FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN
KOLOSTRUM PADA IBU BERSALIN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK
PROVINSI ACEH TAHUN 2019
Oleh:
Sari Wahyuni, Masyudi, Suzanni
ABSTRAK
Rumah Sakit Ibu dan anak pada tahun 2017 terdapat 1.778 orang ibu
yang melahirkan, sedangkan pada tahun 2018 periode Januari sampai dengan Maret
2018 sebanyak 288 orang. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan
pada beberapa ibu menyusui di RSIA mengatakan bahwa ibu-ibu tidak mengerti
manfaat kolostrum, bahkan sebagian ibu ada yang langsung memberikan susu
formula saat bayi berumur kurang dari empat hari dengan alasan ASI yang keluar
masih sedikit, tidak mencukupi kebutuhan bayi karena dapat menimbulkan penyakit
seperti perut kembung, demam dan kurangnya dukungan anggota keluarga bilamana
ibu mengalami masalah sehubungan dengan pemberian ASI. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian kolostrum pada
ibu bersalin di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Provinsi Aceh Tahun 2019. Penelitian
ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan crossectional study.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang melahirkan di rumah sakit
ibu dan anak sebanyak 55 orang, dengan jumlah sampel sebanyak 55 orang. Tehnik
pengumpulan sampel adalah secara accidental sampling. Analisa data dengan
menggunakan univariat dan bivariat, penelitian telah dilakukan pada 08 s/d 15
Juli 2019. Hasil penelitian didapat bahwa ada
hubungan antara pengetahuan (p-value 0,001), perilaku ibu (p-value 0,003),
dukungan keluarga (p-value 0,011) dan tidak ada hubungan antara peran petugas
kesehatan (p-value 0,210) dengan dengan pemberian kolostrum pada ibu bersalin
di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Provinsi Aceh Tahun 2018. Disarankan agar dapat
melakukan penyuluhan mengenai ASI pada ibu hamil Trimester III untuk persiapan
pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini dan diharapkan bagi tenaga kesehatan untuk
mengikuti pelatihan Inisiasi Menyusu Dini, dan diiharapkan bagi ibu nifas dapat
menerapkan pengetahuan tentang pemberian kolostrum pada persalinan selanjutnya
dan dapat melanjutkan pemberian ASI Eksklusif.
Kata
Kunci : Pengetahuan, perilaku,
dukungan keluarga, peran petugas
kesehatan, pemberian kolostrum
FACTORS ASSOCIATED WITH GIVING COLOSTRUM TO NEWBORN BABIES IN
ACEH PROVINCE MOTHER AND CHILD HOSPITAL 2019
ABSTRACT
The Mother and Child Hospital in
2017 there were 1,778 mothers giving birth, while in 2018 the period January to
March 2018 was 288 people. Based on the results of a preliminary study
conducted on several breastfeeding mothers in the RSIA said that mothers do not
understand the benefits of colostrum, even some mothers who directly give
formula milk when the baby is less than four days old because the milk is still
low, insufficient for the baby's needs because it can cause diseases such as
flatulence, fever and lack of support from family members when the mother
experiences problems related to breastfeeding. This study aims to determine the
factors associated with giving colostrum to mothers giving birth at the Aceh
Province Mother and Child Hospital in 2018. This research is descriptive
analytic with a crossectional study approach. The population in this study were
55 mothers who gave birth in maternal and child hospitals, with a total sample
of 55 people. The technique of collecting samples is accidental sampling.
Analysis of data using univariate and bivariate, research has been conducted on
08 to 15 July 2019. The results showed that there was a relationship between
knowledge (p-value 0.001), maternal behavior (p-value 0.003), family support
(p-value 0.011) and there is no relationship between the role of health workers
(p-value 0.210) with the administration of colostrum for mothers giving birth
at the Aceh Province Mother and Child Hospital in 2019. It is recommended that
counseling on breast milk in pregnant women Trimester III be prepared for the
implementation of Initiation Early Breastfeeding and expected health workers to
take part in the Early Breastfeeding Initiation training, and it is hoped that
postpartum mothers can apply the knowledge of giving colostrum at subsequent
births and can continue exclusive breastfeeding.
Keywords : Knowledge, behavior, family support, the role of health
workers,
administration
of colostrum
PENDAHULUAN
Kolostrum
(ASI pertama) adalah ASI berwarna kekuningan yang dihasilkan tiga hari pertama
setelah melahirkan. Sebaiknya diberikan sedini mungkin setelah bayi lahir.
Manfaatnya adalah pencernaan dan penyerapan ASI dalam lambung dan usus bayi
berlangsung dengan cepat dan baik, menghentikan perdarahan pada ibu karena
dapat cepat mengembalikan uterus. Hasil penelitian WHO tentang kolostrum
menunjukkan sangat pentingnya pemberian kolostrum bagi bayi baru lahir terutama
hari-hari pertama sesudah melahirkan.[1]
Menurut Roesli (2010), ada beberapa
pendapat yang menghambat ibu menyusui dalam memberikan kolostrum dengan segera,
diantaranya takut bayi kedinginan, ibu terlalu lelah untuk segera menyusui
bayinya, kolostrum tidak keluar atau jumlah kolostrum tidak memadai. Pemberian
kolostrum kepada bayi dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu. Pengetahuan
akan membentuk sikap ibu yang positif terhadap menyusui, sehingga mampu
menumbuhkan motivasi dalam dirinya secara suka rela dan penuh rasa percaya diri
dalam memberikan ASI kepada bayinya.
[2]
Pemberian ASI eksklusif cenderung menurun di berbagai negara
berkembang termasuk Indonesia, menurut data dari SDKI (Survey Demografi dan
Kesehatan Indonesia) tahun 2014 cakupan ASI eksklusif di Indonesia pada bayi
usia 4-5 bulan sebesar 21%, lebih rendah dibandingkan dengan target cakupan ASI
eksklusif di Indonesia sebesar 80%. Berbagai kendala yang menyebabkan kegagalan
dalam pemberian ASI eksklusif diantaranya ibu bekerja, pengetahuan ibu, budaya
di masyarakat dan kurang informatifnya petugas kesehatan dalam mempromosikan ASI. [3]
METODE
Jenis
penelitian ini adalah penelitian survey yang bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan crossectional study yaitu hanya ingin mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan pemberian kolostrum pada bayi baru lahir di Rumah Sakit Ibu
Dan Anak Provinsi Aceh Tahun 2019. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
ibu yang melahirkan di Rumah Sakit Ibu Dan Anak periode 08 s/d 15 Juli 2019
sebanyak 55 ibu bersalin. Sampel diambil secara accidental sampling, perhitungan besar jumlah sampel dengan
menggunakan rumus Lemeshow, banyak sampel dalam penelitian ini adalah 55 orang.
Tempat Penelitian ini telah dilakukan langsung di Rumah Sakit Ibu Dan Anak
Provinsi Aceh. Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 08 s/d 15 Juli 2019.
Analisa data menggunakan univariat dan bivariat.
HASIL
Analisa univariat dengan
menggunakan tabel distribusi frekuensi dan persentase baik variabel bebas
(pengetahuan, perilaku, dukungan keluarga dan peran petugas kesehatan) dan
variabel terikat (pemberian kolustrum pada bayi baru lahir) yang dijabarkan
secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 55 responden
ternyata pemberian kolustrum pada bayi baru lahir mayoritas adalah tidak
memberikan kolustrum yaitu sebanyak 35 orang (63,6%) dan yang memberikan
sebanyak 20 orang (36,4%). [Tabel.1].
Hasil analisa bivariat diketahui bahwa dari 55 responden
pengetahuan tinggi sebanyak 20,0% pemberian kolustrum pada ibu bersalin.
Sedangkan dari 40 responden dengan pengetahuan rendah sebanyak 42,5% memberikan
kolustrum pada ibu bersalin. Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value = 0,001 (p<0 28="" 38="" 52="" baik="" baru="" bayi="" bersalin.="" bersalin="" dalam="" dari="" dengan="" diperoleh="" hasil="" i="" ibu="" kolostrum="" kolustrum="" kurang="" lahir="" memberikan="" nilai="" pada="" pemberian="" pemebrian="" perilaku="" responden="" sebanyak="" sedangkan="" statistik="" style="mso-bidi-font-style: normal;" uji="">p-value0>
PEMBAHASAN
Berdasarkan
hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai p-value
= (p<0 ada="" berarti="" dan="" dukungan="" hubungan="" i="" keluarga="" nilai="" pengetahuan="" perilaku="" style="mso-bidi-font-style: normal;" yang="">p-value0>
=
(p>0,05) yang berarti tidak ada hubungan antara peran petugas kesehatan
dengan pemberian kolostrum pada ibu bersalin di Rumah Sakit Ibu Dan Anak
Provinsi Aceh.
Menurut Kodrat (2010) pengetahuan melandasi seseorang untuk
berperilaku sehat atau tidak seperti perilaku pemberian kolostrum sangat
ditentukan oleh pengetahuan yang dimiliki. Pengetahuan tentang kolostrum
dilakukan dengan upaya pemberian informasi dan untuk memperoleh informasi
seseorang memerlukan proses belajar baik formal maupun non formal. Pengetahuan
masyarakat yang rendah tentang pemberian kolostrum dapat menyebabkan para ibu
menyusui memberikan makanan lain selain kolostrum. Kekebalan bayi akan
bertambah dengan adanya kandungan zat-zat dan vitamin yang terdapat pada
kolostrum. Tingkat pengetahuan mempunyai kontribusi yang besar dalam merubah
prilaku seseorang untuk berbuat sesuatu.[4]
Terdapat beberapa pengertian dan persepsi yang salah mengenai
kolostrum, yang diperkirakan ASI yang kotor, sehingga tidak patut diberikan
pada bayi. Ternyata kolostrum sebagai pembuka jalan agar bayi dapat menerima
ASI penuh. Kolostrum banyak mengandung antibodi dan anti-infeksi serta dapat
menumbuh kembangkan flora dalam usus bayi, untuk siap menerima ASI.[5]
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Putri dkk (2017) tentang
hubungan SI dan DK ibu post partum terhadap
Pemberian kolostrum pada bbl di RSUD Indrasari Kabupaten Indragiri Hulu
diketahui bahwa ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga ibu post partum terhadap pemberian kolostrum
pada bayi baru lahir. Analisa keeratan hubungan antara variable diperoleh nilai
OR (Odds Ratio) = 0,379 (CI 95% 0,159-0,901)
.[6]
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dalam penelitian ini
adalah ada hubungan antara pengetahuan (p-value 0,001), perilaku (p-value 0,003), dukungan keluarga (p-value 0,011) dan tidak ada hubungan
antara peran petugas kesehatan (p-value
0,210). Disarankan agar dapat meningkatkan pengetahuan mengenai pentingnya
pemberian kolostrum pada bayi baru lahir, sehingga kedepan dapat meningkatkan
kekebalan tubuh anak dan bebas dari berbagai penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Maryani, Sunarti D, Syafaraenan., 2014. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Kolostrum Pada Bayi di
RSUD Labuangbaji Makassar, Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis, 5(3); ISSN :
2302-1721
2. Roesli, U. 2010. Inisiasi Menyusu Dini plus ASI Eksklusif . Jakarta: Pustaka.
3. Prasetyono, D. 2009. Buku Pintar Asi Eksklusif. Jakarta.
4.
Kodrat, L. 2010. Dahsyatnya
ASI dan Laktasi. Cet I. Media Baca.Yogyakarta.
5. Manuaba. 2010. Ilmu kebidanan Penyakit Kandungan dan KB . Jakarta : EGC
6.
Putri A, Monifa P, Restianingsih P. 2017. Hubungan Si Dan Dk Ibu
Post Partum Terhadap Pemberian Kolostrum Pada BBL Di RSUD Indrasari Kabupaten
Indragiri Hulu. Journal Endurance 2(1) February 2017 (107-112).
Lampiran
[Tabel.1] Analsis Univariat
No
|
Variabel
|
Kategori
|
Frekuensi
|
Persentase
|
||||
dependen
|
||||||||
1
|
Pemberian Kolustrum Pada Bayi Baru Lahir
|
Diberikan
Tidak Diberikan
|
20
35
|
36,4
63,6
|
||||
Total
|
55
|
100
|
||||||
No
|
Variabel
|
Kategori
|
Frekuensi
|
Persentase
|
||||
Independen
|
||||||||
2
|
Pengetahuan
|
15
40
|
27,3
72,7
|
15
40
|
||||
Total
|
55
|
100
|
||||||
3
|
Perilaku
|
Baik
Kurang
Baik
|
17
38
|
30.9
69,1
|
||||
Total
|
55
|
100
|
||||||
4
|
Dukungan keluarga
|
Mendukung
Tidak mendukung
|
15
40
|
27,3
72,7
|
||||
Total
|
55
|
100
|
||||||
5. Peran petugas
kesehatan
|
Baik
Kurang Baik
|
29
26
|
52,7
47,3
|
|||||
Total
|
84
|
100
|
||||||
Sumber:
data primer (diolah), 2019
[Tabel.2] Analisis Bivariat
No
|
variabel
|
Kategori
|
Kesiapsiagaan bencana gempa bumi
|
Total
|
P
Value
|
α
|
||||
Siap
|
Tidak siap
|
Total
|
||||||||
F
|
%
|
f
|
%
|
f
|
%
|
|||||
1
|
Pengetahuan
|
Tinggi
Rendah
|
3
17
|
20,042,5
|
12
23
|
80,057,5
|
15
40
|
100
100
|
0,001
|
0,05
|
Total
|
20
|
35
|
55
|
100
|
||||||
2
|
Perilaku
|
Baik
Kurang
|
9
11
|
52,9
28,9
|
8
27
|
47,1
71,1
|
17
38
|
100
100
|
0,003
|
0,05
|
Total
|
20
|
35
|
55
|
100
|
||||||
3
|
Dukungan
Keluarga
|
Mendukung
Tidak Mendukung
|
10
10
|
66,7
25,0
|
5
30
|
33,3
75,0
|
15
40
|
100
100
|
0,011
|
0,05
|
Total
|
20
|
35
|
55
|
100
|
||||||
4. Peran Petugas
kesehatan
|
Baik
Kurang baik
|
11
9
|
37,9
34,6
|
18
17
|
62,1
65,4
|
29
26
|
100
100
|
0,210
|
0,05
|
|
Total
|
20
|
35
|
55
|
Sumber: data primer (diolah), 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar