EFEKTIVITAS
YOGA DAN SENAM HAMIL TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN DAN TANDA-TANDA VITAL PADA
IBU HAMIL DI
PUSKESMAS LANGSA BARAT
KOTA LANGSA
Oleh:
Magfirah dan Nuswatul Khaira
ABSTRAK
Beban psikologi pada wanita hamil, lebih banyak
terjadi pada umur kehamilan trimester III dibandingkan pada trimester I dan
trimester II.Beban psikologis tersebut
dapat diatasi melalui yoga pada ibu hamil. Penelitian
ini bertujuan untuk diketahuinya efektivitas yoga dan
senam hamil terhadap penurunan kecemasan dan tanda-tanda vitalpada ibu hamil di
Puskesmas Langsa Barat kota Langsa.
Jenis penelitian yang
dilakukan adalah eksperimen
semu (quasi experiment). Rancangan yang digunakan adalah nonrandomized
pretest-postest control group design. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu
hamil dengan usia kehamilan ≥ 27 minggu, masing-masing30 responden untuk
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol sesuai dengan kriteria inklusi dan
eksklusi. Uji statistik paired t-test, independent
t-test. Analisis paired ttest menunjukkan hasil yang signifikan yaitu diperoleh
nilai p sebesar 0,001. Yoga ditambah senam akan mengurangi kecemasan sebesar
8,3 sedangkan senam hamil mengurangi
kecemasan sebesar 0,9. Analisis independent ttest menunjukkan bahwa ibu yang
mengikuti yoga ditambah senam tingkat kecemasannya lebih rendah sebesar 7,4
dibandingkan ibu yang hanya mengikuti senam hamil saja. Analisis multivariate
kontribusi pada model 5 terhadap penurunan kecemasan sebesar 67 % dengan mengikutsertakan variabel
systole, nadi dan usia kehamilan. Yoga ditambah senam dapat menurunkan
kecemasan dan tanda-tanda vital pada ibu hamil.Diharapkan kepada ibu hamil
untuk dapat melakukan yoga dan senam hamil secara rutin.
Kata Kunci: Yoga, Senam Hamil, Kecemasan, Tekanan Darah, Nadi dan pernafasan.
THE TO DECREASE
ANXIETY AND VITAL SIGNS ON PREGNANT WOMANIN PUSKESMAS WEST LANGSA CITY
ABSTRACT
Psychological burden in pregnant, more common in third trimester of
pregnancy compared to first trimester and second trimester. The psychological burden can be overcome through yoga in
pregnant period. This study aims to determine the
effectiveness of yoga and pregnancy exercise to decrease anxiety and vital
signs in pregnant period in West Langsa at Langsa City Health Center. The type of research is quasi experiment. The design was
nonrandomized pretest-postest control group design. The samples in this study
were pregnant women with gestational age ≥ 27 weeks, respectively 30
respondents for treatment group and control group according to inclusion and
exclusion criteria. Statistical test paired t-test, independent t-test and
Regression. The paired ttest analysis shows
significant result that is obtained by p value equal to 0,001. Yoga plus
gymnastics will reduce anxiety by 8.3 while pregnancy exercise alone reduces
anxiety by 0.9. Independent ttest analysis shows that mothers who follow yoga
plus gymnastics anxiety level lower by 7.4 compared to mothers who only follow
pregnancy exercise. Multivariate analysis of contribution to model 5 on anxiety
reduction was 67% by including systole, pulse and gestational variables. Yoga plus gymnastics can reduce anxiety and vital signs in pregnant
women. It is desirable for health workers to provide varied exercises for
pregnant women such as yoga and pregnancy exercise in reducing anxiety.
Keywords:
Yoga, Gymnastic Pregnancy, Anxiety, Blood Pressure, Pulse and Respiratory.
PENDAHULUAN
Kejadian Post Partum Blues cukup tinggi yakni 26,% - 85,%.
Dari beberapa penelitian dijelaskan sebanyak 50,% ibu setelah melahirkan
mengalami depresi setelah melahirkan dan hampir 80% ibu baru mengalami perasaan
sedih setelah melahirkan atau sering disebut Post Partum Blues (Kasdu, 2003).
Kecemasan (ansietas) adalah suatu keadaan emosional yang tidak
menyenangkan, yang ditandai oleh rasa ketakutan serta gejala fisik yang
menegangkan serta tidak diinginkan. Kecemasan ditandai dengan gejala fisik,
seperti: kegelisahan, anggota tubuh bergetar, banyak berkeringat, sulit
bernafas, jantung berdetak kencang, merasa lemas, panas dingin, mudah marah
atau tersinggung. Gejala behavior seperti berperilaku menghindar dan
terguncang, serta gejala kognitif seperti : khawatir tentang sesuatu, perasaan
terganggu akan ketakutan terhadap sesuatu yang terjadi dimasa depan, keyakinan
bahwa sesuatu yang menakutkan akan segera terjadi, ketakutan akan
ketidakmampuan untuk mengatasi masalah, pikiran terasabercampur aduk atau kebingungan,
sulit berkonsentrasi. Berdasarkan gejala-gejala tersebut, kecemasan
dikelompokkan menjadi kecemasan ringan, sedang, berat dan panik (Buckwalter,
2002).
Yoga dapat menurunkan gejala depresi serta hormon kortisol yang dapat memperpanjang kehamilan. Bukti dari nonrandomized
trials (RCT) menunjukkan bahwa latihan yoga dikaitkan
dengan penurunan risiko Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan persalinan prematur
sertamembantu mengurangi gejala depresi selama kehamilan(Bershadsky,
2014). Efek positif dari yoga
telah dilaporkan untuk wanita hamil, termasuk mengurangi stres,kecemasan dan ketidaknyaman pada masa kehamilan. Ketika yoga dibandingkan dengan berjalan kaki, komplikasi
sepertihipertensi dalam kehamilan
berhubungan dengan IUGR, persalinan prematur dan persalinan sectio sesarea lebih rendah terjadi
pada kelompok yoga(Arini, 2015). Bukti-bukti menunjukkan bahwakecemasan antenatal pada ibu dapat meningkatkan risikokelahiran prematur dan kemungkinan
melahirkanuntuk bayi berat badan lahir rendah. Peningkatan kecemasan diakui sebagai faktor risiko outcome kebidanan yg buruk, termasuk lebih seringpermintaan/penggunaan
pereda nyeri selama persalinan,persalinan
macet, meningkatnya permintaan untuk operasi caesardan kemungkinan lebih tinggi persalinan dengan kegawatdaruratan.Kesehatan mental ibu rendah dapat memicu stres postpartum, gangguan janin, peningkatanmasalah kognitif, perilaku dan emosi pada balita berlanjut sampai remaja, dan ini
biasanya dipengaruhi hormon kortisol (Field,2012).
Yoga bermanfaat untuk
ketenangan dan kenyamanan sehingga kondisi psikologis ibu hamil bisa lebih
stabil (Newham, 2014). Tehnik-tehnik relaksasi ini banyak diminati oleh ibu
hamil, karena aman dilakukan dan mampu meningkatkan ketenangan pikiran sehingga
terhindar dari perasaan cemas. Di India tehnik ini dipelajari pada latihan yoga
khusus pernafasan yang dikenal dengan yoga Pranayama(Thobroni, 2011).Yoga dapat membuat seseorang menghilangkan pemikiran negatif yang masuk dan berkembang
dalam pemikiran mereka, sehingga mereka akan mengevaluasi kembali apa yang
mereka pikirkan. Tehnik pernafasan ini dilakukan dengan mengatur panjang dan
durasi menarik nafas, upaya menahan
nafas, serta panjang dan durasi hembusan nafas. Pengaturan pernafasan
inimembantu individu untuk mengontrol keadaan tubuh dan keadaan pikirannya
sehingga akan menjadi lebih santai, pikiranmenjadi tenang dan emosi menjadi
bisa dikontrol serta respon yang dikeluarkan menjadi lebih stabil (Sindhu,
3013).
METODELOGI
PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi experiment).Rancangan
yang digunakan adalah nonrandomized pretest-postest control group design.Penelitian
ini dilaksanakan di Puskesmas Langsa Barat Kota Langsa. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua ibu hamil di Puskemas Langsa Barat Kota Langsa, sebanyak
342 jiwapada bulan Agustus 2016. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu
hamil trimester Ke-III usia kehamilan ≥ 28 minggu yang sesuai dan bersedia menjadi responden dan menandatangani
informed consent. Kriteria eksklusi
pada penelitian ini adalah; ibu hamil yang sudah pernah mengikuti yoga sebelum
dilakukan penelitian.Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 60responden.Masing-masing
30 responden untuk kelompok intervensi dan kontrol.Pengambilan sampel dengan
menggunakan metode purposive sampling peneliti
memilih responden berdasarkan pertimbangan subyektifnya.Instrument untukmengukur kecemasan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah HamiltonRating Scale For Anxiety (HARS).Observasi
awal pada kelompok perlakuan dan kontrol dengan pre test untuk mengetahui kecemasan, tekanan darah,
nadi dan pernafasan pada ibu hamil.Memberikan intervensi pada kelompok perlakuan yaitu memberikan latihan yoga ditambah senam kepada ibu hamil selama 90 menit dilakukan 10
kali berturut turut selama 10 hari. Latihan yoga dan senam diberikan oleh
tenaga intruktur senam yoga yang sudah terlatih.Kelompok kontrol diberikan senam hamilselama 60 menit dilakukan 10 kali
berturut turut selama 10 hari.Observasi kedua pada kelompok perlakuan
dan kontrol dengan post test. untuk
mengetahui kecemasan, tekanan darah, nadi
dan pernafasan pada ibu hamil.
HASIL
PENELITIAN
1.
Analisis Univariat
Tabel 1. Karakteristik Data Penelitian Berdasarkan Variabel
Varaibel
|
n
|
%
|
mean±SD
|
Min-max
|
|
Kelompok
Yoga+senam
Senam
Hamil
Pendidikan
SD
dan SMP
SMA
sederajat
Sarjana
Umur
Usia kehamilan
Pretes systole
Pretes diastole
Pretes nadi
Pretes pernafasan
Pretes cemas
Postes systole
Postes diastole
Postes nadi
Postes pernafasan
Postes cemas
Gravida
|
30
30
26
24
10
26,9±5,3
31,4±3,5
122,4±10,0
79,8±6,5
85,5±7,5
18,6±2,3
26,3±9,4
21,7±7,51
78,6±5,7
81,6±7,4
17,4±1,8
21,7±7,4
2,5±1,3
|
0,50
0,50
43,3
40,0
16,7
19 - 40
28 – 36
90 – 140
69 – 90
73 – 98
15 – 24
11 – 50
11 – 34
69 – 90
68 - 98
15 – 24
11 – 34
1 - 8
|
Hasil analisis
berdasarkan karakteristik pada tabel 1 dapat dijelaskan sebagai berikut.:kelompok
ibu yang mengikuti yoga ada 50% dan senam hamil 50%. Tingkat pendidikan
terbanyak yang dicapai responden adalah pada tingkat SD dan SMP yaitu 43,3%
(26) orang sedangkan Sarjana hanya 16,7% (10) orang. Rata-rata umur ibu 26,9
tahun dengan usia terendah 19 tahun dan tertinggi 40 tahun. Rata-rata usia
kehamilan yang terjadi adalah 31,4 bulan dengan usia terendah 27 bulan dan
tertinggi 36 bulan.
2.
Analisis Bivariate
Tabel
2. Paired Ttest Antara Kelompok
Perlakuan(Yoga+Senam) dan Kontrol (Senam Hamil) Terhadap Kecemasan
Variabel
|
Kecemasan
|
Selisih
|
p
|
95%Ci
|
|
pretes
|
postes
|
||||
Mean±Sd
|
Mean±Sd
|
||||
Kelompok
Yoga+senam
Senam
hamil
|
27,5±10,5
25,0±8,2
|
19,2±6,9
24,1±7,3
|
-8,3
-0,9
|
0,001
|
-11,04-(-5,56)
|
Analisis paired ttest pada tabel 2 di atas menunjukkan hasil yang
signifikan yaitu diperoleh nilai p
sebesar 0,001. Hasil ini menunjukkan bahwa kelompok yoga ditambah senam akan
mengurangi kecemasan sebesar 8,3 sedangkan senam hamil hanya mengurangi kecemasan sebesar 0,9.
Tabel 3.Paired Ttes Variabel Systole, Diastole, Nadi dan
Pernafasan.
Variabel
|
Kelompok
|
|||||||
Yoga + senam
|
senam
|
|||||||
pretes
|
postes
|
sel
|
p
|
pretes
|
postes
|
Sel
|
p
|
|
Mean±Sd
|
Mean±Sd
|
|
|
Mean±Sd
|
Mean±Sd
|
|
|
|
Systole
Diastole
Nadi
Pernafasan
|
122,7±10,9
80,1±6,7
85,1±7,1
18,8±2,4
|
118,9±8,7
77,6±4,9
77,9±5,2
16,9±1,8
|
-3,8
-2,5
-7,2
-1,8
|
0,02
0,02
0,01
0,01
|
122,2±9,2
79,5±6,3
85,8±85,3
18,4±2,3
|
122,2±9,2
79,5±6,3
85,3±7,5
17,9±1,8
|
0
0
-0,5
-0,5
|
-
-
0,17
0,06
|
Pada variabel systole dan diastole pada kelompok perlakuan terdapat
perubahan yang signifikanp =0.02 (p<0 .5="" adalah="" antara="" begitu="" dan="" hasil="" i="" juga="" kelompok="" kontrol="" menunjukkan="" nadi="" pada="" perlakuan="" perubahan.="" postes="" pretes="" rr="" sama="" sedangkan="" signifikan="" style="mso-bidi-font-style: normal;" terjadi="" tidak="" yang="">p0>
= 0.01 (p<0 .5="" adalah="" antara="" b="" dan="" kelompok="" kontrol="" nadi="" perubahan="" postes="" pretes="" rr="" sama="" sedangkan="" style="mso-bidi-font-weight: normal;" terjadi="" tidak="">.
Tabel 4. Independent Ttest Kelompok Perlakuan
dan Kontrol Terhadap Perubahan Kecemasan
Variabel
|
Kecemasan
|
selisih
|
p
|
95%CI
|
Mean±sd
|
||||
Kelompok
Yoga+senam
Senam
hamil
|
-8,3±7,4
-0,9±1,9
|
-7,4
|
0,0001
|
-10,15-(-4,59)
|
Analisis independent ttest pada tabel 4menunjukkan bahwa ibu yang
mengikuti yoga ditambah senam tingkat kecemasannya lebih rendah sebesar 7,4
dibandingkan ibu yang mengikuti senam hamil. Hasil ini signifikan dengan nilai p sebesar 0,0001 yang berarti ada
perbedaan rerata pengurangan tingkat kecemasan antara kelompok perlakuan dan
kontrol.
Tabel
5. Korelasi Antara Variabel
Umur, Systole, Diastole, Nadi, dan Pernafasan Terhadap Kecemasan
Variabel
|
r
|
p
|
95%CI
|
Umur
Selisih
sistole
Selisih
diastole
Selisih
nadi
Selisih
pernafasan
Usia
hamil
|
-0,16
0,69
0,55
0,73
0,32
-0,17
|
0,22
0,001
0,001
0,001
0,01
0,20
|
-0,39 - 0,09
0,54 – 0,81
0,34 – 0,70
0,59 – 0,83
0,08 – 0,53
-0,40 – 0,09
|
Analisis korelasi pada tabel 5 menunjukkan sebagian besar variabel
mempunyai hubungan yang erat terhadap tingkat kecemasan, hanya umur dan usia
kehamilan yang hubungannya sangat lemah. Variabel yang hubungannya sangat kuat adalah
perubahan nadi kemudian diikuti berturut-turut systole dan diastole.
3.
Analisis Multivariate
Tabel 6. Analisis Regresi Linear Antara Kelompok
Perlakuan dan Kontrol Serta Variabel Luar Terhadap Kecemasan
Variabel
|
Model 1
Coef
p
|
Model 2
Coef
p
|
Model 3
Coef
p
|
Model 4
Coef
p
|
Model 5
Coef
p
|
Kelompok
Yoga+senam
Senam hamil
Selisih systole
Selisih diastole
Selisih nadi
Selisih pernafasan
Umur
Usia hamil
gravida
|
-2,3
0,08
Ref
0,6
0,01
0,1
0,78
0,4
0,001
-0,1
0,81
0,02
0,85
-0,3
0,04
-0,6
0,15
|
-2,3
0,07
Ref
0,6
0,004
0,1
0,81
0,4
0,001
-0,1
0,79
-
-0,3
0,04
-0,6
0,14
|
-2,3
0,07
Ref
0,6
0,003
-
0,5
0,001
-0,1
0,81
-
-0,3
0,04
-0,6
0,11
|
-2,2
0,06
Ref
0,6
0,002
-
0,5
0,001
-
-
-0,3
0,04
-0,6
0,11
|
-2,4
0,04
Ref
0,6
0,001
-
0,4
0,001
-
-
-0,3
0,03
-
|
n
R2
|
60
0,69
|
60
0,69
|
60
0,69
|
60
0,66
|
60
0,67
|
Hasil analisis regresi linear antara kelompok
perlakuan dan kontrol serta variabel luar terhadap kecemasan pada Tabel 6
disajikan dengan beberapa model. Analisis multivariate kontribusi pada model 5
lebih besar terhadap penurunan kecemasan
sebesar 67 % dengan mengikutsertakan variabel systole, nadi dan usia
kehamilan. Pada Model 5 setelah gravida
dikeluarkan semua variabelnya bermakna terhadap kecemasan dimana nilai p<0 b="" dan="" kecemasan.="" pengurangan="" peningkatan="" style="mso-bidi-font-weight: normal;" terhadap="" terjadi=""> 0>
PEMBAHASAN
Hasil
analisa bivariate tentang efektivitas yoga dan senam hamil terhadap perubahan
kecemasan yang terdapat pada table 2 yaitu Analisis paired ttest menunjukkan
hasil yang signifikan yaitu diperoleh nilai p
sebesar 0,001. Hasil ini menunjukkan bahwa kelompok yoga ditambah senam dapat
mengurangi kecemasan ibu hamil sebesar 8,3 sedangkan senam hamil mengurangi
kecemasan sebesar 0,9. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan
dan kelompok kontrol. Analisis independent ttest pada Tabel 4 menunjukkan bahwa
ibu yang mengikuti yoga tingkat kecemasannya lebih rendah sebesar 7,4
dibandingkan ibu yang mengikuti senam hamil. Hasil ini signifikan dengan nilai p sebesar 0,0001 yang berarti ada
perbedaan rerata pengurangan tingkat kecemasan antara kelompok perlakuan dan
kontrol.
Latihan yoga
prenatal membantu menurunkan kecemasan terkait proses persalinan, menambah
keyakinan akan kemampuan diri untuk menghadapi persalinan, serta mengurangi
keluhan fisik. Relaksasi dapat membantu seseorang untuk menurunkan rasa
cemas.Latihan yoga prenatal yang diberikan pada partisipan pada dasarnya memang
merupakan latihan fisik.Akan tetapi di dalam rangkaian latihan yoga dapat
memberikan efek relaksasi, memberikan knowledge, melatih skill,
serta dapat juga berperan sebagai support system bagi partisipan (Fauziah,
2009). Begitu juga dengan senam hamil dapat menurunkan kecemasan pada ibu
hamil, sesuai dengan penelitian Yogi, (2006)dimana kelompok yang diberi perlakuan senam hamil menunjukkan nilai p=0.019 (p<0 .05="" ada="" antara="" bahwa="" berarti="" dan="" efektif="" hamil="" itu="" juga="" kecemasan="" kelompok="" kondisi="" kontrol.="" menghadapi="" mengurangi="" menunjukkan="" perbedaan="" perlakuan="" persalinan="" pertama.="" senam="" signifikan="" span="" style="mso-bidi-font-weight: bold;" tingkat="" yang=""> 0>
Menurut
Spielberger (1966), Kecemasan merupakan tanda datangnya bahaya, kecemasan
merupakan pengantet yang berhubungan dengan proses somatic yang dimana dalam
aktivitas dari situasi yang membahayakan, dalam arti bahwa bila bahaya datang
maka dalam diri individu akan terjadi proses untuk mampu menyeimbangkan kondisi
dari luar lingkungan. Menurut James Drever (1973) Kecemasan adalah pernyataan
emosional yang kronis dan kompleks dengan rasa takut sebagai komponen yang
paling utama, ditandai dengan berbagai gangguan system syaraf atau kegelisahan
dan gangguan mental (Sarah, 2012).Kecemasan
adalah gangguan alam perasaan (affective)
yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan
berkelanjutan.Kecemasan (ansietas)
merupakan gejolak emosi seseorang yang berhubungan dengan sesuatu diluar
dirinya dan mekanisme dirinya yang digunakan dalam mengatasi permasalahan (Spielberger
1966, Hawari, 2008).
Yoga menekankan dasar latihan pada postur tubuh dan teknik pernafasan dalam.Berdasarkan
beberapa penelitian, dinyatakan bahwa yoga dapat membantu memberikan ketenangan
jiwa dan pikiran karena dapat dijadikan sebagai salah satu coping stress.
Dapat dikatakan sebagai coping stress karena yoga dapat
membantu seseorang melakukan suatu usaha untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapinya (planful problem solving) dalam kondisi ini adalah
meminimalisir keluhan akibat reaksi cemas. Misalnya seperti meredakan nyeri
pada beberapa anggota tubuh, mengatur ritme nafas untuk mencapai kondisi relaks,
mengatur ritme jantung, serta memperbaiki kualitas tidur.Selain itu, teknik
bernafas bisa memberikan kemampuan wanita hamil untuk mengelola emosi serta
pikirannya untul lebih berfokus pada kondisi diri dan pada situasi yang sedang
dihadapi saat ini. Hal ini masuk pada pengelolaan diri (Self-control),
seseorang melakukan usaha untuk meregulasi diri baik secara emosi maupun
tindakan (Bribiescas, 2013, Khalsa 2013,
Williams, 2013).
Hasil penelitian pada variabel systole dan diastole pada kelompok
perlakuan terdapat perubahan yang signifikan p = 0.02 (p<0 .5="" adalah="" antara="" begitu="" dan="" hasil="" i="" juga="" kelompok="" kontrol="" menunjukkan="" nadi="" pada="" perlakuan="" perubahan.="" postes="" pretes="" rr="" sama="" sedangkan="" signifikan="" style="mso-bidi-font-style: normal;" terjadi="" tidak="" yang="">p0>
=
0.01 (p<0 .5="" adalah="" antara="" b="" dan="" kelompok="" kontrol="" nadi="" perubahan="" postes="" pretes="" rr="" sama="" sedangkan="" style="mso-bidi-font-weight: normal;" terjadi="" tidak="">. 0>Latihan yoga prenatal
memiliki porsi latihan fisik yang lebih besar dibandingkan dengan porsi
relaksasinya.Postur yang dilakukan pada latihan ini pada dasarnya bertujuan
untuk memberikan peregangan pada otot-otot yang mengalami ketegangan dan
melatih kelenturan/fleksibilitas otot-otot utama persalinan, seperti pelvis,
pinggul, pinggang, serta area paha.Dengan melemaskan dan meregangkan otot-otot
seseorang dapat menghilangkan kontraksi otot dan mengalami keadaan rileks pada
tubuhnya.Peregangan dan pelemasan otot pada dasarnya bekerja secara berlawanan
dengan konsep kerja sistem saraf simpatis. Sehingga dengan melakukan peregangan
dan pelemasan otot, maka sama dengan melakukan usaha untuk mengaktifkan sistem
saraf parasimpatis yang pada akhirnya akan memberikan efek rileks dan
mempersiapkan individu pada kondisi tenang, menurunkan denyut jantung, menurunkan tekanan darah, dan melancarkan
pernafasan. Latihan fisik ini ternyata dirasakan membantu partisipan mengurangi
keluhan fisiknya, seperti sakit pinggang, sakit punggung, kram kaki, serta
memperbaiki kualitas tidur.Dengan berkurangnya keluhan tersebut, partisipan
merasakan kenyamanan pada tubuhnya.Kondisi tubuh yang nyaman ternyata
memberikan efek perasaan yang lebih tenang dan dapat berpikir lebih positif
dibandingkan sebelumnya.Hal ini terutama dirasakan partisipan setelah melakukan
latihan yoga prenatal. Latihan yoga selama kehamilan dapat meringkankan oedema
dan kram yang sering terjadi pada bulan-bulan terakhir kehamilan, membantu
posisi bayi dan pergerakan, meningkatkan sistem pencernaan dan nafsu makan,
meningkatkan energy dan memperlambat metabolisme untuk memulihkan ketenangan
dan focus, meningkatkan kualitas tidur, mengurangi rasa mual, morning
sickness dan suasana hati, meredakan ketegangan disekitar leher rahim dan
jalan lahir, yang berfokus pada membuka pelvis untuk mempermudah persalinan,
membantu dalam perawatan pasca kelahiran dengan mengembalikan uterus, perut dan
dasar panggul, mengurangi ketegangan, cemas dan depresi selama hamil,
persalinan nifas dan ketidaknyamanan payudara (Rokhmah,
2008, Wiadnyana, 2011).
Di
dalam proses latihan, instruktur memberikan penjelasan mengenai manfaat dari
postur-postur yang dilakukan, mereka juga dilatih untuk mengendalikan tubuh serta melatih otot-otot
persalinan agar lebih lentur dan kuat pada saat mengejan. Hobel (dalam Jameson, 2002) menyatakan bahwa stres dapat
menimbulkan beberapa reaksi dalam tubuh ibu hamil.Kecemasan yang terjadi terus
menerus dapat menyebabkan syaraf simpatetik memacu kerja pernafasan paru paru
guna mengalirkan oksigen ke jantung sehingga jantung dengan kuat memompa darah
guna dialirkan ke seluruh tubuh, termasuk yang dialirkan ke dalam janin melalui
plasenta dalam rahim ibu.Di samping itu, pada keadaan ini, terjadi pelepasan
hormone penyebab stres yang dapat menyebabkan kelahiran prematur dan infeksi Rahim
(Jameson, M. (2002).
Dalam
penelitian ini membuktikan bahwa yoga dan senam hamil dapat memberikan dampak
perubahan pada kecemasan, tekanan darah, nadi dan pernafasan walaupun
perbedaanya sangat besar dimana yoga pada ibu hamil ternyata mampu memberikan
perubahan kecemasan yang lebih besar dibandingkan senam hamil.Peneliti
juga berpendapat mengacu pada berbagai keluhan ibu hamil yang dirasakan, ibu
hamil juga bisa mendapatkan dukungan sosial saat berinteraksi dalam kelas yoga,
dimana terdapat sesama ibu hamil dan instruktur yoga.Yoga prenatal adalah
modifikasi dari senam yoga dasar yang disesuaikan gerakannya dengan kondisi ibu
hamil.Gerakan dibuat dengan tempo yang lebih lambat dan menyesuaikan dengan
kapasitas ruang gerak ibu hamil.
KESIMPULAN
Analisis paired ttest menunjukkan hasil yang signifikan yaitu
diperoleh nilai p sebesar 0,001. Hal
ini menunjukkan bahwa yoga ditambah senam akan mengurangi kecemasan sebesar 8,3
sedangkan senam hamil mengurangi
kecemasan sebesar 0,9. Analisis independent ttest menunjukkan bahwa ibu yang
mengikuti yoga ditambah senam tingkat kecemasannya lebih rendah sebesar 7,4
dibandingkan ibu yang mengikuti senam hamil. Hasil ini signifikan dengan nilai p sebesar 0,0001 yang berarti ada
perbedaan rerata pengurangan tingkat kecemasan antara kelompok perlakuan dan
kontrol.Analisis Regresi Linear antara kelompok perlakuan dan control serta
variabel luar terhadap kecemasan dengan mengikutsertakan variabel systole, nadi
dan usia kehamilan dapat mengurangi kecemasan sebesar 67% dimana nilai p<0 o:p="">0>
SARAN
Diharapkan kepada seluruh
responden agar dapat melakukan yoga dan senam hamil secara rutin untuk meningkatkan
kesehatan ibu dan janin, menurunkan kecemasan dan menstabilkan tanda-tanda
vital pada ibu hamil. Bagi Tenaga Kesehatan
diharapkan agar dapat
memberikan latihan olah tubuh yang bervariasi contohnya yoga. Tidak hanya senam
hamil yang dikembangkan tetapi sebaiknya yoga juga diberikan kepada ibu hamil.Bagi Peneliti diharapkan
dapat mengembangkan dan melanjutkan penelitian ini secara lebih mendalam dengan
menggunakan variabel lingkungan, budaya, dukungan keluarga, dan tehnik yang
lain agar lebih spesifik sehingga hasil yang didapatkan menjadi lebih sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Arini
N.M. (2015).Pengaruh teknik
pernapasan diafragma terhadap tingkat kecemasan pada ibu hamil trimester III.
Bershadsky S,
Trumpfheller L, Kimble, Pipaloff D. (2014) The Effect of Prenatal Hatha Yoga on
Affect, Cortisol and Depressive Symptoms. Complement Ther Clin Pract.
20(2): 106–113.
Bobak,
Laudermilk, Jensen, et all, (2005) Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta
: EGC.
Bribiescas,
S. (2013). Yoga in Pregnancy.International Journal of Childbirth Education,
99-102.
Buckwalter,
J.G and Simpson, S.W. (2002).Psychological factors in the etiology and treatment
of severe nausea and vomiting in pregnancy. Am J Obstet Gynecol.
186:S210-S214.
Fauziah, L. (2009). Efektivitas
Latihan Yoga Prenatal Dalam Menurunkan Kecemasan Pada Ibu Primigravida
TrimesterIII. Magister Psikologi Profesi Fakultas Psikologi,
Universtas Padjadjaran.
Field,
T., Diego, M., Delgado, J., Medina, L. (2012).Tai chi/yoga reduces prenatal depression, anxiety and sleep Disturbances.
Complement Ther Clin Pract. ; 19(1): 6–10. doi:10.101.
Hawari, (2008) Manajemen
Stres, Cemas dan Depresi, Ed.2, Cet.2- Jakarta : FKUI. Hal : 19, 56,57.
Jameson, M. (2002). Got stress? Research shows that stress can
be harmful during. Pregnancy here’s why you
need to relax. Fit Pregnancy.
Oktober-November.
Kasdu, D. (2003). Operasi Caesar, Masalah dan Solusinya.
Jakarta : EGC.
Khalsa,
S. B., Butzer, B., Shorter, S., Reinhardt, K., & Cope, S. (2013, Mar/Apr).
Yoga reduces performance anxiety in adolescent musicians. Alternative
Therapies, 19, 34-44.
Newham,J.J.,
Wittkowski, A., Hurley,J.,Aplin, J.D., Westwood,M.(2014). Effects Of Antenatal Yoga On Materna Anxiety
And Depression: A Randomized Controlled Trial. Depression And Anxiety.
00:1–10
Rokhmah, R.N.(2008), Hubungan Mediasi Yoga Dengan Daya Tahan Terhadap Stres
Pada Payuguban Yogiswaran Surakatra.
Sarah
L, Joe H, Ian G dan Lymne M (2012). Disturbance in morning cortisol secretion
in associated with maternal postnatal depression predict subsequent depressive
symtomatology in adolescent.
Sindhu
P. (2013). Panduan Lengkap Yoga Untuk Hidup Sehat dan Seimbang.Bandung :
Ganita.
Spielberger,
Charles D. (1966). Anxiety and Behavior. New York : Academic Press Inc.
Thobroni M. (2011). Menyambut kelahiran buah hati.Jogjakarta
: Katahati
Williams-Orlando,
C. (2013). Yoga therapy for anxiety : A case report. Advances, 27, 18-21.
Wiadnyana,
M.S. (2011). The power of yoga for pregnancy and post pregnancy.Gramedia
widiasarana. Jakarta: Taruna Grafika.
Yogi, P. W. (2006).Efektivitas Senam
Hamil sebagai Pelayanan Prenatal dalam Menurunkan Kecemasan Menghadapi
Persalinan Pertama. Fakultas Psikologi Universitas Airlangga: INSAN Vol. 8 No. 2.