PENGARUH
PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN ALPUKAT (Persea
americana Mill) TERHADAP WAKTU PERDARAHAN (Bleeding time) PADA MENCIT
PUTIH (Mus musculus) JANTAN SEBAGAI
ALTERNATIF OBAT ANTITROMBOTIK
Oleh:
Rasidah, Nurul
Fauziana dan Nailul Muna
ABSTRAK
Penyakit
kardiovaskuler dapat diobati dengan obat antitrombotik sintetik atau
tradisional. Daun alpukat diketahui mengandung senyawa yang berpotensi sebagai
alternatif obat antitrombotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh pemberian ekstrak etanol daun alpukat terhadap waktu pendarahaan pada
mencit putih jantan sebagai alternatif obat antitrombotik. Jenis penelitian ini
adalah eksperimen laboratorium. Pengujian dilakukan terhadap 25 ekor mencit
yang dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan
yang terdiri dari P0 tanpa
perlakuan, P1 dengan pemberian asetosal, P2 dengan pemberian ekstrak etanol
daun alpukat 63 mg/20g BB, P3 dengan pemberian ekstrak etanol daun alpukat 126
mg/20 g BB, dan P4 dengan pemberian ekstrak etanol daun alpukat 252 mg/20g BB.
Hasil uji laboratorim ekstrak etanol daun alpukat dosis 126 mg/20g BB dan 252
mg/20g BB dapat memperpanjang bleeding time dengan rerata waktu penghentian
secara berurutan adalah 2257,20 detik dan 2573,20 detik. Analisa data one way
ANOVA menunujukkan rerata berbeda yang signifikan terhadap bleeding time dengan
P=0,001 (P≤0,05). Hasil uji LSD menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan yang
signifikan antara P1 dengan P3 dan P4 dimana P≥0,05. Sehingga dapat diartikan
bahwa kelompok P3 dan P4 mempunyai efek yang sebanding dengan P1 dalam
memperpanjang waktu perdarahan pada mencit.
Kata kunci : Persea americana,
Antitrombotik, Asetosal, Bleeding Time
INFLUENCE OF
ETHANOL EXTRACTS OF (Persea americana
Mill) LEAVES TO BLEEDING TIME ON (Mus
musculus) AS A ALTERNATIVE ANTITROMBOTIC DRUG
ABSTRACT
Cardiovascular
disease can be treated with synthetic or traditional antithrombotic drugs.
Avocado leaf is known to contain potent compounds as an alternative
antitrombotic drugs. This study aims to determine the effect of ethanol extract
of avocado leaves on the time of warning in male white mice as an alternative
antitrombotic drug. This type of research is a laboratory experiment. Tests
were performed on 25 mice divided into 5 treatment groups consisting of P0
without giving any extract or drugs, P1 with giving acetosal, P2 with ethanol
extract of avocado leaf 63 mg / 20g BB, P3 with ethanol extract of avocado
leaves 126 mg / 20 g BB, and P4 with ethanol extract of avocado leaves 252 mg /
20g BB. The results of laboratory test of ethanol extract of avocado leaves
dose 126 mg / 20g BB and 252 mg / 20g BB can extend bleeding time with mean
time of stopping sequence is 2257,20 second and 2573,20 second. One way ANOVA
data analysis showed significant different to bleeding time with P = 0,001
(P≤0,05). The LSD test results showed that there was no significant difference
between P1 and P3 and P4 where P≥0,05. So it can be, the P3 and P4 groups have
an effect that is comparable to P3 in prolonging the time of bleeding in mice.
Keywords: Persea americana,
Antitrombotik, Acetosal, Bleeding Time
PENDAHULUAN
Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara
global. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit
jantung dan pembuluh darah.1WHO
menyatakan bahwa 23,6% kematian orang Indonesia disebabkan oleh penyakit
kardiovaskuler. 2
Penyakit kardiovaskuler dapat diobati dengan
obat antitrombotik sintetik atau tradisional.2 Obat antitrombotik adalah zat-zat yang digunakan untuk
pengobatan atau pencegahan trombosis dan emboli. Pada
trombosis terjadi pembentukan suatu
trombus, yakni bekuan darah di dalam pembuluh. Pada emboli terdapat penyumbatan
arteri kecil atau kapiler akibat embolus, yakni bekuan darah atau sumbatan lain
(antara lain gelembung udara) yang dibawa oleh aliran darah dan tersendat di
pembuluh darah dan menyumbatnya.3 Obat
antitrombotik sintetik yang banyak dikonsumsi masyarakat memiliki efek samping
yaitu gangguan gastrointestinal dan meningkatkan resiko perdarahan.4
Saat ini, telah dikembangkan
obattradisional yang berasal dari bahan alami. Obat
tradisional telah diterima secara luas di negara-negara yang tergolong
berpenghasilan rendah sampai sedang. Bahkan di beberapa negara berkembang obat
tradisional telah dimanfaatkan dalam pelayanan kesehatan terutama dalam
pelayanan kesehatan strata pertama. Sementara itu di banyak negara maju
penggunaanobat tradisional makin populer.5
Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai obat tradisional
adalah alpukat (Persea americana Mill.)
Alpukat (Persea americana Mill.) sering
digunakan masyarakat sebagai peluruh kencing (diuretik), pereda rasa sakit
(analgetik) dan antiradang. Daun alpukat (Persea americana Mill.) berkhasiat mengobati
kencing batu, darah tinggi, sakit kepala, nyeri, lambung, pembengkakan saluran
napas, dan haid tidak teratur.6
Kandungan zat aktif yang terdapat di daun alpukat (Persea americana Mill.) adalah
flavonoid dan quersetin.7
Quercetin merupakan salalah satu bentuk dari flavonoid yang sering ditemukan
dalam buah-buahan dan sayuran. Quercetin dapat meningkatkan ketahanan tubuh
terhadap penyakit, termasuk antikarsinogenik, antiinflamasi, antivirus,
antioksidan, serta mempunyai kemampuan untuk menghambat peroksidasi lipid,
agerasi platelet (pengumpalan lemak dalam darah).8
Hasil penelitian sebelumnya telah membuktikan bahwa quercetin yang
terdapat pada bawang merah merah
memiliki kemampuan untukmemperpanjang waktu perdarahan sehingga
digunakan sebagai obat antitrombotik.9 Penelitian lain juga menunjukkan
bahwa quercetin yang terdapat pada daun katuk juga dapat memperpanjang waktu
perdarahan sehingga digunakan sebagai obat antitrombotik.2
Berdasarkan uraian di atas, serta didukung oleh penelitian
sebelumnya, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas ekstrak
etanol daun alpukat (Persea americana Mill.) sebagai antitrombotik
dengan melihat waktu perdarahan pada mencit putih (Mus musculus) jantan. Dalam penelitian ini digunakan asetosal
sebagai pembanding.
METODE PENELITIAN
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yakni :daun alpukat (Persea
americana Mill.), mencit
putih (Mus musculus) jantan, etanol
70%, akuades, Natrium CMC, NaCl 0,9% dan asetosal.
Alat yang digunakan dalam peneliian ini ialah :
beaker glass, corong kaca, gelas ukur, gunting, kertas perkamen, lumpang,
masker, pot ekstrak, sarung tangan, sonde oral, stopwatch, stumper, vacum rotary
evaporator, timbangan hewan, timbangan analitik, wadah maserasi dan 1 set
kandang hewan coba.
.
Persiapan
Sampel
Daun alpukat segar sebanyak
3 kg dicuci bersih dan diiris halus, kemudian dikeringkan dibawah sinar
matahari tidak langsung hingga kering. Bahan yang telah kering kemudian
dihaluskan menggunakan blender hingga berbentuk serbuk sebanyak 300 gram.
Pembuatan
Ekstrak Etanol Daun Alpukat
Pembuatan ekstrak
etanol daun alpukat dilakukan dengan metode maserasi yaitu sebanyak 300 gram serbuk
simplisia daun alpukat diekstraksi dengan 2250 mL etanol 70% dan direndam dalam
wadah gelap selama 4 hari (setiap hari digojok). Kemudian dicuci ampas dengan
cairan penyari hingga diperoleh 100 bagian (3000 mL). Setelah itu dipindahkan
ke dalam bejana tertutup, dibiarkan ditempat sejuk, terlindung dari cahaya
selama 2 hari. Kemudian diendapkan, dituang, lalu disaring. Seluruh maserat
dikumpulkan, kemudian diuapkan dengan penguap vacum rotary evaporator
pada suhu 40o-50oC hingga diperoleh ekstrak kental. Didapatkan ekstrak kental sebanyak 23,5 gram.
Perhitungan
Waktu Perdarahan
Sebelum dilakukan perlakuan, mencit diaklimatasi selama 7 hari
dalam kandang hewan Laboratorium Hewan Coba Fakultas Kedokteran Hewan (FKH)
Universitas SyiahKuala Banda Aceh.
Selanjutnya masing-masing kelompok terdiri atas 5 mencit. Sampel
penelitian dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif, kelompok
kontrol positif, dan tiga kelompok perlakuan. Sebelum digunakan, mencit
dipuasakan terlebih dahulu selama 18 jam, tidak diberi makan tetapi diberi
minum.
Tabel 1.
Pemberian perlakuan pada hewan uji
Kelompok
|
Keterangan
|
P0
|
Kelompok
kontrol negatif aquades sebanyak 1 mL
|
P1
|
kelompok
kontrol positif asetosal 0,26 mg/20 g BB mencit
|
P2
|
kelompok uji
1 diberi ekstrak etanol daun alpukat 63 mg/20 g BB mencit
|
P3
|
kelompok uji
2 yang diberi ekstrak etanol daun alpukat 126 mg/20 g BB mencit
|
P4
|
kelompok uji
3 yang diberi ekstrak etanol daun alpukat 252 mg/20 g BB mencit.
|
Obat dan senyawa uji diberikan kepada mencit melalui oral. Setelah
pemberian obat atau senyawa uji kurang lebih 45 menit dilakukan pemotongan ekor
mencit kira-kira 4 milimeter dari ujung ekor. Mencit dimasukkan ke dalam
kandang khusus dan setelah pemotonganekor
dicelupkan ke dalam wadah berisi NaCl 0,9% (larutan
saline) dan diamati perdarahannya serta dihitung berapa lama waktu yang
dibutuhkan hingga perdarahan berhenti.
Data hasil penelitian ini berskala ratio, sehingga dilakukan uji
normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov
dan uji homogenitas dengan mengggunakan Uji Levene
Test of Varians. selanjutnya dilakukan analisis statitik one way ANOVA (Analysis of Varians) dan dilanjutkan dengan uji lanjut Least Significant Different(LSD).
HASIL
Hasil Pembuatan Ekstrak
Pada penelitian ini diperoleh serbuk simplisia daun alpukat
sebanyak 300 gram dan diekstraksi menggunakan cara maserasi hingga diperoleh ekstrak kental
sebanyak 23,5 gram, maka didapatkan rendemen ekstrak etanol daun alpukat sebesar
7,8%. Hasil karakterisasi organoleptik dari ekstrak menunjukkan ekstrak etanol
daun alpukat berwarna hitam kehijauan dan memiliki aroma khas.
Hasil Waktu Perdarahan
Berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan, didapatkan rerata waktu perdarahan mencit Tabel 2.
Tabel 2. Rerata lama waktu peradarahan
Kelompok
|
N
|
Rerata
(detik)
|
P0
|
5
|
380,60
|
P1
|
5
|
2496,40
|
P2
|
5
|
720,80
|
P3
|
5
|
2257,20
|
P4
|
5
|
2573,20
|
Tabel 2 menunjukkan waktu perdarahan terpanjang pada pemberian
ekstrak etanol daun alpukat 252 mg/20 g BB mencitdan asetosal memiliki waktu perdarahan yang lebih panjang
dari dosis esktrak etanol daun alpukat 126 mg/20 g BB mencit dan 63 mg/20 g BB
mencit.
Hasil rerata waktu perdarahan diuji normalitas dan homogenitas
dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov
dan uji Levene Test of Varians. Hasil
uji normalitas ujiKolmogorov-Smirnov menunjukkan
data terdistribusi normal (p≤0,05) dan hasil uji Levene Test of Varians menunjukkan data terdistribusi normal
(p≤0,05). Hasil penelitian kemudian dilanjutkan dengan uji one way ANOVA. Hasil uji one way ANOVA
menunjukkan perbedaan signifikan (p≤0,05). Selanjutnya dilakukan uji lanjut
LSD (Least
Significant Different).
Tabel 3. Hasil
uji LSD(Least Significant Different)
P0
|
P1
|
P2
|
P3
|
P4
|
|
P0
|
-
|
0,001*
|
0,53
|
0,002*
|
0,001*
|
P1
|
-
|
0,003*
|
0,658
|
0,887
|
|
P2
|
-
|
0,009*
|
0,002*
|
||
P3
|
-
|
0,567
|
|||
P4
|
-
|
* = ada
perbedaan signifikan (p≤0,05)
Berdasarkan rerata lama waktu perdarahan (Tabel 2) diuji LSD dapat
disimpulkan bahwa waktu perdarahan pada mencit yang diberi ekstrak etanol daun
alpukat 252 mg/20 g BB mencit mempunyai waktu perdarahan yang sama dengan
mencit yang diberi asetosal, sedangkan waktu perdarahan mencit yang diberi
ekstrak etanol daun alpukat dengan dosis 126 mg dan 63 mg/20 g BB mencit lebih
rendah daripada mencit yang diberi asetosal.
Pembahasan
Waktu perdarahan atau bleeding
time merupakan waktu mulai perdarahan sampai dengan darah mencit berhenti
keluar. Hasil penelitian menunjukkan rerata waktu perdarahan tersingkat
terdapat pada kelompok P0 yaitu kontrol negatif. Hal ini dikarenakan pemberian
aquades yang bersifat netral, sehingga tidak akan memberikan efek. Selain itu,
rerata waktu perdarahan terpanjang terdapat pada ekstrak etanol daun alpukat
dengan dosis 252 mg/20 g BB mencit dan tidak terdapat perbedaan yang
siginifikan antar kelompok uji 3 (ekstrak etanol daun alpukat 252 mg/20 g BB
mencit) dan kelompok kontrol positif asetosal. Hal ini kemungkinan asetosal dan
ekstrak etanol daun alpukat dosis 252 mg/20 g BB mencit mempunyai aktivitas
yang sama dalam menghambat agregasi platelet. Asetosal merupakan obat
antitrombotik yang dapat menghambat agerasi platelet dengan cara asetilase
irreversibel enzim siklooksigenase, sehingga dapat memperpanjang atau meningkatkan
waktu perdarahan hewan uji.10
Daun alpukat diduga mampu memperpanjang waktu perdarahan karena
mengandung senyawa metabolit sekunder berupa flavonoid (quercetin), saponin, alkaloid dan polisakarida. Quercetin diduga mampu memperpanjang
waktu perdarahan dengan cara menghambat agregasi platelet atau trombus melalui
mekanisme penghambatan pelepasan asam arakhidonat.2
Quercetin merupakan salah satu bentuk dari flavonoid yang sering
ditemukan dalam buah-buahan dan sayuran.8 Quercetin mempunyai
kemampuan untuk menghambat agregasi
platelet dan trombus.11 Karena quercetin mampu menghambat
pelepasan asam arakidonat dan sekresi enzim lisosom dari membran sel. Penghambatan
pelepasan asam arakidonat akan menyebabkan berkurangnya substrat asam
arakidonat pada jalur siklooksigenase dan jalur lipooksigenase yang pada
akhirnya akan menekan jumlah prostaglandin, prostraksiklin, endoperoksida, dan
tromboksan A2. Tromboksan A2 berperan sebagai koagulasi atau agen pembekuan
darah, dimana tromboksan A2 ini merupakan produk akhir asam arakidonat yang
meyebabkan platelet berubah bentuk, melepaskan granulanya, dan beragregasi.
Oleh karena itu, terhambatnya asam arakidonat bagi jalur siklooksigenase pada
akhirnya akan menekan jumlah substrat arakidonat yaitu salah satunya tromboksan
A2, sehingga tidak ada yang mempromosikan terbentuknya agregasi trombosit
sehingga menyebabkan perpanjangan waktu perdarahan.9
Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat bahwa dosis obat (dalam
hal ini ekstrak etanol daun alpukat) yang diberikan bertingkat mulai dari 63
mg/20 g BB mencit, 126 mg/20 g BB mencit dan 252 mg/ 20 g BB mencit. Semakin
besar dosis yang diberikan diduga kandungan quercetin semakin banyak dan reaksi
yang ditimbulkan akan semakin kuat.
Kesimpulan
Ekstrak etanol daun alpukat memiliki pengaruh terhadap peningkatan
waktu perdarah mencit sehingga dapat digunakan sebagai alternatif obat
antitrombotik dan dosis ekstrak etanol daun alpukat 252 mg/20 g BB mencit
memiliki efek peningkatan waktu perdarahan yang sama dengan asetosal.
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Kesehatan RI. Penyakit Tidak Menlular.
2012.
Magdalena, et al. Pengaruh Daun Katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr.) terhadap Waktu Perdarahan (Bleeding Time) pada Tikus Wistar Jantan
sebagai Alternatif Obat Antitrombotik. 2015.
Tjay, T.H., Rahardja K. Obat-obat Penting : Khasiat,
Penggunaan, dan Efek-Efek Sampingnya. IV. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo; 2002.
Perwitasari, D. A., Supadmi, W. dan K. Monitoring Efek Samping Penggunaan
Antitrombotik Pada Pasien Infark Miokard Akut. Monit Efek Samping Pengguna
Antitrombotik Pada Pasien Infark Miokard Akut. 2010.
Kementrian Kesehatan RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia, Nomor 381/MENKES/SK/III/2007, Tentang Kebijakan Obat Tradisional
[Internet]. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor
381/MENKES/SK/III/2007, Tentang Kebijakan Obat Tradisional
indonesia;2007.Availablefrom:http://www.litbang.depkes.go.id/download/regulasi/KMK_381_2007_
OBAT_TRADISIONAL.pdf
Agromedia R. Buku Pintar Tanaman Hias. Jakarta: PT. Agromedia
Pustaka; 2007.
Mursito B. . Ramuan Tradisional untuk Pengobatan Jantung.
Jakarta: PT. Penerba Swadaya; 2007.
Li Y, Yao J, Han C, et al. Quercetin, inflammation and
immunity. Nutrients. 2016.
Lijaya LS, Adriatmoko W, Cholid Z, Gigi FK, Jember U, Gigi
FK, et al. Perpanjangan Waktu Perdarahan pada Pemberian Perasan Bawang Merah (Allium ascalonicum) (The Effect of Red
Onion Juice (Allium ascalonicum) to
Prolongation of Bleeding Time). 2014.
Gilman
& Gilman. Dasar Farmakologi Terapi Volume 1. 10th ed. (Joel GH,
LImbird LE, eds.). Jakarta: EGC; 2007.
Kelly GS. Quercetin. Altern Med Rev. 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar