Rabu, 28 Desember 2016

Magfirah: Jurnal Al-Mumtaz, Volume 5, Nomor 2, Juli-Desember 2016, hal. 47-52

HUBUNGANPENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN
STIMULASI BICARADAN BAHASAPADA BALITA
DI PAUD NURUL A’LA
KOTA LANGSA

Oleh:
Magfirah


ABSTRAK
Latar Belakang: Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan peneliti di Paud Nurul A’la Kota Langsa padatanggal25 Mei 2016.Dari hasil wawancara dengan orang tua dari 9 anak yang berumur 2-5 tahun yang tidak diberikan stimulasi mulai dari kesulitan berbicara, berbahasa dan banyak ibu yang tidak mengetahui tentang stimulasi pada anak. TujuanPenelitian: Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian stimulasi bicara dan bahasa pada balita di PAUD Nurul A’la Kota Langsa. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di PAUD Nurul A’laBulan Juni – Juli2016. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive random sampling. Pengumpulan data dengan Penyebaran Kuesioner dengan menggunakan pedoman stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak ditingkat pelayanan kesehatan dasar, sesuai dengan usia balita. Selanjutnya dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square test. Hasil Penelitian: Uji chi-square test hubungan pengetahuan ibu dengan  pemberian stimulasi bicara dan bahasa pada balita di PAUD Nurul A’la Kota Langsa 2016 dengan nilai P = 0,004 (P < 0,05). Kesimpulan :Ada hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian stimulasi bicara dan bahasa pada balita Di PAUD Nurul A’la Kota Langsa 2016. Saran :Diharapkan kepada tenaga kesehatan untuk memberikan bimbingan dan informasi tentang manfaat stimulasi bicara dan bahasa pada balita.

Kata Kunci: Stimulasi bahasa dan bicara, Pengetahuan

PENDAHULUAN
Setiap anak perlu mendapat stimulusi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi tumbuh kembang anak dilakukan oleh ibu dan ayah yang merupakan orang tua terdekat dengan anak, pengganti ibu atau pengasuh anak, anggota keluarga  lain kelompok masyarakat dilingkungan rumah tangga masing-masing dan dalam kehidupan sehari-hari. Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang anak bahkan gangguan yang menetap (Kemenkes  RI , 2011).Upaya pemerintah dalam mengatasi masalah ini yaitu melalui program Bina Keluarga Dan Balita (BKB). Program Bina Keluarga Balita adalah program pembinaan kesehatan usia dini pada keluarga dan balita. Keluarga yang mempunyai anak berusia dibawah lima tahun diberi pengetahuan mengenai tumbuh kembang anak, cara mendeteksi dan bagaimana caranya agar tumbuh kembang anak normal. Sehingga program Bina Keluarga Dan Balita (BKB) ini ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesadaran ibu serta anggota keluarga lain dalam membina tumbuh kembang balita nya (BKKBN, 2011).
Pengetahuan ibu dalam memberikan stimulasi pada anak sangat penting. Banyak ibu yang masih belum mempunyai pengetahuan yang benar tentang stimulasi perkembangan pada anak, ketidaktahuan tentang perkembangan yang dimaksud stimulasi perkembangan maupun tujuan pemberian stimulasi (Rosita, 2013).Dalam lima tahun terakhir ini, kasus keterlambatan bahasa pada anak meningkat secara signifikan, angka kejadian di Amerika serikat berkisar 12-16%,Thailand 24%, dan Argentina 22%, di Indonesia antara 13%-18% (Hidayat, 2010, dalam dkk 2013). Penyebab utamanya adalah stimulasi berupa komunikasi aktif dari orang tua kepada anak kurang aktif (Desmita, 2009, dalam dkk 2013).
Berdasarkan Study pendahuluan yang peneliti lakukan di Paud Nurul A’la  Kota Langsa pada tanggal 7 April 2016 jumlah balita di Paud tersebut adalah 49 orang balita. Dari hasil wawancara dengan orang tua balita diperoleh bahwa 9 anak yang berumur 2-5 tahun yang tidak diberikan stimulasi mulai dari kesulitan berbicara, berinteraksi dengan orang lain seperti menunjukkan emosi secara berlebihan dan tidak mendapatkan stimulasi sesuai dengan usianya dan banyak ibu yang tidak mengetahui tentang stimulasi pada anak.Berdasarkanuraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian Stimulasi Bicara Dan Bahasa Pada Balita Di Paud Nurul A’la 2016”.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu variable sebab akibat yang terjadi pada objek penelitian diukur atau dikumpul kan secara simultan (Notoatmodjo, 2010).Penelitian dilaksanakanpada bulan Juni - Juli 2016 di Paud Nurul A’la Kota Langsa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai balita di Paud Nurul A’la Kota Langsa.Yang berjumlah 49 orang pada tahun 2016. Sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang ibu yang mempunyai balita di Paud Nurul A’la Kota Langsa dengan kriteria balita berusia 2 – 5 tahun dan ibu berdomisili di Kota Langsa.Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berisi 15 pertanyaan yang terdiri dari : 10 pertanyaan tentang pengetahuan dan 5 pertayaan tentang stimulasi bicara dan bahasa sesuai dengan usia balita.Untuk mengukur pengetahuan digunakan alat test dalam bentuk kuesioner dengan alternative multiple choice dengan jumlah pertanyaan sebanyak 10 pertanyaan, bila jawaban benar diberi skor 1 (satu) bila jawaban salah diberi skor 0.Pengukuran pemberian stimulus bicara dan bahasa terdiri dari 5 soal sesuai dengan usia balita, setiap pertanyaan bila jawaban yang benarnilainya 1 dan bila jawaban yang salah nilai 0 (Notoatmodjo, 2010).

HASIL PENELITIAN
Analisaunivariatpenyajian hasil penelitian memberikan gambaran mengenai distribusi frekuensi dari responden, baik variabel dependen maupun variabel independen yang meliputi pengetahuan.
Tabel 1.Distribusi FrekuensiPemberian Stimulasi Pada Balita di PaudNurulA’la Kota Langsa Tahun 2016
No
PemberianStimulasi
f
%
1
2
Tidak
Ya
13
17
43.4
56.6
Total
30
100

Tabel 1menunjukkan bahwa dari 30 (100%) respondenmayoritasibumelakukan pemberian stimulasiyaitusebanyak 17 (56.6%).

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu di PaudNurulA’la Kota Langsa Tahun 2016
No
Pengetahuan
f
%
1
2
Kurang
Baik
9
21
30.0
70.0
Total
30
100

Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 30 (100%) respondenmayoritasibumemiliki pengetahuan baikyaitusebanyak 21 (70.0%).


Analisa bivariattentang hubungan pengetahuan ibudengan pemberian stimulasi Pada balita
Tabel 3. Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian Stimulasi Pada Balita Di PaudNurulA’la Kota Langsa Tahun 2016
Pengetahuan
Stimulasi

Total


P
Tidak
Ya
Kurang
8 (88,9%)
5 (23,8 %)
1 (11,1%)
16 (72,6%)
      9(100%)
21(100%)
25.600
0,002
Baik










Tabel3 di atas menunjukkan bahwa dari 30 (100%) ibu yang berpengetahuan kurang mayoritas tidak memberikan stimulasi pada anaknya yaitu sebanyak 8 (88,9%) dan ibu yang berpengetahuan baik mayoritas memberikan stimulasi kepada anaknya yaitu sebanyak 16 (72,6%). Hasil uji  statistik dengan menggunakan Chi-square test di dapatkan nilai P value = 0,002 (P < 0,05), hal ini menunjukkan bahwa hipotesa yang menyatakan ada hubungan pengetahuan ibu pemberian stimulasi terbukti (Ha diterima) artinya semakin rendah pengetahuan ibu semakin besar kemungkinan ibu untuk tidak melakukan pemberian stimulasi.

PEMBAHASAN
Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian Stimulasi di PaudNurulA’la Kota LangsaTahun 2016.
Hasil uji  statistik dengan menggunakan Chi-square test di dapatkan nilai P value = 0,002 (P < 0,05), hal ini menunjukkan bahwa hipotesa yang menyatakan ada hubungan pengetahuan ibu pemberian stimulasi terbukti (Ha diterima) artinya semakin rendahpengetahuan ibu semakin besar kemungkinan ibu tidak melakukan pemberian stimulasi bicara dan bahasapadaanaknya.
Berdasarkanhasilpenelitian yang dilakukanKosegeran (2013), di perolehhasil dimana ada hubungan antara pengetahuan dengan permberian stimulasi dan didapatkan hasil p = 0.005 dengan alpha (α = 0,05).Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang.
Pengetahuan sangat berpengaruh terhadap sesuatu yang dikerjakan ibu, hal ini sangat diperlukan untuk mencapai status kesehatan ibu yang optimal, membantu, memantau dan mempertahankan kesehatan balitanya. Menurut Notoadmojo (2007) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Menurut Mubarak (2007) pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh pendidikan, pekerjaan, umur, minat, pengalaman, kebudayaan lingkungan, dan informasi.
Penelitiberasumsitentanghubungan pengetahuan dengan pemberian stimulasi bicara dan bahasa pada balita sangat berpengaruh pada pengetahuan ibu, karena pada saat peneliti melakukan penelitian, peneliti menjumpai responden yang merupakan orang tua dari peserta didik PAUD Nurul A’la yang menyatakan kurang tahu dan kurang paham tentang cara memberikan stimulasi pada anaknya. Bahkan mereka menyatakan bahwa stimulasi pada anak tidak terlalu menjadi prioritas utama. Namun masih ditemukan ibu dengan pengetahuan baik yang tidak melakukan stimulasi dini pada anaknya, kemungkinan dikarenakan ibu belum memahami betul manfaat stimulasi dan masih lebih mementingkan kesibukanya sendiri.

Kesimpulan
Berdasarkanhasilpenelitian yang telah dilakukan di Paud Nurul A’la Kota Langsa Tahun 2016 pada tanggal 24 Juni sd 8 Juli yang telah peneliti lakukan terhadap responden, Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian Stimulasi Bicara Dan Bahasa Pada Balita Di Paud Nurul A’la Kota Langsa Tahun 2016, makapenelitimenarikkesimpulan yaitu Ada hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian stimulasi pada balita dengan nilai P = 0,002 (P < 0,05)

 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat dikemukakan beberapa saran yaitu:
1.         Diharapkan kepada petugas kesehatanbaikDinas Kesehatan,PuskesmasdanBidan, untuk berperan aktif dalam memberikan motivasi daninformasisertamotivasikepada ibu supaya kiranya dapat melakukan pemberian stimulasi bahasa dan bicara yang benar kepada balita atau anak- anaknya.
2.         Diharapkan kepada Ibu Pengajar di PAUD Nurul A’la Kota Langsa agar mengadakan pertemuan orangtua murid untuk memberikan informasi mengenai pemberian stimulasi bicara dan bahasa melalui media seperti poster, leflet, flipchart dll, sehingga dapat menambah wawasan ibu tentang stimulasi pada anaknya.
3.         Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar dapat melakukan penelitian yang lebih mendalam dan dikembangkan dengan menggunakan variabel-variabel yang lain sepertimisalnyapendidikan,pekerjaan, umur, minat, pengalaman, lingkungandaninformasisehingga dapat memperoleh hasil yang lebih baik terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan stimulasi bicara dan bahasa.

  
DAFTAR PUSTAKA

BKKBN. 2011. Buku Pegangan Kader Bina Keluarga Balita: Bandung
Depkes RI 2011. Pedoman Pelaksana Stimulasi, Deteksi Dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta.
Depkes RI 2007. Analisis Situasi Dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta Depkes RI
Desmita, dkk 2013. Hubungan Perilaku Pemberian Stimulasi Perkembangan Dengan Perkembangan Bayi Usia 0-12 Bulan Di Desa Belotan Wilayah Kerja Puskesmas Bendo Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan
Dewi,  dkk. (2013) asuhan neonatus bayi dan balita. Jakarta :selemba medika.
Dinas Kesehatan Kota  Langsa. 2016. Profil Kesehatan Aceh.
Gustia, 2012. Tumbuh Kembang, Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada Balita. Nuha Medika: Yogyakarta
Hidayat dkk. 2013. Hubungan Perilaku Pemberian Stimulasi Perkembangan Dengan Perkembangan Bayi Usia 0-12 Bulan Di Desa Belotan Wilayah Kerja Puskesmas Bendo Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan
Jaenudin E. 2010. Stimulasi Keluarga Pada Perkembangan Bicara Anak Usia 6-36 Bulan Di Kelurahan Kuningan Semarang Utara.
Laras.2012.https://www.sahabatnestle.co.id/Page/anak/parenting/tips/stimulasi-bijak-awal-anak-cerdas. diambil tanggal 19 april  2014.
Machfoed,I 2008. Metodelogi penelitian bidang kesehatan, Keperawatan, Kebidanan, Kedokteran. Yogyakarta: Fitramaya
Maryunani, A. 2010. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. CV. Trans Info Media
Moersintowarti, N, 2008. Asuhan keperawatan bayi dan anak, penerbit selemba medika. Jakarta.
Mubarak, i. Dkk. 2007. Promosi Kesehatan. Graha Ilmu: Yogyakarta
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta: Jakarta.
Rosita 2013 . Psikologi Bayi, Balita dan Anak. Nuha Medika: Yogyakarta
Wardani ,K,A, 2013. Hubungan Perilaku Pemberian Stimulasi Perkembangan Dengan Perkembangan Bayi Usia 0-12 Bulan.
Widodo,2013.http://kesehatan.kompasiana.com/ibudananak/2013/04/29/8-cara-stimulasi-kecerdasan-multipelpadabayi-555305.html. dikutip tanggal 12 april 2014
Worldhealth.2012. Tujuan- tindakan- memberikan stimulasi.html.dikutip tanggal 12  April 2014.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar