HUBUNGAN PENGGUNAAN KB SUNTIK 3 BULAN
DENGAN GANGGUAN SIKLUS MENSTRUASI DI PUSKESMAS PANTE CEUREUMEN KABUPATEN ACEH BARAT
TAHUN 2017
Oleh:
Maharani
Program Studi Kebidanan Meulaboh Poltekkes
Kemenkes Aceh
ABSTRAK
Kontrasepsi merupakan cara untuk mencegah terjadinya konsepsi. Di
Indonesia kontrasepsi hormonal jenis suntikan sering digunakan karena mekanisme
kerja efektif, praktis, harga murah dan aman. Kontrasepsi suntik tidak
menimbulkan gangguan namun tetap mempunyai kekurangan dan efek samping, apabila
digunakan selama lebih dari 1 tahun dapat mempengaruhi siklus menstruasi
seperti terjadinya gangguan menstruasi yaitu amenorea sekunder. Kejadian
amenorea sekunder memperparah seiring berjalannya waktu, dimana hasil
penelitian menunjukkan bahwa ditemukannyaamenorea sekunder pada akseptor KB
suntik 3 bulan yang melakukan penyuntikan ulang kontrasepsi. Tujuan penelitian
adalah untuk mengetahui hubungan penggunaan KB suntik 3 bulan dengan gangguan
siklus menstruasi di Puskesmas Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat Tahun 2017.
Penelitian ini bersifat
survey analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional.Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh akseptor KB suntik 3 bulan dari bulan Juli –
September tahun 2017 sebanyak 31 orang. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan
teknik total populasi seluruhnya dijadikan sampel penelitian sebanyak 31 orang.
Hasil penelitian di
analisa menggunakan analisa univariat dan bivariat dengan uji chi-square.Hasil
penelitian terdapathubungan yang signifikan antara hubungan penggunaan KB suntik 3
bulan dengan gangguan siklus menstruasi di Puskesmas Pante Ceureumen Aceh Barat
dengan nilai probabilitasnya 0,001 atau <0 3="" akseptor="" biasa="" bulan.="" bulan.kepada="" bulan="" dan="" dapat="" di="" dialami="" diharapkan="" fisiologis="" gangguan-gangguan="" harapkan="" kb="" kepada="" kesehatan="" masyarakat="" memakai="" memberi="" mengenai="" menggalakkan="" mengkonsultasikan="" oleh="" patologis="" pengguna="" penyuluhan="" perubahan-perubahan="" petugas="" program="" selalu="" selama="" span="" suntik="" tenaga="" terjadi="" terkait="" untuk="" yang="">0>
Kata Kunci : KB Suntik 3 bulan, Gangguan siklus
menstruasi
PENDAHULUAN
Di era modern
saat ini, kebutuhan ekonomi masyarakat juga semakin meningkat ditambah
kesibukan kerja yang begitu menyita waktu bersama keluarga. Oleh karenanya
wanita sebagian besar lebihmemilih untuk menjarangkan kehamilannya dengan
menggunakan alat kontrasepsi salah satunya adalah suntik KB.
Keluarga
berencana (KB) adalah suatu upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal
melahirkan, mengatur kehamilan melalui promosi, perlindungan dan bantuan sesuai
dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.1
Pengertian lain mengatakan bahwa KB adalah usaha untuk mengukur jumlah dan
jarak anak yang diinginkan. Untuk mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa
cara untuk mencegah atau menunda kehamilan. Pasangan usia subur (PUS)
menggunakan alat kontrasepsi untuk mengikuti program keluarga berencana
tersebut.2
Menurut World Health Organization (WHO) tahun
2013 mengatakan jumlah peserta KB suntik seluruh dunia yaitu 4.000.000 peserta
atau sekitar 45%. Di Amerika Serikat jumlah penggunaan kontrasepsi suntik
sebanyak 30% sedangkan di Negara Indonesia kontrasepsi suntik merupakan
kontrasepsi yang paling banyak digunakan mencapai 33,1% dan yang paling sedikit
penggunaan KB suntik adalah Negara Algeria, Armenia, Guinea, yang mencapai 1,0%
dan negara-negara di ASEAN yang paling banyak menggunakan KB suntik Indonesia
sebanyak 31,8%, lalu menyusul negara Myanmar sebanyak 19,7%, sedangkan yang
terendah adalah Malaysia 0,5%.4
Berdasarkan hasil Survei Demografi dan
Kependudukan Indonesia (SDKI) tahun 2013 pola pemakaian kontrasepsi terbesar
adalah suntik 31.6%, pil 13,2%, IUD 4,8%, implant 2,8%, kondom 1,3%, kontap
wanita (MOW) 3,1% dan kontap pria (MOP) 0,2% dan metode lainnya 0,4%. Pemakaian
metode kontrasepsi suntik memperlihatkan kecenderungan peningkatan pada
beberapa kurun waktu ini.5
Berdasarkan
data BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Bencana Nasional) tahun 2014
peserta KB aktif di Indonesia mencapai 35.202.908 peserta. Dimana peserta KB
suntik sebesar 16.734.917 (47,54%), pil sebesar 8.300.362 (23.58%), kondom
sebesar 1.110.341 (3,15%), IUD sebesar 3.896.081 (11,07%), implant sebesar
3.680.816 (10,46%), MOP sebesar 241.642 (0,69%), MOW sebesar 1.238.749 (3,52%).6
Berdasarkan
Data Profil Kesehatan Aceh diperoleh Peserta KB aktif sebanyak 641.533 peserta
(75,99%). Penggunaan alat kontrasepsi suntik sebanyak 303.227 peserta (47,26%).
7 Berdasarkan Data Profil Kesehatan Aceh Barat tahun2016, jumlah peserta
KB sebanyak 4.955 orang, peserta yang memakai KB suntik sebanyak 273 orang.7
Berdasarkan data terakhir yang tercatat pada
Puskesmas Pante Ceureumen Aceh Barat pada tahun 2016 didapatkan bahwa jumlah
peserta KB sebanyak 1.352 peserta yang memakai kontrasepsi suntik sebanyak 945
peserta. Pada tahun 2017 jumlah peserta KB sebanyak 153 peserta yang memakai
kontrasepsi suntik 3 bulan sebanyak 31 peserta.
Efek samping
yang sering dijumpai pada wanita yang menggunakan suntik KB adalah mengalami
gangguan unsiklus menstruasi.
Hubungan pemakaian KB suntik 3 bulan dangan
gangguan siklus menstruasi dapat dilihat dari cara kerja atau efek samping dari
KB suntik 3 bulan yang menghambat sekresi hormon pemicu folikel (FSH dan LH)
serta kelebihan LH endrometrium mengalami atrofi, selaput lendir serviks tipis
sehingga tidak dapat mendukung implantasi sel ovum dengan demikian dapat
terjadi gangguan menstruasi pada akseptor.8
Menurut
penelitian yang dilakukan oleh putri, dkk (2014) menyebutkan bahwa sebagian
besar kejadian amenorea dialami oleh
akseptor KB suntik DMPA.
Penelitian yang
dilakukan oleh Munir mengungkapkan bahwa KB suntik 3 bulan (Depo-Provera) mengindikasikan terjadinya
amenorea pada penggunanya.
Penelitian ini dilakukan kepada aseptor suntik
yang telah menggunakan injeksi Depo-Provera
dan Cyclofem selama 1 tahun, hal
inilah membedakan dari penelitian yang akan penulis lakukan di mana fokus pada
pengguna KB suntik selama 2 tahun.
Lama penggunaan
KB suntik terbukti dapat memperbesar kemungkinan seseorang mengalami amenorhea. Pendapat ini kemudian
didukung oleh penelitian dari Andriyati (2014) yang mengungkapkan bahwa suntik Depo-Provera mengakibatkan terjadinya amenorea dan samakin lama penggunaan
suntik maka semakin besar kemungkinan terjadinya amenorea. Berdasarkan beberapa penelitian di atas kemudian dapat
dilihat bahwa penggunaan KB 3 bulan lebih dominan menyebabkan amenorea pada perempuan.9
Penelitian yang relevan juga dilakukan oleh
Antika (2014) dengan judul Hubungan Penggunaan KB Suntik Depo Provera dengan Siklus Mantruasi pada Akseptor KB Suntik di
Wilayah Kerja Puskesmas Ponjong 1. Hasil penelitian tersebut adalah
terdapat hubungan yang penggunaan KB Suntik Depo
Provera dengan dengan perubahan siklus menstruasi.12
Bagaimanakah Pengunaan KB Suntik 3 Bulan denganGangguan Siklus Menstruasi di
PuskesmasPante Ceureumen.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini merupakan penelitian Analitik
dan rancangan penelitian ini menggunakan rancangan penelitian cross
sectional.Penelitian inidilakukan di PuskesmasPante Ceureumenpada bulan Juli-September Tahun 2017.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
akseptor KB suntik 3 bulan di Puskesmas Pante Ceureumen Aceh Barat.Teknik sampling yang digunakan adalah tekniktotal sampling,sehingga
dalam teknik sampling di sini peneliti mengambil respondensebanyak 31 orang.
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis univariat
dan bivariat.Untuk membuktikan adanya hubungan yang signifikan antara Pengunaan KB Suntik 3 Bulan dengan Gangguan Siklus Menstruasi di Puskesmas
Pante Ceureumendi gunakan analisis Chi-square.
HASIL
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
mengenai Hubungan Pengunaan KB Suntik 3 Bulan denganGangguan Siklus Menstruasi di
PuskesmasPante CeureumenTahun 2017diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 1. Distribusi
Karakteristik Umur Responden Di Puskesmas Pante Ceureumen Aceh Barat
No
|
Umur
|
F
|
Persentase
|
1
|
20-28
|
13
|
41.94
|
2
|
29-37
|
12
|
38.70
|
3
|
38-46
|
6
|
19.36
|
|
Total
|
31
|
100
|
Dari tabel 1 diatas dapat di lihat bahwa dari 31 responden mayoritas responden berumur
20-28 sebanyak 13 responden (41.94%) .
Tabel 2. Distribusi
Karakteristik Paritas Responden Di Puskesmas Pante Ceureumen Aceh Barat
No
|
Paritas
|
F
|
Persentase
|
1
|
4 Anak
|
17
|
54.83
|
2
|
3 Anak
|
11
|
35.48
|
3
|
2 Anak
|
3
|
9.68
|
|
Total
|
31
|
100
|
Dari tabel 2 diatas dapat di lihat bahwa paritas masih tergolong tinggi yaitu dari
31 responden yang memiliki 4 anak sebanyak 17 responden (54.83%).
Tabel 3. Distribusi
Frekuensi Gangguan Siklus Menstruasi Di Puskesmas Pante Ceureumen Aceh Barat
No
|
Gangguan Siklus Menstruasi
|
F
|
Persentase
|
1
|
Mengalami Gangguan
|
19
|
61.30
|
2
|
Tidak mengalami Gangguan
|
12
|
38.70
|
|
Total
|
31
|
100
|
Dari tabel 3 diatas dapat di lihat bahwa dari 31 responden, yang mengalami
gangguan siklus menstruasi sebanyak 19 responden (61.3%)
Tabel 4. Tabulasi Silang
Hubungan Penggunaan KB Suntik 3 bulan Dengan Gangguan Siklus Menstruasi Di
Puskesmas Pante Ceureumen Aceh Barat
Penggunaan KB Suntik 3
bulan
|
Gangguan Siklus Menstruasi
|
Total
|
Sig p
|
||||
Mengalami gangguan
|
Tidak mengalami gangguan
|
|
|||||
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
||
≥ 1 tahun
|
15
|
48.4
|
2
|
6.5
|
17
|
54.8
|
0,001
|
< 1 tahun
|
4
|
12.9
|
10
|
32.3
|
14
|
45.2
|
|
|
19
|
61.3
|
12
|
38.7
|
31
|
100
|
Dari tabel 4 tabulasi silang diatas dilihat bahwa dari 17 orang yang menggunakan
KB suntik Depo ≥ 1 tahun mengalami gangguan sebanyak 15 responden (48.4%) dan
dari 14 orang yang menggunakan KB suntik Depo < 1 tahun tidak mengalami
gangguan sebanyak 10 responden (32.2%)
Selanjutnya dari
hasil analisa chi-square pada
lampiran tabel uji chi-square antara
Hubungan Penggunaan KB Suntik 3 bulan Dengan Gangguan Siklus Menstruasi Di
Puskesmas Pante Ceureumen Aceh Baratdiketahui bahwa nilai probabilitasnya
(0,001)
PEMBAHASAN
1.
Distribusi Karakteristik Umur
Responden Di Puskesmas Pante Ceureumen Aceh Barat
Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan bahwa dari tabel
diatas dapat di lihat bahwa dari 31 responden yang berumur 20-28 sebanyak 13
responden (41.94%) dan yang berumur 38-46 sebanyak 6 responden (19.36%).
Berdasarkan asumsi peneliti didapatkan rata-rata umur responden di
Puskesmas Pante Ceureumen Aceh Barat
memiliki umur 20-28 tahun, artinya banyak responden yang berumur kategori
dewasa muda artinya masih belum terlalu matang untuk membedakan hal yang baik
digunakan dan tidak baik digunakan.
2.
Distribusi Karakteristik
Paritas Responden Di Puskesmas Pante Ceureumen Aceh Barat
Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa dari 31 responden yang
memiliki 4 anak sebanyak 17 responden (54.83%), yang memiliki 3 anak sebanyak
11 responden (35.48%) dan 2 anak sebanyak 3 responden (9.68%).
Berdasarkan asumsi peneliti didapatkan rata-rata paritas responden
di Puskesmas Pante Ceureumen Aceh Barat memiliki paritas sebanyak 4 anak artinya sebagian besar responden memiliki
anak yang pada kategori multipara dan ibu-ibu sudah memiliki banyak pengalaman
untuk menggunakan KB pada jeda kehamilan sebelumnya.
3.
Penggunan KB
suntik 3 bulan Di Puskesmas Pante Ceureumen Aceh Barat
Dari hasil penelitian di dapatkan bahwa dari 31 responden yang
penggunaan KB suntik 3 bulan ≥ 1 tahun sebanyak 17 responden (54.8%) dan yang
penggunaan KB suntik 3 bulan< 1 tahun sebanyak 14 responden (45.2%).
Menurut peneliti terdahulu oleh Supriadi tahun 2013 seseorang lama pemakaian kontrasepsi KB suntik 3 bulan selama ≥
1 tahun dapat menyababkan gangguan menstruasi seperti amenorea sekunder dan tidak mengalami pada pemakaian < 1 tahun,
kejadian amenorea sekunder bertambah
besar seiring berjalannya waktu, selain itu hasil epidemiologi yang dilakukan
oleh Sathyamala juga menunjukkan bahwa kejadian amenorea sekunder lebih sering dialami akseptor KB suntik 3 bulan
yang melakukan penyuntikan ulang kontrasepsi. 10
Depo provera ialah
KB suntik 3 bulan yang mengandung 150 mg depo
medroksi progesteron asetat (DMPA), yang diberikan setiap 3 bulan dengan
cara disuntik intramuskular di daerah bokong. 3
Menurut 22depo
provera merupakankontrasepsi suntik yang mengandung depo medroksiprogesteron asetat 150 mg, yang diberikan setiap 12
minggu, tetapi intervalnya dapat di perpanjang hingga 14 minggu.
Menurut asumsi peneliti dari hasil penelitian ini
bahwa penggunaan KB suntik Depo mayoritas ≥1 tahun dan rata-rata mengalami
gangguan menstruasi seperti tidak haid, hal ini terjadi karena penggaruh hormon
dimana cara kerja kontrasepsi suntik depo provera menurut 23 yaitu menghalangi pengeluaran
FSH dan LH sehingga tidak terjadi perlepasan ovum dan mengentalkan lendir
serviks, sehingga sulit ditembus spermatozoa.
4. Gangguan Siklus Menstruasi Di
Puskesmas Pante Ceureumen Aceh Barat
Dari hasil penelitian di dapatkan bahwa dari 31 responden, yang
mengalami gangguan siklus menstruasi sebanyak 19 responden (61.3%) dan yang
tidak mengalami gangguan siklus menstruasi sebanyak 12 responden (38.7%).
Menurut peneliti terdahulu oleh Tunjung Sri yulianti tahun 2015 bahwa pemakai KB suntik
depo sering mengalami gangguan menstruasi (hipermenorea,
hipomenorea, polimenorea, oligomenorea, amenorea, metroragia).11
Metode kontrasepsi hormonal dianggap salah satu metode dengan
efektifitas yang tinggi, tetapi disisi lain kontrasepsi hormonal terutama yang
mengandung progestin dapat mengubah
menstruasi.
Pada sebagian besar pemakaian terjadi peningkatan insiden bercak
darah yang tidak teratur dan sedikit atau darah diluar siklus kadang-kadang
berkepanjangan dan kadang-kadang oligomenorea
atau bahkan amenorea.
Menurut teori adapun gangguan siklus menstruasi yang sering dialami
adalah hipermenorea adalah perdarahan
haid yang banyak dan lebih lama darinormal yaitu 6-7 hari dan ganti pembalut
5-6 kali per hari. Haid normal biasanya 3-5 hari (2-7 hari masih normal),
jumlah rata-rata 35 cc (10-30 cc masih normal), kira-kira 2-3 kali ganti
pembalut per hari.
Penyebabnya: berasal dari rahim berupa mioma uteri (tumor jinak
dari otot rahim, infeksi pada rahim atau hiperplasia endomentrium (penebalan
lapisan dalam rahim). Dapat juga disebabkan oleh kelainan diluar rahim (anemia,
gangguan pembekuan darah), juga bisa disebabkan kelainan hormon (gangguan endokrin).
Menurut asumsi peneliti
dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa mayoritas pengguna KB suntik 3 bulan
mengalami gangguan menstruasi dan keluhan yang sering dikeluhkan seputar
mengenai siklus menstruasi yang tidak lancar serta tidak menstruasi, hal ini
disebabkan karena hormon yang ada di
dalam kandungan suntik KB 3 bulan dan pada ibu yang memakai KB suntuik 3 bulan
sudah sering mengalami gangguan siklus menstruasi.
5. Hubungan Penggunaan KB Suntik 3 bulan Dengan Gangguan Siklus
Menstruasi Di Puskesmas Pante Ceureumen Aceh Barat
Dari penelitian di dapatkan bahwa dari 17 orang yang menggunakan KB
suntik 3 bulan ≥ 1 tahun mayoritas mengalami gangguan sebanyak 15 responden
(48.4%) dan dari 14 orang yang menggunakan KB suntik 3 bulan< 1 tahun mayoritas
tidak mengalami gangguan sebanyak 10 responden (32.2%)
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Munayarokh, dkk tahun 2014 dengan judul hubungan lama pemakaian lama suntik DMPA dengan
gangguan menstruasi di BPM mariyah nurlaili rambe anak mungkid tahun 2014.
Selanjutnya dari hasil analisa
chi-square pada lampiran tabel uji chi-square
antara Hubungan Penggunaan KB Suntik 3 bulan Dengan Gangguan Siklus Menstruasi
Di Puskesmas Pante Ceureumen Aceh Barat diketahui bahwa nilai probabilitasnya
(0,001)
Hasil analisis ini memenuhi kriteria persyaratan hipotesis
hubungan, sehingga dapat disimpulkan bahwa Penggunaan KB Suntik 3 bulan
memiliki hubungan signifikan dengan Gangguan Siklus Menstruasi Di Puskesmas
Pante Ceureumen Aceh Barat.
Menurut teori
menstruasi merupakan perdarahan teratur dari uterus sebagai tanda bahwa alat
kandungan telah menunaikan faalnya. Masa ini akan mengubah perilaku dari
beberapa aspek, misalnya spisikologi dan lain-lain. Pada wanita biasanya pertama
kali mengalami menstruasi (Menarche)
pada umur 12-16 tahun.
Siklus
menstruasi normal terjadi setiap 22-35 hari, dengan lamanya menstruasi selama
2-7 hari.12
Depo provera ialah
KB suntik 3 bulan yang mengandung 150 mg depo
medroksi progesteron asetat (DMPA). Lama pemakaian kontrasepsi KB suntik 3
bulan selama ≥ 1 tahun dapat menyababkan gangguan menstruasi seperti amenorea sekunder dan tidak mengalami
pada pemakaian < 1 tahun, kejadian amenorea
sekunder bertambah besar seiring berjalannya waktu.
Berdasarkan asumsi peneliti dari hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa semakin lama pemakaian KB suntik 3 bulan maka
akan mengalami gangguan menstruasi yang sering dialami seperti amenorea atau
tidak mengalami menstruasi bahkan ada yang tidak mengalami menstruasi sama
sekali, hal ini terjadi karena hormon yang terkandung dalam KB suntik 3 bulan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian
yang berjudul “Hubungan Penggunaan KB Suntik 3 bulan Dengan Gangguan Siklus
Menstruasi Di Puskesmas Pante Ceureumen Aceh Barat” dapat di simpulkan bahwa
penggunaan KB suntik 3 bulan bahwa dari 31 responden yang penggunaan KB suntik 3
bulan ≥ 1 tahun sebanyak 17 responden (54.8%) dan yang penggunaan KB suntik 3
bulan< 1 tahun sebanyak 14 responden (45.2%).
Gangguan siklus
menstruasi bahwa dari 31 responden, yang mengalami gangguan siklus menstruasi
sebanyak 19 responden (61.3%) dan yang tidak mengalami gangguan siklus
menstruasi sebanyak 12 responden (38.7%).
Ada hubungan
yang signifikan antara hubungan penggunaan KB suntik 3 bulan dengan gangguan
siklus menstruasi di Puskesmas Pante Ceureumen Aceh Barat dengan nilai
probabilitasnya 0,001 atau <0 span=""> 0>
SARAN
Kepada akseptor KB suntik 3 bulan diharapkan
untuk dapat selalu mengkonsultasikan kepada petugas kesehatan terkait
perubahan-perubahan yang terjadi selama memakai KB suntik 3 bulan.Kepada tenaga
kesehatan di harapkan untuk dapat menggalakkan program KB kepada masyarakat dan
memberi penyuluhan mengenai gangguan-gangguan yang fisiologis dan patologis
yang biasa dialami oleh pengguna KB Suntik 3 bulan.
DAFTAR PUSTAKA
1.
|
Anggraini, Y.
2014. Pelayanan Keluarga Berencana.
Yogyakarta: Rohima Press
|
2.
|
Irianto, K. 2014.
Pelayanan Keluarga Berencana, Dua Anak
Cukup. Bandung: Alfabeta
|
3.
|
Yuhedi LT,
dkk. 2014. Kependudukan dan
Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: EGC
|
4.
|
WHO. 2013.
Maternal Mortality, health-related Millenium Deploment Goals. World Health
Statistic. www.who.go.id.
dikutip 14 juli 2017
|
5.
|
SDKI. 2014.
Kesehatan Keluarga Berencana.
|
6.
|
|
7.
|
Profil Kesehatan Puskesmas Aceh Barat. 2017. Data Peserta KB Suntik 2016.
|
8.
|
Mulyani NS, dkk. 2015. Keluarga Berencana dan Alat Kontrasepsi. Yogyakarta:
Nuhamedika
|
9.
|
Putri
RA, dkk. 2016. Kejadian Amenorhea
pada Akseptor KB Suntik di BPM CH Susilowati Treko Mungkid. https://ejournal.unsrat.ac.id. dikutip
14 juli 2017
|
10.
|
Suratin.
2013. Pelayanan Keluarga Berencana dan
Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: CV. Trans Info Media
|
11.
|
Kartono M. 2012.
Kontrasepsi dalam Kesehatan Reproduksi.
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan Berkerja dengan PT Citra Putra Bangsa dan The
Forf Foundation
|
12.
|
Maulana M. 2012.
Seluk Beluk Reproduksi dan Kehamilan.
Jogjakarta: Garailmu;.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar