HUBUNGANPENGETAHUAN
IBU DENGAN PEMBERIAN
STIMULASI BICARADAN BAHASAPADA BALITA
DI PAUD NURUL A’LA
KOTA LANGSA
Oleh:
Magfirah
ABSTRAK
Latar
Belakang: Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak agar anak
tumbuh dan berkembang secara optimal. Berdasarkan hasil
survey yang dilakukan peneliti di Paud Nurul A’la Kota Langsa padatanggal25 Mei
2016.Dari hasil wawancara dengan orang tua dari 9 anak yang berumur 2-5 tahun
yang tidak diberikan stimulasi mulai dari kesulitan berbicara, berbahasa dan banyak
ibu yang tidak mengetahui tentang stimulasi pada anak. TujuanPenelitian: Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan
pemberian stimulasi bicara dan bahasa pada balita di PAUD Nurul A’la Kota
Langsa. Metode Penelitian: Penelitian
ini menggunakan metode survey analitik
dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di PAUD Nurul
A’laBulan Juni – Juli2016. Pengambilan sampel menggunakan teknik
purposive random sampling. Pengumpulan
data dengan Penyebaran Kuesioner dengan menggunakan pedoman stimulasi, deteksi
dan intervensi dini tumbuh kembang anak ditingkat pelayanan kesehatan dasar,
sesuai dengan usia balita. Selanjutnya dilakukan uji statistik dengan
menggunakan uji chi-square test. Hasil Penelitian: Uji chi-square test hubungan pengetahuan ibu
dengan pemberian stimulasi
bicara dan bahasa pada balita di PAUD Nurul A’la Kota Langsa 2016 dengan nilai P = 0,004 (P < 0,05). Kesimpulan :Ada
hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian stimulasi bicara dan bahasa pada
balita Di PAUD Nurul A’la Kota Langsa 2016. Saran :Diharapkan kepada tenaga
kesehatan untuk memberikan bimbingan dan informasi tentang manfaat stimulasi
bicara dan bahasa pada balita.
Kata Kunci: Stimulasi
bahasa dan bicara, Pengetahuan
PENDAHULUAN
Setiap anak perlu mendapat stimulusi rutin sedini mungkin dan terus
menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi tumbuh kembang anak dilakukan oleh
ibu dan ayah yang merupakan orang tua terdekat dengan anak, pengganti ibu atau
pengasuh anak, anggota keluarga lain
kelompok masyarakat dilingkungan rumah tangga masing-masing dan dalam kehidupan
sehari-hari. Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang
anak bahkan gangguan yang menetap (Kemenkes
RI , 2011).Upaya
pemerintah dalam mengatasi masalah ini yaitu melalui program Bina Keluarga Dan
Balita (BKB). Program Bina Keluarga Balita adalah program pembinaan kesehatan
usia dini pada keluarga dan balita. Keluarga yang mempunyai anak berusia
dibawah lima tahun diberi pengetahuan mengenai tumbuh kembang anak, cara
mendeteksi dan bagaimana caranya agar tumbuh kembang anak normal. Sehingga
program Bina Keluarga Dan Balita (BKB) ini ditujukan untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan kesadaran ibu serta anggota keluarga lain dalam
membina tumbuh kembang balita nya (BKKBN, 2011).
Pengetahuan ibu dalam memberikan stimulasi pada anak sangat penting. Banyak
ibu yang masih belum mempunyai pengetahuan yang benar tentang stimulasi
perkembangan pada anak, ketidaktahuan tentang perkembangan yang dimaksud
stimulasi perkembangan maupun tujuan pemberian stimulasi (Rosita, 2013).Dalam lima tahun terakhir ini,
kasus keterlambatan bahasa pada anak meningkat secara signifikan, angka kejadian
di Amerika serikat berkisar 12-16%,Thailand 24%, dan Argentina 22%, di
Indonesia antara 13%-18% (Hidayat, 2010, dalam dkk 2013). Penyebab utamanya
adalah stimulasi berupa komunikasi aktif dari orang tua kepada anak kurang
aktif (Desmita, 2009, dalam dkk 2013).
Berdasarkan Study pendahuluan yang peneliti lakukan di Paud Nurul
A’la Kota Langsa pada tanggal 7 April
2016 jumlah balita di Paud tersebut adalah 49 orang balita. Dari hasil
wawancara dengan orang tua balita diperoleh bahwa 9 anak yang berumur 2-5 tahun
yang tidak diberikan stimulasi mulai dari kesulitan berbicara, berinteraksi
dengan orang lain seperti menunjukkan emosi secara berlebihan dan tidak
mendapatkan stimulasi sesuai dengan usianya dan banyak ibu yang tidak
mengetahui tentang stimulasi pada anak.Berdasarkanuraian di atas peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan
Pemberian Stimulasi Bicara Dan Bahasa Pada Balita Di Paud Nurul A’la 2016”.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey analitik dengan
pendekatan cross sectional yaitu
variable sebab akibat yang terjadi pada objek penelitian diukur atau dikumpul
kan secara simultan (Notoatmodjo, 2010).Penelitian dilaksanakanpada bulan Juni - Juli 2016 di Paud Nurul A’la Kota Langsa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai
balita di Paud Nurul A’la Kota Langsa.Yang berjumlah 49 orang pada tahun 2016. Sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang ibu yang mempunyai
balita di Paud Nurul A’la Kota Langsa dengan kriteria balita berusia 2 – 5
tahun dan ibu berdomisili di Kota Langsa.Alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berisi 15 pertanyaan yang
terdiri dari : 10 pertanyaan tentang pengetahuan dan 5 pertayaan tentang
stimulasi bicara dan bahasa sesuai dengan usia balita.Untuk mengukur
pengetahuan digunakan alat test dalam bentuk kuesioner dengan alternative
multiple choice dengan jumlah pertanyaan sebanyak 10 pertanyaan, bila jawaban
benar diberi skor 1 (satu) bila jawaban salah diberi skor 0.Pengukuran pemberian stimulus bicara dan bahasa terdiri dari 5 soal sesuai
dengan usia balita, setiap pertanyaan bila jawaban yang benarnilainya 1 dan
bila jawaban yang salah nilai 0 (Notoatmodjo, 2010).
HASIL PENELITIAN
Analisaunivariatpenyajian hasil
penelitian memberikan gambaran mengenai distribusi frekuensi dari responden,
baik variabel dependen maupun variabel independen yang meliputi pengetahuan.
Tabel
1.Distribusi FrekuensiPemberian
Stimulasi Pada Balita di PaudNurulA’la Kota Langsa Tahun 2016
No
|
PemberianStimulasi
|
f
|
%
|
1
2
|
Tidak
Ya
|
13
17
|
43.4
56.6
|
Total
|
30
|
100
|
Tabel 1menunjukkan bahwa dari 30 (100%)
respondenmayoritasibumelakukan pemberian stimulasiyaitusebanyak 17 (56.6%).
Tabel
2. Distribusi
Frekuensi Pengetahuan Ibu di PaudNurulA’la Kota Langsa Tahun 2016
No
|
Pengetahuan
|
f
|
%
|
1
2
|
Kurang
Baik
|
9
21
|
30.0
70.0
|
Total
|
30
|
100
|
Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 30 (100%) respondenmayoritasibumemiliki pengetahuan baikyaitusebanyak 21 (70.0%).
Analisa bivariattentang hubungan pengetahuan
ibudengan pemberian stimulasi Pada balita
Tabel
3. Hubungan
Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian
Stimulasi Pada Balita Di PaudNurulA’la Kota Langsa Tahun 2016
Pengetahuan
|
Stimulasi
|
Total
|
X²
|
P
|
|
Tidak
|
Ya
|
||||
Kurang
|
8 (88,9%)
5 (23,8 %)
|
1 (11,1%)
16 (72,6%)
|
9(100%)
21(100%)
|
25.600
|
0,002
|
Baik
|
Tabel3 di atas menunjukkan
bahwa dari 30 (100%) ibu yang berpengetahuan kurang mayoritas tidak memberikan stimulasi
pada anaknya yaitu sebanyak 8 (88,9%) dan ibu yang berpengetahuan baik mayoritas
memberikan stimulasi kepada anaknya yaitu sebanyak 16 (72,6%). Hasil uji statistik dengan menggunakan Chi-square test di dapatkan nilai P value = 0,002 (P < 0,05), hal ini
menunjukkan bahwa hipotesa yang menyatakan ada hubungan pengetahuan ibu
pemberian stimulasi terbukti (Ha diterima) artinya semakin rendah pengetahuan
ibu semakin besar kemungkinan ibu untuk tidak melakukan pemberian stimulasi.
PEMBAHASAN
Hubungan
Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian Stimulasi di PaudNurulA’la Kota LangsaTahun 2016.
Hasil uji statistik dengan
menggunakan Chi-square test di
dapatkan nilai P value = 0,002 (P
< 0,05), hal ini menunjukkan bahwa hipotesa yang menyatakan ada hubungan
pengetahuan ibu pemberian stimulasi terbukti (Ha diterima) artinya semakin
rendahpengetahuan ibu semakin besar kemungkinan ibu tidak melakukan pemberian
stimulasi bicara dan bahasapadaanaknya.
Berdasarkanhasilpenelitian yang dilakukanKosegeran
(2013), di perolehhasil dimana ada
hubungan antara pengetahuan dengan permberian stimulasi dan didapatkan hasil p = 0.005 dengan alpha (α = 0,05).Pengetahuan
merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang.
Pengetahuan sangat berpengaruh terhadap sesuatu yang dikerjakan ibu,
hal ini sangat diperlukan untuk mencapai status kesehatan ibu yang optimal,
membantu, memantau dan mempertahankan kesehatan balitanya. Menurut Notoadmojo
(2007) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Menurut Mubarak
(2007) pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh pendidikan, pekerjaan, umur,
minat, pengalaman, kebudayaan lingkungan, dan informasi.
Penelitiberasumsitentanghubungan
pengetahuan dengan pemberian stimulasi bicara dan bahasa pada balita sangat
berpengaruh pada pengetahuan ibu, karena pada saat peneliti melakukan penelitian,
peneliti menjumpai responden yang merupakan orang tua dari peserta didik PAUD Nurul
A’la yang menyatakan kurang tahu dan kurang paham tentang cara memberikan stimulasi
pada anaknya. Bahkan mereka menyatakan bahwa stimulasi pada anak tidak terlalu
menjadi prioritas utama. Namun masih ditemukan ibu dengan pengetahuan baik yang
tidak melakukan stimulasi dini pada anaknya, kemungkinan dikarenakan ibu belum memahami
betul manfaat stimulasi dan masih lebih mementingkan kesibukanya sendiri.
Kesimpulan
Berdasarkanhasilpenelitian yang
telah dilakukan di Paud Nurul A’la Kota
Langsa Tahun 2016 pada tanggal 24 Juni sd 8 Juli yang telah peneliti
lakukan terhadap responden, Hubungan Pengetahuan
Ibu Dengan Pemberian Stimulasi Bicara Dan Bahasa Pada Balita Di Paud Nurul A’la
Kota Langsa Tahun 2016, makapenelitimenarikkesimpulan yaitu Ada hubungan
pengetahuan ibu dengan pemberian stimulasi pada balita dengan nilai P = 0,002
(P < 0,05)
Saran
Berdasarkan
kesimpulan di atas maka dapat dikemukakan beberapa saran yaitu:
1.
Diharapkan kepada petugas
kesehatanbaikDinas Kesehatan,PuskesmasdanBidan, untuk berperan aktif dalam
memberikan motivasi daninformasisertamotivasikepada ibu supaya kiranya dapat
melakukan pemberian stimulasi bahasa dan bicara yang benar kepada balita atau
anak- anaknya.
2.
Diharapkan kepada Ibu Pengajar di
PAUD Nurul A’la Kota Langsa agar mengadakan pertemuan orangtua murid untuk
memberikan informasi mengenai pemberian stimulasi bicara dan bahasa melalui
media seperti poster, leflet, flipchart dll, sehingga dapat menambah wawasan
ibu tentang stimulasi pada anaknya.
3.
Diharapkan kepada peneliti
selanjutnya agar dapat melakukan penelitian yang lebih mendalam dan
dikembangkan dengan menggunakan variabel-variabel yang lain
sepertimisalnyapendidikan,pekerjaan, umur, minat, pengalaman,
lingkungandaninformasisehingga dapat memperoleh hasil yang lebih baik terhadap
faktor-faktor yang berhubungan dengan stimulasi bicara dan bahasa.
DAFTAR PUSTAKA
BKKBN. 2011. Buku Pegangan Kader Bina Keluarga Balita: Bandung
Depkes RI 2011. Pedoman Pelaksana Stimulasi, Deteksi Dan
Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar.
Jakarta.
Depkes RI 2007. Analisis Situasi Dan Kesehatan Masyarakat.
Jakarta Depkes RI
Desmita, dkk 2013. Hubungan Perilaku Pemberian Stimulasi
Perkembangan Dengan Perkembangan Bayi Usia 0-12 Bulan Di Desa Belotan Wilayah
Kerja Puskesmas Bendo Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan
Dewi, dkk. (2013) asuhan
neonatus bayi dan balita. Jakarta :selemba medika.
Dinas Kesehatan
Kota Langsa. 2016. Profil Kesehatan Aceh.
Gustia, 2012. Tumbuh Kembang,
Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada Balita. Nuha Medika: Yogyakarta
Hidayat dkk. 2013. Hubungan Perilaku Pemberian Stimulasi
Perkembangan Dengan Perkembangan Bayi Usia 0-12 Bulan Di Desa Belotan Wilayah
Kerja Puskesmas Bendo Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan
Jaenudin E. 2010. Stimulasi Keluarga Pada Perkembangan Bicara Anak
Usia 6-36 Bulan Di Kelurahan Kuningan Semarang Utara.
Laras.2012.https://www.sahabatnestle.co.id/Page/anak/parenting/tips/stimulasi-bijak-awal-anak-cerdas.
diambil tanggal 19 april 2014.
Machfoed,I 2008. Metodelogi penelitian bidang kesehatan,
Keperawatan, Kebidanan, Kedokteran. Yogyakarta: Fitramaya
Maryunani, A. 2010. Ilmu
Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. CV. Trans Info Media
Moersintowarti,
N, 2008. Asuhan keperawatan bayi dan anak, penerbit selemba medika. Jakarta.
Mubarak, i. Dkk. 2007. Promosi
Kesehatan. Graha Ilmu: Yogyakarta
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi
Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta: Jakarta.
Rosita 2013 . Psikologi Bayi,
Balita dan Anak. Nuha Medika: Yogyakarta
Wardani ,K,A, 2013. Hubungan Perilaku Pemberian Stimulasi
Perkembangan Dengan Perkembangan Bayi Usia 0-12 Bulan.
Widodo,2013.http://kesehatan.kompasiana.com/ibudananak/2013/04/29/8-cara-stimulasi-kecerdasan-multipelpadabayi-555305.html.
dikutip tanggal 12 april 2014
Worldhealth.2012. Tujuan-
tindakan- memberikan stimulasi.html.dikutip tanggal 12 April 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar