Rabu, 28 Desember 2016

Rasidah dkk: Jurnal Al-Mumtaz, Volume 5, Nomor 2, Juli-Desember 2016, hal. 53-58

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN ALPUKAT (Persea americana Mill) TERHADAP WAKTU PERDARAHAN (Bleeding time)  PADA MENCIT PUTIH (Mus musculus) JANTAN SEBAGAI ALTERNATIF OBAT ANTITROMBOTIK

Oleh:
Rasidah, Nurul Fauziana dan Nailul Muna

ABSTRAK
Penyakit kardiovaskuler dapat diobati dengan obat antitrombotik sintetik atau tradisional. Daun alpukat diketahui mengandung senyawa yang berpotensi sebagai alternatif obat antitrombotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol daun alpukat terhadap waktu pendarahaan pada mencit putih jantan sebagai alternatif obat antitrombotik. Jenis penelitian ini adalah eksperimen laboratorium. Pengujian dilakukan terhadap 25 ekor mencit yang dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan  yang terdiri dari  P0 tanpa perlakuan, P1 dengan pemberian asetosal, P2 dengan pemberian ekstrak etanol daun alpukat 63 mg/20g BB, P3 dengan pemberian ekstrak etanol daun alpukat 126 mg/20 g BB, dan P4 dengan pemberian ekstrak etanol daun alpukat 252 mg/20g BB. Hasil uji laboratorim ekstrak etanol daun alpukat dosis 126 mg/20g BB dan 252 mg/20g BB dapat memperpanjang bleeding time dengan rerata waktu penghentian secara berurutan adalah 2257,20 detik dan 2573,20 detik. Analisa data one way ANOVA menunujukkan rerata berbeda yang signifikan terhadap bleeding time dengan P=0,001 (P≤0,05). Hasil uji LSD menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan yang signifikan antara P1 dengan P3 dan P4 dimana P≥0,05. Sehingga dapat diartikan bahwa kelompok P3 dan P4 mempunyai efek yang sebanding dengan P1 dalam memperpanjang waktu perdarahan pada mencit.

Kata kunci : Persea americana, Antitrombotik, Asetosal, Bleeding Time

INFLUENCE OF ETHANOL EXTRACTS OF (Persea americana Mill) LEAVES TO BLEEDING TIME ON (Mus musculus) AS A ALTERNATIVE ANTITROMBOTIC DRUG

ABSTRACT
Cardiovascular disease can be treated with synthetic or traditional antithrombotic drugs. Avocado leaf is known to contain potent compounds as an alternative antitrombotic drugs. This study aims to determine the effect of ethanol extract of avocado leaves on the time of warning in male white mice as an alternative antitrombotic drug. This type of research is a laboratory experiment. Tests were performed on 25 mice divided into 5 treatment groups consisting of P0 without giving any extract or drugs, P1 with giving acetosal, P2 with ethanol extract of avocado leaf 63 mg / 20g BB, P3 with ethanol extract of avocado leaves 126 mg / 20 g BB, and P4 with ethanol extract of avocado leaves 252 mg / 20g BB. The results of laboratory test of ethanol extract of avocado leaves dose 126 mg / 20g BB and 252 mg / 20g BB can extend bleeding time with mean time of stopping sequence is 2257,20 second and 2573,20 second. One way ANOVA data analysis showed significant different to bleeding time with P = 0,001 (P≤0,05). The LSD test results showed that there was no significant difference between P1 and P3 and P4 where P≥0,05. So it can be, the P3 and P4 groups have an effect that is comparable to P3 in prolonging the time of bleeding in mice.

Keywords: Persea americana, Antitrombotik, Acetosal, Bleeding Time

 PENDAHULUAN
Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara global. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit jantung dan pembuluh darah.1WHO menyatakan bahwa 23,6% kematian orang Indonesia disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler. 2
Penyakit kardiovaskuler dapat diobati dengan obat antitrombotik sintetik atau tradisional.2 Obat antitrombotik adalah zat-zat yang digunakan untuk pengobatan atau pencegahan trombosis dan emboli. Pada trombosis  terjadi pembentukan suatu trombus, yakni bekuan darah di dalam pembuluh. Pada emboli terdapat penyumbatan arteri kecil atau kapiler akibat embolus, yakni bekuan darah atau sumbatan lain (antara lain gelembung udara) yang dibawa oleh aliran darah dan tersendat di pembuluh darah dan menyumbatnya.3 Obat antitrombotik sintetik yang banyak dikonsumsi masyarakat memiliki efek samping yaitu gangguan gastrointestinal dan meningkatkan resiko perdarahan.4
Saat ini, telah dikembangkan obattradisional yang berasal dari bahan alami. Obat tradisional telah diterima secara luas di negara-negara yang tergolong berpenghasilan rendah sampai sedang. Bahkan di beberapa negara berkembang obat tradisional telah dimanfaatkan dalam pelayanan kesehatan terutama dalam pelayanan kesehatan strata pertama. Sementara itu di banyak negara maju penggunaanobat tradisional makin populer.5
Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai obat tradisional adalah alpukat (Persea americana Mill.) Alpukat (Persea americana Mill.) sering digunakan masyarakat sebagai peluruh kencing (diuretik), pereda rasa sakit (analgetik) dan antiradang. Daun alpukat (Persea americana Mill.)  berkhasiat mengobati kencing batu, darah tinggi, sakit kepala, nyeri, lambung, pembengkakan saluran napas, dan haid tidak teratur.6
Kandungan zat aktif yang terdapat di daun alpukat  (Persea americana Mill.) adalah flavonoid dan quersetin.7 Quercetin merupakan salalah satu bentuk dari flavonoid yang sering ditemukan dalam buah-buahan dan sayuran. Quercetin dapat meningkatkan ketahanan tubuh terhadap penyakit, termasuk antikarsinogenik, antiinflamasi, antivirus, antioksidan, serta mempunyai kemampuan untuk menghambat peroksidasi lipid, agerasi platelet (pengumpalan lemak dalam darah).8
Hasil penelitian sebelumnya telah membuktikan bahwa quercetin yang terdapat pada bawang merah merah memiliki kemampuan untukmemperpanjang waktu perdarahan sehingga digunakan sebagai obat antitrombotik.9 Penelitian lain juga menunjukkan bahwa quercetin yang terdapat pada daun katuk juga dapat memperpanjang waktu perdarahan sehingga digunakan sebagai obat antitrombotik.2
Berdasarkan uraian di atas, serta didukung oleh penelitian sebelumnya, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas ekstrak etanol daun alpukat (Persea americana Mill.) sebagai antitrombotik dengan melihat waktu perdarahan pada mencit putih (Mus musculus) jantan. Dalam penelitian ini digunakan asetosal sebagai pembanding.

METODE PENELITIAN
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yakni :daun alpukat (Persea americana Mill.), mencit putih (Mus musculus) jantan, etanol 70%, akuades, Natrium CMC, NaCl 0,9% dan asetosal.
Alat yang digunakan dalam peneliian ini ialah  : beaker glass, corong kaca, gelas ukur, gunting, kertas perkamen, lumpang, masker, pot ekstrak, sarung tangan, sonde oral, stopwatch, stumper, vacum rotary evaporator, timbangan hewan, timbangan analitik, wadah maserasi dan 1 set kandang hewan coba.
.
Persiapan Sampel
 Daun alpukat segar sebanyak 3 kg dicuci bersih dan diiris halus, kemudian dikeringkan dibawah sinar matahari tidak langsung hingga kering. Bahan yang telah kering kemudian dihaluskan menggunakan blender hingga berbentuk serbuk sebanyak 300 gram.

Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Alpukat
            Pembuatan ekstrak etanol daun alpukat dilakukan dengan metode maserasi yaitu sebanyak 300 gram serbuk simplisia daun alpukat diekstraksi dengan 2250 mL etanol 70% dan direndam dalam wadah gelap selama 4 hari (setiap hari digojok). Kemudian dicuci ampas dengan cairan penyari hingga diperoleh 100 bagian (3000 mL). Setelah itu dipindahkan ke dalam bejana tertutup, dibiarkan ditempat sejuk, terlindung dari cahaya selama 2 hari. Kemudian diendapkan, dituang, lalu disaring. Seluruh maserat dikumpulkan, kemudian diuapkan dengan penguap vacum rotary evaporator pada suhu 40o-50oC hingga diperoleh ekstrak kental.  Didapatkan ekstrak kental sebanyak 23,5 gram.

Perhitungan Waktu Perdarahan
Sebelum dilakukan perlakuan, mencit diaklimatasi selama 7 hari dalam kandang hewan Laboratorium Hewan Coba Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas SyiahKuala Banda Aceh.
Selanjutnya masing-masing kelompok terdiri atas 5 mencit. Sampel penelitian dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif, dan tiga kelompok perlakuan. Sebelum digunakan, mencit dipuasakan terlebih dahulu selama 18 jam, tidak diberi makan tetapi diberi minum.

Tabel 1. Pemberian perlakuan pada hewan uji
Kelompok
Keterangan
P0
Kelompok kontrol negatif aquades sebanyak 1 mL
P1
kelompok kontrol positif asetosal 0,26 mg/20 g BB mencit
P2
kelompok uji 1 diberi ekstrak etanol daun alpukat 63 mg/20 g BB mencit
P3
kelompok uji 2 yang diberi ekstrak etanol daun alpukat 126 mg/20 g BB mencit
P4
kelompok uji 3 yang diberi ekstrak etanol daun alpukat 252 mg/20 g BB mencit.
Obat dan senyawa uji diberikan kepada mencit melalui oral. Setelah pemberian obat atau senyawa uji kurang lebih 45 menit dilakukan pemotongan ekor mencit kira-kira 4 milimeter dari ujung ekor. Mencit dimasukkan ke dalam kandang khusus dan  setelah pemotonganekor dicelupkan ke dalam wadah berisi NaCl 0,9% (larutan saline) dan diamati perdarahannya serta dihitung berapa lama waktu yang dibutuhkan hingga perdarahan berhenti.
Data hasil penelitian ini berskala ratio, sehingga dilakukan uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan uji homogenitas dengan mengggunakan Uji Levene Test of Varians. selanjutnya dilakukan analisis statitik one way ANOVA (Analysis of Varians) dan dilanjutkan dengan uji lanjut Least Significant Different(LSD).

HASIL
Hasil Pembuatan Ekstrak
Pada penelitian ini diperoleh serbuk simplisia daun alpukat sebanyak 300 gram dan diekstraksi menggunakan cara maserasi hingga diperoleh ekstrak kental sebanyak 23,5 gram, maka didapatkan rendemen ekstrak etanol daun alpukat sebesar 7,8%. Hasil karakterisasi organoleptik dari ekstrak menunjukkan ekstrak etanol daun alpukat berwarna hitam kehijauan dan memiliki aroma khas.

Hasil  Waktu Perdarahan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan rerata waktu perdarahan mencit Tabel 2.
Tabel 2. Rerata lama waktu peradarahan
Kelompok
N
Rerata (detik)
P0
5
380,60
P1
5
2496,40
P2
5
720,80
P3
5
2257,20
P4
5
2573,20
Tabel 2 menunjukkan waktu perdarahan terpanjang pada pemberian ekstrak etanol daun alpukat 252 mg/20 g BB mencitdan asetosal  memiliki waktu perdarahan yang lebih panjang dari dosis esktrak etanol daun alpukat 126 mg/20 g BB mencit dan 63 mg/20 g BB mencit.
Hasil rerata waktu perdarahan diuji normalitas dan homogenitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan uji Levene Test of Varians. Hasil uji normalitas ujiKolmogorov-Smirnov menunjukkan data terdistribusi normal (p≤0,05) dan hasil uji Levene Test of Varians menunjukkan data terdistribusi normal (p≤0,05). Hasil penelitian kemudian dilanjutkan dengan uji one way ANOVA. Hasil uji one way ANOVA menunjukkan perbedaan signifikan (p≤0,05). Selanjutnya dilakukan uji lanjut LSD  (Least Significant Different).

Tabel 3. Hasil uji LSD(Least Significant Different)

P0
P1
P2
P3
P4
P0
-
0,001*
0,53
0,002*
0,001*
P1

-
0,003*
0,658
0,887
P2


-
0,009*
0,002*
P3



-
0,567
P4




-
* = ada perbedaan signifikan (p≤0,05)
Berdasarkan rerata lama waktu perdarahan (Tabel 2) diuji LSD dapat disimpulkan bahwa waktu perdarahan pada mencit yang diberi ekstrak etanol daun alpukat 252 mg/20 g BB mencit mempunyai waktu perdarahan yang sama dengan mencit yang diberi asetosal, sedangkan waktu perdarahan mencit yang diberi ekstrak etanol daun alpukat dengan dosis 126 mg dan 63 mg/20 g BB mencit lebih rendah daripada mencit yang diberi asetosal.

Pembahasan
Waktu perdarahan atau bleeding time merupakan waktu mulai perdarahan sampai dengan darah mencit berhenti keluar. Hasil penelitian menunjukkan rerata waktu perdarahan tersingkat terdapat pada kelompok P0 yaitu kontrol negatif. Hal ini dikarenakan pemberian aquades yang bersifat netral, sehingga tidak akan memberikan efek. Selain itu, rerata waktu perdarahan terpanjang terdapat pada ekstrak etanol daun alpukat dengan dosis 252 mg/20 g BB mencit dan tidak terdapat perbedaan yang siginifikan antar kelompok uji 3 (ekstrak etanol daun alpukat 252 mg/20 g BB mencit) dan kelompok kontrol positif asetosal. Hal ini kemungkinan asetosal dan ekstrak etanol daun alpukat dosis 252 mg/20 g BB mencit mempunyai aktivitas yang sama dalam menghambat agregasi platelet. Asetosal merupakan obat antitrombotik yang dapat menghambat agerasi platelet dengan cara asetilase irreversibel enzim siklooksigenase,  sehingga dapat memperpanjang atau meningkatkan waktu perdarahan hewan uji.10
Daun alpukat diduga mampu memperpanjang waktu perdarahan karena mengandung senyawa metabolit sekunder berupa flavonoid (quercetin), saponin, alkaloid dan polisakarida. Quercetin diduga mampu memperpanjang waktu perdarahan dengan cara menghambat agregasi platelet atau trombus melalui mekanisme penghambatan pelepasan asam arakhidonat.2
Quercetin merupakan salah satu bentuk dari flavonoid yang sering ditemukan dalam buah-buahan dan sayuran.8 Quercetin mempunyai kemampuan untuk menghambat agregasi  platelet dan trombus.11 Karena quercetin mampu menghambat pelepasan asam arakidonat dan sekresi enzim lisosom dari membran sel. Penghambatan pelepasan asam arakidonat akan menyebabkan berkurangnya substrat asam arakidonat pada jalur siklooksigenase dan jalur lipooksigenase yang pada akhirnya akan menekan jumlah prostaglandin, prostraksiklin, endoperoksida, dan tromboksan A2. Tromboksan A2 berperan sebagai koagulasi atau agen pembekuan darah, dimana tromboksan A2 ini merupakan produk akhir asam arakidonat yang meyebabkan platelet berubah bentuk, melepaskan granulanya, dan beragregasi. Oleh karena itu, terhambatnya asam arakidonat bagi jalur siklooksigenase pada akhirnya akan menekan jumlah substrat arakidonat yaitu salah satunya tromboksan A2, sehingga tidak ada yang mempromosikan terbentuknya agregasi trombosit sehingga menyebabkan perpanjangan waktu perdarahan.9
Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat bahwa dosis obat (dalam hal ini ekstrak etanol daun alpukat) yang diberikan bertingkat mulai dari 63 mg/20 g BB mencit, 126 mg/20 g BB mencit dan 252 mg/ 20 g BB mencit. Semakin besar dosis yang diberikan diduga kandungan quercetin semakin banyak dan reaksi yang ditimbulkan akan semakin kuat.

Kesimpulan
Ekstrak etanol daun alpukat memiliki pengaruh terhadap peningkatan waktu perdarah mencit sehingga dapat digunakan sebagai alternatif obat antitrombotik dan dosis ekstrak etanol daun alpukat 252 mg/20 g BB mencit memiliki efek peningkatan waktu perdarahan yang sama dengan asetosal.


DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Kesehatan RI. Penyakit Tidak Menlular. 2012.
Magdalena, et al. Pengaruh Daun Katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr.) terhadap Waktu Perdarahan (Bleeding Time) pada Tikus Wistar Jantan sebagai Alternatif Obat Antitrombotik. 2015.
Tjay, T.H., Rahardja K. Obat-obat Penting : Khasiat, Penggunaan, dan Efek-Efek Sampingnya. IV. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo; 2002.
Perwitasari, D. A., Supadmi, W.  dan K. Monitoring Efek Samping Penggunaan Antitrombotik Pada Pasien Infark Miokard Akut. Monit Efek Samping Pengguna Antitrombotik Pada Pasien Infark Miokard Akut. 2010.
Kementrian Kesehatan RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor 381/MENKES/SK/III/2007, Tentang Kebijakan Obat Tradisional [Internet]. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor 381/MENKES/SK/III/2007, Tentang Kebijakan Obat Tradisional indonesia;2007.Availablefrom:http://www.litbang.depkes.go.id/download/regulasi/KMK_381_2007_ OBAT_TRADISIONAL.pdf
Agromedia R. Buku Pintar Tanaman Hias. Jakarta: PT. Agromedia Pustaka; 2007.
Mursito B. . Ramuan Tradisional untuk Pengobatan Jantung. Jakarta: PT. Penerba Swadaya; 2007.
Li Y, Yao J, Han C, et al. Quercetin, inflammation and immunity. Nutrients. 2016.
Lijaya LS, Adriatmoko W, Cholid Z, Gigi FK, Jember U, Gigi FK, et al. Perpanjangan Waktu Perdarahan pada Pemberian Perasan Bawang Merah (Allium ascalonicum) (The Effect of Red Onion Juice (Allium ascalonicum) to Prolongation of Bleeding Time). 2014.
Gilman & Gilman. Dasar Farmakologi Terapi Volume 1. 10th ed. (Joel GH, LImbird LE, eds.). Jakarta: EGC; 2007.
Kelly GS. Quercetin. Altern Med Rev. 2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar