HUBUNGAN
STATUS KARANG GIGI DENGAN GINGIVITIS PADA PASIEN POLI GIGI PUSKESMAS INDRAPURI KABUPATEN
ACEH BESAR
Oleh:
Reca
ABSTRAK
Gingivitis merupakan peradangan pada gusi, penyebab gingivitis yang paling sering terjadi yaitu menumpuknya
karang gigi yang berasal dari sisa makanan yang tidak dibersihkan. Penelitian ini untuk mengetahui hubungan status karang gigi dengan gingivitis pada
pasien Poli Gigi Puskesmas Indrapuri Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini bersifat analitik. Populasi penelitian ini yaitu seluruh
pasien yang terdapat karang gigi dan mengalami gingivitis dengan usia 15-44
tahun yang berkunjung ke poli gigi dan sampel dalam
penelitian ini berjumlah 34 orang yang diambil
berdasarkan tekhnik accidental sampling. Data diperoleh dengan melakukan pemeriksaan karang gigi dan
gingivitis. Hasil
penelitian menunjukkan gingivitis
dengan kriteria sedang dan status karang gigi sedang (73,7%). Ada hubungan
status karang gigi dengan gingivitis (P<0 span="">0>). Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan status karang gigi dengan
gingivitis. Disarankan kepada pasien untuk selalu menjaga kebersihan gigi dan
mulut.
Kata kunci: Status Karang Gigi, Gingivitis
CALCULUS STATUS RELATIONSHIP AND DENTAL GINGIVITIS PATIENTS ON DENTAL HEALTH POLI INDRAPURI DISTRICT OF ACEH
By:
Reca
ABSTRACT
Gingivitis is an inflammation of the gums, causing gingivitis is most
common, namely stacking rocks on the tooth from food scraps that are not
cleaned. This study was to determine the calculus status relationship with gingivitis in patients Poly Dental Health Center
Indrapuri district of Aceh. This research is analytic.The study population
included all patients
calculus status and gingivitis by the age of 15-44 years who visited poly gear and sample
in this study amounted to 34 people were taken by accidental sampling
technique. Data obtained by calculus
status and
gingivitis.The results showed moderate gingivitis criteria and calculus status moderate (73.7%). There is a calculus status relationship with gingivitis (P <0 .05="" a="" be="" can="" concluded="" is="" it="" span="" that="" there="">0>calculus status relationship with gingivitis. It is suggested
to the patient to maintain oral hygiene.
Keywords: Calculus Status, Gingivitis
PENDAHULUAN
Karang gigi merupakan deposit keras yang
terjadi akibat pengendapan garam-garam anorganik yang komposisi utamanya adalah
kalsium karbonat dan kalsium fosfat yang bercampur dengan debris,
mikroorganisme, dan sel-sel epitel deskuamasi.1 Karang gigi
disebabkan oleh bakteri streptococccus dan anaerob yang akan mengubah glukosa dan
karbohidrat pada makanan menjadi asam melalui proses fermentasi yang kemudian
dari proses tersebut akan membentuk dental plak.2 Dental plak yang mengeras dan menetap dalam
waktu yang lama akan membentuk karang gigi dan menyebabkan berbagai penyakit
gusi, seperti gingivitis.1
Penyebab
gingivitis yang paling sering terjadi yaitu menumpuknya karang gigi yang
berasal dari sisa makanan yang tidak dibersihkan.
Apabila plak tetap melekat pada gigi selama lebih dari 72 jam, maka akan
mengeras dan membentuk karang gigi.3
Proses terjadinya
penyakit gingivitis ditandai dengan perubahan patologis atau inflamasi gingiva, perubahan inflamatori
ini dikomplikasi oleh perubahan jaringan yang disebabkan oleh faktor sistemik.4 Gingivitis dan periodontitis merupakan infeksi yang menyertai penumpukan
plak bakteri dan kemudian mengalami mineralisasi (karang gigi), keadaan ini
dapat dicegah dengan mempertahankan hygiene
oral yang tepat, termasuk tindakan
menyikat gigi, pemakaian dental floss untuk
membersihkan sela-sela gigi, kumur dengan
larutan antibakterial dan pengangkatan sisa-sisa makanan yang terselip di
sela-sela gigi. Terapi pada keadaan ini ditujukan untuk mengatasi mikroflora penyebab gingivitis, yang terdiri dari pembersihan plak,
pembersihan karang gigi, pengangkatan
jaringan yang mati pada sulkus gingiva dan penanganan untuk
menghilangkan faktor penyebab lainnya.5
Kecenderungan
terjadinya penyakit gusi dan periodontal didalam masyarakat sangatlah tinggi.
Hal ini disebabkan teknik menyikat gigi yang salah dan oral hygiene yang buruk, sehingga terjadi penumpukan plak dan
karang gigi yang merupakan faktor awal terjadinya radang gusi. Plak yang
merupakan deposit yang berisi mikroorganisme memegang peranan penting terhadap
terjadinya inflamasi tersebut, ditambah lagi dengan sikap dan perilaku mereka
yang belum memahami tentang pentingnya menjaga kesehatan jaringan periodontal.6
Berdasarkan
Survei Kesehatan Rumah Tangga-Survei Kesehatan Nasional Tahun 2010 penyakit
periodontal menduduki urutan kedua dengan jumlah penderita 42,8% penduduk
Indonesia. Prevalensi penyakit periodontal meningkat seiring dengan pertambahan
usia. Berdasarkan survei yang dilakukan Nasional Institute Of Dental Research (NIDR) di Indonesia, penyakit
periodontal menduduki urutan kedua utama yang masih merupakan masalah di
masyarakat. Di Indonesia penyakit periodontal merupakan penyakit gigi dan mulut
yang terbanyak diderita masyarakat (70%), dan karang gigi sebagai salah satu
penyebabnya yang dijumpai pada 46,2% penduduk.7
Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun
2013 menunjukkan prevalensi penduduk Indonesia yang mempunyai masalah kesehatan
gigi dan mulut 25,9% dan Provinsi Aceh mempunyai masalah kesehatan gigi dan
mulut sebesar 30,5%. Berdasarkan data
yang diperoleh dari Puskesmas Indrapuri kabupaten Aceh Besar tahun 2013
tercatat 342 kasus karang gigi dan 771 kasus penyakit gusi dan periodontal dari
2931 kasus penyakit gigi dan mulut, sedangkan pada tahun 2014 dari bulan
Januari sampai April 2014 tercatat 321 kasus karang gigi dan 458 kasus penyakit
gusi dan periodontal dari 1710 kasus penyakit gigi dan mulut yang terjadi di
puskesmas tersebut. Dari studi pendahuluan yang dilakukan peneliti 10 orang pasien yang
mengalami gingivitis yang berkunjung di Puskesmas Indrapuri Kabupaten Aceh Besar didapatkan rata-rata status gingivitis 2,0
sedangkan status karang giginya 1,3 dan keduanya termasuk kategori sedang.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti
didapatkan bahwa pengetahuan masyarakat mengenai cara menggosok gigi dan
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut masih kurang, pola makan masyarakat yang
kariogenik, dan sebagian besar dari masyarakat tersebut masih belum menyadari
pentingnya pemeliharaan kesehatan gusi. Penelitian
ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan status karang gigi dengan gingivitis pada pasien Poli Gigi Puskesmas Indrapuri Kabupaten Aceh Besar
METODE PENELITIAN
Penelitian ini
bersifat analitik, Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh pasien yang terdapat karang gigi dan mengalami gingivitis dengan usia
15-44 tahun yang berkunjung ke poli gigi sedangkan sampel dalam penelitian berjumlah 34 orang yang diambil berdasarkan tekhnik accidental sampling. Variabel independen (pengaruh) yaitu status karang
gigi, sedangkan variabel dependen (terpengaruh)
yaitu gingivitis.
Intrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah indeks karang gigi dan indeks gingival,
dan didukung dengan menggunakan kartu status pasien, alat diagnosa set, serta
periodontal probe
Analisis data pada penelitian ini menggunakan
uji statistik dengan uji chi square. Analisis
data menggunakan Statistik
Program for Social Scince (SPSS), dengan pengujian hipotesis berdasarkan
taraf signifikan p<0 span="">. 0>
HASIL PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di Puskesmas
Indrapuri kabupaten Aceh Besar yang dilaksanakan bulan Mei sampai dengan Agustus 2014.
Berikut disajikan hasil-hasil analisis statistik tersebut.
1.
Analisis
Univariat
a.
Status karang
gigi
Tabel 1. Distribusi
frekuensi responden berdasarkan status karang gigi
No.
|
Kriteria karang gigi
|
Frekuensi
|
Persentase
|
1.
|
Baik
|
7
|
20,6
|
2.
|
Sedang
|
19
|
55,9
|
3.
|
Buruk
|
8
|
23,5
|
Total
|
34
|
100
|
Berdasarkan
tabel 1 di atas menunjukkan bahwa status karang
gigi pasien paling banyak berada pada kategori sedang berjumlah 19 responden
(55,9%).
b.
Gingivitis
Tabel2. Distribusi frekuensi responden berdasarkan gingivitis
No.
|
Kriteria gingivitis
|
Frekuensi
|
Persentase
|
1.
|
Ringan
|
11
|
32,4
|
2.
|
Sedang
|
19
|
55,9
|
3.
|
Berat
|
4
|
11,7
|
Total
|
34
|
100
|
Berdasarkan
tabel 2 di atas menunjukkan bahwa kriteria gingivitis pasien paling banyak
berada pada kategori sedang berjumlah 19 responden (55,9%).
2.
Analisa Bivariat
Analisis
bivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen yaitu status karang gigi dengan variabel dependen yaitu gingivitis
Tabel 3 Distribusi hubungan status karang gigi dengan gingivitis
No
|
Status Karang Gigi
|
Penyakit
Gingivitis
|
Total
|
%
|
Hasil uji
statistik
|
|||||
Ringan
|
Sedang
|
Berat
|
||||||||
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
|||||
1.
|
Baik
|
7
|
20,6
|
0
|
0
|
0
|
0
|
7
|
100
|
P = 0,001
df = 4
α = 0,05
|
2
|
Sedang
|
4
|
21,1
|
14
|
73,7
|
1
|
5,3
|
19
|
100
|
|
3.
|
Buruk
|
0
|
0
|
5
|
62,5
|
3
|
37,5
|
8
|
100
|
|
Total
|
11
|
32,4
|
19
|
55,9
|
4
|
11,8
|
34
|
100
|
Berdasarkan
tabel 3 menunjukkan bahwa gingivitis kriteria
sedang dengan status
karang gigi kriteria sedang yaitu
sebanyak 14 orang (73,7%). Ada hubungan yang bermakna secara statistik (p<0 span=""> 0>
PEMBAHASAN
Hubungan status karang gigi dengan gingivitis pada pasien, Hasil penelitian dengan analisis uji
statistik (uji chi square), menunjukkan bahwa Ada hubungan status karang gigi dengan gingivitis pada pasien yang bermakna secara statistik (p<0 span="">) (tabel:3). Hal ini dikarenakan
teknik menyikat gigi yang salah dan kurangnya kesadaran pasien mengenai
pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut yang menyebabkan oral hygiene buruk, sehingga terjadi
penumpukan plak yang berasal dari sisa-sisa makanan yang tidak dibersihkan, dan
apabila tetap melekat pada gigi akan
mengeras dan membentuk karang gigi, sehingga lama-kelamaan akan
menyebabkan terjadi infeksi pada gusi yang dapat menyebabkan inflamasi gingival
dan peradangan gusi (gingivitis). Selain
faktor diatas, terjadinya gingivitis juga dapat disebabkan karena gangguan
sistemik, seperti perdarahan spontan (sulit dikontrol) pada gusi dan ada pula karena penggunaan obat tertentu, alergi, siklus menstruasi,
dan genetik. 0>
Carranza et al., mengatakan karang gigi merupakan suatu masa yang mengalami kalsifikasi yang
terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi. Gingivitis adalah inflamasi
pada jaringan gingiva, terjadi akibat gingiva teriritasi oleh plak atau
kalkulus yang melekat di sekitar tepi gingival dan merupakan penyakit yang
sering dijumpai pada masyarakat, karena dapat menyerang semua umur dan jenis
kelamin.8 Machfoedz, menyatakan penyebab gingivitis yang paling sering terjadi
yaitu menumpuknya plak yang menyebabkan karang gigi yang berasal dari sisa
makanan yang tidak dibersihkan, Apabila plak tetap melekat pada gigi selama
lebih dari 72 jam, maka akan mengeras dan membentuk karang gigi. Menjaga kebersihan gigi dan
mulut yang baik akan mengurangi pembentukan plak pada gigi, sehingga terhindar
dari penyakit periodontal seperti gingivitis.9
Penelitian ini sesuai
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Asni pada anak kelas IV dan V yang
mendapatkan bahwa responden belum cukup baik dalam melakukan pemeliharaan
kebersihan gigi dan mulut sehingga timbul karang gigi, yang kemudian
apabila tidak dibersihkan akan menimbulkan gangguan pada kesehatan gusi
(gingivitis), dan untuk menghindari terjadinya gingivitis perlu motivasi dari
individu dalam pemeliharaan hygiene mulut.10 Hal ini juga
sesuai dengan hasil penelitian ini yang dilakukan Ganesh yang mendapatkan
secara statistik terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat kebersihan
mulut (skor OHIS) dengan status gingivitis (skor Indeks Gingiva), dimana dapat
disimpulkan jika terjadi peningkatan skor OHIS, maka juga terjadi peningkatan
pada skor Indeks Gingivanya.11
SIMPULAN DAN SARAN
Setelah dilakukan penelitian tentang hubungan
status karang gigi dengan gingivitis pada pasien Poli Gigi Puskesmas
Indrapuri Kabupaten Aceh Besar dapat disimpulkan bahwa ada hubungan status karang gigi dengan gingivitis. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan,
dapat disarankan sebagai berikut :
1.
Diharapkan
kepada pihak puskesmas diharapkan untuk meningkatkan upaya promosi kesehatan
tentang pencegahan karang gigi dan gingivitis.
2.
Diharapkan
kepada pasien, untuk selalu mengontrol dan membersihkan plak dengan cara menyikat gigi minimal 2x sehari,
melakukan pembersihan karang gigi secara teratur dengan cara scaling, secara
teratur ke puskesmas atau rumah sakit 6 bulan sekali.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan
terima kasih kepada Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Aceh dan semua
pihak yang telah membantu kelancaran pelaksanaan penelitian ini, kemudian terima kasih kepada Kepala Puskesmas Indrapuri Kabupaten Aceh
Besar yang telah membantu jalannya penelitian ini.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Putri,
Megananda Hiranya, dkk. 2010. Ilmu
Pencegahan Penyakit Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi. hal.95-97,85-198.
EGC. Jakarta
2.
Pratiwi,
Donna. 2009. Gigi Sehat dan Cantik.
hal. 37-40. PT Kompas Media Nusantara. Jakarta
3.
Prasetyo, Esti.
(2010). Gigi Kotor Sebabkan Radang Gusi.
http://lifestyle.okezone.com/read/2010/03/12/27/312026/gigi-kotor-sebabkan-radang-gusi.
4.
Daliemunthe,
Saidina Hamzah. 2006. Terapi Periodontal.
hal. 34-35. Depatemen Periodontal Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Sumatra Utara Medan
5.
Isselbacher,
Kurt J. et al. 2006. Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. ISBN. 9794484547. Vol. 1. Ed. 13. EGC. Jakarta.
6.
Erwana, Agam
Ferry. 2013. Seputar Kesehatan Gigi dan
Mulut. hal. 55-59. Penerbit ANDI. Yoyakarta
7.
Tutuheru, dkk.
2014. Status Kebersihan Gigi dan Mulut
Pasien Poliklinik Gigi Puskesmas Paniki Bawah Manado. Vol. 2. hal. 3. Fakultas Kedokteran Gigi. Universitas Sam Ratulangi Manado.
Manado
8.
Carranza FA.
Newman MG. Takei HH. 2006. Clinical Periodontology. 9th ed
Philadelpia:
WB Saunders Co; p. 74
9.
Hartati, dkk.
2011. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan kejadian Gingivitis Pada Ibu Hamil di Wilayah
Kerja Puskesmas Talang Tegal. Vol.7. No.3. Keperawatan Purwokerto,
Poltekkes Kemenkes Semarang. Semarang
10.
Asni,
AM. Pengaruh Karang Gigi Terhadap
Kesehatan Gusi Pada Anak Kelas IV Dan V
SD Negeri Limbung Putri Kec. Bajeng Kab. Gowa Tahun 2008. ISSN. 2087-0051.
2008. hal. 58-63
11.
Ganesh,
dkk. 2011. Gambaran Status
Gingiva Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Bahu Manado. Vol. 3. No. 1. hal 4-5. Fakultas Kedokteran
Gigi. Universitas Sam Ratulangi Manado