Rabu, 27 Juni 2018

Maharani: Jurnal Al-Mumtaz, Volume 7, Nomor 1, Januari-Juni 2018, hal. 55-62


HUBUNGAN PENGGUNAAN KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN GANGGUAN SIKLUS MENSTRUASI DI PUSKESMAS PANTE CEUREUMEN KABUPATEN ACEH BARAT
TAHUN 2017

Oleh:
Maharani
Program Studi Kebidanan Meulaboh Poltekkes Kemenkes Aceh

ABSTRAK
Kontrasepsi merupakan cara untuk mencegah terjadinya konsepsi. Di Indonesia kontrasepsi hormonal jenis suntikan sering digunakan karena mekanisme kerja efektif, praktis, harga murah dan aman. Kontrasepsi suntik tidak menimbulkan gangguan namun tetap mempunyai kekurangan dan efek samping, apabila digunakan selama lebih dari 1 tahun dapat mempengaruhi siklus menstruasi seperti terjadinya gangguan menstruasi yaitu amenorea sekunder. Kejadian amenorea sekunder memperparah seiring berjalannya waktu, dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukannyaamenorea sekunder pada akseptor KB suntik 3 bulan yang melakukan penyuntikan ulang kontrasepsi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan penggunaan KB suntik 3 bulan dengan gangguan siklus menstruasi di Puskesmas Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat Tahun 2017. Penelitian ini bersifat survey analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh akseptor KB suntik 3 bulan dari bulan Juli – September tahun 2017 sebanyak 31 orang. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik total populasi seluruhnya dijadikan sampel penelitian sebanyak 31 orang. Hasil penelitian di analisa menggunakan analisa univariat dan bivariat dengan uji chi-square.Hasil penelitian terdapathubungan yang signifikan antara hubungan penggunaan KB suntik 3 bulan dengan gangguan siklus menstruasi di Puskesmas Pante Ceureumen Aceh Barat dengan nilai probabilitasnya 0,001 atau <0 3="" akseptor="" biasa="" bulan.="" bulan.kepada="" bulan="" dan="" dapat="" di="" dialami="" diharapkan="" fisiologis="" gangguan-gangguan="" harapkan="" kb="" kepada="" kesehatan="" masyarakat="" memakai="" memberi="" mengenai="" menggalakkan="" mengkonsultasikan="" oleh="" patologis="" pengguna="" penyuluhan="" perubahan-perubahan="" petugas="" program="" selalu="" selama="" span="" suntik="" tenaga="" terjadi="" terkait="" untuk="" yang="">

Kata Kunci : KB Suntik 3 bulan, Gangguan siklus menstruasi

PENDAHULUAN

Di era modern saat ini, kebutuhan ekonomi masyarakat juga semakin meningkat ditambah kesibukan kerja yang begitu menyita waktu bersama keluarga. Oleh karenanya wanita sebagian besar lebihmemilih untuk menjarangkan kehamilannya dengan menggunakan alat kontrasepsi salah satunya adalah suntik KB.
Keluarga berencana (KB) adalah suatu upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan melalui promosi, perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.1 Pengertian lain mengatakan bahwa KB adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang diinginkan. Untuk mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara untuk mencegah atau menunda kehamilan. Pasangan usia subur (PUS) menggunakan alat kontrasepsi untuk mengikuti program keluarga berencana tersebut.2
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2013 mengatakan jumlah peserta KB suntik seluruh dunia yaitu 4.000.000 peserta atau sekitar 45%. Di Amerika Serikat jumlah penggunaan kontrasepsi suntik sebanyak 30% sedangkan di Negara Indonesia kontrasepsi suntik merupakan kontrasepsi yang paling banyak digunakan mencapai 33,1% dan yang paling sedikit penggunaan KB suntik adalah Negara Algeria, Armenia, Guinea, yang mencapai 1,0% dan negara-negara di ASEAN yang paling banyak menggunakan KB suntik Indonesia sebanyak 31,8%, lalu menyusul negara Myanmar sebanyak 19,7%, sedangkan yang terendah adalah Malaysia 0,5%.4
Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kependudukan Indonesia (SDKI) tahun 2013 pola pemakaian kontrasepsi terbesar adalah suntik 31.6%, pil 13,2%, IUD 4,8%, implant 2,8%, kondom 1,3%, kontap wanita (MOW) 3,1% dan kontap pria (MOP) 0,2% dan metode lainnya 0,4%. Pemakaian metode kontrasepsi suntik memperlihatkan kecenderungan peningkatan pada beberapa kurun waktu ini.5
Berdasarkan data BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Bencana Nasional) tahun 2014 peserta KB aktif di Indonesia mencapai 35.202.908 peserta. Dimana peserta KB suntik sebesar 16.734.917 (47,54%), pil sebesar 8.300.362 (23.58%), kondom sebesar 1.110.341 (3,15%), IUD sebesar 3.896.081 (11,07%), implant sebesar 3.680.816 (10,46%), MOP sebesar 241.642 (0,69%), MOW sebesar 1.238.749 (3,52%).6
Berdasarkan Data Profil Kesehatan Aceh diperoleh Peserta KB aktif sebanyak 641.533 peserta (75,99%). Penggunaan alat kontrasepsi suntik sebanyak 303.227 peserta (47,26%). 7 Berdasarkan Data Profil Kesehatan Aceh Barat tahun2016, jumlah peserta KB sebanyak 4.955 orang, peserta yang memakai KB suntik sebanyak 273 orang.7
Berdasarkan data terakhir yang tercatat pada Puskesmas Pante Ceureumen Aceh Barat pada tahun 2016 didapatkan bahwa jumlah peserta KB sebanyak 1.352 peserta yang memakai kontrasepsi suntik sebanyak 945 peserta. Pada tahun 2017 jumlah peserta KB sebanyak 153 peserta yang memakai kontrasepsi suntik 3 bulan sebanyak 31 peserta.
Efek samping yang sering dijumpai pada wanita yang menggunakan suntik KB adalah mengalami gangguan unsiklus menstruasi.
Hubungan pemakaian KB suntik 3 bulan dangan gangguan siklus menstruasi dapat dilihat dari cara kerja atau efek samping dari KB suntik 3 bulan yang menghambat sekresi hormon pemicu folikel (FSH dan LH) serta kelebihan LH endrometrium mengalami atrofi, selaput lendir serviks tipis sehingga tidak dapat mendukung implantasi sel ovum dengan demikian dapat terjadi gangguan menstruasi pada akseptor.8
Menurut penelitian yang dilakukan oleh putri, dkk (2014) menyebutkan bahwa sebagian besar kejadian amenorea dialami oleh akseptor KB suntik DMPA.
Penelitian yang dilakukan oleh Munir mengungkapkan bahwa KB suntik 3 bulan (Depo-Provera) mengindikasikan terjadinya amenorea pada penggunanya.
Penelitian ini dilakukan kepada aseptor suntik yang telah menggunakan injeksi Depo-Provera dan Cyclofem selama 1 tahun, hal inilah membedakan dari penelitian yang akan penulis lakukan di mana fokus pada pengguna KB suntik selama 2 tahun.
Lama penggunaan KB suntik terbukti dapat memperbesar kemungkinan seseorang mengalami amenorhea. Pendapat ini kemudian didukung oleh penelitian dari Andriyati (2014) yang mengungkapkan bahwa suntik Depo-Provera mengakibatkan terjadinya amenorea dan samakin lama penggunaan suntik maka semakin besar kemungkinan terjadinya amenorea. Berdasarkan beberapa penelitian di atas kemudian dapat dilihat bahwa penggunaan KB 3 bulan lebih dominan menyebabkan amenorea pada perempuan.9
Penelitian yang relevan juga dilakukan oleh Antika (2014) dengan judul Hubungan Penggunaan KB Suntik Depo Provera dengan Siklus Mantruasi pada Akseptor KB Suntik di Wilayah Kerja Puskesmas Ponjong 1. Hasil penelitian tersebut adalah terdapat hubungan yang penggunaan KB Suntik Depo Provera dengan dengan perubahan siklus menstruasi.12
Bagaimanakah Pengunaan KB Suntik 3 Bulan denganGangguan Siklus Menstruasi di PuskesmasPante Ceureumen.

BAHAN DAN METODE
Penelitian ini merupakan penelitian Analitik dan rancangan penelitian ini menggunakan rancangan penelitian cross sectional.Penelitian inidilakukan di PuskesmasPante Ceureumenpada bulan Juli-September Tahun 2017.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh akseptor KB suntik 3 bulan di Puskesmas Pante Ceureumen Aceh Barat.Teknik sampling yang digunakan adalah tekniktotal sampling,sehingga dalam teknik sampling di sini peneliti mengambil respondensebanyak 31 orang.
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis univariat dan bivariat.Untuk membuktikan adanya hubungan yang signifikan antara Pengunaan KB Suntik 3 Bulan dengan Gangguan Siklus Menstruasi di Puskesmas Pante Ceureumendi gunakan analisis Chi-square.

HASIL
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai Hubungan Pengunaan KB Suntik 3 Bulan denganGangguan Siklus Menstruasi di PuskesmasPante CeureumenTahun 2017diperoleh hasil sebagai berikut:


Tabel 1. Distribusi Karakteristik Umur Responden Di Puskesmas Pante Ceureumen Aceh Barat

No
Umur
F
Persentase
1
20-28
13
41.94
2
29-37
12
38.70
3
38-46
6
19.36

Total
31
100


Dari tabel 1 diatas dapat di lihat bahwa dari 31 responden mayoritas responden berumur 20-28 sebanyak 13 responden (41.94%) .


Tabel 2. Distribusi Karakteristik Paritas Responden Di Puskesmas Pante Ceureumen Aceh Barat

No
Paritas
F
Persentase
1
4 Anak
17
54.83
2
3 Anak
11
35.48
3
2 Anak
3
9.68

                       Total
31
100

Dari tabel 2 diatas dapat di lihat bahwa paritas masih tergolong tinggi yaitu dari 31 responden yang memiliki 4 anak sebanyak 17 responden (54.83%).


Tabel 3. Distribusi Frekuensi Gangguan Siklus Menstruasi Di Puskesmas Pante Ceureumen Aceh Barat

No
Gangguan Siklus Menstruasi
F
Persentase
1
Mengalami Gangguan
19
61.30
2
Tidak mengalami Gangguan
12
38.70

Total
31
100

Dari tabel 3 diatas dapat di lihat bahwa dari 31 responden, yang mengalami gangguan siklus menstruasi sebanyak 19 responden (61.3%)

Tabel 4. Tabulasi Silang Hubungan Penggunaan KB Suntik 3 bulan Dengan Gangguan Siklus Menstruasi Di Puskesmas Pante Ceureumen Aceh Barat

Penggunaan  KB Suntik 3 bulan
Gangguan Siklus Menstruasi
Total
 Sig p
 Mengalami gangguan
 Tidak mengalami gangguan


F
%
F
%
F
%
≥ 1 tahun
15
48.4
2
6.5
17
54.8
0,001
< 1 tahun
4
12.9
10
 32.3
14
45.2

19
61.3
12
 38.7
31
100



Dari tabel 4 tabulasi silang diatas dilihat bahwa dari 17 orang yang menggunakan KB suntik Depo ≥ 1 tahun mengalami gangguan sebanyak 15 responden (48.4%) dan dari 14 orang yang menggunakan KB suntik Depo < 1 tahun tidak mengalami gangguan sebanyak 10 responden (32.2%)
            Selanjutnya dari hasil analisa chi-square pada lampiran tabel uji chi-square antara Hubungan Penggunaan KB Suntik 3 bulan Dengan Gangguan Siklus Menstruasi Di Puskesmas Pante Ceureumen Aceh Baratdiketahui bahwa nilai probabilitasnya (0,001)


PEMBAHASAN
1.    Distribusi Karakteristik Umur Responden Di Puskesmas Pante Ceureumen Aceh Barat
Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan bahwa dari tabel diatas dapat di lihat bahwa dari 31 responden yang berumur 20-28 sebanyak 13 responden (41.94%) dan yang berumur 38-46 sebanyak 6 responden (19.36%).
Berdasarkan asumsi peneliti didapatkan rata-rata umur responden di Puskesmas Pante Ceureumen  Aceh Barat memiliki umur 20-28 tahun, artinya banyak responden yang berumur kategori dewasa muda artinya masih belum terlalu matang untuk membedakan hal yang baik digunakan dan tidak baik digunakan.

2.    Distribusi Karakteristik Paritas Responden Di Puskesmas Pante Ceureumen Aceh Barat
Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa dari 31 responden yang memiliki 4 anak sebanyak 17 responden (54.83%), yang memiliki 3 anak sebanyak 11 responden (35.48%) dan 2 anak sebanyak 3 responden (9.68%).
Berdasarkan asumsi peneliti didapatkan rata-rata paritas responden di Puskesmas Pante Ceureumen Aceh Barat memiliki paritas sebanyak 4 anak  artinya sebagian besar responden memiliki anak yang pada kategori multipara dan ibu-ibu sudah memiliki banyak pengalaman untuk menggunakan KB pada jeda kehamilan sebelumnya.

3.    Penggunan KB suntik 3 bulan Di Puskesmas Pante Ceureumen Aceh Barat
Dari hasil penelitian di dapatkan bahwa dari 31 responden yang penggunaan KB suntik 3 bulan ≥ 1 tahun sebanyak 17 responden (54.8%) dan yang penggunaan KB suntik 3 bulan< 1 tahun sebanyak 14 responden (45.2%).
Menurut peneliti terdahulu oleh Supriadi tahun 2013 seseorang lama pemakaian kontrasepsi KB suntik 3 bulan selama ≥ 1 tahun dapat menyababkan gangguan menstruasi seperti amenorea sekunder dan tidak mengalami pada pemakaian < 1 tahun, kejadian amenorea sekunder bertambah besar seiring berjalannya waktu, selain itu hasil epidemiologi yang dilakukan oleh Sathyamala juga menunjukkan bahwa kejadian amenorea sekunder lebih sering dialami akseptor KB suntik 3 bulan yang melakukan penyuntikan ulang kontrasepsi. 10
Depo provera ialah KB suntik 3 bulan yang mengandung 150 mg depo medroksi progesteron asetat (DMPA), yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuskular di daerah bokong. 3
Menurut 22depo provera merupakankontrasepsi suntik yang mengandung depo medroksiprogesteron asetat 150 mg, yang diberikan setiap 12 minggu, tetapi intervalnya dapat di perpanjang hingga 14 minggu.
Menurut asumsi peneliti dari hasil penelitian ini bahwa penggunaan KB suntik Depo mayoritas ≥1 tahun dan rata-rata mengalami gangguan menstruasi seperti tidak haid, hal ini terjadi karena penggaruh hormon dimana cara kerja kontrasepsi suntik depo provera menurut 23 yaitu menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi perlepasan ovum dan mengentalkan lendir serviks, sehingga sulit ditembus spermatozoa.

4.    Gangguan Siklus Menstruasi Di Puskesmas Pante Ceureumen Aceh Barat
Dari hasil penelitian di dapatkan bahwa dari 31 responden, yang mengalami gangguan siklus menstruasi sebanyak 19 responden (61.3%) dan yang tidak mengalami gangguan siklus menstruasi sebanyak 12 responden (38.7%).
Menurut peneliti terdahulu oleh Tunjung Sri yulianti tahun 2015 bahwa pemakai KB suntik   depo sering mengalami gangguan menstruasi (hipermenorea, hipomenorea, polimenorea, oligomenorea, amenorea, metroragia).11
Metode kontrasepsi hormonal dianggap salah satu metode dengan efektifitas yang tinggi, tetapi disisi lain kontrasepsi hormonal terutama yang mengandung progestin dapat mengubah menstruasi.
Pada sebagian besar pemakaian terjadi peningkatan insiden bercak darah yang tidak teratur dan sedikit atau darah diluar siklus kadang-kadang berkepanjangan dan kadang-kadang oligomenorea atau bahkan amenorea.
Menurut teori adapun gangguan siklus menstruasi yang sering dialami adalah hipermenorea adalah perdarahan haid yang banyak dan lebih lama darinormal yaitu 6-7 hari dan ganti pembalut 5-6 kali per hari. Haid normal biasanya 3-5 hari (2-7 hari masih normal), jumlah rata-rata 35 cc (10-30 cc masih normal), kira-kira 2-3 kali ganti pembalut per hari.
Penyebabnya: berasal dari rahim berupa mioma uteri (tumor jinak dari otot rahim, infeksi pada rahim atau hiperplasia endomentrium (penebalan lapisan dalam rahim). Dapat juga disebabkan oleh kelainan diluar rahim (anemia, gangguan pembekuan darah), juga bisa disebabkan kelainan hormon (gangguan endokrin).
Menurut asumsi peneliti dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa mayoritas pengguna KB suntik 3 bulan mengalami gangguan menstruasi dan keluhan yang sering dikeluhkan seputar mengenai siklus menstruasi yang tidak lancar serta tidak menstruasi, hal ini disebabkan karena  hormon yang ada di dalam kandungan suntik KB 3 bulan dan pada ibu yang memakai KB suntuik 3 bulan sudah sering mengalami gangguan siklus menstruasi.

5.    Hubungan Penggunaan KB Suntik 3 bulan Dengan Gangguan Siklus Menstruasi Di Puskesmas Pante Ceureumen Aceh Barat
Dari penelitian di dapatkan bahwa dari 17 orang yang menggunakan KB suntik 3 bulan ≥ 1 tahun mayoritas mengalami gangguan sebanyak 15 responden (48.4%) dan dari 14 orang yang menggunakan KB suntik 3 bulan< 1 tahun mayoritas tidak mengalami gangguan sebanyak 10 responden (32.2%)
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Munayarokh, dkk tahun 2014 dengan judul hubungan lama pemakaian lama suntik DMPA dengan gangguan menstruasi di BPM mariyah nurlaili rambe anak mungkid tahun 2014.
Selanjutnya dari hasil analisa chi-square pada lampiran tabel uji chi-square antara Hubungan Penggunaan KB Suntik 3 bulan Dengan Gangguan Siklus Menstruasi Di Puskesmas Pante Ceureumen Aceh Barat diketahui bahwa nilai probabilitasnya (0,001)
Hasil analisis ini memenuhi kriteria persyaratan hipotesis hubungan, sehingga dapat disimpulkan bahwa Penggunaan KB Suntik 3 bulan memiliki hubungan signifikan dengan Gangguan Siklus Menstruasi Di Puskesmas Pante Ceureumen Aceh Barat.
Menurut teori menstruasi merupakan perdarahan teratur dari uterus sebagai tanda bahwa alat kandungan telah menunaikan faalnya. Masa ini akan mengubah perilaku dari beberapa aspek, misalnya spisikologi dan lain-lain. Pada wanita biasanya pertama kali mengalami menstruasi (Menarche) pada umur 12-16 tahun.
Siklus menstruasi normal terjadi setiap 22-35 hari, dengan lamanya menstruasi selama 2-7 hari.12
Depo provera ialah KB suntik 3 bulan yang mengandung 150 mg depo medroksi progesteron asetat (DMPA). Lama pemakaian kontrasepsi KB suntik 3 bulan selama ≥ 1 tahun dapat menyababkan gangguan menstruasi seperti amenorea sekunder dan tidak mengalami pada pemakaian < 1 tahun, kejadian amenorea sekunder bertambah besar seiring berjalannya waktu.
Berdasarkan asumsi peneliti dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin lama pemakaian KB suntik 3 bulan maka akan mengalami gangguan menstruasi yang sering dialami seperti amenorea atau tidak mengalami menstruasi bahkan ada yang tidak mengalami menstruasi sama sekali, hal ini terjadi karena hormon yang terkandung dalam KB suntik 3 bulan.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang berjudul “Hubungan Penggunaan KB Suntik 3 bulan Dengan Gangguan Siklus Menstruasi Di Puskesmas Pante Ceureumen Aceh Barat” dapat di simpulkan bahwa penggunaan KB suntik 3 bulan bahwa dari 31 responden yang penggunaan KB suntik 3 bulan ≥ 1 tahun sebanyak 17 responden (54.8%) dan yang penggunaan KB suntik 3 bulan< 1 tahun sebanyak 14 responden (45.2%).
Gangguan siklus menstruasi bahwa dari 31 responden, yang mengalami gangguan siklus menstruasi sebanyak 19 responden (61.3%) dan yang tidak mengalami gangguan siklus menstruasi sebanyak 12 responden (38.7%).
Ada hubungan yang signifikan antara hubungan penggunaan KB suntik 3 bulan dengan gangguan siklus menstruasi di Puskesmas Pante Ceureumen Aceh Barat dengan nilai probabilitasnya 0,001 atau <0 span="">

SARAN
Kepada akseptor KB suntik 3 bulan diharapkan untuk dapat selalu mengkonsultasikan kepada petugas kesehatan terkait perubahan-perubahan yang terjadi selama memakai KB suntik 3 bulan.Kepada tenaga kesehatan di harapkan untuk dapat menggalakkan program KB kepada masyarakat dan memberi penyuluhan mengenai gangguan-gangguan yang fisiologis dan patologis yang biasa dialami oleh pengguna KB Suntik 3 bulan.

DAFTAR PUSTAKA
1.
Anggraini, Y. 2014. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Rohima Press
2.
Irianto, K. 2014. Pelayanan Keluarga Berencana, Dua Anak Cukup. Bandung: Alfabeta
3.
Yuhedi LT, dkk. 2014. Kependudukan dan Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: EGC
4.
WHO. 2013. Maternal Mortality, health-related Millenium Deploment Goals. World Health Statistic. www.who.go.id. dikutip 14 juli 2017
5.
SDKI. 2014. Kesehatan Keluarga Berencana.
6.
BKKBN. 2014. Data BKKBN. http://aplikasi.bkkbn.go.id.dikutip 14 juli 2017
7.
Profil Kesehatan Puskesmas Aceh Barat. 2017. Data Peserta KB Suntik 2016.
8.
Mulyani NS, dkk. 2015. Keluarga Berencana dan Alat Kontrasepsi. Yogyakarta: Nuhamedika
9.
Putri RA, dkk. 2016. Kejadian Amenorhea pada Akseptor KB Suntik di BPM CH Susilowati Treko Mungkid. https://ejournal.unsrat.ac.id. dikutip 14 juli 2017
10.
Suratin. 2013. Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: CV. Trans Info Media
11.
Kartono M. 2012. Kontrasepsi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan Berkerja dengan PT Citra Putra Bangsa dan The Forf Foundation
12.
Maulana M. 2012. Seluk Beluk Reproduksi dan Kehamilan. Jogjakarta: Garailmu;.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar