Rabu, 28 Desember 2016

Agus Hendra Al-Rahmad: Jurnal Al-Mumtaz, Volume 5, Nomor 2, Juli-Desember 2016, hal. 7-12

CHOLESTEROL VALUE IN BLOOD A TEACHERS BY FIBER INTAKE
IN PRIMARY SCHOOL

Oleh:
Agus Hendra Al-Rahmad



ABSTRACT

Background:. Cholesterol is one of the elements of fat and contained in every human body. Cholesterol harm if the amount exceeds normal limits. Figures average prevalence of hypercholesterolemia in Indonesia reached 19.8%. The fiber content can lower cholesterol by binding to bile acids that can lower cholesterol and excreted from the body through feses.
Method: This type of research is descriptive analytic with cross sectional design. Samples are elementary school teachers in the district of Ulee Kareng with a sample of 52 people were taken by purposive sampling. Data collected fiber intake with food recall method and data by checking cholesterol levels in blood cholesterol levels using a test strip benecheck koleseterol. Analysis of the data used is the chi-square test at the 95% confidence level. Results: The average fiber intake of 15 grams ± 6.4 samples. The average blood cholesterol levels of 210 mg/dl ± 58.8. High blood cholesterol levels greater obtained on samples with less fiber intake (74.2%) compared to samples with sufficient fiber intake (28.6%). From the statistical test showed that there is a relationship between fiber intake with blood cholesterol levels (p <0 .05="" o:p="">
Conclusion: There is a significant association between fiber intake with blood cholesterol levels in primary school teachers in the district of Banda Aceh's Ulee Kareng. It can be concluded teachers should be able to get used to a healthy diet from an early age by consuming lots of fiber is sufficient to suppress the incidence of disease caused by high blood cholesterol levels.

Keywords : Fiber Intake, Blood Cholesterol Levels

KADAR KOLESTEROL DALAM DARAH MENURUT ASUPAN SERAT
PADA GURU SEKOLAH DASAR

ABSTRAK

Latar Belakang: Kolesterol merupakan salah satu elemen lemak dan terdapat di  setiap tubuh manusia. Kolesterol merugikan jika jumlahnya melebihi batas normal. Angka prevalensi hiperkolesterol rata-rata di Indonesia tercatat mencapai 19,8%. Kandungan serat dapat menurunkan kolesterol dengan cara mengikat asam empedu sehingga dapat menurunkan kolesterol dan dikeluarkan dari tubuh melalui feses.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan serat dengan kadar kolesterol pada guru sekolah dasar. Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan desain crosssectional. Sampel adalah guru Sekolah Dasar di Kecamatan Ulee Kareng dengan jumlah sampel 52 orang diambil dengan cara purposive sampling. Data asupan serat dikumpulkan dengan metode food recall dan data kadar kolesterol dengan pemeriksaan kadar kolesterol darah menggunakan alat benecheck test strip koleseterol. Analisa data digunakan adalah chi-square test pada derajat kepercayaan 95%. Hasil: Rata-rata asupan serat sampel 15 gram ± 6,4. Rata-rata kadar kolesterol darah 210 mg/dl ± 58,8. Kadar kolesterol darah tinggi lebih besar didapatkan pada sampel dengan asupan serat kurang (74,2%) dibandingkan dengan sampel dengan asupan serat cukup (28,6%). Dari hasil  uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan antara asupan serat dengan kadar kolesterol darah (p < 0,05). Kesimpulan: Ada hubungan yang bermakna antara asupan serat dengan kadar kolesterol darah pada guru sekolah dasar di Kecamatan Ulee Kareng Banda Aceh. Dapat disimpulkan guru hendaknya dapat membiasakan pola makan yang sehat sejak dini dengan banyak mengkonsumsi serat yang cukup guna menekan angka kejadian penyakit yang diakibatkan oleh tinggi kadar kolesterol darah.

Kata Kunci : Asupan Serat, Kadar Kolesterol Darah

PENDAHULUAN

Kolesterol merupakan salah satu elemen lemak dan terdapat di  setiap tubuh manusia. Kolesterol akan menjadi merugikan dan dianggap sebagai penyebab berbagai penyakit mematikan jika jumlahnya melebihi batas normal.1 Berdasarkan data yang dipublikasikan WHO, saat ini 25% penduduk dunia memiliki kadar kolesterol tinggi.  Data Riskesdas 2010 rata-rata konsumsi lemak penduduk di Indonesia 25,6% dari total konsumsi energy.2  Dari hasil penelitian para dokter di Aceh, penyebab tinggi  kasus penyakit jantung karena gaya hidup masyarakat yang suka mengkonsumsi makanan kolesterol tinggi dan makanan manis. sebanyak 90%.3
Pola makan selalu tertuju pada hidangan praktis, cepat saji dan tidak mudah membusuk sehingga mengenyampingkan salah satu kebutuhan dalam menu makanan yaitu serat.4 Data hasil penelitian Departemen Kesehatan tahun 2008, konsumsi serat masyarakat di Indonesia hanya sekitar 10,7 gram per hari.5 Angka prevalensi masyarakat Aceh yang kurang mengkonsumsi sayur dan buah masih rendah yaitu sekitar 95,9%. Rendahnya konsumsi buah dan sayur kurang dari 5 porsi/hari selama 7 hari dalam seminggu khususnya pada umur 75 tahun keatas yaitu sebanyak 95,3%.6
Serat mempunyai peranan penting terhadap penurunan kadar kolesterol darah, hal ini terjadi karena diikatnya kolesterol oleh serat yang terjadi di perut dan usus. Serat membentuk gelatin melewati pencernaan mengikat asam empedu dan mengikat kolesterol selanjutnya dikeluarkan melalui tinja. Dengan menarik kolesterol keluar dari pencernaan, kadar kolesterol yang masuk ke dalam darah menurun.7
Kandungan serat dapat menurunkan kolesterol dengan cara mempengaruhi penyerapan lambung dan usus dengan mengikat asam empedu sehingga dapat menurunkan penyerapan lemak, mengontrol kolesterol dan dikeluarkan dari tubuh melalui feses. Dengan demikian, hati harus memproduksi lebih banyak asam empedu untuk mengganti asam empedu yang hilang.8

METODE PENELITIAN

Tempat penelitian adalah di Sekolah Dasar Kecamatan Ulee Kareng Banda Aceh. Kecamatan Ulee Kareng dipilih sebagai lokasi penelitian karena merupakan salah satu wilayah yang terletak ditengah Provinsi Aceh yakni kota Banda Aceh. Penelitian akan dilakukan pada 6 Sekolah Dasar yang ada di wilayah Kecamatan Ulee Kareng.
Penelitian ini bersifat deskriptif analitik yang dilakukan secara crossectional. Sampel dalam penelitian ini adalah guru sekolah dasar di Kecamatan Ulee Kareng Banda Aceh. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling sebanyak 52 orang guru. Kriteria karakteristik guru yang menjadi sampel adalah bersedia menjadi sampel, sampel berusia≥ 25 tahun dan tidak membedakan jenis kelamin.
Pengumpulan data penelitian ini selain data karakteristik responden juga pengumpulan data asupan serat yang meliputi cukup atau kurangnya asupan serat diperoleh dengan cara wawancara menggunakan form food recall 24 jam selama 3 hari sedangkan data kadar kolesterol yang meliputi normal atau tinggi kadar kolesterol darah diperoleh dengan cara pemeriksaan kolesterol menggunakan alat Benecheck Test Strip Kolesterol.
Dalam analisa data menggunakan analisa univariat yaitu secara deskriptif yang meliputi data distribusi frekuensi sampel, asupan serat dan kadar kolesterol darah, sedangakan analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan asupan serat dengan kadar kolesterol darah pada guru sekolah dasar di Kecamatan Ulee Kareng Banda Aceh.

HASIL PENELITIAN

1.        Karakteristik Sampel
Gambaran terhadap data karakteristik sampel meliputi umur dan jenis kelamin disajikan pada tabel 1.

Tabel 1.
Distribusi Sampel Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin Guru

Karakteristik
n
%
Umur
-       25 – 35 tahun
-       36 – 45 tahun
-       >45 tahun

19
8
25

36,5
15,4
48,1
Jumlah
52
100
Jenis Kelamin


-       Laki-laki
-       Perempuan
7
45
13,5
86,5
Jumlah
52
100

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa sebagian besar umur berada diatas 45 tahun sebanyak 25 orang (48,1%) sedangakan jenis kelamin terbanyak adalah perempuan yaitu 45 orang (86,5%).

2.        Asupan Serat
Rata-rata asupan serat sampel 15 gram ± 6,4, asupan serat tertinggi 25 gram dan terendah 8 gram, sedangkan asupan serat guru di Sekolah Dasar Kecamatan Ulee Kareng Banda Aceh seperti table 2 seperti dibawah ini.

Tabel 2.
Distribusi Asupan Serat Guru di Sekolah Dasar Kecamatan Ulee Kareng 2013


Asupan Serat
   n
               %
Kurang
Cukup
  31
  21
    59,6
    40,4
Jumlah
  52
    100

Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa asupan serat sebagian besar berada pada asupan serat kurang yaitu 59,6%.



3.        Kadar Kolesterol Darah
Rata-rata kadar kolesterol darah sampel 210 mg/dl ± 58,8, kadar kolesterol tertinggi 340 mg/dl dan terendah 111 mg/dl, sedangkan kadar kolesterol guru di Sekolah Dasar  Kecamatan Ulee Kareng Banda Aceh seperti tabel 3.
Selanjutnya, berdasarkan tabel 3 tergambarkan bahwa proporsi guru yang mempunyai kadar kolesterol tinggi (55,8%) lebih besar. Rendahnya aktifitas serta pola makan salah merupakan penyebab hal tersebut.

Tabel 3.
Distibusi Kadar Kolesterol Darah Pada Guru

Kadar Kolesterol
n
%
Tinggi
Normal
29
23
55,8
44,2
Jumlah
52
100


4.        Hubungan antara Asupan Serat dengan Kadar Kolesterol Darah

Hasil analisis hubungan antara asupan serat dengan kadar kolesterol darah dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4.
Hubungan antara Asupan Serat dengan Kadar Kolesterol Darah Tahun 2013

Asupan Serat
Kadar Kolesterol
Tinggi
Normal
n
%
p

0,003
n
%
n
%
Kurang
23
74,2
8
25,8
31
100
Cukup
6
28,6
15
71,4
21
100

Dari tabel 4 dapat dilihat, kadar kolesterol darah tinggi lebih besar didapatkan pada sampel dengan asupan serat kurang (74,2%) dibandingkan dengan sampel dengan asupan serat cukup (28,6%).
Dari hasil  uji statistik dengan menggunakan chi-square test pada derajat kepercayaan 95% menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara asupan serat dengan kadar kolesterol darah (p < 0,05).


PEMBAHASAN

Hasil penelitian pada tabel 4 menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara asupan serat terhadap kadar kolesterol darah, dimana diperoleh p < 0,05.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Anisya (2009), yang berjudul “Hubungan Asupan Serat Larut Air dari Buah dan Sayur dengan Kadar Kolesterol Total Darah Pada Pasien Rawat Jalan di RS Bhayangkara Sartika Asih Bandung”. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa asupan serat larut air dari buah dan sayur tidak berhubungan dengan kadar kolesterol darah sebelum ataupun setelah dikontrol dengan variabel perancu.
Hubungan serat dapat menurunkan kadar kolesterol darah yaitu sesuai dengan fungsinya, serat mengikat lemak yang terjadi di usus dan perut. Serat ini membentuk gelatin dan melewati pencernaan mengikat asam empedu dan mengikat kolesterol selanjutnya dikeluarkan melalui tinja. Dengan menarik kolesterol keluar dari pencernaan, kadar kolesterol yang masuk ke dalam darah menurun.
Proses penurunan kadar kolesterol ini terkait dengan fungsi hati dalam memproduksi asam empedu. Serat larut mengikatkan dirinya ke asam empedu, membawanya ke dalam tinja. Dengan demikian, maka hati harus memproduksi lebih banyak asam empedu untuk mengganti asam empedu yang hilang. Supaya bisa memproduksi asam empedu, hati memerlukan kolesterol. Kolesterol ini, berkat jasa serat, disingkirkan dari tubuh dan bukannya tertimbun di dalam arteri yang menyebabkan terjadinya arterosklerosis.9
Serat mengikat garam empedu untuk mencerna lemak dan mengeluarkannya dari tubuh. Ikatan ini terjadi di usus. Kolesterol digunakan untuk membuat garam empedu, maka makin banyak garam empedu yang dikeluarkan, makin banyak kolesterol yang hilang. Itulah sebabnya kolesterol dalam tubuh menurun. Penelitian menunjukkan adanya hubungan positif antara serat dan kolesterol. Tetapi, untuk mendapatkan efek positif menurunkan kadar kolesterol, juga perlu mengimbanginya dengan makanan rendah lemak dan olahraga secara teratur. 10
Dari piramida makanan dalam panduan gizi seimbang yang dikeluarkan Depkes RI, sayur dan buah-buahan adalah sumber serat, vitamin, mineral serta memiliki fungsi sebagai zat pengatur bekerjanya fungsi organ-organ tubuh. Selain itu serealia, umbi-umbian dan kacang-kacangan juga merupakan sumber serat yang tidak kalah pentingnya.11
Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi, tubuh manusia dewasa disarankan untuk mengonsumsi serat sekitar 25 – 30 gram per hari untuk mendukung metabolisme. Salah satu sumber serat terbesar berasal dari buah dan juga sayur. Serat dapat mengikat lemak, gula dan kolesterol yang terkandung dalam makanan dan membuangnya bersama dengan feses. Sehingga secara tidak langsung, serat dapat menjaga kadar gula darah sehingga baik untuk pembuluh darah dan dapat menghambat penyerapan lemak serta tidak terjadi hipokolesterol dan sangat baik untuk kesehatan jantung.
Makanan berserat tinggi akan membantu menurunkan kolesterol. Menurunkan kolesterol dengan mengurangi jumlah lemak jenuh dalam makanan. Makanan berserat tinggi seperti sayur-sayuran akan menurunkan kolesterol. Ingatlah selalu untuk memasukkan dua porsi buah-buahan dan dua porsi sayur-sayuran dalam makanan sehari-hari. Sereal seperti gandum kulit padi telah diketahui dapat menurunkan kolesterol.5
Konsumsi serat yang tinggi dapat memacu hormon dari usus halus yaitu cholecystokinin yang akan memberi sinyal ke otak untuk memerintahkan rasa kenyang. Selain itu, serat juga dapat membantu turunkan berat badan serta Irritable Bowel Syndrome, dimana kondisi tidak nyaman pada perut dan serat juga bisa mencegah angka kejadian penyakit kanker. Sedangkan kekurangan serat, akan beresiko terhadap berbagai penyakit metabolik seperti kencing manis. Kencing manis selanjutnya akan meningkat karena karbohidrat tidak terpecah secara sempurna.8
Konsumsi lemak jenuh dan kolesterol dari makanan sehari-hari akan meninggikan kadar kolesterol darah. Selain itu, kebiasaan kurang mengkonsumsi jenis bahan makanan yang dapat membantu menurunkan kolesterol (hiperkolesterol) seperti serat dari sayur-sayuran, buah-buahan dan kacang kedelai (termasuk tempe) juga dapat mempengaruhi kadar kolesterol darah.12
Walaupun sayur dan buah menjadi satu-satunya suplier serat, akan tetapi teknik mengkonsumsinya dapat beragam. Ulul menyarankan untuk memvariasikan buah dan sayur tidak hanya dalam bentuk 'gelondongan' akan tetapi bisa dibuat menjadi jus dengan menambahkan beberapa bahan makanan sehat seperti susu atau yoghurt untuk menambah protein.


KESIMPULAN

Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara asupan serat dengan kadar kolesterol darah pada guru sekolah dasar di Kecamatan Ulee Kareng Banda Aceh, dimana p < 0,05.
Diharapkan kepada Dinas Pendidikan agar dapat memberikan informasi melalui konseling atau penyuluhan oleh Ahli Gizi terhadap guru tentang penanganan kadar kolesterol darah dengan mengkonsumsi serat. Pada guru hendaknya perlu peningkatan asupan serat dengan cara membiasakan pola makan yang sehat sejak dini dengan banyak mengkonsumsi serat yang cukup guna menekan angka kejadian penyakit yang diakibatkan oleh tinggi kadar kolesterol darah.


KEPUSTAKAAN

 Soeharto, I., 2004. Penyakit Jantung Koroner dan Serangan Jantung, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI., 2010. Riset Kesehatan Dasar.
Bakri., 2012. Berobat Seumur Hidup karena Jantung Koroner, Serambi Indonesia. http://aceh.tribunnews.com/ 2012/09/16/berobat-seumur-hidup-karena-jantung-koroner[ cited Jan 26 2013]
Tapan, E.,2005. Penyakit Degeneratif, Elex Media Komputindo,  Jakarta.
Tazli., 2012. Konsumsi Serat Masyarakat Masih Rendah. Tribun Medan.http://medan.tribunnews.com/2012/12/06/konsumsi-serat-masyarakat-masih-rendah[ cited Feb 02 2013 ]
Kementrian Kesehatan RI., 2007. Riset Kesehatan Dasar.
Soeharto, I., 2004. Penyakit Jantung Koroner dan Serangan Jantung, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Garzia., 1995., Effect of Pectin and Amidated Pectinon Cholesterol Homeostasis and caecal metabolism in Rats Fed a High-Cholesterol Diet.
Nilawati, S dkk., 2008. Care Yourself Kolesterol, Niaga Swadaya, Jakarta. 
Badrialaily., 2004. Studi Tentang Pola Konsumsi Serat Pada Mahasiswa, Fakultas Pertanian Institusi Pertanian, Bogor.
Bangun, A.P.,2005. Terapi Jus dan Ramuan Tradisional Untuk Kolesterol, Agro Media Pustaka, Jakarta.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar