KELOR MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN WANITA POST PARTUM DI WILAYAH KERJA PKM DARUL IMARAH KABUPATEN ACEH BESAR
YULIA FITRI
Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Aceh
Kelor
mengadung zat besi ,vitamin C ,saponin,alkaloid, triterpenoid, flavonoid dan
tannin yang dapat meningkatkan
hemoglobin . Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian ilmiah dan
informasi dalam bidang ilmu pengetahuan tentang pengaruh
pemberian kapsul kelor terhadap kadar hemoglobin . Penelitian ini
merupakan penelitian analitik dengan Quasi Experimental design, dengan rancangan
nonrandomized pretest—posttest. Sampel adalah wanita post partum usia
reproduksi yang berjumlah 30 orang (15
kelompok kasus dan 15 kontrol). Hemoglobin diukur menggunakan HB Digital.
Pengukuran Hemoglobin dilakukan 5 kali yaitu hari 1,7,14,21 dan 30 post partum.
Hasil penelitian : Rerata kadar hemoglobin kelompok ibu yang diberikan kapsul
kelor lebih tinggi secara signifikan dibandingkan kelompok kontrol. Perlu
dilakukan penelitian lanjutan tentang kandungan potensial senyawa aktif dalam
tanaman kelor yang disajikan dalam bentuk sediaan selain kapsul dan bubuk sehingga
dapat dimanfaatkan sebagai terapi alternative untuk penyembuhan luka .
Kata kunci: Kelor, Haemoglobin, Penyembuhan Luka perineum
Latar Belakang
Salah satu penyebab utama kematian ibu adalah
infeksi. Secara umum disebabkan infeksi peurpuralis sekitar 1-3%, infeksi jalan
lahir mencapai 25-55% (Kemenkes, 2017) . Persalinan sering kali menyebabkan
robekan perineum baik pada primigravida maupun multigravida (Manuaba,
2010). Perawatan perineum yang kurang
benar dapat mengakibatkan infeksi pada
perineum. (Herawati,2010).
Salah satu faktor yang mempengaruhi proses
penyembuhan luka adalah oksigenasi, (Guo &
Dipietro, 2010). Jika kadar oksigen dalam tubuh tidak adekuat, maka
proses penyembuhan luka akan kurang efektif karena tubuh mengalami penurunan
kapasitas oksigen yang diangkut oleh darah dan tidak mampu membentuk sel sel
tubuh yang baru (Morison, 2008).
Kadar hemoglobin dan oksigen dalam tubuh
mempunyai peran penting dalam proses
penyembuhan luka. Jika kadar hemoglobin dan oksigen turun , maka jaringan kulit
tidak akan segera menyatu karena suplai darah ke jaringan berkurang. Kadar hemoglobin rendah dapat mempengaruhi
proses penyembuhan luka post partum (Wiknjosastro, 2009).
Langkah penanganan anemia dalam masa post
partum dilakukan dengan pemeriksaan Hb post Partum, transfuse darah bila
terjadi perdarahan , pemberian tablet zat besi dan pengaturan nutrisi
(Saifuddin Ab, 2009). Anemia juga dapat dicegah dengan pengobatan tradisional. Kelor (Moringa
Oleifera Lam) merupakan salah satu tanaman local yang telah dikenal sebagai
tanaman multiguna . menurut hasil penelitian , daun kelor mengandung vitamin A,
Vitamin B, Vitamin C, kalsium dan kalium, zat besi dan protein yang sangat
mudah dicerna oleh tubuh manusia. Kandungan zat besi (Fe) pada daun kelor
kering ataupun dalam bentuk tepung per 100 gr yaitu sebesar 28,2 mg (WTTPI,
2019).
Penelitian yang dilakukan apda ibu hamil
menunjukkan pemberian serbuk daun kelor dapat meningkatkan kadar hemoglobin
(Silvy et al, 2013). Penelitian Yameogo et al
(2011) juga menunjukkan bahwa daun kelor memiliki unsur yang dibutuhkan
tubuh selama masa kehamilan dan nifas. Suplementasi menggunakan bubuk daun
kelor selama kehamilan dan nifas menunjukkan hasil yang positif dan memuaskan .
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian
Kapsul kelor (Moringa oleifera) terhadap kadar hemoglobin pada ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Darul Imarah Aceh
Besar Tahun 2019
Jenis Penelitian ini adalah penelitian
eksperimen semu atau quasy eksperimen
design, Rancangan yang digunakan
adalah nonrandomized pretest—postest , Rancangan ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh pemberian Kapsul kelor terhadap Kadar Hemoglobin . Pada rancangan ini
kelompok dibagi menjadi kelompok control dan kelompok eksperimen.
Sampel penelitian ini yaitu ibu
Post partum hari ke 2 yang berada di daerah kerja Puskesmas Darul Imarah dengan
besar sampel 30 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu 15 responden dalam kelompok pemberian serbuk daun kelor, dan 15
responden untuk kelompok kontrol dengan kriteria Inklusi : Bersedia menjadi
responden, berusia 20-38 tahun, , Tidak mengonsumsi obat-obatan tradisional dan
obat-obatan lain untuk meningkatkan HB kecuali Tablet Fe dan antibiotic. Dan
kriteria Eksklusi : mengalami anemia berat, diabetes Mellitus, infeksi,
memiliki penyakit gangguan pembekuan darah, mengundurkan diri dari
keikutsertaan penelitian atau pindah alamat yang tidak diketahui. Teknik pengambilan
sampel menggunakan Nonprobability
Sampling jenis Purposive Sampling.
Tehnik
pengumpulan data berupa data primer penelitian diperoleh secara langsung dari
responden dan diperoleh dari observasi langsung melalui pemeriksaan HB.
Skrining awal,subjek dimulai dengan
melakukan anamnesa tentang umur , riwayat kesehatan , Subjek yang masuk
kriteria inklusi kemudian melakukan prosedur informed consent, dilakukan pengukuran hemoglobin hari pertama
dengan Hb digital.
Selanjutnya pada kelompok kasus diberikan Tablet besi 60 mg dan Kapsul Kelor 500 mg. sedangkan pada kelompok kontrol diberikan tablet besi 60 mg saja yanpa kapsul kelor. Dihari ke 7,14,21,dan 30 PP dilakukan pemeriksaan hemoglobin kembali. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada tanggal 28 Juni sampai dengan 15 Agustus 2019. Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar
Analisis data menggunakan Uji T dan Repeated annova .
Tabel 4.1. Analisis Deskriptif Umur, Kadar
Hemoglobin dan Uji Normalitas Pada Wanita di wilayah kerja Puskesmas Darul
Imarah Kabupaten Aceh Besar :
Variabel |
|
N |
Mean |
Median |
SD |
Min |
Max |
Uji Normalitas |
Umur (Tahun) |
|
30 |
28 |
28,5 |
4.86 |
20 |
38 |
0.994 |
Hemoglobin |
|
|
|
|
|
|
|
|
Hari 1 |
|
30 |
10.69 |
10.30 |
0.64 |
9.3 |
11.70 |
0.652 |
Kasus |
|
15 |
10.52 |
10.40 |
0.64 |
9.3 |
11.5 |
0.789 |
Kontrol |
|
15 |
10.40 |
10.30 |
0.65 |
9.4 |
11.7 |
0.699 |
Hari 7 |
|
30 |
10.89 |
10.85 |
0.62 |
9.8 |
12.2 |
0.723 |
Kasus |
|
15 |
11.04 |
10.9 |
0.59 |
9.8 |
12.2 |
0.942 |
Kontrol |
|
15 |
10.47 |
10.6 |
0.60 |
9.8 |
11.9 |
0.343 |
Hari 14 |
|
30 |
11.61 |
11.50 |
0.63 |
10.2 |
12.7 |
0.710 |
Kasus |
|
15 |
11.64 |
11.7 |
0.59 |
10.3 |
12.7 |
0.776 |
Kontrol |
|
15 |
11.10 |
11.10 |
0.57 |
10.2 |
12.1 |
0.707 |
Hari 21 |
|
30 |
11.97 |
12.0 |
0.72 |
10.5 |
13.8 |
0.620 |
Kasus |
|
15 |
12.42 |
12.40 |
0.60 |
11.3 |
13.8 |
0.537 |
Kontrol |
|
15 |
11.50 |
11.50 |
0.54 |
10.5 |
12.3 |
0.712 |
Hari 30 |
|
30 |
12.37 |
12.55 |
0.70 |
10.8 |
13.5 |
0.403 |
Kasus |
|
15 |
12.75 |
12.80 |
0.50 |
11.8 |
13.5 |
0.442 |
Kontrol |
|
15 |
12.00 |
12.10 |
0.67 |
10.8 |
12.9 |
0. 304 |
Berdasarkan tabel 1
dapat dilihat bahwa rerata kadar hemoglobin responden hari pertama post
partum adalah 10.69 gr%, hari ke 7 (Tujuh) 10.89 gr %, hari ke 14 (empat belas)
11.61%, hari ke 21 (dua puluh satu) 11.97 gr % dan hari ke 30 (Tiga Puluh)
12.37 gr %.
Sedangkan pada table 2 terlihat hasil
perbandingan pengukuran hemoglobin hari pertama, hari ke-7, hari ke-14, hari
ke-21 dan hari ke-30. Didapatkan nilai P untuk setiap perbandingan adalah
sebesar 0,00. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapar perbedaan yang
bermakna secara statistic pada semua pengukuran hemoglobin baik pada kelompok
kasus,maupun pada kelompok control.
Tabel 2
Analisis Pengaruh pemberian Kapsul Kelor terhadap Kadar Hemoglobin Wanita Post
Partum di wilayah kerja Puskesmas Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar Tahun 2019.
No |
Variabel |
Grup |
P Value |
1 |
Hemoglobin (Kasus) |
|
0,00* |
|
HB hari 1 |
HB hari 7 |
0.002* |
|
|
HB hari 14 |
0. 00* |
|
|
HB hari 21 |
0.00* |
|
|
HB hari 30 |
0.00* |
|
HB hari 7 |
HB hari 14 |
0. 00* |
|
|
HB hari 21 |
0.00* |
|
|
HB hari 30 |
0.00* |
|
HB hari 14 |
HB hari 21 |
0. 00* |
|
|
HB hari 30 |
0.00* |
|
HB hari 21 |
HB hari 30 |
0.00* |
2 |
Hemoglobin (Kontrol) |
|
0,00* |
|
HB hari 1 |
HB hari 7 |
0.00* |
|
|
HB hari 14 |
0. 00* |
|
|
HB hari 21 |
0.00* |
|
|
HB hari 30 |
0.00* |
|
HB hari 7 |
HB hari 14 |
0. 00* |
|
|
HB hari 21 |
0.00* |
|
|
HB hari 30 |
0.00* |
|
HB hari 14 |
HB hari 21 |
0. 00* |
|
|
HB hari 30 |
0.00* |
|
HB hari 21 |
HB hari 30 |
0.00* |
*
Repeated Anov
Tabel 3
Analisis Pengaruh pemberian Kapsul Kelor terhadap Hemoglobin dan Lama
Penyembuhan Luka Perinium Wanita Post
Partum di wilayah kerja Puskesmas Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar
No |
Variabel |
Mean |
P Value |
|
|
|
|
1 |
Hemoglobin hari 1 |
|
0,61* |
|
Kasus |
10.52 |
|
|
Kontrol |
10.40 |
|
2 |
Hemoglobin hari 7 |
|
0.20* |
|
Kasus |
11.04 |
|
|
Kontrol |
10.47 |
|
3 |
Hemoglobin hari 14 |
|
0.01* |
|
Kasus |
11.64 |
|
|
Kontrol |
11.10 |
|
4 |
Hemoglobin hari 21 |
|
0.00* |
|
Kasus |
12.42 |
|
|
Kontrol |
11.50 |
|
5 |
Hemoglobin hari 30 |
|
0.00* |
|
Kasus |
12.75 |
|
|
Kontrol |
12.00 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
*
Independent T Test
Tabel 3 menunjukkan terdapat perbedaan rerata
kadar Hemoglobin antara kelompok kasus dan control. Pada pengukuran hari pertama , didapatkan
rerata hemoglobin kelompok kasus cenderung
lebih tinggi dibanding kelompok control yaitu 10.52 gr% dan 10.40 gr%. Demikian
juga pada pengkuran hari ke tujuh rerata hemoglobin kelompok kasus
cenderung lebih tinggi dibanding
kelompok control yaitu 11.04 gr% dan 10.47 gr%. Namun setelah dilakukan uji
statistic didapatkan nilai P > 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa Ho diterima
yang artinya terdapat perbedaan rerata kadar hemoglobin yang tidak
bermakna antara kelompok yang diberikan
kapsul kelor dengan kelompok yang tidak
diberikan kapsul kelor.
Pada pengukuran hari ke 14 , 21 dan 30 , didapatkan rerata hemoglobin kelompok kasus
cenderung lebih tinggi dibanding
kelompok control yaitu 11.64 gr% dan 11.10 gr%., 12.42 gr% dan 11.50 gr%, 12.75
gr% dan 12.00 gr% Demikian juga pada
pengkuran hari ke tujuh rerata hemoglobin kelompok kasus cenderung lebih tinggi dibanding kelompok control yaitu
11.04 gr% dan 10.47 gr%. Dan setelah
dilakukan uji statistic didapatkan nilai P < 0,05. Hasil ini menunjukkan
bahwa Ho ditolak Sehingga dapat
disimpulkan rerata kadar hemoglobin kelompok ibu yang diberikan kapsul kelor
lebih tinggi secara signifikan dibandingkan kelompok yang tidak diberikan.
Selanjutnya pada pengukuran hari ke 3 lamanya waktu penyembuhan luka dengan
menggunakan skala REEDA didapatkan rerata skor skala REEDA pada kelompok kasus cenderung lebih
tinggi dibanding kelompok control yaitu 2.67 dan 2.60. sedangkan pada
pengukuran hari ke 5, rerata skor skala
REEDA pada kelompok kasus cenderung lebih rendah dibandingkan kelompok
control dengan nilai 0.27 dan 0.93 . Dan setelah dilakukan uji statistic,
didapatkan nilai P < 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa Ho ditolak sehingga
disimpulkan rerata lamanya waktu
penyembuhan luka pada kelompok ibu yang
diberikan kapsul kelor lebih rendah secara signifikan dibandingkan kelompok
yang tidak diberikan.
Diskusi
Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa rata-rata ibu postpartum hari pertama mengalami anemia katagori ringan
dengan nilai rerata 10,69 gr% dan mulai naik secara bertahap pada hari ke-7
dengan rerata 10.89 gr%. Kenaikan signifikan naik pada hari ke 14 dengan nilai
rerata 11.61% dan hari ke 21 dan 30 dengan rerata 11.97 gr % dan 12.37%.
Kadar hemoglobin minimal pada saat post partum
adalah sebesar 10 g/dl. Tubuh akan mengalami hipoksia bila memiliki kadar
hemoglobin kurang dari batas normal sebagai akibat dari kemampuan kapasitas
pengangkutan oksigen dari darah berkurang (Widayanti, 2008).
Hasil perbandingan pengukuran hemoglobin hari
pertama, hari ke-7, hari ke-14, hari ke-21 dan hari ke-30. Didapatkan nilai P
untuk setiap perbandingan adalah sebesar 0,00. Sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa terdapar perbedaan yang bermakna secara statistic pada semua
pengukuran hemoglobin baik pada kelompok kasus,maupun pada kelompok control.
Hasil ini menunjukkan bahwa, secara fisiologis,
kadar hemoglobin naik secara bertahap dari hari kehari keminggu yang kemudian akan mencapai
hemoglobin sebelum hamil dan melahirkan. Pada masa hamil didapat hubungan yang
dikenal dengan shunt antara sirkulasi ibu dan plasenta. Setelah persalinan
shunt akan hilang dengan tiba-tiba. Volume darah ibu relatif bertambah, dengan
mekanisme kompensasi timbulnya hemokonsentrasi kembali normal, terjadi pada
hari ke 3-5 pasca salin (Winkjosastro, 2009).
Pada analisis perbedaan rerata kadar Hemoglobin
antara kelompok kasus dan control. Pada
pengukuran hari ke 1 dan hari ke 7 didapatkan perbedaan rerata hemoglobin yang
tidak bermakna antara kelompok yang
diberikan kapsul kelor dengan kelompok
yang tidak diberikan kapsul kelor. Pada saat pengukuran awal ini, kedua
kelompok belum diberikan intervensi apapun. Hal ini juga memastikan bahwa
perubahan hemoglobin yang terjadi pada pengukuran selanjutnya pada kelompok
kasus,bukanlah karena kebetulan semata namun karena intervensi.
Pada pengukuran hari ke 14 , 21 dan 30 , didapatkan rerata hemoglobin kelompok kasus
cenderung lebih tinggi dibanding
kelompok control yaitu 11.64 gr% dan 11.10 gr%., 12.42 gr% dan 11.50 gr%, 12.75
gr% dan 12.00 gr% Demikian juga pada
pengkuran hari ke tujuh rerata hemoglobin kelompok kasus cenderung lebih tinggi dibanding kelompok control yaitu
11.04 gr% dan 10.47 gr%. Dan setelah
dilakukan uji statistic didapatkan nilai P < 0,05. Sehingga dapat
disimpulkan rerata kadar hemoglobin kelompok ibu yang diberikan kapsul kelor
lebih tinggi secara signifikan dibandingkan kelompok yang tidak diberikan.
Penggunaan
kelor ditemukan sangat kuat dalam menanggulangi anemia sedang, (Milman, 2006;
Thompson, 2011). Serbuk daun kelor kaya vitamin dan mineral termasuk zat besi, vitamin A (karotenoid), dan vitamin C
yang penting untuk metabolisme zat besi. Selain itu, Moringa memiliki
keistimewaan karena karena kaya asam amino esensial, yang merupakan bahan
penyusun protein yang penting untuk pertumbuhan sel (Ashifaq et al., 2012;
Busani, et al, 2011). Moringa tidak menunjukkan toksisitas ketika dikonsumsi dalam
jumlah besar (Devaraj et al.,, 2007; Luqman et al.,, 2012; Stohs & Hartman,
2015).
Daun Kelor memiliki Kandungan zat besi (Fe) yang tinggi baik pada
daun kering ataupun dalam bentuk tepung per 100 gr yaitu sebesar 28,2 mg
(WPPTI, 2019).
Hemoglobin mempunyai peranan penting untuk
mengikat oksigen dari proses difusi gas di alveolus kemudian diangkut ke
seluruh tubuh untuk perfusi jaringan. Jika terdapat oksigenasi yang tidak
adekuat, maka jaringan akan kekurangan nutrisi dan menjadikan sistem lebih mudah
terinfeksi.
Kesimpulan
Rerata kadar hemoglobin kelompok ibu yang
diberikan kapsul kelor lebih tinggi secara signifikan dibandingkan kelompok
yang tidak diberikan
DAFTAR PUSTAKA
Ashifaq, M., Basra, S., & Ashifaq, U.
(2012). Moringa: A miracle plant for agro‐forestry. Journal of Agriculture and Social
Science, 115–122.
Busani, M., Patrick, J. M., Arnold, H., &
Voster, M. (2011). Nutritional char-acterization of Moringa (Moringa oleifera
Lam.) leaves. African Journal of Biotechnology, 10(60), 12925–12933. https://doi.org/10.5897/AJB10.1599
Guo, S. & DiPietro, L. A.,
2010. Factor Affecting Wound Healing. USA: J Dent Res.
Herawati, (2010) Hubungan Perawatan
Perinium dengan Kesembuhan Luka Perinium ibu nIfas Hari keenam di BPS NY. Sri
Suhersih ,Mojokerto,Sragen . Skripsi. Tidak Dipublikasikan.
Luqman, S., Srivastava, S., Kumar, R., Maurya,
A. K., & Chanda, D. (2012). Experimental assessment of Moringa oleifera
leaf and fruit for its antistress, antioxidant, and scavenging potential using
in Vitro and in Vivo assays. Evidence‐Based Complementary and Alternative Medicine:
ECAM, 2012, 519084. https://doi.org/10.1155/2012/519084
Kementrian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2016. Jakarta
: Kemenkes RI. 2017
Manuaba, IBG, 2010. Pengantar
Kuliah Obstetri. Jakarta, EGC
Morison, M. J., 2008. Manajemen
Luka. Jakarta: EGC.
Oluduro, 2012. Evaluation of Antim
Syaifuddin, 2009. Anatomi Tubuh
Manusia Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika
Stohs, S. J., & Hartman, M. J. (2015).
Review of the safety and efficacy of Moringa oleifera. Phytotherapy Research:
PTR, 29(6), 796–804. https://doi.org/10.1002/ptr.5325
Sylvie S, Ponomban, Rivolta W dan
Vera T .,(2013). Efektivitas Suplementasi Bubuk Daun Kelor (Moringa Aloifera)
terhadap Kadar Hemoglobin Pada iBu Hamil yang menderita Anemia.
Widowati, I, Siti E dan Sari W.
2014. Uji Aktivitas antibakteri Ekstrak Daun Kelor (Moringa Oleifera) Terhadap
Bakteri Pembusukan Ikan Segar (Pseudomonas aeruginosa).Universitas negeri
Yogyakarta.
Warta Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Industri, Volume 20 Nomor 3. http://perkebunan.litbang.pertanian.go.id/?p=4388 Di akses pada tanggal 25 Maret
2019.
Wiknjosastro, H., 2009. Ilmu
Kebidanan. Jakarta: Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Yameogo, W., Bengali,D, Savadogo,
A., Nikiema,P.A, Traore,S.A.,2011. Determinastion of Chemical Composition and
nutritional Value of Moringan Oleifera leaves. Pakistan Journal of Nutrition 10
Vol (3): 264-268
11bet 11bet planet win 365 planet win 365 betway login betway login 카지노 카지노 다파벳 다파벳 bet365 bet365 starvegad starvegad クイーンカジノ クイーンカジノ 온카지노 온카지노 starvegad starvegad 170
BalasHapus