC
Supratini,
2004. Pertumbuhan dan Perkembangan Balita
diunduh pada tanggal 16 februari 2018
Korak,
2007. Toilet Training diunduh pada
tanggal 16 februari 2018
Umami.
S dan Syaifuddin, 2017. Jurnal hubungan pola asuh orang tua dengan
keberhasilan toilet training di Yogyakarta.
Widyarini
N, 2009. Relasi Orang Tua dan Anak,
Jakarta : Elex Medik Komputindo Isna
Notoatmodjo,
S; 2010. Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta. 2007. Promosi Kesehatan
Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Sastroasmoro,
S, Ismael, S, 1995. Dasar-dasar
Metodologi Penelitian Klinis. Binarupa Aksara, Jakarta
Sugiyono,
2012. Metode penelitian kuantitatif,
kualitatif dan R&D. Bandung
Hikmawati,
2011. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan.Nuha
Medika
Triningsih,
2014. Jurnal Perbedaan Pengaruh Pendidikan Kesehatan Toilet Training Terhadap
Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Toilet Training Di PAUD Tunas Harapan Kutoarjo
Purworejo.
Sintawati
M., Khusnal E,. 2016. Jurnal Pengaruh
Penyuluhan Tentang Stimulasi Toilet Training Terhadap Perilaku Dalam Toilet
Training Pada Ibu Yang Mempunyai Anak Toddler di Susun Pundung Nogotirto
Gamping Sleman
Yusuf
Samsul, 2014. Psikologi Perkembangan
Anak, Bandung PT diunduh pada tanggal 16 februari 2018
Suherman,
2010. Buku Saku Perkembangan Anak Jakarta EGC
Notoatmojo,
2010. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni,
Jakarta : Rineka Cipta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar