Kamis, 26 Desember 2019

Sari Wahyuni: Jurnal Al-Mumtaz, Volume 8, Nomor 2, Juli-Desember 2019, hal. 69-74


FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA IBU BERSALIN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK
PROVINSI ACEH TAHUN 2019

Oleh:
Sari Wahyuni, Masyudi, Suzanni

ABSTRAK
Rumah Sakit Ibu dan anak pada tahun 2017 terdapat 1.778 orang ibu yang melahirkan, sedangkan pada tahun 2018 periode Januari sampai dengan Maret 2018 sebanyak 288 orang. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada beberapa ibu menyusui di RSIA mengatakan bahwa ibu-ibu tidak mengerti manfaat kolostrum, bahkan sebagian ibu ada yang langsung memberikan susu formula saat bayi berumur kurang dari empat hari dengan alasan ASI yang keluar masih sedikit, tidak mencukupi kebutuhan bayi karena dapat menimbulkan penyakit seperti perut kembung, demam dan kurangnya dukungan anggota keluarga bilamana ibu mengalami masalah sehubungan dengan pemberian ASI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian kolostrum pada ibu bersalin di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Provinsi Aceh Tahun 2019. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan crossectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang melahirkan di rumah sakit ibu dan anak sebanyak 55 orang, dengan jumlah sampel sebanyak 55 orang. Tehnik pengumpulan sampel adalah secara accidental sampling. Analisa data dengan menggunakan univariat dan bivariat, penelitian telah dilakukan pada 08 s/d 15 Juli 2019. Hasil penelitian didapat bahwa ada hubungan antara pengetahuan (p-value 0,001), perilaku ibu (p-value 0,003), dukungan keluarga (p-value 0,011) dan tidak ada hubungan antara peran petugas kesehatan (p-value 0,210) dengan dengan pemberian kolostrum pada ibu bersalin di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Provinsi Aceh Tahun 2018. Disarankan agar dapat melakukan penyuluhan mengenai ASI pada ibu hamil Trimester III untuk persiapan pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini dan diharapkan bagi tenaga kesehatan untuk mengikuti pelatihan Inisiasi Menyusu Dini, dan diiharapkan bagi ibu nifas dapat menerapkan pengetahuan tentang pemberian kolostrum pada persalinan selanjutnya dan dapat melanjutkan pemberian ASI Eksklusif.

Kata Kunci      : Pengetahuan, perilaku, dukungan keluarga, peran petugas 
  kesehatan, pemberian kolostrum


FACTORS ASSOCIATED WITH GIVING COLOSTRUM TO NEWBORN BABIES IN ACEH PROVINCE MOTHER AND CHILD HOSPITAL 2019

ABSTRACT
The Mother and Child Hospital in 2017 there were 1,778 mothers giving birth, while in 2018 the period January to March 2018 was 288 people. Based on the results of a preliminary study conducted on several breastfeeding mothers in the RSIA said that mothers do not understand the benefits of colostrum, even some mothers who directly give formula milk when the baby is less than four days old because the milk is still low, insufficient for the baby's needs because it can cause diseases such as flatulence, fever and lack of support from family members when the mother experiences problems related to breastfeeding. This study aims to determine the factors associated with giving colostrum to mothers giving birth at the Aceh Province Mother and Child Hospital in 2018. This research is descriptive analytic with a crossectional study approach. The population in this study were 55 mothers who gave birth in maternal and child hospitals, with a total sample of 55 people. The technique of collecting samples is accidental sampling. Analysis of data using univariate and bivariate, research has been conducted on 08 to 15 July 2019. The results showed that there was a relationship between knowledge (p-value 0.001), maternal behavior (p-value 0.003), family support (p-value 0.011) and there is no relationship between the role of health workers (p-value 0.210) with the administration of colostrum for mothers giving birth at the Aceh Province Mother and Child Hospital in 2019. It is recommended that counseling on breast milk in pregnant women Trimester III be prepared for the implementation of Initiation Early Breastfeeding and expected health workers to take part in the Early Breastfeeding Initiation training, and it is hoped that postpartum mothers can apply the knowledge of giving colostrum at subsequent births and can continue exclusive breastfeeding.

Keywords : Knowledge, behavior, family support, the role of health workers,
                    administration of colostrum



PENDAHULUAN
Kolostrum (ASI pertama) adalah ASI berwarna kekuningan yang dihasilkan tiga hari pertama setelah melahirkan. Sebaiknya diberikan sedini mungkin setelah bayi lahir. Manfaatnya adalah pencernaan dan penyerapan ASI dalam lambung dan usus bayi berlangsung dengan cepat dan baik, menghentikan perdarahan pada ibu karena dapat cepat mengembalikan uterus. Hasil penelitian WHO tentang kolostrum menunjukkan sangat pentingnya pemberian kolostrum bagi bayi baru lahir terutama hari-hari pertama sesudah melahirkan.[1]
Menurut Roesli (2010), ada beberapa pendapat yang menghambat ibu menyusui dalam memberikan kolostrum dengan segera, diantaranya takut bayi kedinginan, ibu terlalu lelah untuk segera menyusui bayinya, kolostrum tidak keluar atau jumlah kolostrum tidak memadai. Pemberian kolostrum kepada bayi dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu. Pengetahuan akan membentuk sikap ibu yang positif terhadap menyusui, sehingga mampu menumbuhkan motivasi dalam dirinya secara suka rela dan penuh rasa percaya diri dalam  memberikan ASI kepada bayinya. [2]
Pemberian ASI eksklusif cenderung menurun di berbagai negara berkembang termasuk Indonesia, menurut data dari SDKI (Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia) tahun 2014 cakupan ASI eksklusif di Indonesia pada bayi usia 4-5 bulan sebesar 21%, lebih rendah dibandingkan dengan target cakupan ASI eksklusif di Indonesia sebesar 80%. Berbagai kendala yang menyebabkan kegagalan dalam pemberian ASI eksklusif diantaranya ibu bekerja, pengetahuan ibu, budaya di masyarakat dan kurang informatifnya petugas kesehatan dalam mempromosikan ASI. [3]

METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian survey yang bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan crossectional study yaitu hanya ingin mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian kolostrum pada bayi baru lahir di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Provinsi Aceh Tahun 2019. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang melahirkan di Rumah Sakit Ibu Dan Anak periode 08 s/d 15 Juli 2019 sebanyak 55 ibu bersalin. Sampel diambil secara accidental sampling, perhitungan besar jumlah sampel dengan menggunakan rumus Lemeshow, banyak sampel dalam penelitian ini adalah 55 orang. Tempat Penelitian ini telah dilakukan langsung di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Provinsi Aceh. Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 08 s/d 15 Juli 2019. Analisa data menggunakan univariat dan bivariat.

HASIL
Analisa univariat dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi dan persentase baik variabel bebas (pengetahuan, perilaku, dukungan keluarga dan peran petugas kesehatan) dan variabel terikat (pemberian kolustrum pada bayi baru lahir) yang dijabarkan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 55 responden ternyata pemberian kolustrum pada bayi baru lahir mayoritas adalah tidak memberikan kolustrum yaitu sebanyak 35 orang (63,6%) dan yang memberikan sebanyak 20 orang (36,4%). [Tabel.1].
Hasil analisa bivariat diketahui bahwa dari 55 responden pengetahuan tinggi sebanyak 20,0% pemberian kolustrum pada ibu bersalin. Sedangkan dari 40 responden dengan pengetahuan rendah sebanyak 42,5% memberikan kolustrum pada ibu bersalin. Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value = 0,001 (p<0 28="" 38="" 52="" baik="" baru="" bayi="" bersalin.="" bersalin="" dalam="" dari="" dengan="" diperoleh="" hasil="" i="" ibu="" kolostrum="" kolustrum="" kurang="" lahir="" memberikan="" nilai="" pada="" pemberian="" pemebrian="" perilaku="" responden="" sebanyak="" sedangkan="" statistik="" style="mso-bidi-font-style: normal;" uji="">p-value
= 0,003(p<0 25="" 40="" 66="" bersalin.="" bersalin="" dari="" dengan="" diperoleh="" dukungan="" hasil="" i="" ibu="" keluarga="" kolostrum="" kolustrum="" memberikan="" mendukung="" nilai="" pada="" pemberian="" responden="" sebanyak="" sedangkan="" statistik="" style="mso-bidi-font-style: normal;" tidak="" uji="">p-value = 0,011 (p<0 26="" 34="" 37="" baik="" bersalin.="" bersalin="" dari="" dengan="" diperoleh="" hasil="" i="" ibu="" kesehatan="" kolostrum="" kolustrum="" kurang="" melakukan="" nilai="" pada="" pemberian="" peran="" petugas="" responden="" sebanyak="" sedangkan="" statistik="" style="mso-bidi-font-style: normal;" uji="">p-value = 0,210 (p>0,05). [Tabel.2].

PEMBAHASAN
            Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai p-value = (p<0 ada="" berarti="" dan="" dukungan="" hubungan="" i="" keluarga="" nilai="" pengetahuan="" perilaku="" style="mso-bidi-font-style: normal;" yang="">p-value
= (p>0,05) yang berarti tidak ada hubungan antara peran petugas kesehatan dengan pemberian kolostrum pada ibu bersalin di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Provinsi Aceh.
                Menurut Kodrat (2010) pengetahuan melandasi seseorang untuk berperilaku sehat atau tidak seperti perilaku pemberian kolostrum sangat ditentukan oleh pengetahuan yang dimiliki. Pengetahuan tentang kolostrum dilakukan dengan upaya pemberian informasi dan untuk memperoleh informasi seseorang memerlukan proses belajar baik formal maupun non formal. Pengetahuan masyarakat yang rendah tentang pemberian kolostrum dapat menyebabkan para ibu menyusui memberikan makanan lain selain kolostrum. Kekebalan bayi akan bertambah dengan adanya kandungan zat-zat dan vitamin yang terdapat pada kolostrum. Tingkat pengetahuan mempunyai kontribusi yang besar dalam merubah prilaku seseorang untuk berbuat sesuatu.[4]
Terdapat beberapa pengertian dan persepsi yang salah mengenai kolostrum, yang diperkirakan ASI yang kotor, sehingga tidak patut diberikan pada bayi. Ternyata kolostrum sebagai pembuka jalan agar bayi dapat menerima ASI penuh. Kolostrum banyak mengandung antibodi dan anti-infeksi serta dapat menumbuh kembangkan flora dalam usus bayi, untuk siap menerima ASI.[5]
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Putri dkk (2017) tentang hubungan SI dan DK ibu post partum terhadap Pemberian kolostrum pada bbl di RSUD Indrasari Kabupaten Indragiri Hulu diketahui bahwa ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga ibu post partum terhadap pemberian kolostrum pada bayi baru lahir. Analisa keeratan hubungan antara variable diperoleh nilai OR (Odds Ratio) = 0,379 (CI 95% 0,159-0,901) .[6]
KESIMPULAN DAN SARAN
            Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara pengetahuan (p-value 0,001), perilaku (p-value 0,003), dukungan keluarga (p-value 0,011) dan tidak ada hubungan antara peran petugas kesehatan (p-value 0,210). Disarankan agar dapat meningkatkan pengetahuan mengenai pentingnya pemberian kolostrum pada bayi baru lahir, sehingga kedepan dapat meningkatkan kekebalan tubuh anak dan bebas dari berbagai penyakit.



DAFTAR PUSTAKA

1.      Maryani, Sunarti D, Syafaraenan., 2014. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Kolostrum Pada Bayi di RSUD Labuangbaji Makassar, Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis, 5(3); ISSN : 2302-1721
2.      Roesli, U. 2010. Inisiasi Menyusu Dini plus ASI Eksklusif . Jakarta: Pustaka.
3.      Prasetyono, D2009. Buku Pintar Asi Eksklusif. Jakarta.
4.      Kodrat, L. 2010. Dahsyatnya ASI dan Laktasi. Cet I. Media Baca.Yogyakarta.
5.      Manuaba2010. Ilmu kebidanan Penyakit Kandungan dan KB . Jakarta : EGC
6.      Putri A, Monifa P, Restianingsih P. 2017. Hubungan Si Dan Dk Ibu Post Partum Terhadap Pemberian Kolostrum Pada BBL Di RSUD Indrasari Kabupaten Indragiri Hulu. Journal Endurance 2(1) February 2017 (107-112).







Lampiran
[Tabel.1] Analsis Univariat

No
Variabel
Kategori
Frekuensi
Persentase

dependen



1
Pemberian Kolustrum Pada Bayi Baru Lahir

Diberikan
Tidak Diberikan

20
35

36,4
63,6
Total

55
100
No
Variabel
Kategori
Frekuensi
Persentase

Independen



2
Pengetahuan
15
40
27,3
72,7
15
40
Total

55
100
3
Perilaku
Baik
Kurang Baik
17
38
30.9
69,1
Total

55
100
4
Dukungan keluarga
Mendukung
Tidak mendukung
15
40
27,3
72,7
Total

55
100
        5.          Peran petugas
                     kesehatan
Baik
Kurang Baik
29
26
52,7
47,3
Total

84
100
Sumber: data primer (diolah), 2019

  [Tabel.2] Analisis Bivariat
No
variabel
Kategori
Kesiapsiagaan bencana gempa bumi
   Total
P
Value
α



Siap
Tidak siap
Total

F
%
f
%
f
%
1
Pengetahuan

Tinggi
Rendah
3
17
20,042,5
12
23
80,057,5
15
40
100
100
0,001
0,05
Total

20

35

55
100


2
Perilaku

Baik
Kurang
9
11
52,9
28,9
8
27
47,1
71,1
17
38
100
100
0,003
0,05
Total

20

35

55
100


3
Dukungan
Keluarga
Mendukung
Tidak  Mendukung
10
10
66,7
25,0
5
30
33,3
75,0
15
40
100
100
0,011
0,05
Total

20

35

55
100


4. Peran Petugas
     kesehatan
Baik
Kurang baik
11
9
37,9
34,6
18
17
62,1
65,4
29
26
100
100
0,210
0,05
Total

20

35

55



Sumber: data primer (diolah), 2018





Tidak ada komentar:

Posting Komentar