PENGARUH PEMBERIAN
EKSTRAK ALPUKAT (Persea Americana Mill)
TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) MENCIT
By:
Cut Sriyanti dan Eva Purwita
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
ekstrak alpukat (Persea americana Mill) terhadap kadar Hemoglobin (Hb) Mencit.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan Pre and Post
Randomized Controlled Group Design.. Penelitian dilakukan tanggal 5 Juni sampai
dengan 20 Juli 2015. Subyek penelitian terdiri dari 20 ekor mencit yang dibagi
menjadi 4 kelompok. Sebelum diberi perlakuan mencit dikawinkan dan dianemiakan,
lalu di periksa kadar Hb. Kelompok I diberikan Fe dosis 0,0126 mg/kgBB per
oral, kelompok II, III dan IV diberikan ekstrak alpukat dengan dosis 0,5
mg/kgBB, 1 mg/kgBB dan 1,5 mg/kgBB per oral selama 20 hari. Tiap kelompok di
uji dengan Uji T Paired dilanjutkan dengan Uji Anova dan LSD. Hasil pemeriksaan
darah pada hari ke-20 didapatkan rerata kadar Hemoglobin (Hb) mencit pada
kelompok I-IV adalah -7,32; -4,10; -2,28; -3,92 g/dl. Simpulan menunjukkan
bahwa pemberian ekstrak alpukat (Persea Americana Mill) kelompok II, IV, terbukti dapat berpengaruh
terhadap rerata kadar Hb secara signifikan (p<0 berpengaruh="" dan="" hb="" iii="" kadar="" kelompok="" p="" pada="" rerata="" terhadap="" tidak="">0>0,05). Diperlukan penelitian lanjut tentang proses waktu terbentuk hem dan
globin, proses penyerapan Fe dan kadar feritin dalam darah mencit.
Kata
Kunci : Persea Americana Mill, Hb
THE EFFECT OF EXTRACTS
AVOCADO (PERSEA AMERICANA MILL) TO LEVEL HEMOGLOBIN (HB) MICE
ABSTRACT
The objectives of this
research to find the effect of extracts avocado (Persea americana Mill) to
level hemoglobin (Hb) Mice. This research is an experimental research design
with Pre and Post Randomized Controlled Group Design. The research was on June
5 until July 20, 2015. Subjects of
research consisted of 20 mice were divided into 4 groups. Before the treated
mice were mated and anemia, then examined Hb levels. The first group was given
Fe a dose of 0.0126 mg/kgBB oral, group II, III and IV are given avocado
extract at a dose of 0.5 mg /kgBB, 1 mg/kgBB and 1.5 mg /kg oral for 20 days.
Were analyzed with Paired t test followed by ANOVA test and LSD. Blood test was
done on day 20th The average of hemoglobin (Hb) levels group
I,II,III and IV is -7.32; -4.10; -2.28; -3.92 g/dl. Paired Test showed that
there was a significant effect of extract group II, IV average of hemoglobin
levels (p <0 .05="" and="" effect="" group="" iii="" in="" no="" p=""> 0 , 05). Further research
is needed on the process to form a hem and globin, the process of absorption of
Fe and ferritin levels in the blood of mice.0>
Keywords : Persea Americana Mill, Hb
PENDAHULUAN
Menurut World Health Organization (WHO) angka kematian ibu di negara
berkembang yang disebabkan oleh anemia dalam kehamilan mencapai angka 40%.
Penyebab kematian ibu tidak langsung antara lain anemia, kurang energi kronis
(KEK) dan keadaan “4 terlalu” yaitu : terlalu muda, terlalu tua, sering
melahirkan dan banyak anak. Hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
Indonesia tahun 2004 kejadian anemia ibu hamil sebanyak 50% (Mustika, 2004).
Perubahan yang terjadi bila ibu
dinyatakan hamil adalah terjadinya penambahan cairan tubuh atau volume plasma
yang tidak sebanding dengan penambahan massa sel darah merah, sehingga terjadi
pengenceran darah, akibatnya kadar hemoglobin menurun dan berakibat terjadinya
anemia pada kehamilan. Anemia yang tidak segera ditangani sangat beresiko
tinggi pada ibu dan bayi karena akan berpengaruh terhadap kehamilan, persalinan
dan masa nifas. Adapun dampak dari anemia antara lain: keguguran, partus
prematurus, partus lama, kematian janin dalam kandungan, syok, afribronogenemia
dan hipofibrinogenemia, infeksi intra partum dan dalam nifas ibu lemah sampai
terjadi anemia gravis, yang pada akhirnya akan meningkatkan angka kesakitan dan
kematian ibu dan bayi. (Manuaba, 2001; Mochtar, 2007)
Anemia dalam kehamilan ialah
kondisi ibu hamil dengan kadar hemoglobin dibawah 11 gr%, anemia pada ibu hamil
dapat memperburuk atau diperburuk oleh kehamilan itu sendiri (Saifuddin, 2007).
Dalam kehamilan, terjadi peningkatan plasma yang mengakibatkan meningkatnya
volume darah ibu. Peningkatan plasma tersebut tidak mengalami keseimbangan
dengan jumlah sel darah merah, sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan
kadar Hb (Irianti, 2014).
Anemia dalam kehamilan disebabkan
karena banyaknya wanita yang memulai kehamilan dengan cadangan makanan yang
kurang. Saat kehamilan zat besi yang dibutuhkan oleh tubuh lebih banyak
dibandingkan sebelum hamil. Zat besi pada wanita hamil dibutuhkan untuk
pembentukan sel-sel darah merah, janin dan placenta, dimana anemia dalam
kehamilan yang paling sering dijumpai ialah anemia akibat kekurangan besi, hal
ini dapat disebabkan karena kurang masuknya unsur zat besi dalam makanan
(Wirakusumah, 1999)
Persea americana Mill (alpukat) merupakan salah satu bahan alami yang dapat
membantu meningkatkan kadar Hemoglobin (Hb) sehingga dapat mencegah terjadinya
anemia. Persea americana Mill mengandung protein dan vitamin-vitamin seperti Vitamin
A (betacaroten), B1, dan C, Air,
kalori, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor dan zat besi. Hal ini yang
mendorong peneliti untuk meneliti lebih lanjut tentang efek
pemberian ekstrak Persea americana Mill dalam
meningkatkan kadar HB pada mencit.
BAHAN DAN METODE
Hewan Coba
Mencit dibagi kedalam 4 kelompok secara acak,
yaitu 1 kelompok kontrol dan 3 kelompok yang diberi perlakuan (ekstrak
alpukat), setiap kelompok berjumlah 5 ekor mencit dan 1 ekor cadangan. Semua
mencit dikawinkan terlebih dahulu, setelah hamil semua mencit dianemiakan dengan di induksi
NaNO2 yang diberikan sebanyak 125 mg/KgBB, kemudian dilakukan pemeriksaan hemoglobin. Pemberian
perlakuan dilakukan setiap hari dan dalam sehari diberi ekstrak Persea
americana Mill. peroral (sonde) dengan 3 dosis bertingkat (0,5 mg/kgBB, 1
mg/kgBB, 1,5 mg/kgBB) dan Fe (suplemen besi yang sudah dihaluskan) 0,126
mg/kgBB, sebanyak 1 kali per hari selama 20 hari. Selanjutnya dilakukan kembali
pemeriksaan hemoglobin.
Ekstraksi
Persea Americana Mill (Alpukat)
Buah Alpukat dibersihkan,
dipotong-potong lalu dikeringkan dengan suhu kamar, digiling dan diayak
menggunakan mesh 60 hingga menjadi serbuk simplisia. Serbuk simplisia ditimbang
sebanyak 500 gram, ditambahkan etanol 80% sampai terendam, selanjutnya diaduk
selama 1 jam dan didiamkan selama 24 jam, hasil rendaman disaring. Filtrat ditampung
dalam wadah ditambah pelarut yang sama lalu diberi perlakuan berulang kali
sampai larutan menjadi jernih. Ekstrak cair dipekatkan dengan menggunakan rotary evaporator.
Pemeriksaan
Darah
Penentuan kadar
hemoglobin salah satunya adalah dengan menggunakan metode Sahli dengan cara
sebagai berikut. Tabung Hemometer diisi dengan 5 tetes HCl 0,1 N. Darah dihisap
ke dalam pipet Sahli tepat hingga tanda garis 20 ul. Ujung pipet dibersihkan
dan koreksi kelebihan darah dengan kapas atau kertas saring. Isi pipet
dimasukkan ke dalam tabung hemometer yang telah dibubuhi HCl. Pipet dibilas
dengan beberapa kali menghisap dan meniup pipet dalam campuran tersebut. Pipet
dikeluarkan dari tabung hemometer sambil meniupnya. Campuran tersebut
dikeluarkan setelah 3-5 menit dengan air suling setetes demi setetes sambil
diaduk dengan batang pengaduk gelas yang tersedia hingga warna dari campuran
tersebut sama dengan warna standard.
Analisa
Data
Jenis penelitian merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan Pre and Post
Randomized Controlled Group Design yang menggunakan mencit sebagai subyek
penelitian.
Analisa data menggunakan Uji T Paired / Related (
pasangan), lalu dilanjutkan dengan uji One Way Anova dan uji Post Hoc
yaitu uji Test LSD dengan derajad kemaknaan p<0 adanya="" antar="" dilakukan="" kelompok.="" lsd="" mengetahui="" perbedaan="" span="" test="" uji="" untuk=""> 0>
HASIL
DAN DISKUSI
Hasil
Dari tes normalitas diperoleh nilai signifikansi kelompok I, II, III
dan IV >0,05 yang menunjukkan bahwa sebaran data normal. Maka uji hipotesis
yang digunakan adalah uji t berpasangan.
Tabeli1. Kadar
Hemoglobin (Hb) Mencit pada berbagai kelompok perlakuan
Kelompok
|
Kadar Hemoglobin (g/dl) ± SD
|
P
|
I
|
-7,32 ± 1,11
|
0,000
|
II
|
-4,10 ± 1,86
|
0,008
|
III
|
-2,28 ± 2,30
|
0,091
|
IV
|
-3,92 ± 1,35
|
0,003
|
Berdasarkan hasil uji t
berpasangan, dari tabel 4.1 didapatkan bahwa nilai p 0,000 pada kelompok I,
nilai p 0,008 pada kelompok II dan nilai p 0,003 pada kelompok III (p<0 0="" atinya="" bermakna="" dan="" diberi="" hb="" iii="" kadar="" kelompok="" nilai="" p="" pada="" perbedaan="" perlakuan="" rerata="" sebelum="" sedangkan="" sesudah="" terdapat="" yang="">0.05)
menunjukkan tidak terdapat perbedaan rerata kadar Hb sebelum dan sesudah diberi
perlakuan. 0>
Tabeli2. Hasil
uji Anova terhadap selisih kadar Hemoglobin (Hb) Mencit pada berbagai kelompok
perlakuan
Kelompok
|
p*
|
p**
|
I
|
0,531
|
0,002
|
II
|
||
III
|
||
IV
|
Keterangan :
p* : Homogeneity Variances
p**
: Uji Anova
Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan
pada uji homogeneity nilai p = 0,531 (p>0,05) maka dapat disimpulkan bahwa
tidak ada perbedaan varians antara kelompok data yang dibandingkan dengan kata
lain varians data adalah sama. Ini menunjukkan uji Anova valid. Pada uji Anova
diperoleh nilai p = 0,002, artinya paling tidak terdapat perbedaan kadar Hb
yang bermakna pada kelompok sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Untuk
mengetahui kelompok manakah terdapat perbedaan yang bermakna tersebut, maka
dilanjutkan dengan analisis Post Hoc.
Tabeli3. Hasil
Analisis Post Hoc kadar Hemoglobin (Hb) Mencit sesudah perlakuan
Kelompok
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
I
|
-
|
0,009
|
0,000
|
0,007
|
II
|
0,009
|
-
|
0,114
|
0,871
|
III
|
0,000
|
0,114
|
-
|
0,151
|
IV
|
0,007
|
0,871
|
0,151
|
-
|
Berdasarkan hasil analisis Post
Hoc, dari tabel 4.3 didapatkan bahwa kelompok I dengan II nilai p 0,009,
kelompok I dengan III nilai p 0,000 dan
kelompok I dengan IV nilai p 0,007, artinya menunjukkan perbedaan kadar
Hb berbeda secara bermakna. Sedangkan pada kelompok II dengan III nilai p
0,114, kelompok II dengan IV nilai p 0,871 dan kelompok III dengan IV nilai p
0,151, artinya menunjukkan tidak ada perbedaan kadar Hb.
Diskusi
Dari penelitian ini, diperiksa kadar Hb
setelah pemberian perlakuan selama 20 hari, Pemeriksaan ini dilakukan untuk
membuktikan adanya pengaruh pemberian ekstrak Persea Americana Mill terhadap kadar Hemoglobin
(Hb) mencit. Langkah awal dilakukan uji normalitas data, lalu di lakukan uji T
berpasangan, kemudian uji Anova dan dilanjutkan dengan analisa Post Hoc.
Dari tes normalitas diperoleh nilai signifikansi kelompok I, II, III
dan IV >0,05 yang menunjukkan bahwa sebaran data normal. Berdasarkan hasil uji
t berpasangan, dari tabel 4.1 didapatkan bahwa nilai p 0,000 pada kelompok I,
nilai p 0,008 pada kelompok II dan nilai p 0,003 pada kelompok IV (p<0 0="" atinya="" bermakna="" dan="" diberi="" hb="" iii="" kadar="" kelompok="" nilai="" p="" pada="" perbedaan="" perlakuan="" rerata="" sebelum="" sedangkan="" sesudah="" terdapat="" yang="">0.05)
menunjukkan tidak terdapat perbedaan rerata kadar Hb sebelum dan sesudah diberi
perlakuan. 0>
Berdasarkan tabel 4.2
didapatkan pada uji homogeneity nilai p = 0,531 (p>0,05) maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan varians antara kelompok data yang
dibandingkan dengan kata lain varians data adalah sama. Ini menunjukkan uji
Anova valid. Pada uji Anova diperoleh nilai p = 0,002, artinya paling tidak
terdapat perbedaan kadar Hb yang bermakna pada kelompok sebelum dan sesudah
diberi perlakuan. Untuk mengetahui kelompok manakah terdapat perbedaan yang
bermakna tersebut, maka dilanjutkan dengan analisis Post Hoc.
Berdasarkan hasil
analisis Post Hoc, dari tabel 4.3 didapatkan bahwa kelompok I dengan II nilai p
0,009, kelompok I dengan III nilai p 0,000 dan
kelompok I dengan IV nilai p 0,007, artinya menunjukkan perbedaan kadar
Hb berbeda secara bermakna. Sedangkan pada kelompok II dengan III nilai p
0,114, kelompok II dengan IV nilai p 0,871 dan kelompok III dengan IV nilai p
0,151, artinya menunjukkan tidak ada perbedaan kadar Hb.
Buah alpukat memiliki
banyak kandungan senyawa tembaga dan zat besi yang diketahui sangat baik untuk
peningkatan sel darah merah yang ada dalam tubuh. Konsumsi buah alpukat
dipercaya dapat mencegah anemia dan juga dapat mengobatinya. Sintesis hemoglobin
dimulai di dalam proeritroblas dan dilanjutkan sedikit dalam stadium retikulosit (Guyton, 1997). Saat retikulosit meninggalkan sumsum tulang dan masuk ke dalam aliran
darah, retikulosit tetap membentuk sedikit hemoglobin.
Kandungan zat besi dapat mensintesis pembentukan
heme yang dapat memacu kadar Hemoglobin (Hoffbrand, 2005).
Kandungan protein, karbohidrat dan lemak pada ekstrak
Persea Americana Mill mendukung proses sintesis hemoglobin. Karbohidrat dan
lemak membentuk
suksinil CoA yang selanjutnya bersama glisin akan membentuk protoporfirin melalui serangkaian proses porfirinogen. Protoporfirin yang terbentuk selanjutnya bersama molekul heme dan protein globin membentuk hemoglobin (Murray, 2003).
Keterkaitan
zat besi dengan kadar hemoglobin dapat dijelaskan bahwa besi merupakan komponen
utama yang memegang peranan penting dalam pembentukan darah (hemopoiesis),
yaitu mensintesis hemoglobin. Kelebihan besi disimpan sebagai protein feritin,
hemosiderin di dalam hati, sumsum tulang belakang, dan selebihnya di dalam
limpa dan otot. Apabila simpanan besi cukup, maka kebutuhan untuk pembentukan
sel darah merah dalam sumsum tulang akan selalu terpenuhi. Namun, apabila
jumlah simpanan zat besi berkurang dan jumlah zat besi yang diperoleh dari
makanan juga rendah, maka akan terjadi ketidakseimbangan zat besi di dalam
tubuh, akibatnya kadar hemoglobin menurun di bawah batas normal yang disebut
sebagai anemia gizi besi (Soekirman, 2000)
Sebelum
diberikan Fe dan ekstrak Persea Americana
Mill, mencit dikawinkan dan selanjutnya dianemiakan rata-rata kadar Hb
mencit kelompok I 8,08 g/dl, kelompok II 9,26 g/dl, kelompok III 9,24 g/dl, dan
kelompok IV 9,2 g/dl. Setelah mendapatkan perlakuan dengan diberikan Fe 0,126
mg/BB (kelompok I) dan ekstrak Persea Americana Mill (dosis 0,5 mg/BB,
1 mg/BB dan 1,5 mg/BB) selama 20 hari, kadar kadar Hb mencit berhasil
ditingkatkan, yaitu kelompok I menjadi 15,4 g/dl, kelompok II menjadi 13,3
d/dl, kelompok III 11,5 g/dl dan kelompok IV 13,1 g/dl.
Dalam
melakukan penelitian ini penulis menghadapi beberapa kendala, diantaranya belum
banyak referensi mengenai Persea
Americana Mill sehingga peneliti memutuskan untuk menggunakan lama
penelitian selama 20 hari.
KESIMPULAN
Rerata
kadar Hemoglobin (Hb) mencit pada kelompok I sampai dengan IV adalah -7,32; -4,10; -2,28; -3,92 g/dl. Pemberian ekstrak alpukat (Persea Americana
Mill) berbagai dosis pada mencit
kelompok II, IV, terbukti dapat berpengaruh terhadap rerata kadar Hb secara
signifikan (p<0 berpengaruh="" dan="" hb="" iii="" kadar="" kelompok="" p="" pada="" rerata="" terhadap="" tidak="">0>0,05).
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima Kasih kami sampaikan kepada Poltekkes Kemenkes Aceh yang telah
mendanai penelitian ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Guyton. A.C., Hall, Jhon E., 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Alih Bahasa:
Irawati Setiawan.
Hoffbrand. A, V. Pettit. J, E. Moss P.A.H, 2005. Kapita Selekta Haematologi (Essential
Haematology). Alih Bahasa: Iyan Darmawan. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Irianti B. dkk. 2014. Asuhan kehamilan berbasis bukti.
Sagung Seto. Jakarta.
Manuaba IBG, 2001. Kapita selekta penatalaksanaan
ritun obstetri ginekologi dan KB. EGC.
Jakarta.
Mochtar R, 2007. Sinopsis obstetri. EGC. Jakarta
Murray, RK, Granner, DK, Mayes, PA, Rodwell, VW, 2003,
Biokimia Harper, edisi 25, EGC,
Jakarta.
Mustika S, et all. 2004. 50 tahun IBI bidan
menyongsong masa depan cetakan ke-III. PP IBI. Jakarta.
Saifuddin AB. 2007. Buku acuan nasional kesehatan
maternal dan neonatal. Yayasan bina pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.
Soekirman.
2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk
Keluarga dan Masyarakat., Jakarta, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional.
Wirakusumah, E. 1999. Perencanaan menu anemia gizi besi.
Trubus Agriwidya. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar